Kisah ini juga aq copy dari Catatan di facebook oppa Nur Sito Aji tentang perjalanannya akhir pekannya di korea....
Yuk diintip!!!
Setelah satu minggu disibukan dengan rutinitas kerja yg melelahkan, alam minggu adalah saat yang sangat dinantikan. saatnya kembali ke CAMP di guro,SEOUL untuk menge-charge body and mind. Sudah tiga hari ini negeri ginseng di guyur hujan,hujannya tidak begitu lebat tetapi tidak berhenti sepanjang hari,dari pagi ke pagi dari sore ke sore lagi. Malam minggu inipun hujan masih turun rintik-rintik,dengan menggunakan payung kecil ku menerobos gerimis menuju ke Halte disebelah kisuksa(asrama-red) menunggu bus ke "chihachol yok"(station subway bawah tanah),keadaan di halte pun tampak sepi mungkin orang-orang lebih suka menghabiskan waktunya di rumah daripada keluar dihadang gerimis. Biarpun hujan turun tetapi cuaca masih tersa begitu panas,maklumlah pertengahan july sampe agustus adalah puncak dari musim panas disini.
Tak berapa lama BUS 51 pun tiba,aku langsung melangkah naik sambil mengucapkan "Annyong haseyo"(salam khas korea-red),aku meletakan kartu T-money(alat pembayaran otomatis) kesensor alat pemindai dan nampak hanya berkurang 300 won,tak berapa lama pun sampe di station.
Aku bergegas menuju pintu masuk,dan langsung aku letakan T_money ku ke sensor dan nampak hanya berkurang 0 won(karena masih dihitung transit jadi gratiz,semuatransaksi disini menggunakan sistem elektronik jadi ga ada istilah "antrilah diloket utk membeli tiket",dipintu masuk pun ga da penjaganya tapi semua berjalan secara teratur"tinggal nyuk,lawange mbuka dhewek".
Aku jadi teringat negeri indah nun jauh disana yang selalu dirindukan,andai saja ada sistem kayak gitu dinegeri yang konon sering mendapat gelar"gemah ripah loh jinawi,toto tentrem kerto raharjo,baldathun thoyibatun wa robun ghofur",,..mungkin transportasi akan berjaln lebih lancar,waktu racara tahunan mudikpun mungkin ga akan nampak pemandangan antrian didepan loket sampe puluhan meter atau malah makin amburadul yc,,...hemmmm)
Sambil berjalan menuju "platform"(koridot tunggu),aku berkhayal mengenai hal itu,Kapan yc sistem semacam itu ada dinegeri cintaku,,..????. Tak sampai 5 menit menunggu subwaypun datang, keadan didalm subwaypun tampak lebih lengang dibandingkan malam-malam minggu yang lalu maka dengan mudah aku mendapatka tempat duduk,subway pun melaju dengan cepat dan sapaii juga di Bupyeong. Disini aku harus transfer ke line 1 dg subway atas,keadaan di Bupyeong lebih ramai dari station-station yang dilewati tadi karena disini station besar tempat transit dari berbagai penjuru.
Hujan masih saja mengguyur,tapi cuaca masih saja terasa panas. Tak berapa lama subway line 1 pun datang,tanpa dikomando orang-orangpun berbaris berjajar mengantri dengan teratur untuk masuk. Subwaypun begerak dengan lancar dibawah guyuran gerimis hujan,berhenti di station selanjutnya menurunkan dan menaikan penumpang.
Distation yang ke-4 ada pemandangan yang menarik perhatianku,sepasang oppa dan omma masuk kedalam subway tepat duduk didepanku(sebenarnya ada disediakan khusus tempat duduk utk para manula,tapi ketika itu tempatnya sudah penuh jadi mereka menggunakan tempat duduk umum).
si Oppa dengan pakain necis dan rambut klimis memapah omma masuk dan mempersilahkan duduk,dengan manjapun omma duduk diikuti dg si oppa. Dilihat dari wjah mereka yang sudah penuh kerutan,saya perkirakan umur mereka sudah diatas 60 tahun,,.(sedang apa mereka yc malam-malam kayak ginie masih berkeliaran****,,,.mungkin lagi nostalgia masa lalu kalee yc,,..)
Tapi jangan salah,biar umur mereka dah lebih dari 1/2 abad tapi pakain mereka sangat fashionable. Si oppa tampak rapih dengan pakaian casualnya,tapi si omma keliatan mencolok(untuk ukuran negeri kita,tapi disini mungkin rodo biasa). Pakaian lengan pendek,dipadu dengan manik-manik yang tergantung dileher,rambut yang pendek dan ikal, anting yang besar dan celana diatas lutut,,..(wow,,..wow...sexy nya si omma,,..,lo ommanya z kayak ginie cucu2nya kayak apa yc,,..hiiiii)
Si Oppa mengelap wajah omma yang basah dengan sapu tangannya,diiringi dengan obrolan ringan dan gelak tawa kecil mereka trus bercengkerama,,..entah apa yang mereka obrolkan,,...
(mungkin mereka lagi puber ke-3 kali yc,
j,,...atuh cinta pada pandangan pertama itu biasa tetapi jatuh cinta pada orang yang sama selama berpuluh-puluh tahun baru luar biasa,,......)
aku senyum-senyum sendiri melihat tingkah polah mereka,kayak ABG yg lagi dilanda kasmaran,,..
keadaan masih gerimis,ketika distation selanjutnya ,,..Sambil berangkulan disertai gelak tawa mereka melangkah turun.
Oppa,omma,,..jangan hujan-hujanan yc,,..nanti sakit,,...semoga selamat sampai tujuan.
NB:
Ketika pertama kali menginjakan kaki di negeri ginseng ini ada banyak hal baru yang kadang menjadi renungan tersendiri buat saya. Hal yang berkenaan dg budaya sudah pasti berbeda. Terlebih lagi masalah makanan,orang2 yang saya jumpai dan semua hal yang berkaitan dengan aktivitas harian saya.
Secara perlahan namun pasti saya sedikit dikejutkan dengan penemuan hal-hal baru. Ini merupakan respon alamiah sebagai cara adaptasi lingkungan baru. Orang pintar mungkin menyebutnya sebagai"cultural shock" tetapi saya lebih suka menyebutnya sebagai SKLB(sensasi kejutan lingkungan baru). Sebuah peribahasa populer warisan Mbah KaKoenk *telah memberikan saya gambaran akan hal ini "lain ladang lain pula belalang,l ain korea lain pula indonesia".
Untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungn masyarakat tertentu tentu kita harus memahami,menghargai,menyesuaikakan diri dan melihat dengan kaca mata budaya setempat. Kita tidak bisa menilai baek buruk,pantas tidak pantas hanya dg memakai norma dan ukuran yg berlaku dalam tatanan budaya kitasendiri. Memandang dari satu sudut pandang saja kadang-kadang membuat kita bias dan keliru dalam memahami orang laen. untuk mendapatkan prespektif yg lebih luas kita harus memahami dan mencari benang merah diantara keragaman tersebut.
apa yang menurut norma-norma yang kita yakini baik,belum tentu baek bagi orang laen demikian pula sebaliknya,apa yang kita anggap tidak pantas belum tentu orang laen melihat dari sudut pandang yang sama . Dengan kata lain kita diajari untuk berTOLERANSI,sesuai pula dengan peribahasa Mbah kakoenk yg ke-2 ini"dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung"( waaah,,,kuat bgt si mbah kakoenk ini,,.coba kuatan mana Pangeran mangku bumi VS Pangeran Njunjung langit,,,.xixixixi,,.intermezo.com)
Tetapi yang ini kita perlu membuat catatan tersendiri,jangan sampai karena dalih ingin bertoleransi dan menjunjung langit***kita ikut-ikutan gaya dan cara hidup mereka yang jelas-jelas bercanggah atau bertentangan dengan keyakinan dan akidah kita. Dengan jelas harus kita katakan"TIDAK".
Memang kita diajari untuk bertoleransi dan menghargai orang laen tetapi batasannya sudah sangat jelas
"LAKUM DIINUKUM WA LIYADIIN"
"to you be your religion,and to me my religion(islamic monotheism)"
(al-kafirun;ver:6)
south korea,
Rabu 21 juli 2010,,..
Gumawo oppa, catatannya keren banget.
gumawo chingu apni...
BalasHapusKereeennn... emang inspiring banget :)
BalasHapus