Hari berlalu dan hubungan antara Hye Young dan Park Yi semakin dekat. Hye Young mengajak Park Yi ke toko antik milik keluarganya dan memperlihatkan sebuah lukisan padang rumput yang ditumbuhi banyak bunga daisy dan sebuah jembatan. Park Yi terpana saat melihat lukisan Hye Young. Jembatan yang merupakan penghubung sekaligus pemisah antara dirinya dan Hye Young, karena saat ini hati Hye Young telah diisi oleh Jung Woo.
Hye Young memberikan sebuah catatan kepada Park Yi yang berisikan curhatan isi hatinya. Park Yi membacanya
POV Hye Young
Dia membangunkan jembatan untukku dan mengirimkan bunga daisy kepadaku setiap hari. Jung Woo, sepertinya dia menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi padaku. Tetapi ia tidak mengerti kehilangannya jauh lebih menyedihkan dibandingkan kehilangan suaraku. Aku tidak melakukan apapun untuknya, aku bahkan tidak pernah mengucapkan terima kasih.15 April, dia berjanji untuk datang ke pameran seni, aku menunggunya.
Dia membangunkan jembatan untukku dan mengirimkan bunga daisy kepadaku setiap hari. Jung Woo, sepertinya dia menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi padaku. Tetapi ia tidak mengerti kehilangannya jauh lebih menyedihkan dibandingkan kehilangan suaraku. Aku tidak melakukan apapun untuknya, aku bahkan tidak pernah mengucapkan terima kasih.15 April, dia berjanji untuk datang ke pameran seni, aku menunggunya.
“tidak ada gunanya hanya menunggu” ucap Park Yi
Park Yi mengajak Hye Young ke tempat kerja Jung Woo. Park Yi dan Hye Young dipertemukan dengan teman Jung Woo, Detektif Jang.
“mengapa kami tidak bisa mengetahui apapun tentang Jung Woo?” tanya Park Yi
“dia tidak mengalami luka serius, tetapi aku takut jika dia tidak diizinkan meninggalkan Korea lagi”
“bisakah anda memberikan kepada kami alamat Jung Woo?”
“aku benar-benar minta maaf, aku tidak bisa. Jika kalian memiliki pesan untuknya silahkan katakan padaku, aku akan menyampaikannya kepada Jung Woo” jawab Detektif Jang dan melihat ke arah Hye Young yang terus menunduk.
Sesampainya di rumah, Hye Young berusaha menenangkan diri dengan membuat segelas teh. Namun cara itu sama sekali tidak berhasil. Saat Hye Young menuangkan gula ke dalam gelas, tiba-tiba air matanya menetes. Hye Young tidak mempercayai kalau dirinya tidak bisa bertemu dengan Jung Woo lagi. Park Yi hanya bisa memandangi Hye Young dan mencoba beberapa cara untuk menghiburnya termasuk mengajak Hye Young ke tempat tinggalnya.
Kediaman Park Yi memang tidak sebesar Toko Antik milik Hye Young, tetapi di dalamnya Hye Young bisa menemukan sebuah kebun yang ditanami bunga daisy, sebuah bunga tulip berwarna hitam (Park Yi segera menyembunyikannya dan mengatakan kepada Hye Young kalau bunga tersebut dari seorang teman) dan sebuah ruangan rahasia. Hye Young sedikit penasaran dengan ruangan tersebut dan mencoba memasukinya.
“maaf, ini ruangan rahasia” ucap Park Yi mencegah Hye Young. Dan tanpa diketahui Hye Young ruangan rahasia yang ingin dimasukinya adalah sebuah ruangan yang hanya berisi sebuah lukisan. Lukisan hasil karangannya sendiri, yang sengaja ditinggalkan Hye Young di jembatan sebagai ucapan terima kasih kepada seseorang yang membangunkan jembatan untuknya.
Park Yi mengajak Hye Young masuk ke dalam rumahnya dan dari wajahnya terlihat rasa gugup. Hye Young melihat beberapa buku karangan penulis terkenal tertata rapi di meja.
“oh, ini buku karangan Monet, aku menyukainya. Lukisan Monet adalah mimpi dan membuatmu bisa membayangkan sesuatu” ucap Park Yi pada Hye Young. (Omo, Park Yi romantis banget…. Demi ingin mengenal Hye Young lebih dekat, dia bahkan membaca dan mempelajari semua buku karangan beberapa pelukis terkenal).
Hye Young menulis sesuatu di notes dan memberikannya pada Park Yi “dapatkah aku menggunakan daisy untuk pameran?”. Park Yi tentu saja senang dan menjawab YA.
Sebuah pesawat mendarat dengan selamat di pacuan landas.
“apa anda ingin ke kantor pusat?” tanya Detektif Jang ketika dimobil
“aku ingin menemui Hye Young terlebih dahulu”
“aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang kamu pikirkan, apakah kamu tahu seberapa keras usahaku agar kamu bisa kembali kesini lagi dan sudah berapa kali aku katakan kalau itu bukan salahmu. Kau terluka dalam bertugas, jangan merasa bersalah” teriak Detektif Jang emosi. Kali ini mereka berdiri di pinggir jalan yang menghadap sebuah sungai.
“aku akan mengatakan yang sebenarnya, semuanya”
“aiiiiiisssss, kau membuatku gila. Baiklah itu bagus, tapi kau sudah terlambat, ada seorang pria yang sedang dekat dengannya sekarang” ucap Detektif Jang dan ucapannya membuat Jung Woo terkejut.
Dan memang benar. Jung Woo memperhatikan Hye Young yang sedang membersihkan barang-barang antik dari mobilnya. Beberapa menit kemudian terlihat seorang pria yang memasuki toko antik milik keluarga Hye Young. Pria tersebut terlihat akrab dengan Kakek Hye Young dan dia adalah Park Yi.
Sore hari
Hye Young menghabiskan waktunya dengan melamun. Bunyi telepon membuyarkan lamunan Hye Young. Hye Young berjalan menuju telepon dan mendengarkan mesin penjawab telepon. Sesaat kemudian Hye Young mengangkatnya, tidak ada suara. Si penelepon pun tidak berbicara dan hanya terdiam. Hye Young perlahan-lahan meletakkan gagang telepon.
Di tempat lain si penelepon terlihat gelisah. Dia bingung ingin mengatakan apa pada Hye Young.
POV Hye Young
Jung Woo, kenapa dia tidak mengatakan apa-apa. Aku tidak bisa bicara tetapi aku bisa mendengar jika dia berbicara.
Sebuah ketukan pintu terdengar samar-samar. Hye Young bergegas turun dan membukanya. Saat di depan pintu, Hye Young merasakan sesuatu hal yang lain di dalam hatinya. Hye Young merasa jika yang datang kali ini adalah orang yang sangat ditunggunya.
Park Yi tersenyum dan memberikan sebuah sendok yang dihiasi dedaunan. Hye Young hanya tersenyum melihat Park Yi, orang yang ditunggunya bukan Park Yi melainkan Jung Woo.
Di saat Hye Young membuatkan kopi untuk Park Yi, sebuah ketukan di pintu kembali terdengar. Hye Young terpaku di depan pintu ketika melihat Jung Woo sekarang berdiri di hadapannya begitupun dengan Park Yi yang melihat melalui bahu Hye Young.
Park Yi mengajak Hye Young ke tempat kerja Jung Woo. Park Yi dan Hye Young dipertemukan dengan teman Jung Woo, Detektif Jang.
“mengapa kami tidak bisa mengetahui apapun tentang Jung Woo?” tanya Park Yi
“dia tidak mengalami luka serius, tetapi aku takut jika dia tidak diizinkan meninggalkan Korea lagi”
“bisakah anda memberikan kepada kami alamat Jung Woo?”
“aku benar-benar minta maaf, aku tidak bisa. Jika kalian memiliki pesan untuknya silahkan katakan padaku, aku akan menyampaikannya kepada Jung Woo” jawab Detektif Jang dan melihat ke arah Hye Young yang terus menunduk.
Sesampainya di rumah, Hye Young berusaha menenangkan diri dengan membuat segelas teh. Namun cara itu sama sekali tidak berhasil. Saat Hye Young menuangkan gula ke dalam gelas, tiba-tiba air matanya menetes. Hye Young tidak mempercayai kalau dirinya tidak bisa bertemu dengan Jung Woo lagi. Park Yi hanya bisa memandangi Hye Young dan mencoba beberapa cara untuk menghiburnya termasuk mengajak Hye Young ke tempat tinggalnya.
Kediaman Park Yi memang tidak sebesar Toko Antik milik Hye Young, tetapi di dalamnya Hye Young bisa menemukan sebuah kebun yang ditanami bunga daisy, sebuah bunga tulip berwarna hitam (Park Yi segera menyembunyikannya dan mengatakan kepada Hye Young kalau bunga tersebut dari seorang teman) dan sebuah ruangan rahasia. Hye Young sedikit penasaran dengan ruangan tersebut dan mencoba memasukinya.
“maaf, ini ruangan rahasia” ucap Park Yi mencegah Hye Young. Dan tanpa diketahui Hye Young ruangan rahasia yang ingin dimasukinya adalah sebuah ruangan yang hanya berisi sebuah lukisan. Lukisan hasil karangannya sendiri, yang sengaja ditinggalkan Hye Young di jembatan sebagai ucapan terima kasih kepada seseorang yang membangunkan jembatan untuknya.
Park Yi mengajak Hye Young masuk ke dalam rumahnya dan dari wajahnya terlihat rasa gugup. Hye Young melihat beberapa buku karangan penulis terkenal tertata rapi di meja.
“oh, ini buku karangan Monet, aku menyukainya. Lukisan Monet adalah mimpi dan membuatmu bisa membayangkan sesuatu” ucap Park Yi pada Hye Young. (Omo, Park Yi romantis banget…. Demi ingin mengenal Hye Young lebih dekat, dia bahkan membaca dan mempelajari semua buku karangan beberapa pelukis terkenal).
Hye Young menulis sesuatu di notes dan memberikannya pada Park Yi “dapatkah aku menggunakan daisy untuk pameran?”. Park Yi tentu saja senang dan menjawab YA.
Sebuah pesawat mendarat dengan selamat di pacuan landas.
“apa anda ingin ke kantor pusat?” tanya Detektif Jang ketika dimobil
“aku ingin menemui Hye Young terlebih dahulu”
“aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang kamu pikirkan, apakah kamu tahu seberapa keras usahaku agar kamu bisa kembali kesini lagi dan sudah berapa kali aku katakan kalau itu bukan salahmu. Kau terluka dalam bertugas, jangan merasa bersalah” teriak Detektif Jang emosi. Kali ini mereka berdiri di pinggir jalan yang menghadap sebuah sungai.
“aku akan mengatakan yang sebenarnya, semuanya”
“aiiiiiisssss, kau membuatku gila. Baiklah itu bagus, tapi kau sudah terlambat, ada seorang pria yang sedang dekat dengannya sekarang” ucap Detektif Jang dan ucapannya membuat Jung Woo terkejut.
Dan memang benar. Jung Woo memperhatikan Hye Young yang sedang membersihkan barang-barang antik dari mobilnya. Beberapa menit kemudian terlihat seorang pria yang memasuki toko antik milik keluarga Hye Young. Pria tersebut terlihat akrab dengan Kakek Hye Young dan dia adalah Park Yi.
Sore hari
Hye Young menghabiskan waktunya dengan melamun. Bunyi telepon membuyarkan lamunan Hye Young. Hye Young berjalan menuju telepon dan mendengarkan mesin penjawab telepon. Sesaat kemudian Hye Young mengangkatnya, tidak ada suara. Si penelepon pun tidak berbicara dan hanya terdiam. Hye Young perlahan-lahan meletakkan gagang telepon.
Di tempat lain si penelepon terlihat gelisah. Dia bingung ingin mengatakan apa pada Hye Young.
POV Hye Young
Jung Woo, kenapa dia tidak mengatakan apa-apa. Aku tidak bisa bicara tetapi aku bisa mendengar jika dia berbicara.
Sebuah ketukan pintu terdengar samar-samar. Hye Young bergegas turun dan membukanya. Saat di depan pintu, Hye Young merasakan sesuatu hal yang lain di dalam hatinya. Hye Young merasa jika yang datang kali ini adalah orang yang sangat ditunggunya.
Park Yi tersenyum dan memberikan sebuah sendok yang dihiasi dedaunan. Hye Young hanya tersenyum melihat Park Yi, orang yang ditunggunya bukan Park Yi melainkan Jung Woo.
Di saat Hye Young membuatkan kopi untuk Park Yi, sebuah ketukan di pintu kembali terdengar. Hye Young terpaku di depan pintu ketika melihat Jung Woo sekarang berdiri di hadapannya begitupun dengan Park Yi yang melihat melalui bahu Hye Young.
Park Yi, Hye Young dan Jung Woo sama-sama terdiam. Sebuah poster art exhibition tertempel di dekat pintu rumah Hye Young dan hal itu mengingatkan Jung Woo terhadap janjinya pada Hye Young.
“maaf sudah begitu lama sejak aku terakhir kali melihatmu, aku terlalu sibuk bekerja dan terjebak di Korea” ucap Jung Woo membuka pembicaraan. Hye Young gelisah karena dirinya tidak bisa menjawab pertanyaan Jung Woo. Hye Young bergegas mengambil note dan pena.
“bagaimana kabarmu?” tulis Hye Young
“aku baik” jawab Jung Woo sedikit canggung “aku berada di daerah ini dan….”
Hye Young tiba-tiba menutup pintu dan mendekat ke arah Jung Woo. Sementara itu di dalam rumah Park Yi hanya bisa terdiam, karena bagi Hye Young saat ini adalah saat yang dinantikannya.
“mengapa?” tanya Hye Young dengan gerakan bibir
“maaf, itu… aku tidak mengatakan yang sebenarnya, aku,… aku Polisi. Aku memanfaatkan anda selama penyelidikan dan sudah membuatmu terluka. Aku merasa sangat bersalah karena…. Aku tidak punya keberanian untuk bertemu denganmu, tapi aku pikir inilah saatnya bagiku untuk meminta maaf kepadamu. Aku sungguh menyesal” ucap Jung Woo sedih dan pergi.
Hye Young ingin mencegah Jung Woo namun ia tidak bisa. Hye Young kemudian menangis dan masuk ke dalam rumah. Park Yi ingin menghibur Hye Young, namun baginya saat ini yang dibutuhkan Hye Young adalah menyendiri.
POV Jung Woo
Ia kehilangan suaranya dan aku kehilangannya
Jung Woo diberitahu Detektif Jang kalau ciri-ciri orang yang menembaknya sudah ditemukan. Detektif Jang menjelaskan kalau yang menembak Jung Woo adalah pembunuh bayaran professional dan pembunuhan yang terjadi belakangan ini di Hotel dan teater kemungkinan besar dia yang menjadi dalangnya. Detektif Jang mempunyai ide untuk menyewa pembunuh bayaran tersebut namun yang menjadi pertanyaan sekarang siapa yang akan dijadikan korban.
“bagaimana kalau aku saja. Kamu bisa menyewanya untuk membunuhku dan semuanya akan beres” ucap Jung Woo
“apa?” tanya Detektif Jang sedikit terkejut
Park Yi kembali mengajak Hye Young ke rumahnya. Langkah kaki Hye Young terhenti sesaat saat menemukan sebuket bunga tulip hitam di depan pintu rumah Park Yi. “Hye Young-si, ini adalah dari teman untukku” cegah Park Yi saat Hye Young ingin menyentuh bunga tersebut. Park Yi segera menyembunyikan bunga tersebut.
“maaf sudah begitu lama sejak aku terakhir kali melihatmu, aku terlalu sibuk bekerja dan terjebak di Korea” ucap Jung Woo membuka pembicaraan. Hye Young gelisah karena dirinya tidak bisa menjawab pertanyaan Jung Woo. Hye Young bergegas mengambil note dan pena.
“bagaimana kabarmu?” tulis Hye Young
“aku baik” jawab Jung Woo sedikit canggung “aku berada di daerah ini dan….”
Hye Young tiba-tiba menutup pintu dan mendekat ke arah Jung Woo. Sementara itu di dalam rumah Park Yi hanya bisa terdiam, karena bagi Hye Young saat ini adalah saat yang dinantikannya.
“mengapa?” tanya Hye Young dengan gerakan bibir
“maaf, itu… aku tidak mengatakan yang sebenarnya, aku,… aku Polisi. Aku memanfaatkan anda selama penyelidikan dan sudah membuatmu terluka. Aku merasa sangat bersalah karena…. Aku tidak punya keberanian untuk bertemu denganmu, tapi aku pikir inilah saatnya bagiku untuk meminta maaf kepadamu. Aku sungguh menyesal” ucap Jung Woo sedih dan pergi.
Hye Young ingin mencegah Jung Woo namun ia tidak bisa. Hye Young kemudian menangis dan masuk ke dalam rumah. Park Yi ingin menghibur Hye Young, namun baginya saat ini yang dibutuhkan Hye Young adalah menyendiri.
POV Jung Woo
Ia kehilangan suaranya dan aku kehilangannya
Jung Woo diberitahu Detektif Jang kalau ciri-ciri orang yang menembaknya sudah ditemukan. Detektif Jang menjelaskan kalau yang menembak Jung Woo adalah pembunuh bayaran professional dan pembunuhan yang terjadi belakangan ini di Hotel dan teater kemungkinan besar dia yang menjadi dalangnya. Detektif Jang mempunyai ide untuk menyewa pembunuh bayaran tersebut namun yang menjadi pertanyaan sekarang siapa yang akan dijadikan korban.
“bagaimana kalau aku saja. Kamu bisa menyewanya untuk membunuhku dan semuanya akan beres” ucap Jung Woo
“apa?” tanya Detektif Jang sedikit terkejut
Park Yi kembali mengajak Hye Young ke rumahnya. Langkah kaki Hye Young terhenti sesaat saat menemukan sebuket bunga tulip hitam di depan pintu rumah Park Yi. “Hye Young-si, ini adalah dari teman untukku” cegah Park Yi saat Hye Young ingin menyentuh bunga tersebut. Park Yi segera menyembunyikan bunga tersebut.