~Selamat Datang Di las Vegas.~
Pria itu bernama Shin Dong Hyuk, kadang dipanggil dengan nama Frank. Dong Hyuk bersama Asistennya berjalan ke arah ruangan penjara. Sesampainya di sebuah ruangan, dia bertemu dengan seorang tahanan, dia merupakan pemilik sebuah hotel di las Vegas karena skandal maka dipenjara. Dong Hyuk bermaksud untuk mengambil alih hotel pria tersebut. “Pertemuan ini sangat tidak berguna,aku tidak akan menyerahkan hotelku kepada orang seperti dirimu!” kata tahanan itu dengan sengit. Dong Hyuk hanya tersenyum simpul. Asisten Dong Hyuk membalas “hari ini, FBI menambah daftar kejahatanmu, berkaitan dengan darah pacar yang anda perkosa. Oleh karena itu kejahatan prostitusi ditambah dalam daftar kejahatanmu”. Tahanan tersebut tidak serta merta percaya kabar tersebut apalagi datang dari Shin Dong Hyuk yang terkenal akan memakai segala cara untuk dapat mengambil alih hotel yang hampir “jatuh”.
Shin Dong Hyuk masih dengan sikap tenangnya dan asistennya mengeluarkan berkas lain. “Lalu, apakah anda bisa menjelaskan kokain yang ditemukan polisi ini mobil anda?”. “Kalian orang-orang kotor!” kata tahanan dengan sikap geram. Asisten Dong Hyuk menjelaskan bahwa bukti itu tidak akan dimunculkan dengan satu kondisi, Hotelnya diserahkan kepada Dong Hyuk. Tahanan tersebut tidak sudi menyerahkan hotelnya dan memilih masuk kepengadilan. “Dan saat pacar saya memberi kesaksian itu semua hanya omong kosong!”. Dong Hyuk menyela “pacar anda sudah mati, dan Jackson..anda bisa didakwa dalam percobaan pembunuhan”. Tahanan mejawab “Kalian tidak mempunyai bukti nyata!”. Dong Hyuk mendekati dan menjawab santai “ Supirmu,Fernando Rodriquez”. Dong Hyuk menyatakan hahwa supirnya orang Khatolik yang sangat patuh dan pasti mau memberikan kesaksian di pengadilan dan jaksa penuntut pasti sangat senang mendengarnya.”Jangan khwatir..tidak ada orang lain yang tahu..selain aku, apa anda siap bernegosiasi dengan saya?”. Skakmat untuk tahanan tersebut.
Shin Dong Hyuk dan asistennya kembali dan menaiki limousine. Dong Hyuk bertanya kepada asistennya apakah gadis itu sudah disembunyikan dengan baik. Dong Hyung ternyata telah berbohong kepada Jackson dan telah menyuap gadis itu. Mereka sampai di sebuah hotel. Pada saat bersamaan Suh Jin Yeong turun dari taksi dan datang ke Las Vegas untuk mencari Han Tae Jun.
Suh Jin Yeong berada dikamarnya dan memulai memotret sekeliling kamar. (Maksudnya mungkin untuk bahan perbandingan, karena dia juga manager hotel). Lalu Jin Yeong menelepon ke Soul mengabarkan bahwa dia sudah sampai dan besok pagi dia akan mulai mencari Han Tae Jun. “Aku akan ke sekolah dimana Tae Jun dulu belajar, aku tidak yakin apakah dia masih belajar disana, tapi mungkin aku akan mendapatkan beberapa informasi di sana. Jangan khawatir,aku akan membawanya kembali”.
Keesokan harinya Jin Yeong ke Universitas of Nevada Les Vegas. Jin Yeong menemui Prof. Wilson yang dulu mengajar Tae Jun.
Jin Yeong : Prof Wilson? Saya mencari Han Tae Jun? Dia datang dari Korea 3 tahun yang lalu. Saya rasa dia kuliah Management Perhotelan di sini.
Prof. Wilson : Ah..ya..Han. Dia orang yang baik. Tapi sayang sekali dia tidak kuliah disini lagi.
Dengan langkah gontai Jin Yeong pergi dan terduduk di halaman kampus. Tiba-tiba seorang gadis yang rupanya teman kuliah Han Tae Jun dan bertanya apakan Jin Yeong mencari Tae Jun. Jin Yeong terlonjak senang. “Dulu kami menghadiri satu gereja” kata gadis itu. Jin Yeong semakin senang mendengar bahwa Tae Jun datang ke Gereja. “Dimana dia sekarang?apa yang dia lakukan sekarang?” Tanya Jin Yeong dengan semangat. “Aku dengar dia menjadi Manager di sebuah hotel, itu sekitar 6 bulan yang lalu”. Jin Yeong setengah tidak percaya “Hotel di Las Vegas?”. Gadis itu menjawab “ Ya,Han Tae Jun mempunyai potensi yang besar dan ahli dalam kepimpinan, jadi dia sangat popular”.
Jin Yeong langsung pergi ke Hotel yang teman Tae Jun maksud. Dia menemui salah salah satu manager hotel. “Tuan Han merupakan salah satu manager kami yang sangat bagus. Dia pandai dalam mengatur saat kondisi sangat sulit, sebenarnya jika dia tetap tinggal 2-3 tahun lagi dia akan dipromosikan menjadi Asisten Manager” kata manager hotel tersebut. Jin Yeong sedikit kecewa “Jadi dia sudah tidak di sini lagi?”. Manager hotel memberitahukan bahwa Han Tae Jun sebenarnya dipecat bukan berhenti. “Apakah karena seorang wanita?” Tanya Jin Yeong ragu (ini karena masa lalu Tae Jun saat di Hotel Seoul). “Bukan karena wanita, masalahnya hanya karena status visanya”. Jin Yeong lega mendengarnya dan lanjut bertanya “Apakah ada cara untuk menghubunginya?”. Manager hotel menjawab tidak ada. Jin Yeong kembali kecewa dan memandangi foto Tae Jun yang manager hotel tadi perlihatkan.
Jin Yeong berjalan di loby hotel dan berhenti sejenak untuk melihat lukisan. Tanpa disadarinya, Tae Jun lewat dan berpapasan dengan Jin Yeong, sayang mereka berdua tidak saling melihat. Tae Jun menyapa temannya tepat dibelakang Jin Yeong. Dan saat Jin Yeong merasa mendengar suara Tae Jun dan menengok kebelakang Te Jun sudah pergi. (apes)
Jin Yeong makan malam di sebuah restoran mewah. Tapi dia sangat kesal karena pisau steaknya tidak tajam. Pada saat bersamaan, Dong Hyuk bersama asistennya datang ke restoran tersebut. Jin Yeong berusaha memanggil pelayan untuk mengisi kopinya yang sudah habis tetapi tidak dihiraukan. “Direktur Kim Bok Man dari Perusahaan Han Gan ingin mengambil alih sebuah hotel, dia berharap kamu bisa mengambil proyek ini” kata asisten Dong Hyuk. Dong Hyung yang sedang melihat menu hotel dan berkata “Jangan datang ke restoran ini lagi, menu sangat biasa dan suasananya sangat tidak enak”. Tiba-tiba asisten Dong Hyuk bertanya “ Boss, kapan anda menikah?”. “Untuk saat ini aku hanya tahu menghasilkan uang, saat aku mulai menyukai wanita lebih dari bekerja, aku akan mulai memikirkannya” jawab Dong Hyuk dengan senyum simpulnya yang sangat manis.
Tiba-tiba Dong Hyuk mendengar teriakan seorang wanita yang duduk di belakangnya. “Permisi..!” teriak Jin Yeong dengan muka kesal. Dong Hyuk menoleh dan melihat Jin Yeong sedang berbicara dengan Manager restoran. Jin Yeong marah-marah kepada manager restoran yang baru datang “ saya memanggil pelayan 5 kali dan meminta diisi ulang kopi saya 2 kali!”. Manager lalu meminta maaf dan memanggil pelayan. Sedangkan Dong Hyuk dan asistennya menyaksikan. Masih dalam keadaan marah-marah “Kapan terakhir kali anda mengganti garpu dan pisaunya?!. Lihat ini..” kata Jin Yeong sambil mengacungkan pisau kepada manager restoran. “Liat ini, pisaunya terlalu tumpul, jadi saya tidak bisa mengiris steak saya! Dan dagingnya terlalu keras sehingga saya tidak bisa mengunyahnya! Dan sayuran saladnya terlalu layu! Dalam menu tertulis sayuran segar dan buah-buahan, tapi apa ini terlihat segar?”. Dong Hyuk yang melihat Jin Yeong hanya tersenyum, terkesan. Dan Jin Yeong masing ngomel-ngomel kepada Manager restoran masalah gelas retak dan Dong Hyuk terus memperhatikan Jin Yeong. Manager restoran sampai meminta maaf berulang-ulang, tetapi emosi Jin Yeong memuncak ketika pelayan menumpahkan kopi dan mengenai scarf-nya. Jin Yeong akhirnya membayar makanan dengan jengkel dan pergi. Dia membuang scraf-nya. Dong Hyuk melihatnya.
Dong Hyuk berserta asistennya kembali ke kamarnya, dan asistennya menanyakan kasus pengambil alihan hotel di korea (Hotel Seoul-red). ”Aku tidak ingin menerimanya secepatnya” ujar Dong Hyuk. Akan tetapi asistennya mengatakan mereka tidak bisa begitu saja menolaknya. “18% saham hotel jika mereka sukses, dan akomodasi transportasi ditanggung mereka” jawab Dong Hyuk pada akhirnya dan melihat ke luar jendela.
Sedang di Korea tepatnya di ruangan Presdir Kim, salah satu asistennya berkata dengan penuh emosi kepada Presdir Kim bahwa Dong Hyuk sangat keterlaluan meminta syarat dalam menerima proyek pengambil alihan Hotel Seoul. “ walaupun dia adalah spesialis yang cerdik dan menonjol, aku tidak menyangka dia mempuyai minat yang besar. Kau yang merekomendasikan dia, bukankah kau yang bilang dia nomer satu”. Asistennya meminta untuk mengganti Dong Hyuk dengan yang lain tetapi Presdir Kim menolaknya karena menyukai kepercayaan dirinya. Dan lagi Hotel Seoul akan mendatangkan GM (General Manager) mereka yang baru.
Disebuah toko seorang wanita mengambil uang dan ketahuan oleh ibunya. Dan Seorang lelaki sedang memperhatikan dari jauh. Dia adalah anak dari alm. Presdir Choi,Young Jae. Saat dia pergi Kim Yoon Hee datang menemui gadis toko tadi yang merupakan teman baiknya.
Mereka berdua pergi ke sebuah klub malam. Yoon Hee bertanya apakah temannya baru saja bertengkar dengan ibunya dan kenapa mencuri uangnya. Dia bisa meminta kepada Yoon Hee (tipikal anak orang kaya tetapi kesepian). “ Kau mau aku menghabiskan uangmu sepanjang tahun?menjadikan tagihanku tanggung jawabmu” Tanya gadis itu. Teman Yoon Hee selalu bertengkar dengan ibunya. “ Setidaknya kau masih punya ibu, itu lebih baik daripada tidak mempunyai sama sekali” ujar Yoon Hee dengan nada getir. Dia bertanya kepada temannya apakah dia tahu bagaimana ibunya meninggal, temannya menjawab karena sakit bukan?. Dengan muka sedih Yoon Hee mengeluarkan obat tidur. “Ibuku bunuh diri..dengan ini” kata Yoon Hee berkaca-kaca. Yoon Hee bercerita ibunya dulu bintang film terkenal dan dia bertemu ayah Yoon Hee lalu menikah. Akan tetapi ibu Yoon Hee tidak bahagia dengan kehidupannya. “Aku tidak ingat dia banyak” kenang Yoon Hee, air matanya jatuh. “Saat aku masih kecil, dia selalu minum-minum dan menanggis. Selalu bertengkar dengan ayahku. Seberapa keras aku mencoba,aku tidak bisa mengingat senyumnya” lanjut Yoon Hee “ Sebenarnya, aku tidak jauh beda dengan ibuku. Jadi, aku takut akan bunuh diri seperti dirinya”. Teman Yoon Hee terperanjat.
Di Hotel Seoul, di salah satu ruangan rapat yang sepi. Manager O, bertemu dengan salah satu pegawai wanitanya. Wanita memaksa untuk dipromosikan. Manager O sedikit jengkel karena dia belum dipromosikan menjadi GM. Wanita yang mendengarnya menjadi bersemangat dan ingin bermesraan dengan manager O. Tiba-tiba Ny. Choi dan pelayannya membuka pintu. Keduanya terkejut. Ny. Choi bertanya apa yang sedang mereka lakukan?. “Kami sedang mendiskusikan masalah pekerjaan Presdir” kilah Manager O. “Apa Young Jae hari ini datang bekerja?”Tanya Ny. Choi mengenai anaknya. Manager O menjawab dia baru saja pergi dari ruang ganti. Ny. Choi meminta Young Jae untuk menghadapnya di ruang kerjannya, lalu Ny. Choi pergi.
Di ruang kerja Ny. Choi, Young Jae menemui ibunya. Ny. Choi bertanya apakah Young Jae makan dengan teratur?apakah mempunyai cukup uang?. Ibunya meminta maaf karena kurang memperhatikan Young Jae karena mengurusi Hotel Seol yang sebenarnya bukan keahliannya. ’’ Jangan mengkhawatirkan diriku, ayah dan ibu selalu mengutamakan hotel. Ini karya kalian selama 30 th, Bagaimana saya bisa cocok?” jawab Young Jae sedikit kesal lalu pergi meninggalkan ibunya.
Di LasVegas, Jin Young melihat-lihat kota di malam hari dari atas menara. ”Tae Jun, dimana kamu sebenarnya?” guman Jin Young.
Turun dari Menara, dia mulai memotret gedung-gedung dari luar. Dia mengarahkan kameranya kesekitar dan tiba-tiba dia melihat seorang lelaki sedang berjalan. Jin Yeong terlonjak kaget. “Han Tae Jun!”. Lelaki tersebut menoleh. Ya, Dia adalah Han Tae Jun yang dicari-cari Jin Yeong.
Mereka berdua duduk dan mengobrol.
Tae Jun : Kapan terakhir kita bertemu?3 tau 4 tahun bukan?
Jin Yeong : Sudah 3 tahun 2 bulan.
Tae Jun : Kenapa kau berada di sini?(sambil mematikan rokoknya) Bagimana kabarmu?
Jin Yeong : Aku di sini untuk mencarimu. Dua bulan lalu aku menyelesaikan Kelas kedua Managerial ku dua bulan yang lalu. Aku dipromosikan menjadi Manager sekarang. Mengapa tidak ada kabar darimu?
Tae hanya tertawa dan melihat jari Jin Yeong yang belum memakai cincin sama sekali.
Tae Jun : Apa kamu masih sendiri? (penasaran)
Jin Yeong langsung menyembunyikan tangannya. Tae Jun tersenyum.
Tae Jun : Bagaiman dengan staff hotel?
Jin Yeong : Presdir Choi meninggal karena serangan jantung. Situasi hotel sangat tidak baik semenjak kau pergi. Kami banyak berhutang karena program ekstension yang dimulai tahun lalu gagal. Presdir terlalu keras bekerja. GM pergi setelah Presdir meninggal. Ny. Choi mengambil alih selama masa trasisi.
Tae Jun terkejut mendengar apa yang dituturkan Jin Yeong.
Jin Yeong : Tae Jun aku disini karena..
Jin yeong belum menyelesaikan kalimatnya, Tae Jun beralasan harus pergi seakan-akan tahu maksud kedatangan Jin Yeong.
Jin Yeong : Aku disini karena ingin membawamu kembali (ke Korea). Apa kau bisa kembali bersama aku?(sambil memasang senyum yang paling manis).
Ta Jun : Itu tidak akan mungkin! (lalu pergi meinggalkan Jin yeong)
Jin Yeong langsung mengejar Tae Jun. “Aku tidak ingin mendengar apapun yang berhubungan dengan hotel” kilah Tae Jun “karena hotel Seoul sudah tidak ada hubungannya denganku. Aku puas dengan hidupku sekarang. Aku tidak mau kembali ke Hotel itu! Mengerti?” tegas Tae Jun. “Apa kamu masih marah dengan insiden 3 tahun yang lalu? Itu hanya kecelakaan!” teriak Jin Yeong penuh emosi. “Seharusnya tidak ada istilah kecelakaan dalam hidupku! Apa kau mengerti?” ujar Tae Jun lebih kalem. “Sekarang aku lebih terbiasa dengan kehidupan disini. Aku Deputi Manager di sebuah Hotel yang sangat menjanjikan dan aku akan segera dipromosikan. Jangan ganggu kehidupanku ! Apa kau dengar?” kata Tae Jun sambil berlalu. Jin Yeong tidak serta merta menyerah begitu saja. Dia kembali mengejar Tae Jun.
Jin Yeong berusaha mengikuti Tae Jun yang berjalan sangat cepat. Tae Jun mengetahui Jin Yeong mengikutinya dan memutuskan untuk lari dan kabur. Jin Yeong tidak bisa mengejarnya. Kesal.
Dia mencari disekeliling hingga akhirnya sampai di sebuah di restoran kecil. Jin Yeong masuk kedalam dan bertanya kepada penjaganya. Dia menunjuk kebelakang restoran. Jin Yeong masuk ke ruang pencucian piring. Dia melihat Tae Jun menyapu dan disuruh bosnya untuk mencuci piring. Jin Yeong yang melihatnya miris. Lalu dia pergi diam-diam.
Jin Yeong keluar dari restoran dengan perasaan campur aduk setelah mengetahui Tae Jun berbohong kepadanya.
Akhirnya Jin Yeong kembali ke kamarnya. Dengan hati kesal tentunya. Dia memandang jauh dari jendela hotel, masih membayangkan Tae Jun yang mantan GM Hotel Seoul mencuci piring. “Sekarang bagaimana?Hotel kami akan segera selesai” guman Jin Yeong.
Di Korea,Ny. Choi sedang memilih desain baju seragam untuk pegawai bersama Manager Lee ketika Jin Yeong menelpon. “Kau belum menelepon beberapa hari, aku jadi khawatir, apakah kau sudah bertemu Han Tae Jun?kau melihatnya?bagaimana dia?” Ny. Choi memberondong pertanyaan kepada Jin Yeong . “Dia terlihat baik-baik saja..ya..dia berkerja di hotel di sini, dia bekerja sangat baik. Tapi dia terlihat sangat sibuk karena itu aku belum bisa mendiskusikan masalah kita dengan dia” Jin Yeong berusaha menutupi keadaan sebenarnya. “Ah..uh..masalah itu,kami sepakat membicarakannya besok” lanjut kebohongan Jin Yeong. Ny. Choi sangat senang mendengar tentang Tae Jun dari Jin Yeong dan menyuruh Jin Yeong untuk berbicara baik-baik dengan Tae Jun agar mau kembali ke Korea karena Ny. Choi percaya bahwa Tae Jun tidak mungkin tidak peduli setelah mendengar kabar masalah Hotel Seoul.
Keesokan harinya, Tae Jun mengendarai mobil tuannya, menyusuri jalanan Kota Las Vegas dan memikirkan perkataan Jin Yeong semalam. Apa kau masih marah dengan insiden 3 tahun yang lalu?. Itu hanya kecelakaan! Hanya kecelakaan!. Dan Tae Jun pun mengenang kembali peristiwa 3 tahun yang lalu.
[Flashback] Di sebuah kamar hotel Seoul, seorang tamu wanita sedang membersihkan tumpahan kopi yang mengenai baju bagian bawahnya. Han Tae Jun yang saat itu menjabat GM masuk kamar. Di sana ada seorang pelayan juga. “Pelayanmu telah menumpahkan kopi kepakaianku!” kata nyonya itu sambil marah-marah “ Apa kalian tahu betapa mahal harga baju ini, apa kalian bisa mengganti kerusakannya?”. Pelayan hotel dengan takut-takut berkata kepada GM Tae Jun bahwa semua bukan kesalahannya tapi nyonya itulah. Nyonya itu semakin emosi tidak terima dan menyuruh pelayan itu untuk keluar. GM menyuruh palayan hotel untuk keluar dulu. “Mohon terima permintaan maaf kami nyonya, hotel kami akan membayar tagihan biaya laundry” kata GM Tae Jun dengan sopan. “aku tidak memulai keributan hanya demi sedikit uang” lalu nyonya tersebut berusaha membuka resleting belakang bajunya dan pura-pura tidak bisa membukanya. Nyonya tersebut meminta Tae Jun untuk menolongnya. Tae Jun sebenarnya agak risih dan keberatan. Saat Tae Jun membuka resleting, nyonya itu langsung memeluk Tae Jun dan berusaha melepas baju Tae Jun. Dan Tae Jun berusaha melepaskan diri. Keadaan semakin runyam saat pergulatan tersebut mereka terjatuh di tempat tidur dan posisi Tae Jun sangat tidak menguntungkan jika ada orang yang melihatnya dan akan menyangka Tae Jun lah yang bersalah. Tiba-tiba Suami nyonya itu masuk dan terkejut. Tae Jun ditampar nyonya itu dan menuduh Tae Jun telah menyerangnya. Nyonya itu berpura-pura menangis dan suaminya yang ternyata anggota konggres menelpon Presdir Hotel. Nyonya itu memandang Tae Jun dengan senyum sinis.[Flashback End]
Tae Jun masih mengendarai mobilnya saat dia melihat Jeny, gadis asuhannya dibawa paksa oleh segerombolan preman. Tae Jun dengan cerdiknya mengambil kunci mobil para preman itu. Lalu dia dengan mobilnya mengusir para preman dengan cara seakan-akan mau menabrak mereka, mereka menghindar dan Tae Jun menyuruh Jenny untuk segera masuk ke mobil dan kabur. Para preman tidak bisa mengejar karena saat masuk mobil, mereka tidak menemukan kuncinya.(wkwkww..bravo om Tae Jun).
Tae Jun dan Jenny sampai di tempat tinggal mereka. Tae Jun marah-marah kepada Jenny “Apa kau bergaul dengan orang-orang seperti mereka dan memakai obat lagi? Apa kau mengambil uang yang di lemari es? Dengarkan aku baik-baik, ada batas kesabaranku..aku akan menyerah jika kelakuannmu masih seperti ini!” ancam Tae Jun. “Silakan!” teriak Jenny “Berhenti mengurusi aku, dan aku juga tidak ingin menjadi beban paman lagi!”. “Jenny, aku penjagamu dan aku bertanggung jawab pada mu” ujar Tae Jun. “Lagi pula, kau tidak pernah ikhlas memilih menjagaku” bantah Jenny. “Benar, itu karena pihak Gereja, mereka berharap kau bisa menuju hidup yang baik. Jadi dia memepercayakanmu kepadaku” jawab Tae Jun. Jenny yang medengarnya hanya melengos saja. “Tapi..mungkin dia salah. Sepertinya aku tidak siap untuk mengurus orang lain. Aku tidak punya kemampuan. Sekarang terserah padamu. Aku tidak akan peduli lagi!” tegas Tae Jun dan meninggalkan Jenny sendirian. Jenny mulai menangis sesegukan.
Tae Jun masuk kekamarnya dan kembali merenungi perkataannya kepada Jenny tadi. Lalu melihat foto saat dia menjadi GM. Di foto itu ada Jin Yeong.
Sementara itu di kamar Jin Yeong, dia sedang meminum anggur dan berbicara pada diri sendiri. Han Tae Jun aku tak menyangka kau akan berakhir seperti ini. Aku tak menyangka kau akan menjadi pengecut yang patut dibenci. Apa yang terjadi? Pada lelaki yang dulu aku cintai. Apa hanya ini kemampuannya?
Shin Dong Hyuk mendengarkan penjelasan asistennya mengenai situasi Hotel Seoul. “Situasi keuangan hotel benar-benar dalam keadaan kacau. Pengetatan dana karena penurunan ekonomi selama 2-3 tahun terakhir” jelas Asisten Dong Hyuk. “Berapa persen saham yang Presdir Choi (Ny. Choi) punyai?” Tanya Dong Hyuk. “Dia mempunyai 29%, anak lelaki satu-satunya 11%. 15% lainnya dipegang oleh investor asing. Dan 5% sampai 6% dipegang masing-masing Direksi”. Dong Hyuk melipat Koran yang dibaca sebentar olehnya dan berkata “ Ini tampaknya tidak menyenangkan bagiku (kasusnya-red)”. “Apa kau akan menolak kasusnya?”Tanya asistennya. “Terbang ke Korea hanya karena sebuah Hotel?” kata Dong Hyung sedikit tidak antusias. “Bukankah kau ingin melihat Korea? Bagaimanapun kita adalah..” belum selesai asistennya menyelesaikan kalimatnya Dong Hyuk memotong “Kapan kita akan ke LA?”. Besok lusa jawab asistennya.
Jin Yeong tertidur setelah meminum anggur, saat dia bangun dan berpikir sejenak. Apa yang akan lakukan sekarang. Lantas dia bangun dan pergi kekamar mandi untuk cuci muka. Lalu dia memutuskan untuk mandi.
Keesokan paginya, Han Tae Jun di bangunkan dengan gedoran pintu. Ternyata itu adalah Jin Yeong yang memutuskan untuk menemui Tae Jun langsung ke rumahnya. Dia menggedor-gedor pintu saat tiba-tiba Jenny keluar dalam keadaan baru bangun tidur. “Siapa?” Tanya Jenny masih terantuk-antuk. Jin Yeong yang tidak yakin berkata “Aku mencari Han Tae jun”. “Dia sedang tidur” jawab Jenny yang masih terlihat berantakan penampilannya. Tae Jun keluar, dan Jin Yeong memandang seakan tidak percaya. Jin Yeong menyangka mereka berdua hidup dibawah satu atap sebagai sepasang kekasih. Dengan marah Jin Yeong pergi tanpa berkata apapun.
Tae Jun berlari mengejarnya. “Kau bilang tidak bisa pergi..sekarang aku tahu alasannya!” teriak Jin Yeong “Tapi setidaknya aku tidak mengharapkan karena seorang wanita”. Jin Yeong cemburu dan tetap berjalan dengan cepat. Tae Jun yang ingin menjelaskan tetapi tidak diberi kesempatan oleh Jin Yeong. “Bukan..bukan seperti itu” Tae Jun berusaha menjelaskan. “Bukan apa? Apa aku melihat hantu di rumahmu?!” sembur Jin Yeong. “ Dengarkan aku, Jenny adalah..” kata Tae Jun, “Jangan ganggu aku!” potong Jin Yeong. “Selama ini aku yang salah, aku pikir kau masih terpengaruh dan depresi karena kejadian 3 tahun lalu. Bagus! Kau mendapat restuku! Lanjutkan mencuci piring di sini seumur hidupmu!” teriak Jin Yeong. “Apa?” Tae Jun tersentak karena Jin Yeong telah mengetahuinya. Jin Yeong yang merasa keceplosan, berhenti dan sedikit menyesal. “Bagaimana kau tahu?” selidik Tae Jun.
“ Aku mengikutimu semalam. Asal tahu saja, aku tidak bisa tidur sepanjang malam. Aku juga tahu kau dulu seorang manager hotel tapi sudah dipecat. Apa yang terjadi dengan mimpimu?” Tanya Jin Yeong, kali ini dengan lembut. Tae Jun yang sedari tadi hanya menunduk dan salah tingkah, akhirnya dia merokok. “Katamu, kau ingin membuka 100 kamar hotel di pinggir laut. Apa yang terjadi dengan mimpimu hah?” selidik Jin Yeong karena merasa heran Tae Jun yang memilih menjadi tukang cuci piring. “Aku hanya bisa bertahan seperti ini! Dari pada aku hidup dalam mimpi yang tidak realistic. Aku lebih bahagia menghadapi kenyataan dan mencuci piring” Tae Jun mulai menyesap rokoknya dan menghembuskannya “Tidak ada hotel yang mau mempekerjakan aku setelah kejadiian itu. Pertama hotel bintang lima dan bahkan penginapan biasapun menolak aku” cerita Tae Jun dengan getir “Setelah aku pergi dari hotel yang terakhir, aku bersumpah bahwa aku tidak akan pernah berkerja di hotel lagi”.
Jin Yeong yang sejak tadi terdiam angkat bicara “Jadi kamu meninggalkan aku begitu saja?” Jin Yeong mulai berkaca-kaca. Tae Jun semakin salah tingkah mendengar perkataan Jin Yeong. “Bagimu, aku bukan siapa-siapa. Sesorang yang dengan mudah ditinggalkan” Air mata Jin Yeong tak terbendung lagi. “Jin Yeong waktu itu aku..” kata Tae Jun langsung dipotong “ok, aku tahu yang ingin kau katakan. Ah..apa yang aku katakana” Jin Yeong memalingkan muka “Anggap saja kau tidak pernah mendengar apa yang aku katakana. Alm. Presdir Choi meninggalkan ini di mejanya saat dia meninggal” Jin Yeong mengeluarkan dokumen “Aku pulang besok pagi” Jin Yeong pergi meninggalkan Tae Jun. Dan Tae Jun menatap kepergiaan Jin Yeong. Tae Jun membuka dokumen yang ternyata berkas Tae Jun dan tertulis dipromosikan menjadi GM.
Jin Yeong kembali kehotel masih dengan perasaan tidak karuan. Jin Yeong buru-buru masuk lift dan hampir menambrak Dong Hyuk. Dong Hyuk dan asistennya satu lift dengan Jin Yeong. Mereka berdua menyadari bahwa Jin Yeong merupakan gadis yang pernah di temui di restoran. Sedang Jin Yeong yang tidak menyadari memukul-mukulkan kepalanya ke tembok lift dan bergumam “Aku benar-benar mau gila..sungguh mau gila. Kenapa aku mengatakan kata-kata seperti itu?”. Dong Hyuk yang mendengar menenggok kea rah Jin Yeong, tersenyum tipis (Aiiigoo..senyumnya bikin klepek-klepek, kalo aku satu lift ama BYJ dan pingsan aku..heheh).
Jin Yeong keluar saat lift terbuka, begitu juga dong hyuk dan asistennya. Dong Hyuk memperhatikan Jin Yeong yang berjalan menjauh dan menyuruh asistennya untuk mencari tahu nomor kamar Jin Yeong. (no rumah aku blok B no. 23 om..wkwkwk)
Di kamarnya, Jin Yeong sedang berkumur saat pelayan kamar mengetuk pintu. Seorang pelayan membawa bingkisan untuk Jin Yeong. Jin Yeong kebingungan karena merasa tidak memesan apapun dari hotel. Jin Yeong membuka bungkusan dan isinya scraf yang sama persis scraf-nya yang dulu dia buang karena ketumpahan kopi di restoran. Dia membaca pengirimnya dan tertulis Frank. (Frank itu nama Amriknya Dong Hyuk). “Siapa Frank?” Jin Yeong penasaran.
Han Tae Jun sedang membaca Koran saat mendengar Jenny memasak di dapur. Dan Jenny teriak kalau dia membuat telur dadar gulung dan bertanya apa Tae Jun mau?. Tae Jun yang mendengarnya tersenyum. “ Sangat jarang sekali kau berada di rumah. Apa yang kau lakukan?” Tanya Tae Jun. “Aku memasak” jawab Jenny dengan nada gembira. Tae Jun tertawa dan penasaran akan sikap Jenny yang tiba-tiba seperti itu. “Aku memang suka memasak kok”. Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk. Jenny mengiran itu Jin Yeong. Tae Jun langsung salah tinggkah dan pura-pura melanjutkan baca korannya.
Tiba-tiba Tae Jun mendengar Jenny teriak dan gelas pecah. Tae Jun langsung keluar menghampiri Jenny. Di lihatnya cangkir yang Jenny tadi bawa telah pecah. Tae Jun melihat Jenny di bawa paksa oleh para berandalan dan meminta uang kepada Jenny. Tae Jun mengejar mereka dan berkelahi dengan mereka. Tiba-tiba salah satu berandalan menodongkan senjata api ke Tae Jun. Ternyata Jenny meminjam uang kepada mereka dan meyuruh Tae Jun untuk membayarnya. Jenny menanggis histeris ketakutan. Berandalan itu meminta Tae Jun untuk melunasi sebesar 3000 dolar USA jika tidak Jenny akan di bunuh dan dibuang di Gurun. Tae Jun hanya diberi waktu selama satu jam.
Sementara itu Jin Yeong sedang mandi di bathtub saat mendengar seseorang menggedor-gedor pintu kamarnya. Ternyata itu Tae Jun yang terlihat kalut. Demi melihat Tae Jun seperti itu Jin Yeong ikutan bingung. “Aku mohon..lakukan demi aku, apa kau punya uang. Aku akan menceritakannya nanti” pinta Tae Jun. “Berapa?” Tanya Jin Yeong, “3000 Dolar” jawab Tae Jun. Jin Yeong mengeluarkan dompetnya dan hanya ada uang 1200 dolar. Tae Jun yang tidak sabar langsung menyambar uang Jin Yeong dan bertanya apa Jin Yeong mempunyai kartu kredit. “Sebenarnya untuk apa?” Tanya Jin Yeong penasaran. “Jenny dalam masalah” Tae Jun mengakui. “Jenny, wanita yang ada dirumahmu?” emosi Jin Yeong kembali tersulut dan langsung merebut kembali uangnya. “Kenapa aku harus meminjamkan uangku untuk dia, aku menghabiskan uang hanya untuk terbang kesini, kau..hanya demi hidup dengan pacarmu ingin meminjam 3000 dolar dariku?” lanjut Jin Yeong.
‘’Guruku mempercayakan Jenny kepadaku, dia yang pertama kali mengajarkan aku tentang menagemen perhotelan, setelah dia pensiun dia menjadi pendeta dan merawat orang-orang yang tak mampu” kata Tae Jun dengan sedikit emosi yang terpancing karena prasangka Jin Yeong “Jennya salah satunya, dia menyerahkan Jenny setelah dia meninggal”. Jin Yeong tetap tidak percaya karena Tae Jun saja telah berbohong mengenai dia menjadi manager hotel di LV. “Jin Yeong..” mohon Tae Jun dengan tatapan nanarnya. “Jangan menatapku seperti itu, aku takut..aku takut akan menyerah” akhirnya Jin Yeong berkata “Aku akan meminjamkannya dengan satu syarat, kembali ke Seoul bersama aku”. Tae Jun terkejut. “Jika kau tidak mau,lupakan saja, aku tidak akan memohon lagi kepadamu” kata Jin Yeong sambil menyodorkan uangnya dan kartu kreditnya. “Pinjamkan aku uang dulu” pinta Tae Jun. “Aku memintamu untuk kembali ke Seoul bersama aku!” ancam Jin Yeong. “Ok.ok..Aku akan pergi! Pinjamkan aku uang terlebih dahulu!” kata Tae Jun sambil merebut uang dari tangan Jin Yeong. Tae Jun langsung pergi setelah menanyakan no PIN. Jin Yeong kegirangan.
Jin Yeong dan Tae Jun pergi bersama ke rumah Tae Jun. Tae Jun berteriak memanggil nama Jenny. Mereka berlari kedalam rumah dan mendapati rumah dalam keadaan berantakan. Jenny menanggis tersedu-sedu dan terlihat memar bekas dipukuli. Jin Yeong yang melihatnya sangat terkejut.”Mereka (para berandalan) bilang akan kembali besok pagi. Maaf paman, semua ini terjadi karena aku” kata Jenny masih dengan ketakutan. “Tak apa, waktunya kita pergi” kata Tae Jun menenangkan. Jin Yeong bertanya kemana? Tae Jun menjawab akan ke LA dan meminta bantuan beberapa temen dan menyuruh Jennu untuk segera berkemas. “Kita akan pergi sebelum mereka kembali”.
Mereka bertiga pergi meninggalkan LV mengendari mobil menuju ke LA.
Sementara itu, Dong Hyuk dan asistennya pun sedang berkemas-kemas. Asistennya mengabarkan bahwa Jin Yeong telah check out pagi-pagi sekali, beberapa hari sebelum jadwalnya. Lalu Ding Hyuk pun menyuruh asistennya untuk segera pergi.
Tae Jun, Jin Yeong dan Jenny sedang menuju ke LA saat tiba-tiba Jin Yeong mengajukan pertanyaan “Apakah kau kemarin mengirimi aku sesuatu lewat layanan kamar kemarin?” tanya Jin Yeong malu-malu. “Siapa?aku? tidak. Darimana aku dapat uang”. “Lantas apa nama Amerikamu?apakah Frank?” lanjut Jin Yeong. “Bukan?dia Han Tae Jun” sela Jenny “Apakah kau akan pulang ke Korea paman?” tanya Jenny. Tidak (Ya!) jawab Tae Jun dan Jin yeong bersamaan. “Apa kau bilang? Bukankah kau akan kembali bersama aku?”. “Kau begitu keras kepala semalam?jadi aku terpaksa menyetujuinya” jawab Tae Jun. “Lantas bagaimana dengan staff hotel yang menunggu kedatanganmu? Presdir, Koki No dan para staff? Apakah kau tidak memikirkan mereka?ini berkaitan dengan nasib hotel dan kehidupan para staff. Apa kau tak pertimbangkan?” cerosos Jin Yeong. “Aku tetap tidak bisa pergi, bagaimanapun aku tidak akan pergi!” tegas Tae Jun. “Aku sudah tidak ada hubungannya dengan hotel 3 tahun, apa yang bisa aku lakukan walaupun aku kembali? Bagaimana bisa aku menghidupkan kembali hotel? Aku bena-benar tidak mempunyai kepercayaan diri!” teriak Tae Jun tak kalah sengit.
“Kau benar-benar bodoh, berhenti!” perintah Jin Yeong untuk menghentikan mobil. Tae Jun yang sama-sama masih emosi menuruti Jin Yeong. Dan Jin Yeong pun tidak menyangka Tae Jun bisa setega itu. Dengan hati kesal Jin Yeong pun turun dari mobil walaupun menyadari mereka di tenga-tengah gurun. Dan Tae Jun mengegas mobilnya meneruskan perjalanan ke LA. “ Han Tae kau berengsek!!” teriak Jin Yeong.
Apa yang akan terjadi pada jin young selanjutnya??? Tunggu kelanjutannya di Episode 3...
Penulis : Asri
Capture : Dewi Cendrillon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar