Sabtu, 19 April 2014

[Recap] New Tales Of Gisaeng Episode 28

EPISODE 28
Tolong Jauhi Putraku


Ibu Da Mo terus saja mengingat kejadian yang baru saja dialaminya…. Rasa kekhawatiran menjalari sekujur tubuhnya, kenapa putranya bisa berada di tempat seperti itu? Apa mungkin gadis yang ingin dijadikannya istri adalah Gisaeng? 
Dan saat suaminya pulang bekerja dan mendengar kabar jika dirinya pingsan, Ayah Da Mo justru memarahinya dan menduga sang istri mabuk berat karena terlalu banyak minum. Ya ampun, bukannya bertanya kamu baik-baik saja kan yeobo? malah memarahi sang istri, ckckck….
Hyo Ri mengajak Kang San berbicara… Hyo Ri memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi, dirinya sangat kesepian terlebih putra mereka lebih memilih tinggal di Amerika sedangkan Ra Ra? Hubungan Hyo Ri dengan Ra Ra menjadi semakin renggang terlebih ketika Ra Ra mengetahui jika Hyo Ri adalah ibu kandungnya, lagipula sebentar lagi Ra Ra akan menikah dan tinggal dengan Ibu Mertuanya. Kang San tentu saja tak setuju dan membatin “tunggu saja sebentar lagi, Son Ja akan menemani kita”.

Hari ini Soon Duk kembali mengunjungi rumah Eo San dan jika di hari-hari sebelumnya Eo San tidak berada di rumah, hari ini justru sebaliknya. ^^ Sedangkan di dalam kamar, Ibu Eo San sangat penasaran kira-kira hari ini masakan apa lagi yang akan dimasak Soon Duk? Semenjak Soon Duk sering ke rumah dan memasak makanan untuknya, Ibu Eo San menjadi semangat setiap kali waktu makan siang tiba. Dan jika kemarin-kemarin, dirinya hanya makan seorang diri di meja makan kali ini ada Eo San dan Soon Duk yang menemaninya.

Ra Ra kembali bertemu dengan Jin Am. Kali ini Ra Ra menyempatkan bertanya tentang keadaan Da Mo namun Jin Am tak mengetahuinya karena beberapa hari terakhir ini dirinya tak pernah bertemu lagi dengan Da Mo.
Kurasa dia tak mengetahui Da Mo berada di Buyonggak

Dan disaat bersamaan Da Mo menelepon. Jin Am tertawa dan menunjukkan ponselnya pada Ra Ra yang tertera nama Da Mo. Da Mo menelepon hanya ingin mengabarkan jika salah satu guru mereka meninggal dunia.
Ibu Da Mo bergerak cepat ketika sang suami sudah berangkat kerja. Hari ini dirinya harus mengkonfirmasi sesuatu. Saat mobil yang dinaikinya tiba di depan Buyonggak, Ibu Da Mo bergegas masuk dan bertanya pada salah satu penjaga apa Da Mo ada namun dijawab tidak. Ibu Da Mo memutuskan berbicara dengan Hwa Ran.
“bagaimana Ah Da Mo bisa berada disini?” tanya Ibu Da Mo langsung ke pokok pembicaraan
Hwa Ran sontak terkejut “apa anda Ibunya?”
“ya, kemarin aku melihatnya dan benar-benar terkejut itulah mengapa aku pingsan. Apakah dia datang karena keinginannya sendiri?”
“ya” jawab Hwa Ran dengan wajah sedikit tegang
“apakah dia sedang berpacaran dengan salah satu Gisaeng disini? Tolong dijawab…aku ibunya, katakan semua kebenarannya padaku” pinta Ibu Da Mo
“aku tidak bisa menjelaskannya secara lebih terperinci. Jika aku mengatakan ya, pasti anda akan bertanya siapa dia? Dan kemudian akan membuat sulit gadis tersebut, gadis itu tidak melakukan hal yang salah. Anak andalah yang menyukainya” jelas Hwa Ran
“anakku yang menyukainya? Eottoke? Bagaimana jika suamiku tahu?” ucap Ibu Da Mo semakin panik dan memegangi dadanya yang terasa sakit
“karena anda sudah mengetahuinya, anda lebih baik membawanya pulang dan membicarakannya. Sejujurnya, ini juga sangat merepotkan untuk kami” ucap Hwa Ran.
Ibu Da Mo meminta kepada Hwa Ran untuk mempertemukannya dengan gadis yang disukai Da Mo tetapi Hwa Ran menolak dan meminta Ibu Da Mo untuk bertanya lebih jelas pada putranya…. Namun sepertinya takdir berkata lain. Saat Ibu Da Mo hendak pulang, dirinya tanpa sengaja berpapasan dengan Sa Ran yang baru saja pulang dari suatu tempat. 
“annyeonghaseyo” sapa Sa Ran dan memberi hormat
“ah… apa kamu tinggal di daerah ini?” tanya Ibu Da Mo dan dijawab Sa Ran iya “Nenek meninggal begitu tiba-tiba, apakah kamu sudah mendengarnya?”
“dari Ra Ra” jawab Sa Ran
“(tunggu… aku mendengar dari Ibu mertua, dia tinggal di sebuah apartemen) apa kamu bekerja di Buyonggak?” tanya Ibu Da Mo mencoba menebak
Sa Ran terdiam sebentar “itu benar”
“pastinya kamu sudah mengenal anakku kan karena kalian berdua telah bertemu sebelumnya? Bisakah kita pergi ke suatu tempat dan berbicara?”

Ibu Da Mo kembali bertanya kepada Sa Ran. Suasana sudah mendukung untuk melanjutkan pembicaraan mereka tadi yang sempat tertunda.
“siapa gadis yang saat ini sedang berpacaran dengan Da Mo? Aku telah mendengarnya dari perwakilan Hwa Ran, aku dengar Da Mo jatuh cinta dengan seorang Gisaeng”
Sa Ran mengambil nafas “itu aku” jawab Sa Ran
“bagaimana anakku mulai menyukaimu?” tanya Ibu Da Mo terkejut
“ceritanya panjang”
“aku tidak mengerti, apakah Ibu Mertuaku memintamu menghubunginya?” tanya Ibu Da Mo semakin panik
“tidak. Ketika aku pegi ke rumah anda untuk menari, aku bertemu dengannya dan kami kembali bertemu di resort ski. Pada akhirnya setelah beberapa lama kami saling berhubungan, kami memutuskan putus dan yang menginginkannya adalah putra anda. Setelah itu aku bergabung menjadi Gisaeng di Buyonggak tapi suatu hari Da Mo datang mencariku, dia sepertinya mengetahuinya dari adikku. Putra anda menginginkan pernikahan” jelas Sa Ran secara gamblang. Sa Ran tak ingin ada kesalahpahaman disini dan disinyalir dialah penyebab Da Mo bekerja di Buyonggak. Meskipun wajah Sa Ran menunjukkan kesedihan, Sa Ran tetap berusaha kuat karena cepat atau lambat ke dua orang tua Da Mo akan mengetahuinya.
Ibu Da Mo berusaha menahan rasa sesak di dadanya, nafasnya serasa tercekat mendengar semua penjelasan Sa Ran. “jadi kamu mengatakan setelah putus dengan putraku, kamu memutuskan untuk Ke Buyonggak?”
“itu karena masalah pribadiku. Aku takut anda akan salah paham, kami selesai dengan baik-baik” jawab Sa Ran
“sebelumnya kamu, putraku dan Ibu mertua pergi untuk menonton film bersama dan pacaran kan? Jadi kalian berdua membohongi Ibu Mertua?”
“karena kami hanya berencana berpacaran sebentar saja jadi lebih baik jangan memberitahunya. Kami takut Nenek akan khawatir”
“biarkan aku bertanya lagi… Da Mo putus denganmu tapi dia tak bisa melupakan perasaannya padamu dan sekarang ingin menikah…. Jika suamiku tahu maka akan timbul masalah besar dan ini hanya masalah waktu sebelum semuanya terungkap. Mengetahui karakternya, suamiku akan menentangnya”
“apakah anda tamu yang pingsan kemarin?” tanya Sa Ran
“saat aku berniat mengangkat telepon, aku melihat Da Mo mengangkat baki. Aku bahkan mempertanyakan penglihatanku sendiri. Apa yang kamu rencanakan ingin lakukan sekarang?”
“sebenarnya selama ini aku memperlakukannya dengan kasar, aku telah mencoba segalanya… beberapa hari yang lalu, anda menerima panggilan telepon kan? Setelah anda mengangkatnya tidak ada yang berbicara sama sekali, itu adalah aku. Aku mengancam untuk menelpon orang tuanya tetapi dia mengatakan kepadaku akan terus maju”
“apakah tidak ada cara untuk mengatasi ini? Suamiku berpikir kamu dari keluarga kaya raya”
Sa Ran menghapus air matanya yang menetes saat menjelaskan awal mulai pertemuannya dengan Da Mo hingga akhir hubungan mereka “pertama, jangan mengatakan kepada suami anda dan juga Da Mo jika kita bertemu. Ajak Da Mo pulang dan yakinkan dia. Jangan mengatakan jika kita pernah bertemu, dia akan berpikir anda mempengaruhiku. Aku akan mencoba memikirkan cara lain. Ketika Da Mo kembali nanti, perwakilan Hwa Ran pasti akan mengatakan jika anda datang jadi kirimkan sms terlebih dahulu ke Da Mo, katakan jika anda mengetahui jika dia di Buyonggak lalu dia akan menelepon anda. Aku sudah berulang kali mencoba membencinya tetapi aku tidak bisa” jelas Sa Ran
Seusai pertemuannya dengan Ibu Da Mo, Sa Ran kembali ke Buyonggak dan bertemu Hwa Ran. Sa Ran meminta kepada Hwa Ran agar jangan memberitahu Da Mo jika Ibunya datang dan sempat bertemu dengan Sa Ran.
Sementara itu dalam perjalanan pulang, Ibu Da Mo terus memikirkan tentang Da Mo putranya dan juga Sa Ran.

Ibu mertua, Da Mo jatuh cinta dengan gadis yang anda sukai… apakah ini takdir? Tolong bantu aku. Ini tidak bisa terjadi, terlebih dia sekarang adalah Gisaeng. Jika suamiku tahu ini semuanya akan menjadi masalah.

Saat kembali ke rumah, Ibu Da Mo terkejut ketika melihat suaminya telah duduk manis bersama Andrew. Suaminya pulang jauh lebih cepat dari perkiraannya… Ayah Da Mo bertanya kenapa Ibu Da Mo terlihat ketakutan dan panik begitu melihatnya, apa Ibu Da Mo selingkuh? Ibu Da Mo berbohong dan menjelaskan jika dirinya ke Buyonggak untuk meminta kepada perwakilan Hwa Ran agar tidak mengatakan kepada siapapun tentang insiden pingsannya kemarin, hanya itu tidak lebih.
Eo San mengantarkan Soon Duk pulang. Eo San bercerita mengenai hal yang terjadi pada adiknya Kang San. Mereka memiliki kesamaan yang baru terungkap belakangan ini… mereka sama-sama memiliki anak di luar nikah. Soon Duk tentu saja terkejut. Eo San berencana membawa anak Kang San untuk tinggal di rumahnya meskipun pada akhirnya tidak mudah bagi Ra Ra untuk menerimanya terlebih Hyo Ri.
Da Mo menelepon Sa Ran untuk mengabarkan jika malam ini dia tidak akan pulang dan menginap di rumah duka. Sa Ran memutuskan segera memberitahukan Da Mo perihal kedatangan Ibunya tetapi tidak mengatakan kepada Da Mo jika dirinya dan Ibu Da Mo sempat berbincang-bincang.
Ra Ra kembali bertemu dengan Ibu Jin Am. Mereka mengobrol ringan untuk membahas masalah pernikahan Ra Ra dan tanggal yang tepat pernikahan Jin Am dan Ra Ra digelar.
Perwakilan Ma mengajak Hwa Ran makan di sebuah restoran, entah apa yang akan mereka bicarakan tetapi sepertinya hal yang sedikit serius. Dan seperti yang bisa kita tebak, perwakilan Ma tertarik pada Sa Ran. Perwakilan Ma meminta maaf atas tindakannya tempo hari dan mulai bertanya tentang asal usul Sa Ran. Hwa Ran menjelaskan jika Sa Ran adalah lulusan dari universitas jurusan seni tari tetapi karena masalah ekonomi keluarga, Sa Ran memutuskan menjadi gisaeng.
Joo Hee sedang berjalan di sebuah pusat perbelanjaan dengan seorang pria yang akhir-akhir ini dekat dengannya. Saat menggandeng tangan pria tersebut, sang pria menolak dan dengan cepat menarik tangannya, malu jika dilihat orang. Joo Hee terlihat sedikit kesal, dirinya mulai menemukan kekurangan pada pria yang dekat dengannya. Mulai dari caranya makan yang sangat berantakan dan juga hanya memiliki sedikit sisi romantis.

Da Mo memutuskan pulang ke rumah untuk membicarakan masalah keputusannya menikah dengan salah satu Gisang di Buyonggak. Da Mo menjelaskan jika dirinya sangat mencintai wanita tersebut dan tak bisa hidup tanpanya. Da Mo bahkan pernah mencoba untuk melupakannya, tetapi semakin dirinya mencoba bayangan gadis tersebut semakin jelas dan sulit untuk dihapus… Da Mo bahkan rela untuk membersihkan lantai, memperbaiki atap, menyapu halaman hanya untuk bersamanya. Cinta yang dirasakannya saat ini jelas sangat berbeda dengan yang dirasakan Ibu dan Ayahnya.
“orang-orang akan menertawakan kita, dunia akan menertawakan kita” isak Ibu Da Mo
“apa dunia yang menjamin kebahagiaanku?” ucap Da Mo
Ibu Da Mo berlutut memegangi kaki Da Mo, mencoba memohon agar putra semata wayangnya merubah keputusannya namun Da Mo tetap teguh pada keputusannya untuk menikah dengan gisaeng dari Buyonggak hingga akhirnya sang Ibu kembali pingsan dan membuat Da Mo menjadi panik.

Da Mo menunggu di ruang tamu dan membiarkan bibi pengurus rumah tangga yang menemani Ibunya. Saat masuk ke dalam kamar, Da Mo bertanya bagaimana perasaan Ibunya sekarang namun sang Ibu hanya mengeluarkan perkataan yang tidak bisa dimengerti Da Mo atau bisa dikatakan Ibu Da Mo tidak bisa berbicara…
Ibu Da Mo kembali mengingat pertemuannya dengan Sa Ran kemarin
“jika Da Mo tidak mendengarkan anda, anda berpura-pura pingsan atau menderita amnesia…. Da Mo pasti akan tinggal di rumah” ucap Sa Ran
Ra Ra berkumpul bersama Ayah dan Neneknya. Ra Ra mengatakan jika orang tua Jin Am ingin pernikahan digelar di bulan agustus nanti, Ra Ra juga meminta kepada Ayahnya untuk membelikannya sebuah rumah yang akan ditempatinya nanti bersama dengan Jin Am. Ayah Ra Ra, Eo San meminta Ra Ra untuk mengurus semua kebutuhan pernikahannya bersama dengan Hyo Ri yang notabene memang Ibu kandungnya namun Ra Ra bersikeras ingin mengurus semuanya dengan Ibu Jin Am saja. Disaat bersamaan Kang San dan Hyo Ri datang. Mereka ikut berbaur dengan percakapan yang sudah tercipta jauh sebelum mereka datang…. Hyo Ri tiba-tiba merasa sedih dan sedikit kesal karena Ra Ra tidak mengikutkannya dalam semua pembicaraan pernikahan dan lebih mempercayai Ibu Jin Am yang baru saja dikenalnya…
Dan kita diajak melihat situasi rumah Jin Am yang ukurannya tak sebanding dengan rumah Ra Ra. Mereka juga sedang membicarakan pernikahan salah satunya adalah keinginan Ibu Jin Am agar Ra Ra yang menyiapkan rumah dan tentunya hal tersebut tak akan sulit mengingat Ra Ra dan keluarganya adalah orang yang kaya raya. Ibu Jin Am bahkan meminta kepada putranya hanya untuk melihat saja, biarkan dirinya yang mengurus semuanya…. Parah nich calon Ibu Mertua Ra Ra, matre.
Da Mo menelepon Sa Ran dan mengabarkan jika beberapa hari ke depan dirinya tak akan pulang karena Ibunya sedang sakit. Sa Ran yang sudah menebak apa yang akan terjadi hanya mengiyakan saja perkataan Da Mo. Saat ke kamar mandi, Sa Ran kembali melihat pantulan dirinya di cermin…. Ekspresi wajah Ibu Da Mo kembali diingatnya saat pertemuan mereka kemarin. Ekspresi yang menunjukkan jika dirinya tak setuju jika Da Mo menjalin hubungan bahkan menikah dengan Sa Ran.
Keesokan harinya
Gong Joo kembali mengunjungi Sa Ran di Buyonggak dan kali ini ditemani Son Ja… Bong Yi yang melihat kedatangan Gong Joo dengan cepat menghampirinya dan mengatakan jika Sa Ran sedang belajar sekarang dan meminta Gong Joo untuk menunggu. Saat melihat Son Ja, Bong Yi bertanya siapa dia? Dan dijawab Gong Joo jika Son Ja adalah adiknya.
Ayah Da Mo saat ini sedang berada di Milan dan memutuskan untuk menelepon istrinya. Namun anehnya yang mengangkat telepon adalah Da Mo. Da Mo menjelaskan jika Ibunya saat ini tidak dapat berbicara dan sedang berada di rumah sakit. Ayah Da Mo tentu saja terkejut, saat akan berangkat kemarin istrinya baik-baik saja kenapa sekarang bisa sakit?

Kembali ke Sa Ran, Son Ja dan Gong Joo
Tujuan kedatangan Son Ja dan Gong Joo adalah memberikan kado ulang tahun untuk Sa Ran meskipun sampai saat ini mereka tidak mengetahui tanggal pasti untuk ulang tahun Sa Ran tetapi memberikan kado untuk kakak mereka, setidaknya bisa mengobati sedikit rasa sedih Sa Ran. Selain itu, Son Ja juga ingin mengabarkan jika dirinya sudah bertemu dengan Ayah kandungnya. Meskipun hasil tes DNA belum keluar, Son Ja yakin jika mereka benar adalah Ayah dan anak.
“Noona juga jangan kehilangan harapan” ucap Son Ja berusaha menyemangati Sa Ran
“aku dan kamu berbeda” jawab Sa Ran
“setiap orang memiliki kehidupan yang sama sekali tidak bisa ditebak. Siapa yang bisa membayangkan jika aku akan bertemu dengan Ayahku” ucap Son Ja lagi
“Ayahmu tidak mengetahui jika kamu ada sedangkan aku tidak. Meninggalkanku dan kemudian menemukanku kembali, itu tidak mungkin”
“mungkin dulu situasi tidak memungkinkan dan mungkin sekarang kondisi orang tua Noona sudah membaik. Mereka pasti akan mencari Noona”
“Son Ja sangat penasaran dengan calon suami kakak” ucap Gong Joo yang sedaritadi terdiam
“dia tidak ada, dia sudah pergi”
“kapan?” tanya Gong Joo terkejut
“kemarin… di hari-hari berikutnya dia tidak akan datang lagi” jawab Sa Ran dengan raut wajah sedih. Hp Gong Joo tiba-tiba berbunyi, Gong Joo berpamitan dengan Sa Ran secara terburu-buru.
Saat berada di depan Buyonggak, Gong Joo menelepon kembali orang yang meneleponnya tadi…. Dia adalah Da Mo. Gong Joo bertanya apa Da Mo benar-benar sudah keluar dari Buyonggak namun dijawab Da Mo tidak “setiap hari dia selalu seperti itu” jelas Da Mo dan menjelaskan jika saat ini Ibunya sedang sakit dan Da Mo harus menjaganya untuk sementara waktu.
Ra Ra mengajak Soon Duk berbicara… Ra Ra memberitahukan rencana pernikahannya pada Soon Duk. Soon Duk bertanya apa yang bisa dibantunya untuk Ra Ra dan dijawab Ra Ra bagaimana jika makanan? Ra Ra juga masih bingung hal-hal apa yang harus dilakukannya dalam menyusun rencana pernikahannya dan Soon Duk mulai menjelaskan hal yang diketahuinya. Sewaktu di Buyonggak, Soon Duk seringkali membantu beberapa orang gisaeng yang ingin menikah. Ngomong-ngomong soal Gisaeng, Ra Ra kemudian bercerita jika salah satu temannya memutuskan menjadi Gisaeng disana. Himpitan ekonomi membuatnya mengambil keputusan tersebut….
Perwakilan Ma kembali mengunjungi Buyonggak… hal yang dicarinya pertama kali adalah Sa Ran. Beruntung Sa Ran mau menemuinya. Perwakilan Ma menawarkan kepada Sa Ran untuk terjun ke dunia perfilman namun Sa Ran menolak dan hanya ingin menari saja. Perwakilan Ma kemudian meminta maaf atas tindakannya tempo hari yang sudah bertindak kasar terhadap Sa Ran, Sa Ran pun melakukan hal yang sama. Pertemuan yang diawali dengan perdebatan akhirnya mencair juga. Perwakilan Ma benar-benar terpesona dengan sosok Sa Ran yang bersahaja dan anggun.
Dan di tempat lain, Da Mo kembali mencoba membujuk Ibunya tanpa mengetahui jika gadis yang disukainya sedang bersama dengan seseorang yang sangat tidak disukai Da Mo, perwakilan Ma.

BERSAMBUNG

8 komentar:

  1. Haaagh..
    Jadi pngen nangis liat perjuangan Da Mo dan Sa Ran yg amat berat dan hub mereka d.kekang bnyak pihak :-(

    BalasHapus
  2. Oh Tidak... Sa Ran mau selingkuh???
    Maldo andwae...

    Makasi Chingu, udah posting lagi,,
    Numpang tanya, klo hari jum'at ga ngerecap ya?

    BalasHapus
  3. .semangat eonni buat recap selanjut.y
    .gomawo :)

    BalasHapus
  4. Hya... ada firasat buruk sama apa yang dilakukan perwakilan Ma sama Sa Ran... Semoga aja gak mengganggu hubungan Sa Ran dan Da Mo...
    Ditunggu episode selanjutnya ya'....
    Semangat buat sinopsisnya....

    BalasHapus
  5. gak sbr sama episode berikutnya,, penasaran.. teruslah buat recapnya, aku tunggu..

    BalasHapus
  6. duhhhh cerita ini mkin bikin penasaran,,,,,,,,,??
    seemaaaaangaaaatttttttttttttttt ya ditungu kelanjutanya

    BalasHapus
  7. Episode selanjutnya mana,sist? Koq nyampe ϑî eps.28 ajaaaa :'(

    BalasHapus
  8. Gomawo eonni,,,sudah melanjutkan recapnya,,,,,,,, mudah2an tidak berhenti sampai disini ya,,,,,

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...