EPISODE 26
Dan Sa Ran, aku bukan Da Mo yang dulu lagi....
Ra Ra menyusul Neneknya ke kamar berusaha membujuknya agar menyambut Soon Duk dan mengajaknya berbicara namun sayang, Nenek tetap tak bergeming dan baginya melihat wajah Soon Duk seolah mengingatkannya dengan sosok sang suami yang telah tiada.
Soon Duk memilih masuk ke dalam kamar dan memberi hormat kepada Ibu Eo San namun Ibu Eo San tetap mengacuhkannya dan memintanya untuk segera pergi. Jika saja Soon Duk tak pernah muncul dalam kehidupan mereka, Suaminya tentu saja masih berada disini dan juga Eo San serta Joo Hee tak akan pernah bercerai. Soon Duk menerima semua kemarahan yang dialamatkan kepadanya tapi tidak ada yang bisa dilakukannya untuk mengembalikan semuanya kembali seperti semula.
Merasa kesal karena Soon Duk tak jua pergi, Ibu Eo San memilih pergi. Dan saat Hyo Ri datang berkunjung untuk mencarinya yang didapatinya adalah sosok Soon Duk yang baru pertama kali ini dijumpainya, Hyo Ri tentu saja heran, apakah pembantu baru? Soon Duk kemudian memperkenalkan diri sebagai calon istri Eo San.
Sebuah mobil berwarna putih berjalan cepat diantara puluhan mobil lainnya. Di dalamnya ada Sa Ran dan juga Da Mo yang sedang menyetir. Mereka hendak menuju suatu tempat dan tebak, tempat yang dituju Sa Ran dan Da Mo adalah restoran yang sama dimana Da Mo merayakan ulang tahunnya sekaligus memutuskan Sa Ran secara sepihak.
Sebuah kue ulang tahun dan juga sampanye telah disiapkan Da Mo special untuk ulang tahun Sa Ran. Da Mo bahkan bernyanyi namun baru sebaris lagu yang dinyanyikannya “saengil chukkaehamnida”, Sa Ran memintanya berhenti…
“sepertinya kamu mengingat ulang tahunku waktu itu, itulah sebabnya kamu marah kan?” tanya Da Mo pada Sa Ran yang sedaritadi terus terdiam
“tidak… hari ini bukan ulang tahunku” jawab Sa Ran
“tapi Gong Joo mengatakannya padaku” ucap Da Mo “lalu kapan?”
“mollayo” jawab Sa Ran dengan wajah sedih dan mencicipi kue yang disiapkan Da Mo untuknya “rasanya enak”
“Dan Sa Ran berhentilah marah” pinta Da Mo
“aku sudah pernah mengatakannya jika semua perasaanku telah hilang sebelum aku masuk ke Buyonggak” jawab Sa Ran dan mengajak Da Mo untuk mencicipi kue.
Ra Ra baru saja pulang. Sewaktu Soon Duk datang tadi, Ra Ra sebenarnya ingin menemaninya tetapi karena ada sebuah urusan, Ra Ra terpaksa harus pergi. Hp Ra Ra berbunyi, Hyo Ri menghubunginya dan menanyakan perihal wanita bernama Soon Duk tersebut dan rencana pernikahannya dengan Eo San. Ra Ra membenarkannya. Hyo Ri kemudian meminta Ra Ra untuk menentangnya sama seperti yang dilakukan Neneknya namun Ra Ra tak bisa melakukannya. Ayahnya berhak untuk hidup bahagia dan sebentar lagi Ra Ra juga akan segera menikah…. Ra Ra tak mungkin egois, lagipula Ayahnya membutuhkan seorang pendamping yang bisa menjaga dan menemaninya di sisa hidupnya.
Kembali ke Sa Ran dan Da Mo
“aku adalah anak adopsi. Orang tuaku meninggalkanku di depan pintu rumah seseorang. Aku tidak mengetahui ulang tahunku dan juga tidak mengetahui siapa orang tua kandungku” ucap Sa Ra di sela-sela makan mereka namun Da Mo mengira Sa Ran sedang bercanda “bagaimana jika itu memang benar? Aku baru mengetahuinya dan memutuskan masuk ke Buyonggak” ucap Sa Ran dan tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipi
“aku tetap tidak mempercayainya” ucap Da Mo
“bertemulah dengan Ayahku dan bicaralah dengan dia. 14 Juni… selama 25th aku berpikir bahwa itu adalah hari ulang tahunku. Jika dipikirkan ulang tahunku mungkin jatuh pada awal Juni. Kamu tetap berencana menikahiku setelah mengetahui semuanya? Awalnya Ayahku berencana untuk tetap menyimpannya rapat-rapat tetapi Ibu tiriku terus membujuknya untuk memberitahuku. Meskipun Ibu tiriku seperti itu tetapi Gong Joo adalah adik yang baik dan lucu”
“bahkan jika itu adalah sebuah rahasia tidak seharusnya kamu menanggung semuanya?” ucap Da Mo
“bagaimana memikirkannya? Jika mengingat diriku yang ditinggalkan di depan pintu, merasakan dingin dan tak mengetahui wajah Ibu kandungku membuatku ketakutan dan semakin takut. Aku penasaran bagaimana wajah mereka? Apa yang sedang mereka lakukan? Bagaimana perasaan mereka saat membuangku? Aku sangat berterima kasih padamu, memberiku sebuah kenangan manis dan bahkan menghadiahkanku cincin. Aku tidak membencimu. Saat kamu mengambil jepit rambutku yang jatuh di ruang tamu rumahmu, hatiku serasa ingin melompat dan benar-benar terpesona denganmu” ucap Sa Ran
“biarkan aku berpikir sejenak”
“memikirkan apa?” tanya Sa Ran dan meminum sampanye yang berada di hadapannya, entah sudah berapa gelas yang diminum Sa Ran dan Da Mo memintanya untuk berhenti.
Da Mo mengemudikan mobil dan disampingnya Sa Ran memilih memejamkan mata… Sa Ran kemudian meminta untuk berhenti sebentar.
“kenapa?” tanya Da Mo saat mobil berhenti dan Sa Ran terus menatapnya
“tidak. Nanti pada saat sampai nanti,turunkan aku dan kemudian pergilah” pinta Sa Ran namun Da Mo tak menjawab apa-apa dan kembali mengemudikan mobil. Bagi Sa Ran tidak ada lagi alasan untuk Da Mo tetap bertahan dan tinggal di Buyonggak. Da Mo telah mengetahui alasan sebenarnya Sa Ran ke Buyonggak dan juga mengetahui masa lalu Sa Ran yang menyedihkan. Semua yang terjadi pada dirinya adalah murni bukan karena Da Mo termasuk keputusannya untuk menjadi gisaeng….
“dengarkan baik-baik, aku tidak akan pernah pergi. Aku akan membawamu, menggenggam tanganmu dan menarikmu keluar dari sini”
“apakah kamu berpikir aku terlalu menyedihkan? Apa yang kamu inginkan dariku?” tanya Sa Ran
“Sarang (cinta), hanya itu... Selain mencintaimu, kamu cukup hanya mencintaiku juga” ucap Da Mo tegas. Sa Ran seketika memeluknya “aku tulus mengatakannya dan tolong percayalah padaku… mengenai masa lalumu lupakanlah. Ingatlah yang membuatmu bahagia saja dan jangan terus seperti ini” tambah Da Mo dan menghapus air mata di wajah Sa Ran “masuklah dan beristirahatlah… besok kita akan pergi, perwakilan Hwa Ran juga tidak akan menahanmu. Mengapa tidak mengatakan apa-apa?”
“aku akan memikirkannya”
“jangan memikirkan apapun lagi, aku yang akan melakukan semuanya. Aku bukan Da Mo yang dulu, aku sudah berubah”ucap Da Mo.
Waktu menunjukkan pukul 4 pagi. Ayah Da Mo terbangun dan yang dicarinya pertama kali adalah Andrew. Disampingnya, sang istri juga ikut terbangun dan merasa sedikit kesal karena sang suami selalu mendahulukan Andrew dibandingkan dirinya…. Ibu Da Mo kemudian bercerita jika kemarin dirinya bertemu dengan Joo Hee dan Joo Hee berkata kalau dirinya dan Direktur Geum sudah berpisah.
Eo San menemui Ibunya… mereka kemudian berbincang mengenai Soon Duk dan juga kedatangannya kemarin. Eo San meminta kepada Ibunya untuk tak terus menerus menyalahkan Soon Duk karena seharusnya merekalah yang disalahkan karena membuat Soon Duk hidup menderita selama ini.
Sa Ran bangun lebih awal dibandingkan gisaeng lainnya. Hal pertama yang dilakukannya adalah menyiapkan air madu untuk Gisaeng yang sekamar dengannya. Sa Ran kemudian memanggil Da Mo untuk berbicara.
Sa Ran menegaskan jika dirinya akan tetap tinggal di Buyonggak dan meminta agar Da Mo menyerah dan pergi. Mereka tidak mungkin bisa menikah dan tidak akan pernah. Orang tua Da Mo tidak akan pernah menerima seorang menantu yang pernah menjadi seorang Gisaeng dan tanpa asal usul keluarga yang jelas. Da Mo menjawab jika dirinya tak memperdulikannya, mengenai urusan orang tuanya Da Mo lah yang akan mengurus semuanya…
Da Mo menarik paksa tangan Sa Ran untuk segera pergi namun Sa Ran menolak hingga akhirnya Hp milik Da Mo yang tersimpan di saku celananya terjatuh ke lantai. Sa Ran segera merebutnya dan mengancam akan menelepon orang tua Da Mo. Da Mo membiarkan Sa Ran melakukan hal yang ingin dilakukannya namun begitu Ibu Da Mo di seberang sana mengangkat telepon, Sa Ran terdiam dan memilih menutup telepon dan mengembalikan Hp kembali ke Da Mo.
Soon Duk kembali datang ke kediaman Eo San. Hal yang sama kembali diterimanya dari Ibu Eo San yaitu diacuhkan.
Da Mo memutuskan menemui Gong Joo guna mengkonfirmasi semua hal yang dikatakan Sa Ran kemarin mengenai adopsi. Gong Joo membenarkannya dan menceritakan semua hal yang diketahuinya.
“apa Ayahmu tidak mengetahui dimana rumah tempat Sa Ran ditinggalkan? Setidaknya dia pasti pernah mengantar atau menjemput istrinya” tanya Da Mo
“kakak sudah pernah menanyakan hal yang sama namun Ayah tidak mengetahuinya”
“kalau begitu bisakah kamu menanyakannya lagi?” pinta Da Mo
Ibu Eo San meminta bibi pengurus rumah untuk beristirahat sementara waktu. Ibu Eo San ingin agar Soon Duk menyerah dengan membuatnya mengerjakan semua pekerjaan rumah atau bisa dikatakan membuat Soon Duk menjadi pembantu. Saat Soon Duk selesai memasak dan makanan tersaji diatas meja, Soon Duk memanggil Ibu Eo San untuk makan siang. Melihat makanan yang dihidangkan di atas meja membuat selera makannya yang selama beberapa hari ini sempat lenyap tiba-tiba muncul kembali.
Sekembalinya dari bertemu Gong Joo, Da Mo mengajak Sa Ran berbicara. Da Mo mengucapkan jika dirinya tidak akan keluar dari Buyonggak tanpa Sa Ran. Da Mo juga menambahkan jika dirinya akan membantu Sa Ran menemukan orang tua kandungnya tetapi bagi Sa Ran hal tersebut tidak mungkin, tidak ada petunjuk apapun mengenai dirinya… Sa Ran sekali lagi meminta Da Mo untuk menyerah, dari awal mereka tidak ditakdirkan untuk bersama. Sa Ra telah memiliki nasibnya sendiri begitupun dengan Da Mo. Sa Ran memang memiliki keinginan menikah dengan Da Mo, menjalani hidup bersama-sama sebagai pasangan suami istri, hidup bahagia dan menua bersama tetapi itu tak mungkin terjadi dan juga Sa Ran masih memiliki perasaan. Tidak mungkin seorang terpelajar dan berpendidikan seperti Da Mo menikah dengannya, seorang gadis miskin yang memutuskan menjadi seorang Gisaeng.
Gong Joo melaksanakan tugas yang diperintahkan Da Mo padanya. Disaat Ibunya pergi dan meninggalkannya berdua dengan Ayahnya, Gong Joo segera bertanya apa tidak ada petunjuk tentang orang tua kandung Sa Ran misalnya saja surat yang sengaja diselipkan ataukah apakah ayahnya tidak mengingat tempat kerja istrinya dulu? Ayah Sa Ran menjawab singkat tidak tahu dan menolak melakukan kontak mata dengan Gong Joo… Ayah Sa Ran berbohong.
Di kediaman keluarga Ah
Ayah Da Mo tengah bersiap-siap berangkat kerja. Sesaat sebelum pergi, Ayah Da Mo mengatakan kepada istrinya jika dirinya akan terlambat pulang karena ada janji dengan rekan bisnisnya untuk menghabiskan waktu di Buyonggak…. Eottoke?
Sementara itu, Sa Ran kembali sedih ketika melintas di sebuah ruangan dan melihat Da Mo tengah sibuk membersihkan… dulunya sang pangeran kita hanya menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang bersama temannya dan juga menunggang kuda tetapi sekarang, pria yang masih disayanginya tersebut harus bekerja keras di Buyonggak. Sa Ran mengambilkan minuman untuk Da Mo dan Da Mo menerimanya dengan senang hati. Baginya tinggal bersama dengan Sa Ran di Buyonggak adalah salah satu hal yang sangat membahagiakan untuknya.
Ayah Sa Ran terlihat berjalan di sebuah kompleks perumahan dan sesekali pandangannya diedarkan ke kanan dan ke kiri mencoba mengingat rumah tempat Sa Ran ditemukan dulu…. Saat melintas di sebuah rumah yang pintunya terbuat dari kayu berwarna coklat, Ayah Sa Ran memutuskan berhenti sebentar. Dari kejauhan terlihat Soon Duk menuju ke rumah yang sama, yang sedang diperhatikan Ayah Sa Ran, sayang mereka hanya berjalan sambil saling melewati karena Ayah Sa Ran memutuskan untuk pergi…. Hiks,hiks,hiks.
Ra Ra terkejut ketika mengunjungi Buyonggak dan mendapati Da Mo sedang menyapu halaman. Saat bertemu Sa Ran, Sa Ran menjelaskan jika Da Mo memutuskan bekerja di Buyonggak agar bisa mengajaknya keluar. Tak hanya itu Da Mo juga berkeinginan menikahinya tapi Sa Ran menolaknya.
“dia sepertinya sangat mencintaimu. Cinta itu benar-benar tidak masuk akal” ucap Ra Ra. Ra Ra kemudian bercerita jika Ayahnya akan menikah lagi dengan koki Buyonggak dan hal tersebut membuat Sa Ran sedikit terkejut….
Kang San mengunjungi rumah Ibunya. Dirinya sempat bertemu dengan Soon Duk namun Kang San tak terlalu terkejut karena sudah mendengar semuanya dari istrinya, Hyo Rin… saat makan siang, Kang San pun ikut makan bersama dan memuji makanan buatan Soon Duk yang sangat enak. Kang San merasa sedikit iri karena setiap hari Ibunya memakan makanan senikmat ini. Masakan Soon Duk adalah salah satu poin plus yang bisa diberikan kepadanya.
Tujuan kedatangan Kang San sebenarnya adalah untuk memberitahukan Ibunya jika dirinya memiliki seorang anak dari perempuan lain selain istrinya. Kang San tidak mengetahuinya dan baru mengetahuinya sekarang. Kang San sedang menunggu hasil tes DNA dan jika hasilnya positif Kang San meminta tolong kepada Ibunya agar anaknya bisa tinggal di rumah Ibunya untuk sementara waktu. Ibunya tentu saja terkejut, memiliki 2 anak lelaki dan semuanya memiliki kesamaan. Mempunyai anak di luar nikah, hufftttt…..
Malam harinya
Sebuah mobil berhenti di depan Buyonggak… seorang pria paruh baya turun dan bergegas masuk menuju ruangan yang sudah dipesan. Saat melihat pria tersebut, Da Mo terkejut setengah mati. Pria tersebut adalah Ayahnya.
BERSAMBUNG
Seru euy... Dtnggu lanjutnny... Penasaran... Gomawo:)
BalasHapusMakasih ya buat recapnya.
BalasHapusBtw, dicepatin dong buat recapnya, misal 2 recap per hari
Habisnya gak sabar nih..
wahhh,,,kaya apa jadinya ya????
BalasHapuspenasarannnnn
gomawo :)
BalasHapusdi tunggu lanjutan.y
Cinta begitu membingungkan.....
BalasHapusTetap semangka......i
Gag sabar pengen liat damo dan saran nikah.,eps brapa eonni??
BalasHapusFighting ya eonni..
Dewi semangat!!! *belumbacakomendulu
BalasHapusYg jadi Dan Sa Ran cantik banget,tp kok berasa kaku ya aktingnya... *ignore*
Selalu ditunggu sinopsisnya :D
Semangat dewi!!
BalasHapusSelalu ditunggu sinopsisnya :D
Mantap Chingu,,
BalasHapusLanjut...
trims banyak ya sinopsisnya, tak tunggu episode selanjutnya ..........
BalasHapus