Jumat, 04 April 2014

[Recap] New Tales Of Gisaeng Episode 16

=EPISODE 16=
Kata yang tak ingin diucapkan


Sa Ran terkejut saat Ra Ra menyiramnya dengan air… Sa Ran bisa mengerti bagaimana kekecewaan dan kemarahan yang dirasakan Ra Ra karena tak mengetahui jika sahabatnya sendiri berkencan dengan pria yang disukainya.
Sa Ran berusaha menjelaskan jika dirinya sudah lebih dahulu mengenal Da Mo saat dirinya menari di rumah Da Mo. Saat ke resor ski, saat itulah Sa Ran berkenalan lebih jauh dengan Da Mo dan mengetahui namanya. Sa Ran sama sekali tidak merebut Da Mo dari Ra Ra. Dirinya menjadi dekat saat Sa Ran mengetahui jika Da Mo dan Ra Ra batal dijodohkan.
Ra Ra melampiaskan kekesalannya dengan minum-minum… salah satu sahabatnya yang menyusulnya karena takut hal yang buruk terjadi pada Ra Ra menjelaskan jika Da Mo mungkin lebih dulu menyukai Sa Ran. Ra Ra semakin tidak senang mendengarnya. Meskipun dirinya dan Sa Ran sahabatan, Ra Ra seringkali iri dan merasa tersaingi dengan Sa Ran.
Seusai minum bukannya pulang, Ra Ra malah mendatangi apartemen Sa Ran dan membuat keributan di tengah malam.
“semakin aku berpikir tentang hal ini, semakin aku merasa jijik” ucap Ra Ra
“jadi apa yang ingin kamu lakukan?” tanya Sa Ran berusaha terlihat sabar dan kuat menghadapi sahabatnya yang satu ini namun yang didapatkannya adalah sebuah tamparan di pipi. Gong Joo yang tak terima kakaknya diperlakukan kasar melakukan perlawanan balik. 
Son Ja yang baru saja tiba terlihat terkejut melihat Gong Joo dan gadis yang tak dikenalnya bertengkar saling menjambak rambut. Sa Ran menahan Gong Joo sedangkan Son Ja menahan Ra Ra.
“hanya karena ini, kamu bahkan tidak ingin melihatku” ucap Sa Ran pada Ra Ra yang masih kesal. Sa Ran merasa tidak bersalah karena hal yang dilakukannya tidaklah salah.
“jangan pernah biarkan aku melihatmu lagi” pesan Ra Ra sesaat sebelum pergi.

Nenek Da Mo mengatakan kepada Ayah Da Mo anaknya dan juga Ibu Da Mo menantunya jika dirinya sudah menemukan pasangan yang terbaik untuk Da Mo, dia adalah Sa Ran. Ibu Da Mo yang pernah melihat Sa Ran beberapa kali ke rumah mereka tidak setuju karena Sa Ran berasal dari keluarga yang stratanya tidak sama dengan mereka, Sa Ran juga terlihat menampilkan pesonanya yang licik. Tetapi bagi Nenek, Sa Ran adalah gadis yang tepat….. Sa Ran bisa membuat Da Mo yang keras kepala menjadi berubah… Da Mo juga terlihat menyukai Sa Ran.
Nenek mengatakan jika dirinya sudah mengatur pertemuan Sa Ran dan Da Mo dan jika akhirnya Da Mo tidak menyukai Sa Ran, mereka bisa menganggap pembicaraan ini tidak pernah terjadi. Ayah Da Mo yang biasanya keras dan tegas, kali ini hanya bisa terdiam dan mendengarkan apa yang dikatakan Ibunya. Ayah Da Mo tidak bisa menolak keinginan sang Ibu. Apa salahnya melihat dan mengenal Sa Ran lebih dalam lagi. Ayah Da Mo memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa latar belakang keluarga Sa Ran.
Son Ja dan Gong Joo mengantar Ra Ra pulang. Dengan kondisi Ra Ra yang mabuk, sangat tidak memungkinkan untuknya menyetir seorang diri…. Gong Joo mulai bisa berdamai dengan keadaan terlebih wanita yang diajaknya bertengkar tadi memang sedang dalam kondisi tidak baik.
“Noona, mungkin ada kesalahpahaman” ucap Son Ja saat mereka tiba di depan rumah Ra Ra
“tanyakan pada Dan Sa Ran jika ada kesalahpahaman. Katakan pada Sa Ran jika aku akan memberitahukan semuanya pada Ayah Da Mo ketika aku bertemu dengannya” ucap Ra Ra dan masuk ke dalam rumahnya
“kenapa kamu sangat baik dengannya?” tanya Gong Joo kesal. Sedaritadi Son Ja terlihat sangat memperhatikan Ra Ra dan juga merapikan rambutnya yang acak-acakan.
“apa yang akan kita lakukan jika dia mengatakan bahwa dia diganggu di rumah kita?” tanya Son Ja balik
Di dalam rumah, Ra Ra mendapatkan pertanyaan yang bertubi-tubi dari Ayah dan Ibunya tentang kondisinya yang berantakan namun sepertinya semuanya akan ditanyakan ulang keesokan harinya. Son Ja dan Gong Joo melanjutkan perjalanan mereka dan singgah di warung tenda untuk mengisi perut mereka yang kelaparan akibat pertengkaran tadi.

Bagi Gong Joo, Son Ja terlihat jauh lebih bijaksana dibandingkan dirinya yang tak bisa menahan emosi… Gong Joo penasaran dengan sosok Ayah Son Ja, sepertinya dia adalah orang yang baik karena Son Ja terlahir dengan kepribadian yang baik.
Gong Joo dan Son Ja kembali ke rumah…. Sa Ran beruntung karena ke dua orang tua mereka sedang berada di luar… jika tidak, masalah akan semakin bertambah gawat.

Keesokan harinya
Ra Ra diinterogasi oleh Ayah dan Ibunya. Akhirnya mereka mengetahui penyebab semua masalah ini adalah karena Ah Da Mo. Disaat bersamaan, Sa Ran menelepon namun Ra Ra tidak ingin berbicara dengan Sa Ran. 
Gong Joo dan Son Ja berolahraga bersama…. Son Ja akhirnya mengetahui jika alasan Sa Ran berlatih baseball selama ini adalah karena Da Mo.
Kakek Ra Ra akhirnya keluar dari rumah sakit. Joo Hee telah berpesan kepada Ra Ra agar tidak memberitahukan Kakeknya tentang masalah kemarin.
Ayah Da Mo akhirnya mendapatkan riwayat serta latar belakang Sa Ran. Dilihat dari fotonya, Sa Ran terlihat cantik. Dari nilai-nilainya juga sangat memuaskan tapi ada satu hal yang membuatnya merasa tidak nyaman… latar belakang keluarga Sa Ran. Ayah Sa Ran pengangguran sementara Ibunya bekerja di Buyonggak, rumah gisaeng.
Sa Ran membuat kue untuk ulang tahun Da Mo
Dan Da Mo, pria yang dinanti-nantikan Sa Ran akhirnya tiba di Korea dengan selamat.
Nenek sudah membayangkan pertemuan mereka bertiga akhirnya…. Melihat dan mendengar Da Mo setuju untuk dijodohkan dengan Sa Ran. Tapi, sayang… salah seorang sahabat Nenek menelepon dan memintanya untuk bertemu hari ini alhasil pertemuan hari ini hanya akan dihadiri oleh Sa Ran dan Da Mo saja meskipun awalnya Nenek meminta Da Mo untuk membatalkannya.
Sa Ran terlihat sangat senang saat memasuki restoran… senyum terus terkembang di wajahnya tapi lain halnya dengan Da Mo yang terlihat menjaga perkataannya dan terlihat lebih tenang dari biasanya. Sa Ran mulai membayangkan bagaimana ekspresi Da Mo saat melihat kue buatan Sa Ran nanti tapi semuanya hanya ada dalam bayangan Sa Ran. 
“ketika kita pertama kali bertemu dan membuat janji, jika salah satu pihak berkata putus maka kita akan putus. Mari kita melakukannya” ucap Da Mo
“mengapa?apakah Nenek mengatakan sesuatu?” tanya Sa Ran sedikit terkejut
“tidak, apakah Nenek akan mengatakan sesuatu? Aku hanya akan mengatakan kebenaran. Pada awalnya aku ingin bertemu bukan karena aku ingin menang, itu karena kamu begitu cantik. Aku ingin menjadi orang pertama yang melakukan kontak denganmu. Hanya untuk bisa menyombongkan diri. Kamu tidak memiliki apa-apa namun sangat kasar denganku. Kamu tidak ingin bersama denganku? Dengan perasaan seperti itu, tidak perduli bahwa itu sia-sia, tidak perduli seberapa keras aku berusaha. Membuang-buang waktu”
“apa kamu tidak berhasil?”
“apa kamu tidak mengerti? Aku tidak menginginkan hatimu, aku hanya ingin kamu terpesona olehku jadi aku tidak dapat menahanmu untuk jatuh kepadaku. Apa kamu mengerti sekarang? Aku minta maaf”

“apakah itu benar-benar apa yang kamu rasakan? Bagaimana kamu bisa seperti ini? Jadi selama ini semuanya bohong? Kamu berpikir aku tidak memiliki kebanggaan apapun? Aku tidak pernah punya pikiran egois, aku mengabaikan latar belakang keluargamu, aku hanya menyukaimu karena hal yang ada pada dirimu. Kamu seharusnya bisa merasakannya. Terima kasih atas kejujuranmu. Dibandingkan dengan kebohongan, kenyataan menyakitkan jauh lebih baik. Akan jauh lebih baik jika kamu jujur lebih awal”
“kamu terlalu muda untukku…”
“sekarang bahkan aku tidak ingin mengerti lagi, ini bukan karena aku muda tetapi karena aku bodoh. Aku pernah membaca dalam sebuah buku bahwa seseorang tidak akan menipu jika tidak memiliki keinginan. Aku harus bercermin jika aku memiliki keinginan materialistis. Bukankah hari ini ulang tahunmu? Aku tidak tahu aku akan mendengar ini hari ini” ucap Sa Ran dan mengambil kue yang selama ini diletakkan di sampingnya dan meletakkannya ke atas meja. Saat pelayan datang, Sa Ran meminta untuk membuang kue buatannya. “aku merasa menyedihkan, aku akan pergi dulu… aku belajar darimu bahwa tidak semua orang merasakan hal yang sama seperti yang kita rasakan”
Sa Ran berusaha menahan air matanya saat meninggalkan Da Mo. Hal yang sama juga dilakukan Da Mo namun Da Mo berusaha menutupi perasaannya…. Logikanya lebih dikedepankan dibandingkan perasaannya sendiri. Da Mo belum bisa dewasa dan belajar apa itu arti mencintai. Selama ini wanita hanya menjadi mainannya termasuk Sa Ran. Tapi apakah Da Mo yakin dengan keputusannya?
Selama di perjalanan pulang, Sa Ran hanya menatap kosong ke depan. Kontak Da Mo dihapus dari ponselnya 
sedangkan Da Mo memilih bermain baseball untuk mengilangkan rasa sesak di dadanya. Kenangan tentang Sa Ran kembali bermain di pikirannya mengajaknya mengingat kembali semua kenangan manis yang pernah mereka lalui bersama. 
Ini lebih baik daripada waktu Ibu meninggal dunia, dibandingkan dengan anggota keluarga melakukan kesalahan. Ketika Ibuku meninggal, aku merasa seolah-olah langit akan runtuh. Dibandingkan dengan itu, sekarang tidak apa-apa.

Ibu Da Mo pulang bersama dengan Ayah Da Mo. Dilihatnya sang ibu mertua yang sedang tertidur dengan lelapnya. Nenek Da Mo tak mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur dan saat dibangunkan Nenek Da Mo tak bereaksi. Ibu Da Mo panik dan bergegas memanggil suaminya. Ayah Da Mo shock saat mendapati Ibunya terbujur kaku. Panggilan terus dilakukan untuk membangunkannya namun tetap tak ada reaksi.
Da Mo yang baru saja pulang terkejut ketika mendengar kabar jika Neneknya sudah meninggal….
Sa Ran sama sekali tidak bisa tidur. Topi putih yang pernah dikenakannya dan sedang tergantung segera dibuangnya….
Kabar meninggalnya Nenek Da Mo sampai juga ke telinga Ayah Ra Ra dan juga Sa Ran.
Ra Ra menemui Ah Mi mengkonfimasi kedekatan antara Sa Ran dan Da Mo.
Sa Ran masih belum bisa melupakan Da Mo. Setiap hal yang dikerjakannya mengingatkannya tentang Da Mo. Saat minum teh di taman bersama misalnya…. Air mata kembali membasahi wajah cantiknya. Sa Ran bahkan sengaja memecahkan gelas dan membiarkan tangannya terluka…

Bagaimana bisa dia melakukan hal seperti ini

Hwa Ran menelepon Joo Hee memintanya untuk bertemu membicarakan masalah Buyonggak.
Sa Ran melangkahkan kakinya menuju tempat pemakaman Nenek


=BERSAMBUNG=

Cuma pengen bilang Poor Sa Ran. Episode ini adalah salah satu episode terfavorit dan tersedih untukku...

3 komentar:

  1. Jangan menyerah y eonni.untk memposting ps yg akn datang..ditunggu..

    BalasHapus
  2. Episode ke 17 nya belum ada ya...???

    BalasHapus
  3. Yap yap, sedih banget ketika saran bilang kejadian ini masih mending dibandingkan ketika ibunya meninggal.. :'(

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...