Selasa, 08 April 2014

[Recap] New Tales Of Gisaeng Episode 19

=EPISODE 19=
Terus saja Mengingatmu


Da Mo bertanya kenapa Sa Ran mengembalikan kartu yang sudah diberikan kepadanya? Sa Ran hanya berucap berterima kasih karena kebaikan Da Mo tetapi yang menjadi pertanyaan mengapa sampai saat ini Da Mo terus memikirkan Sa Ran setelah semua hal menyakitkan yang sudah dilakukannya? Dan jawaban Da Mo membuat Sa Ran menjadi sedikit kesal “aku hanya tidak berniat menikah denganmu”.
Sa Ran berucap jika awalnya dirinya berpikir Da Mo adalah sosok pangeran muda dengan jiwa yang bersih tetapi kenyataannya Da Mo adalah seorang serigala…. “Siapa yang bisa aku salahkan? Sejak awal serigala selalu akan menjadi serigala, aku mengulurkan tanganku tanpa sadar. Kamu benar-benar tidak tahu diri, kamu berpikir apa yang kamu lakukan semuanya benar dan masuk akal”. 
Pesan terakhir Sa Ran  sebelum pergi agar Da Mo jangan mencarinya lagi dan fokus pada gadis-gadis yang dijodohkan dengannya.

Ayah Da Mo kembali memanggil Da Mo menanyakan masalah perjodohannya tetapi Da Mo masih belum menemukan gadis yang tepat.
Waktunya makan siang….
Hwa Ja telah menyiapkan makanan untuk semua anggota keluarga termasuk Sa Ran tapi tunggu dulu, ada yang salah… Ayah, Gong Joo, Hwa Ja dan juga Son Ja mendapatkan irisan daging sapi yang terlihat sangat lezat tetapi Sa Ran hanya mendapatkan kulit dan juga usus yang sama sekali tidak bisa disebut makanan. Merasa kesal, Sa Ran memilih membereskan makanannya dan berasalan tidak selera makan. Ckckckck, Hwa Ja benar-benar….
Sebuah mobil berhenti di depan rumah Hyo Ri dan Kang San. Kedatangan si pemilik mobil membuat pasangan suami istri tersebut menjadi senang. Mereka merasa si pemilik mobil yang tak lain adalah anak mereka, Ra Ra sudah bisa menerima kenyataan. Sayang, tujuan kedatangan Ra Ra adalah hanya ingin kembali mengingatkan dan berpesan kepada ke dua orang tua kandungnya untuk menjaga rahasia ini selamanya termasuk rahasia jika Ra Ra sudah mengetahui fakta yang sebenarnya.
Dada Hyo Ri tentu saja sesak, air matanya tak berhenti menetes… Hyo Ri mengatakan semuanya kepada Ra Ra, hanya ingin diakui sebagai Ibu tidak lebih. Hyo Ri ingin merasakan bagaimana jalan berdua dengan Ra Ra, makan bersama, shoping dengan status sebagai Ibu Ra Ra dan bukan tante/bibi. 

Eo San mengajak Soon Duk makan siang bersama… mereka kembali membicarakan tentang anak mereka yang hilang dan proses pencarian yang masih belum menunjukkan hasil. Soon Duk merasa sedih ketika mengingat Ayah Eo San yang menaruh semua usahanya pada pencarian ini hingga akhirnya sakit dan meninggal. Ucapan Eo San kemudian membuat Soon Duk terkejut “aku memutuskan untuk bercerai”. Soon Duk semakin merasa bersalah namun Eo San mengatakan jika ini bukan salah Soon Duk, yang mengajukan keinginan bercerai adalah istrinya sendiri. Eo San menjelaskan alasan kenapa sampai saat ini pernikahan mereka masih bertahan. Semuanya adalah karena istrinya sangat menghormati Ayah mertua.
Keinginan Eo San sekarang adalah bisa menikah dengan Soon Duk…. Setelah 25th berlalu sudah saatnya Soon Duk berbahagia dan juga cinta diantara mereka yang pernah tercipta masih tetap terjaga hingga saat ini.
Saat berganti pakaian, Da Mo tanpa sengaja melihat topi pemberian Sa Ran. Dikenakannya topi tersebut dan ingatan akan kenangan manis mereka kembali menari-nari di benak Da Mo. T^T 


Sementara itu
Sa Ran juga sedang bergelut dengan pakaiannya yang dijemur di balkon. Salah satu baju kesayangannya dan terbuat dari bahan sutra saat ini sedang tergantung manis di salah satu terali… emosi tentu saja. Baju tersebut tidak boleh dicuci dengan mesin cuci dan Ibu tirinya mencucinya.
Dengan emosi yang meledak-ledak, Sa Ran merobek baju tersebut di depan Ibu tirinya….ibu tirinya sengaja melakukannya karena Sa Ran menolak masuk ke Buyonggak. Dan hal yang lebih membuat Sa Ran menjadi marah, ibu tirinya memutarbalikkan fakta saat Ayah Sa Ran pulang dan sang Ayah hanya bisa diam dan terlihat lebih memihak istrinya. Hwa Ja beralasan hanya ingin membantu Sa Ran mencuci baju dan Sa Ran malah membuatnya seperti seorang tersangka dengan menyudutkannya. Hwa Ja bahkan mengatakan Sa Ran tidak kasihan dengan Ayahnya yang sudah sakit-sakitan namun bagi Sa Ran semua ini bukan salahnya… Sa Ran sudah berulang kali mengingatkan untuk tak membuka restoran dan juga mengingatkan Ayahnya ketika akan menikah lagi.
Ayah Da Mo masih bersedih ketika mengingat jika Ibu yang sangat disayanginya sudah tidak ada lagi. Dilangkahkannya kakinya menuju kamar sang Ibu dan dipandanginya foto sang Ibunda dengan lekat….
Sedangkan Da Mo mengajak Andrew ke kamarnya dan mengajaknya berbicara seperti seorang sahabat Andrew apa kamu masih mengingat Sa Ran? Hatiku berusaha untuk melupakannya tapi aku tetap saja berpikir tentangnya. Aku benar-benar ingin dia menjadi wanitaku tapi itu adalah hal yang mustahil, kenapa begitu? Jika aku seorang yatim piatu, aku tidak akan perduli. Tidak perduli bagaimana aku bertahan hidup, selama aku bahagia itu tidak masalah. Apa yang harus aku lakukan, hatiku terasa sangat sakit. Dan Sa Ran, muncullah dalam mimpiku, aku ingin melihat wajahmu, mendengar suaramu dan melihat senyumanmu. Jika aku melihatmu walau hanya dalam mimpi, aku tidak akan terus menangisimu melainkan akan memelukmu erat 

Hwa Ja menitipkan pakaiannya yang terbuat dari sutra ke tempat penitipan barang. Semuanya karena mimpi buruknya semalam. Hwa Ja melihat Sa Ran mencuci semua bajunya sama seperti yang dilakukannya pada baju Sa Ran. Tak hanya itu, Hwa Ja bahkan memberikan jus labu sebagai vitamin untuk Sa Ran yang kelelahan karena bekerja terlalu keras. 
Tapi tetap saja dibalik semua itu, rencana untuk mengirimkan Sa Ran ke Buyonggak tetap dilanjutkannya. Hwa Ja bahkan mempengaruhi suaminya untuk mengungkapkan dan memberitahukan kepada Sa Ran fakta yang sebenarnya jika Sa Ran adalah anak pungut/anak angkat. Ya ampun, #tepokjidat
Nenek Ra Ra mengunjungi Buyonggak dan Hwa Ran menyambutnya dengan sangat gembira… Hwa Ran menyajikan makanan terbaik yang dimiliki Buyonggak dan menemani Nenek Ra Ra selama berada di Buyonggak. Tak hanya itu, sebuah tarian sengaja disiapkan untuk menghibur hati Nenek tapi kesedihan yang berulang kali berusaha dihapusnya dari ingatan tak kunjung menghilang justru kerinduan terhadap sang suami semakin kuat. Kenangan dan kebersamaan yang pernah mereka lalui bersama selama bertahun-tahun, pertengkaran, kesedihan, canda tawa kembali menyeruak ke permukaan dan enggan untuk beranjak pergi. 

Sedangkan di rumah
Joo Hee akhirnya memberitahu rencana perceraiannya kepada putrinya, Ra Ra…. Dan bisa ditebak reaksi Ra Ra. Ra Ra menentang keras perceraian ayah dan Ibunya, setelah bertahun-tahun mereka bersama kenapa mereka ingin bercerai? Sama seperti jawaban Eo San pada Soon Duk, pernikahan mereka terjadi adalah karena Kakek Ra Ra. Lagipula tidak ada gunanya pernikahan ini tetap berlanjut tanpa adanya cinta… Joo Hee juga memberitahukan jika Ra Ra bukanlah anak kandungnya melainkan anak kandung Bibi dan Pamannya. Ra Ra tidak terkejut mendengarnya dan membuat Joo Hee yang berbalik terkejut. Ra Ra mengatakan sudah mengetahuinya beberapa hari yang lalu. Perpisahan Ayah dan Ibunya tak jua merubah keputusan Ra Ra. Ra Ra akan tetap tinggal di rumah tempatnya tumbuh besar, merawat dan menemani Neneknya serta Ayahnya. Ra Ra tak akan ke rumah paman dan bibinya yang tak lain adalah orang tua kandungnya walaupun Joo Hee menyuruhnya. Terlalu banyak kenangan indah di rumah ini termasuk kenangan akan Kakek.
Ra Ra memeluk ayahnya yang masuk ke dalam kamarnya dengan erat…. Sekarang mereka bertiga termasuk Nenek akan menjalani hidup bersama-sama tanpa kehadiran Joo Hee.
Da Mo kembali berkunjung ke restoran tempat Sa Ran bekerja, kali ini seorang diri tanpa ditemani gadis-gadis yang sebelumnya pernah diajaknya berkencan ataupun gadis baru yang akan dijodohkan dengannya…. Sa Ran, tentu saja tidak bisa membohongi kata hatinya jika dirinya senang melihat kehadiran Da Mo tetapi akal sehat Sa Ran masih bekerja dengan baik. Sa Ran bersikap professional dan menganggap Da Mo seperti tamu lainnya, melayani dan mengantarkan pesanan Da Mo dan kembali fokus kepada tamu lain. Hal tersebut membuat Da Mo kesal karena tujuannya datang ke restoran agar bisa berbincang dengan Sa Ran tapi Sa Ran malah mengacuhkannya….
Sesampainya di rumah, Da Mo kembali berbincang dengan Ayah dan Ibunya mengenai masalah perjodohan. Da Mo mengatakan jika dirinya masih ingin mengenal lebih dekat gadis yang terakhir kali ditemuinya. Hal yang lebih penting sekarang baginya adalah meyakinkan Ayahnya untuk mengangkat seorang anak perempuan, agar ketika dirinya menikah Ayah dan Ibunya tidak kesepian. Modus nich, ckckckck…
Kebaikan Hwa Ja kembali berlanjut. Saat Sa Ran pulang bekerja, Hwa Ja membawakan makanan ke kamar Sa Ran dan menyuruhnya untuk makan. Sa Ran menuruti ucapan Hwa Ja, tetapi begitu Hwa Ja pergi… Sa Ran memberikannya kepada Gong Joo adik tirinya yang terlihat sangat menyukai makanan yang dibawa Hwa Ja.
Keesokan harinya
Saat membuang sampah, tatapan Sa Ran tanpa sengaja bertemu dengan tatapan Da Mo… pagi-pagi sekali Da Mo datang mengunjungi Sa Ran, entah kenapa pria tersebut tak bosan untuk mengusik ketenangan Sa Ran. Da Mo mengajak Sa Ran ke sebuah coffee shop yang berada tak jauh dari apartemen Sa Ran. 
Da Mo mengatakan jika dirinya sudah berbicara kepada Ayah dan Ibunya untuk mengangkat seorang anak perempuan dan orang tuanya sepertinya setuju (orang tua Da Mo tidak mengetahui jika anak perempuan yang ingin dijadikan adik Da Mo adalah Sa Ran). Da Mo meminta Sa Ran untuk mempertimbangkannya kembali. Dengan Sa Ran menjadi saudara Da Mo, Sa Ran bisa melanjutkan S2-nya, ayahnya bisa bekerja di salah satu perusahaan Da Mo, Sa Ran bisa menari sesuai impiannya, ke luar negeri dan tak bersusah payah lagi…
Tapi jawaban Sa Ran masih tetap sama… bagi Sa Ran, keinginan Da Mo adalah hanya ingin dekat dengan Sa Ran tanpa perlu menjalin sebuah ikatan. Menjadi kakak dan adik untuk mereka berdua sama sekali tidak mungkin karena diantara mereka telah terbentuk sebuah rasa…. Sa Ran sebenarnya ingin terus bersama Da Mo tetapi sebagai pasangan kekasih dan bukan sebagai saudara. Sa Ran menolak dengan tegas permintaan Da Mo.
Sementara itu Hwa Ja kembali meminta Ayah Sa Ran agar kembali membujuk Sa Ran untuk masuk ke Buyonggak… semuanya demi kebaikan Sa Ran dan juga kebaikan mereka semua. Ekonomi keluarga mereka bisa terangkat dan juga Ayah Sa Ran bisa bersantai dan tak perlu memikirkan keuangan keluarga.
Da Mo menunggang kuda seperti kebiasaannya yang dulu-dulu.
Hyo Ri menemui Joo Hee. Mereka berbincang-bincang mengenai Ra Ra yang telah mengetahui fakta orang tua kandungnya.
Di Buyonggak
Kebiasaan mengambil bahan makanan dari dapur yang sering dilakukan Hwa Ja akhirnya ketahuan. Eun Ja tanpa sengaja melihat Hwa Ja menyembunyikan sesuatu dalam saku bajunya disaat semua orang sedang sibuk. Saat hendak pulang, Eun Ja meminta Hwa Ja untuk memberikan tasnya. Hwa Ja tak bisa menolak dan tak bisa mengelak, terutama ketika Eun Ja menemukan bumbu dapur dalam jumlah yang cukup banyak dalam tas Hwa Ja… ckckckck
Da Mo kembali melihat topi pemberian Sa Ran, entah apa yang dipikirkannya… mungkinkah Da Mo akan membuangnya sama seperti yang dilakukan Sa Ran?
BERSAMBUNG

6 komentar:

  1. Cuma blognya mba' Dewi yang bisa di andalkan....q cari sana sini tp g ada yg pake bhs indo. Alhasil cuma liat" gambarnya.
    Tapi drama ini' yang mati banyak yah...nenek da mo,kakek ra ra,n terakhir ibu tiri sa ran.....
    Tapi aq tetap suka dengan blognya mba' dewi...semangaaaat yah buat melanjutkannya aq tunggu sampe penghabisan..

    Athfi

    BalasHapus
    Balasan
    1. ne, gumawo... semangat dari kalian jadi motivasi bwt nyelesain setiap episode demi episode. ^^

      Hapus
  2. Masih nyesek, episodnya nyampe 52 episod tapi baru episod belasan udah nyesek,,
    Semangat buat recapnya ya, aku sediain tissue nih banyak-banyak...
    Dan ditunggu episod selanjutnya...
    Fitri

    BalasHapus
  3. Khamsamidha unyi... Hanya dirimu yg menulis dengan lengkap.. Di tunggu episode selanjutnya...

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...