Sabtu, 05 April 2014

[Recap] New Tales Of Gisaeng Episode 17


=Episode 17=

Saat harus kehilangan orang terkasih


Sa Ran melangkah sedih meninggalkan tempat pemakaman. Ingin sekali rasanya Sa Ran memberi penghormatan terakhir kepada Nenek tetapi keadaan tak memungkinkan terlebih beberapa jam yang lalu Da Mo memutuskan untuk berpisah. 

Aku sedang berpikir tentangmu Nek. Aku tidak akan membencinya, aku akan berterima kasih padanya ketika saatnya mengucapkan selamat tinggal terakhir kami. Mulai sekarang aku hanya akan berpikir tentang menari, aku akan mencurahkan semuanya untuk menari. Nenek, aku merindukanmu. Aku berharap Nenek bisa pergi ke surga dan selalu melindungiku.
Ra Ra masih memikirkan tentang hubungan Sa Ran dan Da Mo. Ra Ra berjanji pada dirinya sendiri akan menikah dengan seorang pria yang jauh lebih kaya daripada Da Mo. 
Hwa Ja menemui Sa Ran di kamarnya… Hwa Ja terus meminta Sa Ran untuk memperkenalkannya dengan pria yang sedang dekat dengannya sekarang…. Sayang ucapan Sa Ran membuat Hwa Ja terkejut…. “aku sudah putus, aku sudah berhenti menemuinya”. Hwa Ja semakin penasaran… apakah Sa Ran yang meminta putus ataukah Sa Ran yang diputuskan? 
Keluarga Da Mo masih diliputi kesedihan…. Kematian Nenek membuat rumah menjadi sepi. Da Mo melangkahkan kakinya ke kamar Neneknya yang sekarang kosong. Senyuman sang Nenek yang selalu terlihat setiap kali melihat Da Mo sekarang sudah tidak ada lagi. Tetesan air bening mulai membasahi wajahnya yang tampan.
Kakek dan Nenek Ra Ra beserta Soon Duk serta Eo San, ayah Ra Ra makan malam bersama. Ini pertama kalinya Kakek bertemu secara langsung dengan Soon Duk. Ucapan permintaan maaf meluncur seketika dari bibir Kakek… Kakek merasa bersalah karena sudah membuang cucunya sendiri dan tidak mengenalinya.


Setelah pertengkaran hebat antara Sa Ran dan Ra Ra, mereka akhirnya dipertemukan dalam satu meja. Semuanya terjadi berkat sahabat-sahabat mereka yang tak ingin permasalahan ini terus berlanjut dan tak berkesudahan. Sa Ran memulai pembicaraan…. Awal dia mengenal Da Mo karena Nenek Da Mo memintanya beberapa kali untuk menari di kediaman mereka. Sa Ran mulai dekat dengan Da Mo hanya untuk mengecek apakah Da Mo benaran gay seperti pernyataan Ra Ra tetapi kenyataannya Da Mo adalah lelaki normal. Mereka berdua memutuskan menjalin hubungan dan Sa Ran tidak memberitahu Ra Ra karena Sa Ran tahu apa yang akan terjadi nantinya…. Mereka pada akhirnya putus. Da Mo hanya menganggap Sa Ran seorang adik dan tak lebih. Bagi Sa Ran, Da Mo sama sekali tak tertarik padanya.
Dan pertanyaan Ra Ra membuat Sa Ran membohongi kata hatinya sendiri “Apa kamu tidak sakit hati dan dijawab Sa Ran tidak.
Ra Ra mengajak ke 3 sahabatnya ke tempat karaokean, salah satu tujuannya adalah menghibur Sa Ran. Mendengar penjelasan Sa Ran membuat Ra Ra sedikit lega…. Tetapi bukannya terhibur Sa Ran justru merasa semakin terpuruk dan tenggelam dalam kesedihan. Hal yang sama juga dirasakan Da Mo…. Da Mo seolah membohongi perasaannya sendiri dan berusaha terlihat kuat dan tegar.
Di Buyonggak
Para gisaeng menghabiskan waktu dengan menyemir sepatu yang mereka kenakan. Nenek Wang yang melihatnya segera menegur mereka karena yang harusnya mereka lakukan adalah belajar dan merawat penampilan diri. Dan yang seharusnya melakukannya adalah ahjussi Saeng Kang yang justru sedang sibuk merawat diri di kamarnya. Mereka seolah bertukar peran, ckckck…. Ahjussi, ahjussi. Kena marah kan pada akhirnya…..
Ayah Da Mo sangat terpukul dengan kepergian sang ibu tercinta… selain Andrew anjing kesayangannya, Ibunya adalah seseorang yang sangat berarti untuknya. Apapun yang dikatakan Ibunya, Ayah Da Mo tidak berani menentang… Ayah Da Mo pun meminta Da Mo untuk segera menikah dan memiliki anak. Dirinya memiliki kepercayaan jika orang yang telah meninggal akan berenkarnasi dan harapannya sang ibu tercinta bisa berenkarnasi sebagai anak Da Mo yang tak lain akan menjadi cucunya.
Ibu Da Mo ikut berbicara. Sesaat sebelum dirinya keluar (beberapa jam sebelum Nenek Da Mo meninggal), ibu mertua berpesan agar dirinya tidak marah dan membenci sang suami semarah apapun dirinya atas tindakan suaminya. 
Da Mo kembali menemui gadis yang akan dijodohkan dengannya. Seorang gadis cantik dan sepertinya kaya raya. Tanpa disadari Da Mo, seorang pria terus memperhatikannya dan melaporkan apa yang dilihatnya pada Hwa Ja. Hwa Ja hanya ingin mengklarifikasi apa benar Sa Ran dan Da Mo telah putus dan sepertinya memang benar.
Melihat tingkah laku Sa Ran yang bersedih dan berusaha terlihat sibuk, Hwa Ja mengambil kesimpulan jika Da Mo lah yang meminta putus dan bukannya Sa Ran.
Hwa Ran menghabiskan waktunya dengan berenang. Tanpa sengaja dirinya bertemu dengan Ra Ra dan Ah Mi yang langsung mengenalinya sebagai pemilik Buyonggak. 
Hyo Ri menjamu tamunya yang tak lain adalah Ra Ra dan teman-temannya…. Percakapan selama perjamuan sederhana tersebut membuat Ra Ra kesal karena bibinya membahas hal yang tak penting.
Mata Hwa Ja berbinar-binar saat melihat salah satu pengunjung Buyonggak memberikan uang dalam jumlah yang cukup besar kepada salah satu penari. Hal tersebut diceritakannya kepada suaminya. Entah apa yang ada dipikiran dan entah apa yang akan direncanakannya.
Da Mo masih meneruskan pencarian jodohnya, kali ini dengan gadis yang berbeda… sayang, bayang-bayang Sa Ran masih sulit dilupakannya. Saat melihat serbet yang tertata di atas meja yang dibentuk seindah mungkin membuat Da Mo mengingat Sa Ran dan keterampilannya yang sangat mahir membuat serbet dengan bentuk yang sama. Saat itu yang ada hanya tawa dan kebahagiaan tak seperti pertemuan-pertemuannya dengan beberapa gadis akhir-akhir ini. Sangat membosankan….
Kakek Ra Ra kembali jatuh sakit dan harus menginap di rumah sakit. Tetapi perasaan tidak nyaman membuat Kakek ingin buru-buru kembali ke rumah. Nenek dan yang lainya hanya bisa menuruti kemauan Kakek. Selera makan Kakek juga menurun dan yang ingin dilakukannya saat ini adalah bertemu dengan Sa Ran. Dan untungnya Sa Ran menyanggupinya dan menyempatkan singgah di rumah Ra Ra.
Kakek mulai bercerita tentang keinginannya memiliki rumah yang dekat dengan apartemen Sa Ran dimana hanya ada dirinya dan Nenek Ra Ra yang tinggal. Meski dengan suara terbata-bata, Kakek terlihat antusias.
Namun pandangan Kakek perlahan kabur, Kakek bahkan sulit berbicara dan hanya menyebut “kepala”
“apa kepala Kakek sakit?” tanya Sa Ran khawatir namun Kakek tidak menjawab dan mencoba menggapai rambut Sa Ran dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya. Seketika Kakek ambruk ke kasur dan membuat Sa Ran panik.
Joo Hee, Ra Ra berlarian ke kamar saat mendengar Sa Ran memanggil mereka dan berucap Kakek pingsan. Joo Hee berlarian dan mulai menangis ketika duduk disamping tubuh ayah mertuanya yang ternyata telah meninggal. Sa Ran ikut merasa sedih. Hatinya seperti tersayat menyaksikan Kakek Ra Ra yang baru beberapa kali ditemuinya meninggal dunia tepat di hadapannya. Air mata menetes di wajahnya, entah kenapa Sa Ran merasakan kehilangan yang sangat dalam padahal Kakek bukanlah siapa-siapa baginya. Yang diketahuinya, Kakek sangat menyayangi dirinya.
Orang yang mencintaiku meninggalkan aku lagi

Da Mo bermimpi buruk… Da Mo sedang bersama Sa Ran merayakan ulang tahunnya namun tiba-tiba Ra Ra muncul dan melemparkan kue ulang tahun tepat ke wajah Da Mo.
Kabar meninggalnya Kakek terdengar juga di telinga keluarga Da Mo,Hwa Ran dan juga Soon Duk. Hwa Ran dan Soon Duk bergegas ke rumah duka dan tanpa disadari Soon Duk, anak yang selama ini dicarinya melewatinya. Ya, dia adalah Sa Ran.
Yang paling bersedih karena kematian Kakek tentu saja Nenek Ra Ra. Selama ini, dimana ada kakek disitupun dirinya berada. Mereka selalu bersama dalam keadaan susah ataupun sedih. Nenek seolah kehilangan setengah kehidupannya terlebih disaat suaminya meninggal Nenek tidak berada disampingnya.
Hwa Ja mengajak Sa Ran minum teh dan berbincang sebentar. Hwa Ja memberikan Sa Ran ide agar bekerja di Buyonggak sebagai penari. Uang yang didapatkan tidaklah sedikit. Sa Ran bisa membeli kosmetik, baju dan juga tidak perlu bersusah payah melamar di perusahaan. pasca diketahuinya fakta jika Sa Ran adalah anak pungut, Hwa Ja mulai tidak menghormati Sa Ran. Hwa Ja mulai mengeluh tentang mahalnya biaya apartemen.
Sa Ran masuk ke dalam kamar, kesal mendengar ucapan Ibu Tirinya. Bisa-bisanya ibu tirinya menyuruhnya menjadi penari di Buyonggak. Itu sama saja dengan menjadi pelac…., apa yang akan dikatakan orang-orang tentang dirinya. Uang simpanan mereka yang seharusnya bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama justru disalahgunakan dengan alasan kepentingan pembukaan restoran yang berakhir pada kebangkrutan dan sekarang beban ditimpakan pada Sa Ran, maldo andwae…
Langkah kaki Sa Ran berhenti di depan sebuah rumah yang tak asing lagi baginya… tujuan kedatangannya adalah untuk mengembalikan kartu kredit pemberian Da Mo yang sama sekali tidak digunakannya. Suara Da Mo dari dalam rumah membuat Sa Ran bergegas bersembunyi. Sosok Da Mo yang keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobilnya seolah mengorek kembali luka di hati Sa Ran yang masih basah…. Sa Ran sangat merindukan sosok pria yang sudah mencuri hatinya. 
Malam harinya
Hwa Ja memulai kembali perdebatan dengan Sa Ran… Hwa Ja terus membujuk Sa Ran agar menjadi penari di Buyonggak namun Sa Ran tetap menolak. Impian Sa Ran adalah menari diatas panggung dan bukan di Buyonggak dan Sa Ran mengatakannya dengan tegas. Kenapa semua beban hidup ditimpakan kepadanya?
Da Mo terlihat terkejut ketika mendapati kartu kredit yang pernah diberikannya pada Sa Ran tergeletak di atas mejanya… bagaimana bisa Sa Ran mengembalikannya padahal Da Mo sudah memberikannya?
Pasca kematian Kakek, setiap orang kembali ke rutinitasnya…. Misalnya Joo Hee dan Hyo Ri, mereka sepertinya sedang merencanakan sesuatu. Sa Ran sendiri bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran mewah. 
Dari semua wanita yang diperkenalkan kepada Da Mo tak ada satupun yang menarik hati Da Mo. Alasannya mereka tidak nyambung saat diajak berbicara, terlalu membosankan dan tidak memiliki hoby yang sama. Hal yang sama pun terjadi pada wanita berambut panjang yang ditemui Da Mo di sebuah restoran, wanita tersebut sangat pemilih dalam hal makanan. 
Da Mo mencoba menelepon Sa Ran namun Sa Ran menolak panggilan Da Mo… tak cukup sampai disitu, Da Mo mendatangi Sa Ran di pagi buta dan mengajaknya berbicara.

=BERSAMBUNG=

4 komentar:

  1. d tunggu episode selanjutnya....seru......

    BalasHapus
  2. Mana episode 18? Gue suka banget sinopsis yg lu buat apalagi tentang new gisaeng story

    BalasHapus
  3. Makasih recapnya di buatin...jadi nangis di episode 16 dan 17 ini....

    BalasHapus
  4. Makasih recapnya,,
    Bacanya aja udh nyesek bnget, ga kbayang klo harus nonton...
    Semangat trus ya,
    Fitri

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...