Senin, 20 Agustus 2012

[Sinopsis] Movie Humming Bagian Pertama

Saat kita melihat cahaya bintang berkilauan, bintang yang sangat besar telah menghilang. Selain membawa jutaan cahaya melakukan perjalanan di luar angkasa, bintang itu hilang dengan sendirinya meninggalkan cahayanya sendiri .
Seperti cinta yang telah menghilang dari kita, kita baru sadar betapa berharganya dia.


Sepasang kekasih terlihat bersama-sama di sebuah arena panjat tebing. Si pria terlihat tak antusias mengikutinya tapi lain halnya dengan si gadis yang sangat semangat apalagi kekasihnya beberapa hari terakhir hanya mengurung diri di Lab.
Beberapa hari lagi hari ke 2000 sejak mereka bertemu. Mi Yeon, nama gadis tersebut ingin ada perayaan khusus, karena di hari ke 100 mereka bahkan dibuat sebuah karangan bunga, cincin pada hari ke 500, balon pada hari ke 1000.
Si pria yang diketahui bernama Jun Seo merasa bosan dengan semua hal yang dilakukannya bersama Mi Yeon, dirinya pun menceritakan hal tersebut pada sahabatnya, tetapi bukannya mendapat dukungan dari sahabatnya, sahabatnya justru berucap jika hidupnya sangat berwarna dan akan jauh lebih berwarna jika mereka menikah kelak.
Jun Seo tidak setuju, ucapan dan perasaan yang selama ini disimpannya akhirnya keluar juga. Jun Seo merasa bosan dengan hubungan mereka yang terasa sangat hambar apalagi sudah 5,5 tahun yang mereka lewati bersama. Rasanya dia ingin menjauh selama setahun dan kembali bertemu dengan kekasihnya lagi seperti pasangan yang baru pertama kali pacaran.
Dirinya tanpa sengaja melihat pamflet “Korea Polar Research Institute”.

Jun Seo pulang. Latihan panjat tebing bersama Mi Yeoni membuatnya lelah.
Jun Seo merebahkan diri di sofa dan hendak merokok, sayang korek apinya telah habis. Jun Seo mencoba mencari persediaan korek api, tetapi tidak ada dan dirinya malah menemukan sebuah surat yang bertuliskan
“apakah kamu mencari sebuah korek api?” pada lembaran pertama
“coba periksa di lemari es” isi lembaran kedua

Jun Seo terlihat sedikit kesal. Sepertinya hal ini sering dialaminya dan siapa lagi yang bisa berbuat hal seperti ini kecuali Mi Yeon.
Jun Seo membuka kulkas dan kembali menemukan sebuah surat
“periksa sepatu karet itu, bagian kedua dari bawah di dalam sebuah rak sepatu”.
Jun Seo kembali menghela nafas ketika kembali mendapati sebuah surat dalam sepatu putihnya
“rak bawah lemari perlengkapan makan”

Jun Seo mulai kesal, Mi Yeon selalu saja melakukan tindakan konyol yang selalu memancing emosinya dan membuatnya kesal. Jun Seo akhirnya memakai api yang berasal dari kompor gas dan meremas petunjuk terakhir dari Mi Yeon.
Rasa penasaran menderanya, Jun Seo memungut kembali surat yang sudah diremasnya
“dibalik kamus bahasa inggris”.
Jun Seo memeriksa rak buku dan menarik keluar kamus bahasa inggris. Jun Seo menemukan sebotol permen dan sebuah surat untuk kesekian kalinya
“kamu terlalu sering merokok dan menghabiskan banyak uang, kamu kelihatannya merokok banyak hari ini, makanlah permen ini sebagai ganti dari rokok, saranghae”
Di rumahnya Mi Yeon tersenyum senang, ternyata semua persediaan korek milik Jun Seo dibawanya pulang.
Keesokan harinya
Jun Seo kembali melihat pamflet dan sepertinya ingin mendaftar. Waktu 1 tahun pasti tidak lama apalagi masa depan pasca penelitian tersebut akan menjadi lebih baik.
Lain Jun Seo, lain pula Mi Yeon. Mi Yeon menghabiskan harinya dengan mengajar para gadis renang dan lompat indah. Mi Yeon juga menghabiskan harinya untuk berlatih memasang tali evan.
Malam harinya
Jun Seo terlihat malas-malasan menemui Mi Yeon apalagi Mi Yeon terus membahas apa yang akan mereka lakukan di hari ke 2000 mereka.
Jun Seo tiba-tiba berucap jika dia tidak bisa bersama dengan Mi yeon tepat di hari ke 2000 mereka, alasannya Jun Seo akan melakukan perjalanan jauh ke kutub utara. Bukannya bersedih, Mi Yeon malah terlihat senang dan mengatakan ingin ikut serta dengan Jun Seo ke kutub utara, bukankah hal menyenangkan jika merayakan hari jadi ke 2000 di Kutub utara.

Senyum di wajah Mi Yeon perlahan memudar ketika mendengar ucapan Jun Seo selanjutnya jika dirinya akan lama, kurang lebih setahun dan bahkan mungkin lebih.
“kenapa kamu mendaftar?” tanya Mi Yeon dengan mata berkaca-kaca
“aku tidak melakukannya. Semua Profesor merekomendasikanku. Daerah kutub utara sangat penting untuk jalur ilmiah Korea. Aku tidak bisa memintamu untuk menungguku” jawab Jun Seo semangat namun Mi Yeon terlihat berpikir
Jun Seo menghela nafas. Mi Yeon tetap bersikeras ingin menunggunya hingga pulang dari Kutub utara. Sahabat Jun Seo kembali mengagumi kehebatan Mi Yeon tapi Jun Seo malah berucap “seharusnya aku mengatakan 5 tahun”.
Mi Yeon mencari informasi tentang Kutub Utara dan cara berhubungan dengan orang-orang yang berada disana.
Sahabat Mi Yeon tak seperti sahabat Jun Seo yang selalu mendukung hubungan Jun Seo dengan Mi Yeon. Dirinya mengatakan jika Jun Seo ingin menjauh dari Mi Yeon itulah sebabnya dia ingin ke Kutub utara. Mi Yeon terlihat tak perduli dan sebuah pertanyaan pun terlontar
“kapan kalian terakhir kali kiss?”
“kapan kalian terakhir kali makan malam bersama?”
Mi Yeon bingung dan hanya menjawab jika hal tersebut sudah lama. Lagipula Jun Seo akhir-akhir ini sangat sibuk.
Daripada memikirkan perkataan sahabatnya, Mi Yeon lebih memilih untuk mencari tahu cara berhubungan dengan orang-orang di Negara antartika dengan mengikuti sebuah kelas, rajin membaca buku serta berlatih menggunakan alat radio wireless. Hal yang sama pun dilakukan Jun Seo. Jun Seo terlihat bersungguh-sungguh mengikuti tes wawancara dan ketahanan fisik.

Sebuah email masuk. Jun Seo membacanya
“ini adalah sebuah foto batu di Kutub utara, hati-hati jangan tersesat. Jika ada yang menyentuhnya maka akan sulit untuk mencari jalan”
Mi Yeon mencoba radio wireless yang baru saja dibelinya. Mi Yeon mencoba berkomunikasi dengan temannya yang berada di bawah gedung dan alatnya berfungsi dengan baik. Teman Mi Yeon berucap jika ini sudah abad ke berapa, kenapa Mi Yeon masih menggunakan cara lama. Mi Yeon tersenyum dan menjawab jika cara ini jauh lebih romantic.
Di tempat lain.
Hp Jun Seo terus saja bergetar, sahabatnya memberitahukannya dan membuat Jun Seo berucap jika itu pasti hari ke 2000 yang menakutkan.
“kamu tidak ingat kapan tepatnya hari ke 2000mu kan?” tanya teman Jun Seo
“bagaimana aku bisa mengingat segalanya?” jawab Jun Seo dan memilih mengabaikan Hpnya yang masih bergetar.
Mi Yeon terlihat sedih, Jun Seo sama sekali tidak mengangkat Hpnya dan tiba-tiba Hpnya tidak aktif (Jun Seo kesal dan melepas baterei Hp-nya). Mi Yeon hanya ingin mengatakan jika dirinya ingin bertemu untuk memberikan radio wireless dan mengajarkan cara menggunakannya pada Jun Seo. Mi Yeon memutuskan membawanya sendiri ke rumah Jun Seo.
Senyum terlihat di wajah Mi Yeon. Sepeda kuning hasil pinjaman dari temannya dikayuhnya. Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya dan membuat sekujur tubuh Mi yeon basah kuyup. Baru saja Mi Yeon mengayuh sepeda hendak menyeberang jalan, sebuah mobil tiba-tiba muncul dan berjalan ke arahnya.
Keesokan harinya
Waktu menunjukkan pukul 07.10. Jun Seo masih tertidur dan terlihat bangun dengan malas-malasan saat mendengar bunyi bel.
“Nuguseyo?” tanya Jun Seo dari atas tempat tidur tapi tidak ada jawaban “Nuguyeyo?” tanya Jun Seo untuk ke dua kalinya dan tetap tidak ada jawaban dan bunyi bel masih terus terdengar.
Jun Seo dengan kesal bangun dari tempat tidurnya dan terkejut saat melihat Mi Yeon dibalik pintu. Wajah Mi Yeon terlihat berbeda. Mi Yeon juga membawa bunga dan sebuah kotak yang terlihat sangat berat.
“bagaimana kamu membawa benda berat ini?” tanya Jun Seo dan mengambil kotak yang dibawa Mi Yeon
“aku mengemudikan sebuah sepeda” jawab Mi Yeon dan meletakkan bunga yang dibawanya ke dalam vas bunga. Jun Seo mendekat ke jendela dan melihat kebawah. Sebuah sepeda berwarna kuning memang benar berada di lantai bawah.
“maaf, aku tidak memberikan apapun pada hari ke 2000 kita” ucap Jun Seo
“tidak apa-apa, lagipula kamu tidak mengingatnya” jawab Mi Yeon tersenyum
“siapa bilang aku mengingatnya, itu kemarin kan?” ucap Jun Seo
“biar aku ingatkan kapan hari itu padamu” ucap Mi Yeon dan menarik tangan Jun Seo mendekat ke kalender dinding “itu tanggal 24 Mei, aku akan menandainya untukmu” tambah Mi Yeon dan melingkari tanggal 24 dengan spidol “tidak banyak pasangan yang bisa bertahan seperti kita” tambah Mi Yeon untuk kesekian kalinya namun Jun Seo dengan sengaja mengalihkan pembicaraan dengan beralih ke lemari menyiapkan pakaian yang akan dikenakannya hari ini ke Laboratorium.
Mi Yeon kembali menarik tangan Jun Seo dan menunjukkan alat radio wireless. Jun Seo hanya berucap “keren” dan memilih mandi daripada harus mendengarkan penjelasan membosankan dari Mi Yeon.
Sehabis mandi, Mi Yeon lagi-lagi ingin menunjukkan cara menggunakan radio wireless namun Jun Seo sekali lagi menolak dan berucap jika dia akan mempelajarinya nanti karena hari ini dirinya sangat sibuk untuk persiapan ke Kutub utara. Jun Seo meninggalkan Mi yeon sendirian.
Jun Seo baru saja melangkahkan kaki keluar dari Laundry yang tak jauh dari apartemennya, sebuah telepon masuk. Telepon yang berasal dari Ibu Mi Yeon yang mengabarkan jika Mi Yeon semalam kecelakaan.
Jun Seo tak mempercayainya karena baru saja dirinya bersama dengan Mi Yeon. Jun Seo kembali ke apartemen untuk mengecek keberadaan Mi Yeon tapi hasilnya nihil.
Jun Seo bergegas ke rumah sakit mengecek apa yang sebenarnya terjadi. Dengan mata kepalanya sendiri, Jun Seo melihat Mi Yeon terbaring di tempat tidur rumah sakit dengan wajah dipenuhi noda darah. Mustahil, hal ini tidak mungkin terjadi karena Mi Yeon tadi pagi menemuinya.
Keadaan Mi Yeon kritis, otaknya mengalami kerusakan parah. Jun Seo masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya dan memberitahukan kepada Ibu Mi Yeon jika Mi Yeon tadi pagi bersamanya. Ibu Mi Yeon yang masih shock malah menganggap Jun Seo aneh.

Malam harinya
Jun Seo kembali ke apartemen. Waktu menunjukkan pukul 22.11. Jun Seo gelisah dan hal yang lebih membuatnya gelisah ketika memandangi kalender dinding dimana tanggal 24 Mei telah terlingkar dan ada sebuah tulisan tambahan
“sudah 2000 hari sejak kita bertemu”

Jun Seo tidak bermimpi, Mi Yeon memang benar datang. Oh ya, radio wirelessnya dimana radio wireless itu???
Jun Seo memanggil sahabatnya untuk melihat kalender tersebut dan mengatakan jika Mi Yeon tadi pagi datang dan melingkarinya, dirinya juga membawa radio wireless dan bunga. Tapi bunga dan radio wireless tersebut sudah tidak ada.
Sahabat Jun Seo mengatakan jika Jun Seo harus bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan. Rasa bersalahnya atas kecelakaan yang menimpa Mi Yeon dan keputusannya untuk ke kutub utara membuat Jun Seo terus berpikir tentang Mi Yeon.

Sebuah suara membuat Jun Seo tersadar. Suara penjaga apartemen yang berteriak “siapa yang memarkir sepeda disini?”.
Jun Seo dengan cepat turun ke lantai dasar dan melihat paman penjaga apartemen menuntun sebuah sepeda berwarna kuning yang ternyata sudah lama terparkir disini. Jun Seo bertanya siapa pemilik sepeda tersebut dan membuat paman penjaga apartemen kesal karena dirinya juga sedang mencari si pemilik sepeda yang sembarangan memarkirkan kendaraan dan menutup badan jalan.
“ada apa dengan sepeda itu?” tanya sahabat Jun Seo
“dia datang kesini dengan sepeda itu” jawab Jun Seo dengan tatapan tak percaya
Jun Seo duduk di taman ditemani sahabatnya dengan tatapan terus diarahkan pada sepeda berwarna kuning. Seorang gadis SMA muncul dan mengambil sepeda yang ternyata adalah miliknya. Dirinya takut untuk mengakui itu adalah sepedanya, takut jika mendapat marah dari paman penjaga apartemen.
Keesokan harinya
Waktu menunjukkan pukul 07.09. Jun Seo masih tertidur tetapi terlihat sangat gelisah. Seseorang membangunkannya, dia adalah Mi Yeon.
“Mi Yeon, itu semua mimpi, ini adalah kenyataan” ucap Jun Seo senang dan memeluk Mi Yeon erat
“ada apa?” tanya Mi Yeon dan melepaskan diri dari pelukan Jun Seo
“aku memimpikanmu mengalami kecelakaan dan semuanya terlihat nyata”
“kamu memimpikanku, itu menjadi hari yang tidak beruntung”
“mimpi, tentu saja. Kapan kamu datang?” tanya Jun Seo
“beberapa saat yang lalu,apa yang akan kita lakukan pada perayaan hari ke 2000 kita?” tanya Mi Yeon
“kita harus melakukan sesuatu, bagaimana dengan sebuah perjalanan? Kamu pernah berkata jika ingin ke pulau Jeju kan? Bagaimana jika sebulan? Kamu bisa mencari waktu untuk itu kan?”
“penawaran yang sangat tidak diharapkan! Bagaimana dengan rencanamu ke kutub utara?”
“mereka belum mengumumkannya, jadi aku tidak perlu kesana. Sebenarnya aku berbohong”
“kenapa berbohong?” tanya Mi Yeon
“aku… cepat telepon Ibumu, dia sangat mengkhawatirkanmu. Di dalam mimpi aku melihatnya menangis” ucap Jun Seo dan telepon rumahnya tiba-tiba berbunyi. “itu pasti Ibumu, ayo diangkat”. Mi Yeon hanya terdiam dan menatap Jun Seo. Dia kemudian berdiri dan mendekat ke jendela.
“sangat cantik” ucap Mi Yeon tersenyum dan menatap Jun Seo
“ada apa Mi Yeon” tanya Jun Seo namun Mi Yeon tidak menjawab dan perlahan cahaya matahari menyilaukan pandangan Jun Seo. Mi Yeon menghilang.

Bunyi telepon terus berdering. Jun Seo tersadar dari tidurnya. Hanya mimpi, tetapi kenapa terasa sangat nyata. Jun Seo bergerak mengangkat telepon. Seseorang meneleponnya dan mengabarkan jika Jun Seo terpilih untuk melakukan penelitian ke kutub utara.
Rumah sakit
Kondisi Mi Yeon tak menunjukkan kemajuan. Jun Seo terasa sangat kehilangan. Tangan Mi Yeon terus digenggamnya.
“ini semua mimpi kan, kamu akan berkata jika ini adalah mimpi kan? Bukankah begitu? Mi Yeon-ah, Mi Yeon-ah” ucap Jun Seo sedih dan mulai menangis.
Jun Seo keluar dari ruang ICU. Teman Mi Yeon yang ingin menjenguk Mi Yeon tanpa sengaja melihatnya dan berucap jika saja dirinya tak meminjamkan sepedanya pada Mi Yeon hal ini pasti tidak akan terjadi. Jun Seo terkejut dan bertanya apa sepedanya berwarna kuning dan dijawab ya.
Jun Seo berlari dan menghadang gadis SMA yang mengaku sebagai pemilik sepeda berwarna kuning. Gadis tersebut akhirnya mengaku jika itu bukan miliknya dan memberikannya pada Jun Seo.
Jun Seo menunjukkan sepeda berwarna kuning pada teman Mi Yeon dan teman Mi Yeon sedikit ragu jika sepeda tersebut adalah sepedanya, karena setahunya Mi Yeon mengalami kecelakaan yang cukup parah dan otomatis sepeda tersebut pasti rusak,
Dan memang benar, Jun Seo mengecek tentang kasus tabrak lari yang menimpa Mi Yeon. Polisi mengatakan jika sulit untuk menemukan pelakunya dan memberikan Jun Seo barang bukti sepeda berwarna kuning yang sudah rusak.
Sekarang ada 2 sepeda berwarna kuning. Satu sepeda yang masih bagus dan satunya sudah rusak. Sahabat Jun Seo mengatakan jika itu adalah omong kosong dan ditanggapi oleh Jun Seo jika itu adalah kenyataan. Jun Seo bahkan mengatakan jika ada 2 Mi Yeon dan mengungkapkan teori-teori fisika pada sahabatnya.

Jun Seo dan Ibu Mi Yeon menemui dokter untuk mendengarkan keadaan Mi Yeon saat ini. Sebuah kenyataan pahit harus diterima mereka berdua, tidak ada harapan untuk Mi Yeon lagi.
Jun Seo menemui Mi Yeon yang masih tak sadarkan diri.
“sedang apa kamu disini? apakah kamu mengujiku karena aku tidak memperdulikanmu? Kumohon katakana “ya” satu kali saja, kumohon… kamu sudah menunggu hari perayaan ke 2000 kita dan kita harus melakukan sesuatu yang special, bangunlah” pinta Jun Seo
Waktu berkunjung habis. Jun Seo tetap memilih tinggal di rumah sakit menemani Ibu Mi Yeon. Ibu Mi Yeon meminta Jun Seo untuk menjaga dirinya dan mengurus masalahnya yang lain tetapi Jun Seo enggan beranjak.
“sebenarnya aku tidak pernah baik padanya, jika aku memenuhi janjiku, aku yakin dia tidak akan mengalami kecelakaan” isak Jun Seo
“jangan mengatakan seperti itu, itu bukan salahmu dan bukan salah siapa-siapa” ucap Ibu Mi Yeon berusaha tegar
“apakah anda percaya dengan roh? Dia datang padaku”
“aku sudah mendengarnya. Itu terjadi, karena kamu sangat merindukannya. Seseorang yang sangat dicintai bisa mengalami hal itu, dia sangat mencintaimu” ucap Ibu Mi Yeon dan membuat tangis Jun Seo semakin keras “tenanglah, semua akan baik-baik saja. Mi Yeon adalah gadis yang kuat”.
Jun Seo terlihat sangat lelah. Dirinya tanpa sadar tertidur dalam perjalanan pulang dengan bus. Kepala Jun Seo yang semula tersandar di kaca jendela bus beralih tersandarkan di bahu seseorang yang duduk disampingnya.
“hey Tuan tukang tidur” ucap Mi Yeon membelai rambut Jun Seo
“maaf” ucap Jun Seo membuka mata dan kembali memejamkannya
“kamu terlihat sangat lelah” ucap Mi Yeon
“gwaenchanayo”
“tidurlah, aku akan membangunkanmu” ucap Mi Yeon
Hujan turun dengan deras dan membasahi kaca jendela bus. Jun Seo masih tertidur dan terbangun ketika sopir bus membangunkannya. Jun Seo berlari-lari kecil mencari tempat berteduh, karena ketiduran dirinya sampai di pemberhentian terakhir bus.
Langkah Jun Seo terhenti saat melihat box telepon tua yang sudah rusak. Jun Seo sangat mengenalinya

=flashback=
Jun Seo dan Mi Yeon berlarian dan mencoba berlindung dari derasnya hujan. Jun Seo sedikit kesal karena Mi Yeon tak membangunkannya sehingga mereka sampai di pemberhentian terakhir bus
“aku sangat membenci hujan” ucap Jun Seo ketika mereka berada di dalam box telepon
“aku sangat menyukainya, Karena hujan membawa kita kesini bersama-sama” jawab Mi Yeon antusias
“ini hanya pemberhentian Bus terakhir, apanya yang special?” tanya Jun Seo
“kenapa tidak? Disini terdapat 900 Bus, bukankah itu mengagumkan?”
“apa yang begitu mengagumkan dengan Bus itu?” tanya Jun Seo lagi
“jika aku tidak berkencan denganmu, aku tidak memiliki kesempatan untuk naik Bus ini, kapanpun aku melihat Bus ini jantungku berdetak seakan kamu berada di dalam Bus. Aku tidak akan melupakan peristiwa ini” ucap Mi Yeon

=flashback end=

Jun Seo tersenyum mengingatnya. Box cinta tempat kenangan mereka.
Keesokan harinya
Seseorang menelepon Jun Seo dan meminta Jun Seo datang ke klinik hewan untuk mengambil anjing milik Mi Yeon. Jun Seo terkejut ketika mendengar dari petugas disana jika Mi Yeon membawa anjingnya tanggal 13 di pagi hari, hari dimana Mi Yeon datang menemui Jun Seo juga. Mi Yeon terlihat aneh dan mengatakan jika dirinya tidak bisa lagi datang ke klinik.
Jun Seo menemui sahabatnya dan menceritakan semuanya. Bukan hanya dirinya yang menemui Mi Yeon tetapi orang lain juga. Berarti ada 2 Mi Yeon. Sahabat Jun Seo dengan tegas mengatakan jika Mi Yeon Cuma ada satu dan sedang berada di rumah sakit.
Jun Seo tetap tidak bisa menerimanya dan satu-satunya cara yang bisa dilakukannya adalah membawa Mi Yeon kembali (roh Mi Yeon). Ya, Jun Seo harus melakukannya.
Jun Seo mendatangi semua tempat yang pernah didatangi Mi Yeon, mulai dari tempat latihan renang, tempat latihan panjat tebing, kafe yang pernah mereka datangi terakhir kali, klinik hewan, dan juga menemui paman penjaga apartemen hingga membuat beberapa orang beranggapan jika Jun Seo aneh bahkan gila.


BERSAMBUNG KE PART II^^

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...