Minggu, 26 Agustus 2012

[Sinopsis] Movie Humming Bagian Kedua (END)


Saat kita melihat cahaya bintang berkilauan, bintang yang sangat besar telah menghilang. Selain membawa jutaan cahaya melakukan perjalanan di luar angkasa, bintang itu hilang dengan sendirinya meninggalkan cahayanya sendiri .
Seperti cinta yang telah menghilang dari kita, kita baru sadar betapa berharganya dia.
Jun Seo mengunjungi rumah Mi Yeon dan ke kamarnya. Jun Seo melihat korek yang dimilikinya dan pernah dicarinya berada di laci Mi Yeon. Jun Seo juga menemukan sebuah kaset dan memutuskan mendengarnya.
“saranghae, saranghae, Mi Yeon-ah saranghae”

=flashback=
Mi Yeon dan Jun Seo sedang berada di Bus dan mendengarkan music bersama-sama. Jun Seo berucap kenapa Mi Yeon sangat menyukai lagu yang sama dan terus memutarnya
“itulah diriku, sekali aku suka, aku tidak akan pernah menghentikannya dan tidak akan pernah bosan” ucap Mi Yeon senang.
Jun Seo tiba-tiba membisikkan sesuatu ke telinga Mi Yeon “saranghae” yang membuat Mi Yeon senang dan meminta Jun Seo untuk mengulangnya “saranghandago”.
“kedengarannya bagus, aku ingin terus mendengarkannya” ucap Mi Yeon
Jun Seo terlihat sedang menunggu seseorang. Dengan wajah ceria, Jun Seo mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, sebuah alat perekam. Jun Seo kemudian merekam suaranya tidak perduli dimanapun dan kapanpun.
“saranghae, saranghae… aku biasanya tidak pernah mengatakan ini, aku malu. Aku suka senyumanmu, jari kakimu dan bahkan keluhanmu, wajah lesumu seusai kelas, kamu sangat cantik. Saranghae, saranghae Mi Yeon-ah, Jun Seo mencintai Mi Yeon sampai mati. Yeongwonhi saranghae”.
Sore menjelang, hamparan langit berwarna kuning menelusuk masuk ke sela-sela kaca sebuah perpustakaan. Seorang gadis sedang tertidur dengan nyenyaknya dan tak menyadari seseorang yang duduk disampingnya dan mengganti isi mp3nya dengan kaset lain.
Mi Yeon terbangun dan tersenyum ketika melihat Jun Seo. Sesuai kebiasannya, Mi Yeon mendengarkan Mp3-nya dan sedikit terkejut ketika mendengarkan suara seseorang yang sangat dikenalnya. Mi Yeon tersenyum, senyum bahagia.

=flashback end=

Jun Seo berlari sekencang-kencangnya dibawah derasnya hujan. Tujuannya hanya satu yaitu menemui Mi Yeon di rumah sakit dan memperdengarkan lagi suaranya agar Mi Yeon segera terbangun.

=flashback=
2 orang pria dari jurusan tekhnologi sedang melakukan pemanasan sebelum berenang. 3 orang gadis tak hentinya menertawakan mereka dan sikap mereka yang terlihat sangat lucu.
Dari atas papan lompat, terlihat seorang gadis yang bersiap untuk melakukan lompatan. Gadis tersebut adalah Mi Yeon yang berhasil membuat Jun Seo jatuh cinta padanya, love at first sight.
Jun Seo tak henti-hentinya memandangi Mi Yeon. Tidak di kafetaria, di Bus dan mengikuti Mi Yeon.
“tunggu sebentar” panggil Mi Yeon pada penguntitnya “kamu sudah mengikuti sejak dari kampus, ada apa denganmu?”
“aku harus menyampaikan sesuatu padamu, aku harus mulai dari mana…. Ah, bisakah kamu mengajariku berenang? Kamu melakukannya dengan sangat baik, mohon ajari aku” ucap Jun Seo kelabakan
“kenapa kamu ingin belajar?” tanya Mi Yeon

Mulailah pelatihan terhadap Jun Seo. Mi Yeon terlihat sangat senang bisa melatih Jun Seo sekaligus mengerjainya.

=flashback end=
Jun Seo terlihat lelah namun suara anjing Mi Yeon membuatnya beranjak dari duduknya dan mencari tahu perihal yang membuat anjing Mi Yeon menggonggong.
Ternyata ada sebuah surat, hal yang sering dilakukan Mi Yeon. Surat yang terletak tepat di bawah pot bunga.
“ayo bertemu, mencari gastby yang besar”

Jun Seo terlihat gelagapan. Jika dulu dirinya kesal setiap kali Mi Yeon melakukan permainan ini, kali ini Jun Seo sangat semangat.
“jam berapa kita harus bertemu? Kamu ingin tahu waktunya, lihat gitar” isi surat ke dua
“tanggal 24 Mei, itu adalah hari ke 2000 setelah kita pertama kali bertemu. Jam 12. Tempat? Lihat jaket abu-abu di dalam lemari”.
Jun Seo terlihat panik. Surat yang dimaksud Mi Yeon tidak ada. Jun Seo sudah memeriksa ke setiap sudut tetapi tetap tidak ada, sekarang seisi rumah Jun Seo berantakan. Jun Seo malah menemukan sebuah foto milik Mi Yeon.

=flashback=
Jun Seo dan Mi Yeon sedang berada di kuil. Seusai memotret Mi Yeon, mereka berjalan-jalan mengelilingi kuil dan tanpa sengaja melihat upacara pemakaman.
“itu pasti hari pemakaman ke 49. Yang mereka lakukan adalah untuk membiarkan orang yang sudah mati pergi ke tempat yang lebih baik” ucap Mi Yeon
“aku tidak percaya roh, roh itu tidak ada” ucap Jun Seo
“tidak mungkin, walaupun sebuah tubuh hilang tetapi rohnya tetap ada. Terkadang kamu hampir terjatuh, itu karena sebuah roh berkeliling selagi melewati kita. Kamu tahu orang dalam keadaan sekarat pada saat itu roh pergi keluar untuk sementara, beberapa orang lepas dari koma itu artinya roh mereka kembali” jelas Mi Yeon

=flashback end=
Belum hilang kesedihan Jun Seo, Ibu Mi Yeon menelepon dan meminta Jun Seo segera ke rumah sakit. Ibu Mi Yeon ingin mendonorkan organ tubuh Mi Yeon namun Jun Seo tetap tidak setuju dan menolaknya. Sahabat Mi Yeon berucap sejak kapan Jun Seo sangat mengkhawatirkan Mi Yeon, dia bahkan berencana untuk meninggalkannya.
“Jun Seo biarkan dia pergi” ucap Ibu Mi Yeon dan menandatangani dokumen.
Jun Seo memilih keluar dan menangis. Dirinya tak sanggup menerima kenyataan yang terjadi. Jun Seo bahkan belum meminta maaf pada Mi Yeon dan tidak mencintainya dengan tulus. Jun Seo belum mengatakan jika dia mencintai Yeon Mi dan menepati janjinya.
Keesokan harinya/24 Mei
Jun Seo memandangi foto Mi Yeon
“sudah hari ke 2000 kita, bagaimana bisa aku membiarkanmu pergi?” gumam Jun Seo

Seseorang memencet bel rumah Jun Seo. Petugas dari laundy mengantarkan baju milik Jun Seo yang  dibawanya beberapa hari yang lalu, hari dimana Mi Yeon datang menemuinya.
“periksa jaket abu-abu” entah kenapa isi surat Mi Yeon kembali terngiang. Jun Seo dengan cepat memeriksa jaket yang baru saja selesai di laundry dan benar saja di saku jasnya terdapat surat.
“datanglah ke Insubong, aku akan menunggumu disana”
Jun Seo melihat surat yang terakhir kali ditemukannya dan melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 08.25 menit. Itu artinya waktu yang tersisa hanya beberapa jam lagi.
Jun Seo mengemudikan mobil dengan cepat. Tangan kanannya memegang kemudi sedangkan tangan kirinya memegang Hp. Jun Seo menelepon Ibu Mi Yeon dan meminta agar menunggunya sampai datang.
“cepatlah, kamu harus bersamanya di detik-detik terakhir” ucap Ibu Mi Yeon panik dan dibelakangnya, para dokter tengah memeriksa kondisi kesehatan Mi Yeon. Sudah tiba waktunya pendonoran organ tubuh Mi Yeon dilakukan.
“jangan lakukan apapun sampai aku tiba disana, anda mendengarku? Ingat jangan melakukan apapun!” pinta Jun Seo

=flashback=
Mi Yeon menatap papan permainan sudoku dan bergantian memandangi pria yang duduk di hadapannya yang sedang sibuk dengan urusannya yang lain.
Jun Seo sedang sibuk memotong kuku dan kemudian beralih pada Koran terbitan hari ini yang memuat berita

Sepasang suami istri berusia 70 tahun berhasil memanjat batu di Insubong, Bukhansan

“mereka terlihat sangat bahagia” ucap Jun Seo dan Mi Yeon hanya bergumam “hmmmm” pertanda setuju
“mereka pasti saling mencintai” tambah Jun Seo
“bagaimana kamu mengetahuinya?” tanya Mi Yeon dan tatapan mereka berdua bertemu
“lihatlah ekspresi mereka” jawab Jun Seo dan membuat Mi Yeon mendekatkan wajahnya ke Koran “ah, ini bisa dilihat dari jendela” tambah Mi Yeon sambil menunjuk puncak tertinggi Insubong dan menarik tangan Jun Seo
Puncak tertinggi Batu Insubong jelas terlihat dihadapan mereka. Jun Seo berucap jika sangat menyenangkan apabila mereka berdua kesana bersama-sama namun Mi Yeon meragukannya karena berenang saja tidak bisa dilakukan Jun Seo apalagi melakukan pendakian ke puncak Insubong.
“aku akan berlatih, aku benar-benar ingin pergi kesana bersamamu suatu hari nanti”
“apakah kamu yakin?” tanya Mi Yeon
“ehmmm, aku akan memegang janjiku” ucap Jun Seo dan mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Mi Yeon

=flashback end=

Jun Seo akhirnya tiba di Insubong. Persiapan untuk melakukan pendakian pun dimulai namun sebuah kendala muncul, Jun Seo tidak mengerti cara mengikat tali evan.

=flashback=

“sedang apa kamu disana. Lihat” teriak Mi Yeon pada Jun Seo yang mengeluhkan cara mengikat tali evan “putar ke bawah sekali dan tarik” tambah Mi Yeon
“membingungkan. Tetapi kenapa mendadak ingin latihan panjat tebing?” tanya Jun Seo
“untuk belajar memanjat tebing, kamu harus belajar panjat tebing”
“kenapa kita harus kesana. Aku tidak mengerti dengan orang yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk memanjat gunung” keluh Jun Seo
“jangan banyak mengeluh” ucap Mi Yeon dan berjalan ke arah Jun Seo dan berdiri di belakangnya. Mi Yeon mengajarkan Jun Seo cara mengikat tali dengan benar.

=flashback end=
Jun Seo menutup mata dan seolah-olah bisa merasakan kehadiran dan suara Mi Yeon yang mengajarinya cara mengikat tali dan berhasil. Jun Seo membuka mata dan yakin dengan apa yang akan dilakukannya.

Setahap demi setahap Jun Seo mulai melakukan pendakian dan di tempat lain, tindakan terakhir untuk Mi Yeon akan segera dilakukan. Hp Jun Seo berdering. Jun Seo berusaha mengangkatnya dan meminta kepada sahabat Mi Yeon untuk menunggunya hingga dia datang.
“semakin tinggi aku pergi, semakin aku bisa melihat Mi Yeon” ucap Jun Seo dan tiba-tiba kaki Jun Seo terpeleset dan Hp yang berada di tangannya meluncur dengan sempurna.
Sahabat Mi Yeon terus memanggil nama Jun Seo tetapi tidak ada jawaban. Dokter tidak bisa menunggu lebih lama lagi karena ada pasien lain yang harus segera mendapat donor.
Waktu menunjukkan pukul 11. 40
Jun Seo masih mendaki
Waktu menunjukkan pukul 11.55
Dokter tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Ibu dan sahabat Mi Yeon hanya bisa menangis melalui luar kaca ruangan.
“apakah pasien masih dalam status koma tanpa respon dari stimulus luar?” tanya dokter senior
“ya”
“apakah nafas kejutan sudah dilakukan?”
“ya”
“apakah denyut nadinya menjadi lebih besar?”
“ya”
“apakah otaknya tidak bekerja?”
“ya”.
Pengecekan kembali dilakukan pada organ-organ tubuh Mi Yeon sebelum alat-alat yang menunjang kehidupan Mi Yeon selama ini dicabut. Dan akhirnya dokter menyatakan semua organ tubuh Mi Yeon sudah mati/tidak berfungsi”.
Jun Seo tiba di puncak Insubong. Jun Seo berteriak memanggil nama Mi Yeon di hamparan rumput ilalang yang tinggi.
“Jun Seo-ya aku disini” panggil sebuah suara. Mi Yeon terlihat cantik dengan balutan baju berwarna putih dan senyumnya yang manis.
Jun Seo refleks berbalik dan berlari ke arah Mi Yeon dan memeluknya dnegan erat
“apakah ini sungguh kamu?” tanya Jun Seo tak percaya
“ya, terima kasih karena kamu sudah datang” jawab Mi Yeon
“maaf, aku sungguh minta maaf”
“tidak, aku yang harusnya meminta maaf karena memintamu datang kemari”
“ayo pergi, tidak ada waktu lagi” ajak Jun Seo
“tidak, aku tidak bisa ikut denganmu” tolak Mi Yeon
“apa maksudnya?” tanya Jun Seo tak mengerti
“bukankah itu misterius bagi kita untuk bertemu diantara banyak orang? Kita memiliki kesempatan untuk berpisah selama beberapa kali tetapi kita tidak melakukannya, jadi ini hari ke 2000 kita. Ini semua karenamu”
“tidak, tidak… aku sangat menyesal, kamu selalu peduli padaku. Aku jauh mencintaimu dibanding kamu mencintaiku sebelumnya, kamu tidak berubah tetapi aku yang berubah, jika aku memegang janjiku, maka kamu tidak akan mengalami kecelakaan, mianhae, mianhae Mi Yeon-ah”
“tidak ini bukan kesalahanmu, ini hanyalah sebuah takdir, uljima, uljima” pinta Mi Yeon
“aku tidak pernah membayangkan jika tidak bisa bertemu denganmu lagi, aku menjalaninya sebagai jaminan untuk bersamamu, tidak pernah berpikir jika kamu akan meninggalkanku. Ayo pergi bersama”
“maaf, aku tidak bisa”
“apa maksudnya? Kita harus pergi” ajak Jun Seo sekali lagi
“aku tidak bisa”
“andwae Mi Yeon-ah”
“Jun Seo, cintaku… aku bahagia karenamu dan itu sudah cukup dalam hidupku, aku puas. Terima kasih…. Aku ingin melihatmu tersenyum”
“tidak, jangan pergi”
“kumohon tersenyumlah, tersenyumlah untukku, kumohon. Aku tidak akan pernah melupakanmu, aku akan mengingat segalanya. Senyummu, aromamu, suaramu. Karenamu, aku tidak akan kesepian. Kamu membuatku tersenyum setiap saat. Ini waktunya untukku pergi”
“tidak, kumohon jangan pergi”
“maaf, aku harus pergi, annyeong”
“Mi yeon-ah”
“selamat tinggal cintaku” ucap Mi Yeon dan melepaskan tangan Jun Seo perlahan-lahan
“kajima Mi Yeon-ah, Mi Yeon-ah” isak Jun Seo
“berbahagialah, aku akan selalu bersamamu”
“Mi Yeon-ah saranghae, Mi Yeon-ah” teriak Jun Seo
Kutub Utara

Cuaca di luar sangat dingin, terlihat aurora di pekatnya langit malam. Seorang pria tengah memandu siaran radio melalui radio wirelessnya, mengantarkan cerita kepada para pendengarnya.

“kemana jiwa orang mati pergi? Apakah mereka berubah menjadi bintang ataukah terkadang melewati kita seperti pintu dan berbicara kepada kita. Sekarang aku tahu alasan dia datang padaku, dia mengajariku tentang cinta. Walaupun dia tak berada disini, tapi dia akan tetap ada di hatiku. Sudah malam, kenapa kamu tidak mengatakan “aku mencintaimu” kepada orang yang kamu sayangi… jangan ragu, hiduplah hari ini seolah ini adalah hari terakhirmu. Ini adalah komunikasi terakhir untuk hari ini, saatnya untuk berpisah. Ini BSNNS…. 73,73 sampai jumpa, ganti”.

Jun Seo menatap keluar jendela, memandangi langit malam dan langit malam yang bertabur aurora.
“Mi Yeon-ah, jalja… saranghae…. Saranghae”….
Tambahan
Alunan lagu mengalir dengan lembut membuat siapapun yang mendengarnya menjadi jatuh cinta.
“Jun Seo kamu suka lagu ini?”
“wah, mereka penyanyi hebat”
“apakah kamu ingin tahu mengenai lagu bagus ini? Jika kamu ingin melihat cinta Mi Yeon untuk Jun Seo “cari “Hearming” pada situs web Naver.com”.

~THE END~

Sedih, So SadT^T
Jun Seo baru menyadari pentingnya arti kehadiran Mi Yeon begitu Mi Yeon tak ada disampingnya. Adegan Flashback membuat film yang satu ini menjadi menarik dan terlihat unik. Komedi, Romantis, Melodrama adalah unsur yang sangat komplit yang dijadikan tema dalam film yang satu ini.
Awal perjumpaan Mi Yeon dan Jun Seo, perjalanan cinta mereka yang diwarnai banyak hal-hal romantis dan lucu hingga akhirnya muncullah sebuah kata "BOSAN" yang membuat semuanya menjadi berantakan.

Dewi suka dengan kata-kata Mi Yeon
“itulah diriku, sekali aku suka, aku tidak akan pernah menghentikannya dan tidak akan pernah bosan”
Kalimat Mi Yeon sangat cocok dan bisa menjadi pelajaran untuk seseorang yang sedang menjalani sebuah hubungan. Rasa bosan itu pasti ada tapi berusahalah mengatasi rasa kebosanan tersebut dengan mengingat semua hal yang pernah dijalani bersama.

Film ini Mengajarkan kepada kita :
-Arti mencintai dan dicintai....
-Lebih menghargai seseorang yang telah mengisi hari-hari kita sebelum kita kehilangannya
-Penyesalan selalu datang belakangan

Film yang satu ini is the best, nggak bisa ngomong apa-apa lagi.
Capture pikunya sambil dengerin lagu perpisahan yang dibuat Jang Woo Oppa untuk Eunjung "The Words I Couldn't Bear To Say" T^T

Please jangan mengcopas sinopsis atau semua tulisan buatan dewi ke blog lain atau FANPAGE FACEBOOK.
Dewi membuatnya dengan susah payah dan bukan dengan cara COPY PASTE.
HARGAI KERJA KERAS PENULIS.
Kamsahamnida^^

4 komentar:

  1. yang ceweknya ini maen di may queen

    BalasHapus
  2. @ kim da rie : iya ap, jadi penasaran pengen nonton may queen apalagi ada kim jae woon oppa^^

    BalasHapus
  3. iya onnie ni maen di summer scent juga^^

    BalasHapus
  4. @ cherry : aq belum nonton dramanya lea, hehehehe

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...