HELLO GHOST
헬로우 고스트 (Hel-lo-woo Go-seu-teu)
Directed and Screenplay by :
Kim Yeong-Tak
Producer :
Lim Sung-Bin, Choi Moon-Soo
Cinematographer :
Choi Sang-Muk
Release date :
23 December 2010
CAST
Cha Tae-Hyeon as Kang Sang Man
Kang Ye-Won as Jung Yun Soo
Lee Moon-Soo as Poppy Ghost
Ko Chang-Seok as Chain-Smoker Ghost
Jang Young-Nam as CryBaby Ghost
Cheon Bo-Geon as Elementary School student Ghost
헬로우 고스트 (Hel-lo-woo Go-seu-teu)
Directed and Screenplay by :
Kim Yeong-Tak
Producer :
Lim Sung-Bin, Choi Moon-Soo
Cinematographer :
Choi Sang-Muk
Release date :
23 December 2010
CAST
Cha Tae-Hyeon as Kang Sang Man
Kang Ye-Won as Jung Yun Soo
Lee Moon-Soo as Poppy Ghost
Ko Chang-Seok as Chain-Smoker Ghost
Jang Young-Nam as CryBaby Ghost
Cheon Bo-Geon as Elementary School student Ghost
Annyonghaseyo Chingudeul....
kali ini dewi buat sinopsis Movie Hello Ghost yang dibintangi oleh salah satu aktor favorit dewi, Ahjussi Cha Tae Hyun...... Masih ingat kan sinopsis yang pernah dewi buat "MY SASSY GIRL"?... Nah karena movie yang satu itu dewi jadi kesengsem sama ahjussi yang satu ini dan jadi suka banget ma drama ataupun film korea....
Wajahnya memang tidak setampan Lee Minho ataupun Jung Yong Hwa, tetapi kalau urusan akting nggak boleh dianggap remeh, semua film ataupun drama yang dia bintangi selalu laris manis di pasaran dan memenagkan banyak penghargaan....
Okey, nggak usah lama-lama ya dewi ngomong, chekidot.
kali ini dewi buat sinopsis Movie Hello Ghost yang dibintangi oleh salah satu aktor favorit dewi, Ahjussi Cha Tae Hyun...... Masih ingat kan sinopsis yang pernah dewi buat "MY SASSY GIRL"?... Nah karena movie yang satu itu dewi jadi kesengsem sama ahjussi yang satu ini dan jadi suka banget ma drama ataupun film korea....
Wajahnya memang tidak setampan Lee Minho ataupun Jung Yong Hwa, tetapi kalau urusan akting nggak boleh dianggap remeh, semua film ataupun drama yang dia bintangi selalu laris manis di pasaran dan memenagkan banyak penghargaan....
Okey, nggak usah lama-lama ya dewi ngomong, chekidot.
“Festival Kanak-kanak setiap tahun ada orang datang melihatku. Orang yang menanyakan namaku sangat banyak. Jarang mereka mengingat namaku dan juga jarang yang memanggilku. Festival kanak-kanak kulewati setiap tahunnya di panti asuhan seperti ini, selalu sendirian. Melewati hidup dengan begitu serius dan tidak ada seorang pun yang mengingatmu, aku sangat lelah”.
Terlihat seorang Pria setengah baya tengah serius melihat acara di televisi. Acara yang sedang diputar sama seperti yang sedang dialaminya. Pria tersebut menonton sambil menangis dan tidak henti-hentinya memasukkan sesuatu benda berwarna putih ke dalam mulutnya.
Telepon di kamarnya tiba-tiba berdering dan sangat mengganggu baginya. Pria tersebut antara ragu untuk mengangkat telepon atau membiarkannya berbunyi terus menerus. Benda berwarna putih masih berada di dalam mulutnya, belum lagi ditambah yang bertebaran di hadapannya. Dia melirik kembali ke arah telepon dan kemudian melihat tempat air yang sudah kosong. Pria tersebut jelas heran karena dia sama sekali belum minum air setetes pun.
Kesal dengan bunyi telepon yang terus berdering dan air yang tiba-tiba habis entah kemana rimbanya, pria tersebut memuntahkan semua benda putih di dalam mulutnya.
“Halo, bukan penginapan tapi perumahan paruh waktu. Apa seorang pria tidak boleh tinggal di perumahan paruh waktu” ucap Pria tersebut terisak-isak “boleh, tentu saja, tapi maksudku…. Perumahan paruh waktu harganya 20.000 dan penginapan adalah 40.000” jawab si penelepon. Pria kesal mendengar ocehan si penelepon dan menutup telepon dengan kasar.
Perumahan paruh waktu 20.000 dan penginapan 40.000, aku datang mencari mati dan membayar 20.000 dengan sia-sia.
Pria kembali memasukkan benda berwarna putih ke dalam mulutnya dan dengan cepat meminum air dari keran. Pandangannya mulai kabur dan jalannya mulai terseok-seok, setelah itu dia terjatuh ke lantai (keren euy cara jatuhnya pakai slow motion).
“Bocah ini demi membayar 20.000 lebih sedikit, apa ini?.....” oceh seorang Pria yang tiba-tiba masuk dan ternyata adalah si penelepon dan pemilik perumahan paruh waktu yang sedang ditinggali si Pria. “Hei Paman, dasar, kalau mau mati pergilah ke tempat lain” ucap pemilik rumah terkejut dan menekan dada Pria hingga Pria memuntahkan benda putih yang dimakannya dan ternyata adalah obat.
Pria itu adalah Sang Man, seorang Pria yang mengalami depresi hebat karena merasakan kesendirian dalam hidupnya dan sama sekali tidak memiliki seorang anggota keluarga. Sang Man sudah mencoba berbagai cara untuk mengakhiri hidupnya namun selalu saja gagal. Usaha terakhirnya untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum obat hingga over dosis membuatnya melakukan cara lain dengan menjatuhkan diri dari atas jembatan sebuah sungai. Namun lagi dan lagi gagal, dua orang police air yang sedang bertugas berhasil menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit.
Aku tidak melakukan kejahatan seharusnya bisa masuk surga kan? Aku mau naik ke surga dulu, Annyeo.
Sang Man perlahan-lahan membuka mata.
Tidak berhasil mati lagi
Sang Man bangun dari tempat tidur dan melihat ke sekeliling. Seorang ahjumma yang sedang merawat suaminya merasa heran dengan Sang Man.
Sang Man terkejut saat menyadari kehadiran seseorang di sampingnya. Pria tersebut memakai jaket berwarna biru dan sedang asyik merokok. “maaf, di rumah sakit seharusnya dilarang merokok” tegur Sang Man. Pria tersebut tidak mendengarkan dan malah meniupkan asap rokoknya ke wajah Sang Man.
Suster tiba-tiba mendekati Sang Man “kamu tahu kan di rumah sakit dilarang merokok” ucap Suster kesal dan mengambil rokok dari tangan Sang Man. Sang Man tentu saja heran kenapa tiba-tiba di tangannya ada sebatang rokok padahal dirinya sangat anti merokok. Sang Man melirik pria di sebelahnya yang hanya bisa terdiam saat rokok ditangannya juga ikut menghilang.
Hidup begini lama dan pertama kalinya aku diperlakukan seperti ini
Sang Man dibawa oleh perawat dengan menggunakan tempat tidur beroda. “tapi….. apakah harus pergi bersamanya?” tanya Sang Man pada perawat karena pria yang sempat merokok tadi ikut juga bersamanya. Perawat hanya terdiam melihat Sang Man dan sama sekali tidak menjawab pertanyaan Sang Man.
Sang Man sekarang duduk di hadapan psikiater yang bernama Dong Gu.
“aku ada sakit jiwa apa?” tanya Sang Man terbata-bata “tidak, Cuma melihat ada sequel, tidak semuanya begini” ucap Dong Gu dan tersenyum “mulai kapan ingin bunuh diri?” tanya Dong Gu “belum terlalu lama” jawab Sang Man dengan mimic wajah serius “boleh tanya mengapa?” tanya Dong Gu lagi “tidak memiliki rasa percaya diri untuk hidup terus menerus” jawab Sang Man “sekarang juga ingin mati?” tanya Dong Gu untuk kesekian kalinya “tapi tidak tahu kenapa tidak pernah bisa mati” jawab Sang Man “sebenarnya walaupun Cuma sementara apakah pernah berhenti bernafas untuk sementara waktu?” tanya Dong Gu serius “Oh” jawab Sang Man “pernah merasakannya namun sekarang sehat dan sama sekali tidak ada masalah, dengar-dengar kamu bilang ada seorang teman?” tanya Dong Gu.
Sang Man melirik ke sebelah kirinya dan hal itu membuat Dong Gu merasa heran. Sang Man tertawa dan Dong Gu pun berusaha untuk tertawa “mungkinkah dia yang menyuruhmu untuk bunuh diri?” tanya Dong Gu “apa?” tanya Sang Man tidak mengerti dan melirik lagi ke sebelah kiri ke arah Pria perokok “anio, pertama kali bertemu di rumah sakit” jawab Sang Man “mungkinkah ada seorang lagi?” tanya Dong Gu “tidak ada” jawab Sang Man dan tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang sedang menangis.
Sang Man melihat ke sekeliling mencari sumber suara. “ini siapa yang sedang menangis?” tanya Sang Man pada Dong Gu “ah, seorang yang sedang menangis” ucap Dong Gu dan menulis di consultation report “teman 2 orang”. “jadi yang merokok adalah siapa?” tanya Dong Gu namun Sang Man tidak menjawabnya dan malah berdiri menuju sebuah lemari yang berada di belakang Dong Gu.
Sang Man merasa sumber tangisan berasal dari dalam lemari dan benar saja saat Sang Man membuka lemari terlihat seorang wanita yang sedang duduk sambil menangis. “apa yang anda lakukan disini?” tanya Sang Man heran. Wanita itu mendongakkan kepalanya dan meminta maaf kepada Sang Man karena sudah menangis di dalam lemari.
Sang Man bertanya kepada Dong Gu kenapa ada wanita menangis di dalam lemari dan hal itu membuat Dong Gu heran karena sama sekali tidak ada siapapun di dalam lemari. Dong Gu berbalik dan menelepon perawat untuk membawa Sang Man pergi secepat mungkin dari ruangannya.
Sang Man jelas marah pada Dong Gu karena tidak menjawab pertanyaannya dan malah menyuruh perawat untuk membawanya pergi. “aku tanya kenapa ada wanita menangis disini, jika menyukai orang lain juga tidak boleh seperti ini, mengapa melukai orang yang disukai” teriak Sang Man emosi.
Dua orang perawat masuk ke ruangan Dong Gu dan menarik Sang Man “kamu tidak perduli wanita itu?” teriak Sang Man lagi pada Dong Gu. Dong Gu berdiri dari kursinya dan mencoba memasukkan tangannya ke dalam lemari yang sama sekali kosong dan tidak ada seorang pun disana “kamu memegang apa? Hei cepat keluar dari sana, jangan terus berjongkok” tambah Sang Man.
Sang Man perlahan-lahan mendekat dan akhirnya mengetahui apa yang sedang dikerjakan Pria paruh baya tersebut. Dirinya sedang asyik meniup kertas yang terletak di atas meja hingga terjatuh ke lantai. Seorang perawat kemudian berjongkok memungutinya.
Pria paruh baya menyadari kehadiran Sang Man. Dia pun berbalik dan seketika kepalanya membesar seperti balon yang sedang ditiup. Sang Man sontak terkejut dan ketakutan, dia berbalik ke belakang untuk mencari keberadaan orang lain namun yang ada hanya lorong gelap rumah sakit. Sang Man kembali berbalik ke arah sebelumnya dan kembali terkejut saat melihat pria paruh baya sudah berdiri di hadapannya begitupun dengan Pria Perokok dan wanita yang selalu menangis berdiri di sisi lain.
Pagi harinya, Sang Man akhirnya tersadar. Di hadapannya sudah ada 2 orang perawat, suster dan psikiater Dong Gu. “tidur di lantai lebih enak ya dibandingkan di tempat tidur?” tanya Dong Gu. Sang Man menjawab kalau tidur di tempat tidur jauh lebih baik.
Sang Man mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan pandangannya kembali melihat sosok seorang anal kecil yang memakai pakaian berwarna kuning dan sedang asyik melompat di atas tempat tidur. Anak tersebut tersenyum kepada Sang Man.
“Anak itu…..” ucap Sang Man dan menghentikan ucapannya saat melihat ekspresi suster, perawat dan psikiater Dong Gu.
Kelihatannya kematian sungguh sudah sangat dekat denganku, benar-benar sudah bisa melihat Hantu dan sekarang ada 4.
Sang Man menaiki sebuah Bus. Ke empat hantu masih saja mengikutinya. “apa mau terus mengikutiku?kapan pun?tidak perduli pergi kemanapun?” tanya Sang Man pada ke empat hantu.
“apa kamu menyukaiku?tidak usah malu” tanya seorang wanita yang duduk tidak jauh dari Sang Man. Wanita itu mengira kalau Sang Man sedang mengajaknya berbicara. Sang Man tidak memperdulikannya dan lebih tertarik pada secarik kertas yang bertuliskan nama seorang peramal yang sangat hebat.
Tidak perlu menunggu waktu lama bagi Sang Man untuk mendatangi peramal tersebut, karena baginya lebih cepat lebih baik. Peramal mengatakan kalau mereka akan terus mengikuti dirinya sampai Sang Man mengabulkan keinginan mereka yang belum terpenuhi sewaktu mereka masih hidup dulu. Peramal juga mengatakan kalau kebiasaan Sang Man perlahan-lahan akan berubah karena dirasuki oleh ke empat Hantu secara bergantian.
Sang Man berjalan terseok-seok keluar dari rumah peramal. Peramal hanya bisa memandangi Sang Man yang mulai menjauh dan bergumam “banyak sekali”.
Semua orang sedang berdiri menunggu hingga lampu menjadi hijau untuk menyeberang jalan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing begitupun dengan Sang Man yang sibuk memikirkan ke empat hantu yang sekarang berada di gendongannya. Hantu Pria Perokok, Pria Paruh Baya dan Wanita yang selalu menangis sementara hantu anak kecil bergelantungan dan berpegangan di kaki Sang Man.
Lampu berubah menjadi hijau, semua orang dengan mudahnya menyeberangi jalan namun Sang Man harus berjuang sekuat tenaga dengan ke empat hantu di tubuhnya.
Para Ahjumma tetangga Sang Man berkempul di depan apartemen Sang Man. Mereka mulai mengomel tentang depan rumah Sang Man yang sangat berantakan. Sang Man berjalan terseok-seok ke arah mereka. “lihat saja aku akan memarahinya…. Tetapi kenapa wajahnya seperti itu” ucap salah satu Ahjumma. “kenapa kamu hidup seperti ini?” tanya salah satu Ahjumma pada Sang Man “aku hanya bisa hidup begini” jawab Sang Man “kalau begitu cepat mati saja” ucap Ahjumma kesal “baik sedang berusaha” jawab Sang Man lesu dan masuk ke dalam rumah.
Satu persatu hantu mulai turun dari tubuh Sang Man. (wkwkwkwk, hebat ya Sang Man bisa mengangkat Hantu sebegitu banyaknya).
Sang Man melihat sepatu para Hantu yang sekarang terletak di depan pintu.
Pertama kali ada orang datang mencari, lebih baik jika seorang manusia
Para Hantu mulai melihat apartemen Sang Man yang sederhana namun bersih. Hantu Kakek Tua (sekarang aku panggil Kakek Tua ya chingu) memasukkan kepalanya ke dalam kulkas dan melihat isi kulkas Sang Man (namanya juga Hantu jadi bisa tembus-tembus gitu dech) “tidak ada anggur?” tanya hantu Kakek Tua “tidak ada” jawab Sang Man lesu
aku adalah orang yang menjaga kesehatan dan tidak pernah minum sake
Ahjumma yang sempat mengomel karena melihat depan apartemen Sang Man kotor kembali mengomel saat melihat Sang Man buang air kecil sembarangan. Sang Man hanya tertawa dengan wajahnya yang sudah sangat merah karena terlalu banyak minum sake dan sifatnya sekarang sangat mirip dengan hantu Kakek Tua.
Juga tidak suka yang manis
Hantu anak kecil sedang asyik memakan kue manis dan Sang Man tentu saja ikut makan karena kali ini giliran Hantu anak kecil yang merasukinya. Sang Man berkali-kali ingin muntah namun hantu Anak kecil terus saja makan.
Aku juga tidak pernah belajar merokok
Di hadapan Sang Man sudah tersedia beratus-ratus batang rokok yang siap untuk dihisapnya bersama hantu Pria Perokok.
Walaupun kesepian dan sedih sebagai pria juga tidak pernah menangis
Saat perkumpulan penghuni apartemen, Sang Man tak henti-hentinya menangis dan menyebabkan rasa iba dari para penghuni apartemen. Mereka bahkan menghapus larangan untuk buang air kecil di balkon seperti yang dilakukan Sang Man.
Akhir-akhir ini cuaca sedang normal
Sang Man tidak bisa tidur dan sedang sibuk melihat layar computer. Para hantu sedang memperhatikannya dan Sang Man memutuskan ke kamar mandi.
Pagi harinya Sang Man terbangun, wajahnya benar-benar sangat berantakan. Sang Man tiba-tiba merasakan nyeri perut yang sangat hebat dan bergegas ke kamar mandi untuk menabung dan tidak lupa muntah. (hehehehe).
Para Hantu sedang asyik menonton tv.
“aku lapar, kalian sebetulnya kenapa? Aku adalah orang yang sangat menghargai kesehatan, kalian tahu bagaimana rasanya hidup sendirian, kesehatan sangat penting bagiku. Mengapa harus begini kepadaku? Apa aku begitu mudah untuk diejek, sungguh sial” teriak Sang Man pada para Hantu. Para Hantu berbalik ke arah Sang Man dan menatapnya dengan tajam.
Malam harinya Sang Man sama sekali tidak bisa tidur karena hawa di dalam rumahnya sangat dingin. Sang Man mencoba mengatur pengatur suhu ruangan hingga ke suhu 45° C namun masih tetap dingin dan bahkan sekarang seisi rumah Sang Man membeku. Sang Man seperti berada di kutub utara.
Sang Man kembali mendatangi Peramal. Sang Man bertanya kenapa hanya dirinya yang merasa kedinginan padahal saat itu cuaca sedang normal dan bagaimana caranya agar Sang Man bisa mengusir mereka semua. Peramal mengatakan kalau para Hantu sedang marah pada Sang Man dan cara untuk mengusir mereka pergi adalah melayani mereka dan memberikan apa yang mereka inginkan karena mereka sama sekali tidak bisa diusir kecuali kehendak mereka sendiri.
Sang Man duduk di hadapan para Hantu yang sedang asyik menonton tv.
“aku orang yang sangat kesulitan, tidak bagus jika digunakan bersama kalian. Aku juga sudah dipecat dan tidak punya keinginan untuk hidup lagi, apakah tidak bisa pergi? Aku akan memenuhi keinginan kalian agar kalian bisa pergi, bagaimana?” tanya Sang Man.
Para Hantu yang sedari tadi diam dan memilih menonton televisi mulai memberikan reaksi, dimulai dari hantu Kakek Tua “aku sangat mudah, ada sebuah kamera……” namun ucapannya terpotong oleh ucapan hantu anak kecil “aku katakan dulu…..” “tidak sopan, usia tua harus mengatakannya terlebih dahulu” ucap hantu Kakek Tua “kamu tidak merasa kekanak-kanakankah?” tanya hantu Anak kecil “anak ini” keluh hantu Kakek Tua. Sang Man memotong ucapan mereka “urutannya kalian tentukan sendiri, waktu memenuhi keinginan boleh tidak jika kalian kembali ke rumah masing-masing, aku sungguh terlalu lelah”.
Di Rumah sakit tempat Sang Man pernah dirawat terlihat dua orang sedang menangisi kepergian Ayah mereka. Salah seorang kakek yang kebetulan di rawat di kamar yang sama tiba-tiba berkomentar sesaat sebelum dia keluar dari kamar “orang yang sudah mati untuk apa ditangisi, sudah tahu akan mati makanya diantar kemari. Sudah mati masih perhatian, sudah mati masih datang melihat”.
Salah satu suster dan istri dari Pria berusaha menahan suaminya agar tidak marah pada Kakek. Sang Istri kemudian mengajak suaminya keluar dari kamar. Suster melirik ke arah seorang anak kecil yang kebetulan dirawat di ruangan yang sama “Apa kamu sudah baikan, coba kita dengar suara jantungmu Zhen Yuan, hah sangat bagus” ucap Suster yang bernama Jung Yun Soo.
Beberapa orang pasien sedang bermain kartu di balkon rumah sakit. Jung Yun Soo datang dan menyebabkan mereka dengan cepat membereskan permainannya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Jung Yun Soo berbicara pada salah satu pasien paruh baya dan mengancamnya akan memindahkannya ke ruangan yang lain jika ia terus bermain kartu. (pasien paruh baya adalah Ayah Yun Soo).
Kakek yang sempat berkomentar pada salah satu keluarga pasien terlihat menelepon seseorang. Dia terlihat sangat sedih dan tiba-tiba senang saat mendengar cucu kesayangannya sudah bisa melompat-lompat. Raut wajah Kakek kembali berubah menjadi sedih saat mendengar anaknya keluar dari pekerjaan dan menutup telepon tiba-tiba.
Sang Man dan hantu Kakek Tua berjalan-jalan di pasar loak. “ada sebuah kamera, asal bisa mencarikan pemiliknya sudah cukup” ucap hantu Kakek Tua. Giliran pertama jatuh pada hantu Kakek Tua dan Sang Man harus memenuhi keinginan Kakek Tua . Mereka memasuki sebuah toko yang menjual barang-barang elektonik termasuk kamera. Sang Man mengambil satu kamera dan menunjukkannya kepada hantu Kakek Tua “coba balik” perintah hantu Kakek Tua pada Sang Man. Sang Man yang sama sekali tidak mengerti menuruti saja apa yang dikatakan hantu Kakek Tua“bukan ini” ucap hantu Kakek Tua sambil menggelengkan kepala.
Satu persatu Toko dimasuki Sang Man dan satu persatu kamera diperlihatkan Sang Man pada hantu Kakek Tua, namun jawaban hantu Kakek Tua tetap sama “bukan”. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk menemukan sebuah kamera tua.
Sang Man tentu saja kesal “terus melihat kamera yang sama dan semua toko sudah dimasuki” teriak Sang Man pada hantu Kakek Tua “lagipula siapa yang mengatakan di dalam toko, harus pergi mencari orang yang mengambil kamera itu” jawab hantu Kakek Tua santai “siapa orang itu, apa kamu mengenalnya?” tanya Sang Man “kenal, dia sekarang di Chun Chuan” jawab hantu Kakek Tua dan menyipitkan matanya “kenapa tidak mengatakan dari awal?” ucap Sang Man “kamu sama sekali tidak bertanya, berhubungan dengan masalah orang yang masih hidup hanya bisa menjawab pertanyaan jika ditanya” jawab hantu Kakek Tua “mestinya mengatakan dari awal” keluh Sang Man “sudahlah jika tidak ingin mencarinya untukku, aku selamanya akan berada disampingmu dan tidak akan membiarkanmu mati” ancam hantu Kakek Tua. Sang Man akhirnya luluh dan mencari kembali kamera keinginan hantu Kakek Tua ke Chun Chuan.
Sang Man bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Orang yang mengambil kamera sekarang berjalan ke arahnya. Tiba-tiba Sang Man menyipitkan matanya dan tangannya diletakkan di belakang dan dikaitkan seperti yang biasa dilakukan hantu Kakek Tua (kali ini Sang Man dirasuki Hantu Kakek Tua).
“serahkan kameraku” teriak Sang Man saat orang yang mengambil kameranya berjalan melewatinya “laci kedua lemari baju” tambah Sang Man dan nada bicaranya berubah menjadi seperti nada bicara hantu Kakek Tua. (hebat dech Cha Tae Hyun Ahjussi). Orang yang mengambil kamera berjalan pergi dan tidak memperdulikan ucapan Sang Man, karena dia sama sekali tidak merasa mengenal Sang Man. Sang Man hanya bisa memandangi hantu Kakek Tua yang sekarang berdiri di sampingnya.
Sang Man dan hantu Kakek Tua kemudian mengikuti orang yang mengambil kamera hingga ke tempat sauna, namun Pria tersebut tetap tidak memperdulikan Sang Man. “aku rasa memaksanya bukan cara yang baik” ucap Sang Man sambil menarik celananya hingga ke atas pinggang sama seperti yang dilakukan hantu Kakek Tua dan di kanan kirinya terlihat hantu Pria Perokok dan hantu Anak kecil yang sedang berendam. (wkwkwkwk, lucu abiezt dech ini drama).
Malam harinya Sang Man kembali mendatangi orang yang mengambil kamera, namun kedatangannya kali ini mengacaukan rencana penangkapan seorang penjahat. Rupanya orang yang mengambil kamera adalah seorang Polisi.
Karena kekacauan yang sudah dibuatnya, Sang Man terpaksa dijebloskan ke penjara. Hantu Kakek Tua lagi-lagi membuat keadaan bertambah runyam, dia meniup-niup kertas yang terletak di atas meja agar beterbangan seperti yang dilakukannya sewaktu di Rumah sakit. Para Polisi merasa heran dengan sikap Sang Man namun perhatian mereka teralih saat melihat istri Polisi yang mengambil kamera datang membawakan makanan untuk mereka. Hantu Kakek Tua mempunyai sebuah ide brilliant.
“Menikah bukan hanya mengandalkan cinta sudah bisa, benar tidak?Benar tidak, aku juga kangen sekali. Awalnya mau menjual kamera itu, tapi demi tampil baik di depan pacar tidak jadi menjualnya. Sekarang malah menikah dengan orang lain. Siapa nama wanita itu?” ucap Sang Man dengan gaya khas hantu Kakek Tua. Polisi yang mengambil kamera terkejut dan dengan cepat berdiri menawarkan kimbab kepada Sang Man. “Kimbab buatan orang lain tidak sesuai dengan seleraku, katanya di dalam laci kedua lemari baju, mohon bantuannya” tolak Sang Man.
Kakek masih sedih mengingat jika anaknya sudah dipecat dari pekerjaannya. Tiba-tiba sebuah suara dari belakang punggungnya memanggilnya “Hei Panmo” panggil Sang Man. Kakek tiba-tiba sedih karena merasa tidak asing dengan suara dan nada bicara orang yang memanggilnya “Jun Panmo” panggil Sang Man ulang.
Sang Man mengajak Kakek ke cafeteria. Semua orang memperhatikan Sang Man yang dengan asyiknya meminum sake. Kakek juga menegurnya dan mengatakan kalau itu tidak baik untuk kesehatannya. Sang Man malah berbalik bertanya hal yang sama pada Kakek. Kakek tidak menjawab dan mengambil segelas sake yang baru saja ingin diminum Sang Man “kamu siapa dan bagaimana bisa menemukanku?” tanya Kakek.
Dua orang suster yang sedang duduk makan tidak jauh dari mereka merasa khawatir, bukan pada Sang Man tetapi pada Kakek. Salah satu suster mendekatinya “Kakek sedang makan atau meminum arak? Tidak boleh minum arak”. Sang Man yang baru saja ingin meneguk sakenya terhenti dan berbalik ke arah sumber suara yang terdengar sangat indah di telinganya. Jung Yun Soo kemudian pergi setelah berbicara dan meninggalkan kesan yang sangat mendalam di hati Sang Man. (Sang Man love at first sight pada Yun Soo).
Hantu Kakek Tua yang kecewa karena Sang Man tidak jadi meneguk segelas sake, akhirnya mengetahui penyebabnya. Hantu Kakek Tua kembali merasuki Sang Man dan berjalan mendekati Yun Soo.
“dari tadi terus melihat ke arah kami, melihat Kakek Tua atau aku? Dilihat sebentar kamu sangat cantik” ucap Sang Man dan mendekatkan wajahnya ke Yun Soo. Yun Soo jelas heran. Sang Man kemudian duduk di salah satu sudut jendela, hembusan angin di jendela berhasil menyapu rambutnya dan membuatnya terlihat sangat cool “cuacanya bagus sekali, bagaimana kalau kita pergi minum teh?” ajak Sang Man. Yun Soo dan temannya hanya bisa terdiam melihatnya dan menganga.
Sang Man merasa malu atas semua yang sudah dilakukan hantu Kakek Tua. Hantu Kakek Tua malah tersenyum senang dan mengatakan kalau dia hanya membantu Sang Man.
Kakek membuka bungkusan yang diberikan Sang Man. Di dalamnya ternyata adalah kamera yang berhasil diambil Sang Man dari Polisi. Kakek terkejut saat melihat tulisan K dan Y dibalik kamera. Kakek tiba-tiba tersenyum.
Sang Man perlahan-lahan membuka mata dan terkejut saat melihat Hantu Wanita Yang selalu menangis tidur di sampingnya. “apa kamu masih perlu tidur?” keluh Sang Man “dasar, kamu tidak bisa buka jendela ya?” ucap Sang Man lagi pada Hantu Pria Perokok yang sedang asyik merokok disampingnya. Sang Man semakin kesal saat melihat Hantu Kakek Tua di atas lemari dan Hantu Anak kecil yang sedang bermain kartu. Mereka semua berkumpul di kamar Sang Man. “Anak kecil, cepat katakan harapanmu” ucap Sang Man.
Sang Man dan hantu Anak kecil bersama-sama ke Bioskop. Keinginan Hantu Anak kecil ternyata ingin menonton film di Bioskop. Sang Man dan Hantu Anak Kecil tanpa sengaja bertemu dengan Yun Soo di Bioskop. Yun Soo ternyata mengajak Zhen Yuan menonton film.
Seorang wanita
Sang Man mendekati Yun Soo dan menyapanya.
“annyeonghaseyo” sapa Sang Man “suka melihat kartun?”
“ne, semoga kamu senang melihatnya” jawab Yun Soo singkat dan segera pergi.
“Itu, belakangan ini permen itu berapa duit? 10 Won apakah boleh beli 10?” tanya Sang Man sambil mengupil (hantu Anak kecil merasuki Sang Man. Dia tergoda melihat permen yang dimakan Zhen Yuan).
“1200 Won satu” jawab Yun Soo.
Hantu Anak kecil terlihat sangat menikmati film hingga membuat Sang Man terus tertawa menikmati sepanjang film diputar. Yun Soo yang duduk tidak jauh dari kursi Sang Man diam-diam memperhatikannya.
Selesai menonton film di Bioskop, Sang Man dan Hantu Anak kecil menuju sebuah toko mainan yang masih berada di area Bioskop. Hantu Anak kecil ingin membeli sebuah robot mainan.
Pandangan Sang Man kembali menangkap sosok Yun Soo.
“berikan aku satu” ucap Hantu Anak kecil pada Zhen Yuan. Zhen Yuan kemudian mengambil beberapa permen dari dalam kantong jaketnya “benar ini semuanya?” tanya Hantu Anak kecil.
“benar ini semuanya?” tanya Sang Man lagi. “kamu sedang melakukan apa?” tanya Yun Soo yang baru saja kembali dari kamar mandi. Sang Man hanya terdiam dan buru-buru memasukkan permen dalam saku celananya. Zhen Yuan tiba-tiba meminta Yun Soo untuk mengajaknya makan mie hitan (Jajangmyeon) dan Sang Man mengikutinya karena hantu Anak kecil juga ingin makan mie goreng.
Satu persatu mangkok yang berisikan Jajangmyeon habis dimakan Sang Man. Gaya makannya menarik perhatian Zhen Yuan dan tentu saja Yun Soo. “kakak, Paman ini sepertinya dewa makan” ucap Zhen Yuan pada Yun Soo dan berpindah ke meja Sang Man. “Ahjussi, kamu bisa makan semangkok lagi?” tanya Zhen Yuan “bercanda ya? Aku masih bisa makan 3 mangkok lagi” ucap Sang Man senang dengan mulut belepotan. “Ahjussi satu mangkok lagi” teriak Sang Man pada pemilik toko dan sontak mengundang rasa terkejut dari para pengunjung karena Jajangmyeon yang dipesan Sang Man adalah mangkok ke 6.
Sang Man memuntahkan semua yang dimakannya. Perutnya tidak bisa menerima semua Jajangmyeon dan ini semua karena ulah hantu Anak kecil.
Yun Soo meminta maaf kepada Sang Man. “maafkan Zhen Yuan yang sudah memintamu makan terus menerus. Dia tidak bisa makan makanya sangat senang bisa melihat kamu makan”. “tidak apa-apa, aku juga tidak menyangka bisa memakan makanan sebanyak itu” ucap Sang Man.
Yun Soo mencari keberadaan Zhen Yuan. Zhen Yuan ternyata sedang berada di penjual mainan dan hantu Anak kecil juga berada di tempat yang sama sedang memandangi permen ikan jumbo. Sang Man menjadi stress melihatnya.
Yun Soo menawarkan kepada Sang Man untuk bermain lempar panah dan hadiahnya adalah permen ikan jumbo. Hantu Anak kecil tentu saja senang dan membuat Sang Man berhasil mengenai papan yang bertuliskan ikan Jumbo.
Semua yang melihatnya berdecak kagum. Penjual kemudian mengambil hadiah Sang Man dan memberikannya kepada Sang Man. “wah Paman, benar-benar hebat” puji Zhen Yuan “kalau mau kau bisa mengambilnya” ucap Sang Man dan seketika Hantu Anak kecil memanggilnya.
“kenapa seperti ini?” tanya hantu Anak kecil
“apa?” tanya Sang Man tidak mengerti
“kamu sudah mendapatkannya, mengapa ingin memberikan kepada orang lain” jawab hantu Anak kecil sedikit marah
“itu, mereka satu pun tidak kena, berikan dia saja ya, lagipula ini tidak baik untuk kesehatan” bujuk Sang Man
“andwae, aku paling suka makan” ucap hantu Anak Kecil
“aku ingin menghabiskan ini? Tidak mungkin, kalau pun makan berapa hari baru bisa habis” teriak Sang Man.
Yun Soo yang mendengar suara Sang Man mendekatinya “lebih baik kamu makan saja, kami tidak perlu” ucap Yun Soo dan berpamitan pergi.
Sang Man berjalan lesu dengan permen ikan jumbo di tangannya. “kamu sudah punya mainan, berikan permen ini kepada anak kecil itu bukannya lebih baik” keluh Sang Man sepanjang perjalanan “makanan dengan mainan mana bisa disamakan” jawab hantu Anak kecil “orang yang sudah mati dan orang yang segera mati bisa ada persamaan apa? Belanja ini juga tidak perlu, orang mati juga ingin buat apa?” tanya Sang Man “tidak mati bukannya sudah bisa?” tanya hantu Anak kecil “kamu pikir hidup itu mudah ya?” tanya Sang Man lagi “kamu pikir mati itu enak ya?” tanya hantu Anak kecil balik.
Sang Man terhenti berjalan saat melewati sebuah toko yang menjual dvd dan novel. “kenapa berhenti? Bukannya belanja itu tidak perlu?” tanya hantu Anak kecil pada Sang Man yang memandangi gambar kartun di kaca toko.
Pernah bilang suka kartun
Yun Soo meminta maaf kepada Zhen Yuan karena tidak bisa mendapatkan mainan saat permainan lempar panah tadi. Zhen Yuan sama sekali tidak bersedih dan malah bertanya apa dia masih bisa bertemu dengan Sang Man yang dipanggilnya Paman Dewa Makan pada Yun Soo. Yun Soo hanya tersenyum dan mengangguk.
Teman Yun Soo datang dan mengatakan kalau Ayah Yun Soo sedang mencarinya. Raut wajah Yun Soo seketika berubah. Yun Soo menengok ke kamar ayahnya yang sedang tertidur. Baru saja Yun Soo ingin pergi, Ayahnya tiba-tiba step dan kejang-kejang. “Unni” panggil Yun Soo pada temannya tadi. Beberapa dokter dan suster bergegas datang dan kemudian memeriksanya.
Tiba giliran Hantu Pria Perokok.
Sang Man dan Hantu Pria Perokok mengendap-ngendap di kegelapan malam menuju tempat penyimpanan mobil-mobil bekas. Hantu Pria perokok ingin mengambil taxinya kembali dan mengendarainya ke pantai.
“pasti yang ini?” tanya Sang Man dan berusaha membuka gembok “aku merokok dulu baru bisa berbicara lagi” jawab hantu Pria perokok “tidak boleh, pasti bisa, aku pasti bisa mendapatkannya untukmu” ucap Sang Man optimis dan beberapa detik kemudian gembok berhasil dibuka.
Mereka kemudian memasuki area penyimpanan mobil. Hantu Pria perokok terlihat ketakutan “kamu ini hantu tetapi kenapa takut?” tanya Sang Man yang sibuk mengedarkan senter ke kanan dan ke kiri “mobilmu yang seperti apa?” tanya Sang Man. “itu?” tanya Sang Man dan menyorot mobil yang dimaksud Hantu Pria Perokok.
“ada orang di dalamnya” ucap Sang Man “kamu? Ingin mengambil mobil ini hah?” tanya Pria di dalam mobil emosi “kamu tahu aku datang mengambilnya?” tanya Sang Man balik “kenapa?ingin selingkuh dengan istriku hah?” teriak Pria dalam mobil dan mulai menstater mobilnya. “bukan begitu” jawab Sang Man dan mulai berlari saat Pria dam mobil menjalankan mobil dan mulai mengejarnya.
Pria dalam mobil sedang dalam keadaan mabuk, dia mengira Sang Man datang untuk mengambil mobil karena ingin berselingkuh dengan istrinya.
Sang Man yang sudah letih berlari, berbalik menghadap mobil yang berjalan ke arahnya. Sontak Pria dalam mobil terkejut dan mengerem mendadak. “sebenarnya aku bisa melihat hantu, hantunya ada 4. Bagaimana mengatakannya? Aku ada sedikit hawa dewa” ucap Sang Man dan berpura-pura sedang dirasuki arwah hantu.
“cepat katakan sesuatu” bisik Sang Man pada Hantu Pria Perokok. Hantu Pria Perokok bingung ingin melakukan apa, akhirnya dia menghembuskan hawa dingin ke mobil hingga pria di dalam mobil kedinginan. Pria di dalam mobil mengambil inisiatif menyalakan penghangat ruangan. Hawa di dalam mobil perlahan-lahan mulai menghangat “maaf, akhir-akhir ini tekhnik elektronik lebih canggih” ucap Hantu Pria Perokok meminta maaf pada Sang Man.
Sang Man akhirnya berlutut di depan mobil dan meminta kepada Pria di dalam mobil untuk memberikannya mobil dengan perjanjian, Sang Man akan mencari tahu dan mengembalikan istri pria ke pelukannya.
Sang Man dan Hantu Pria Perokok sedang mengawasi seorang wanita setengah baya dari luar restoran. Wanita tersebut kemudian beranjak pergi meninggalkan restoran. Sang Man dan Pria Perokok mengikuti wanita tersebut namun mereka kehilangan jejak.
Ternyata wanita yang diikuti Sang Man sedang berada di rumah sakit tempat Sang Man pernah dirawat dan Yun Soo bekerja. Wanita tersebut sedang berbicara dengan Yun Soo dan diam-diam Sang Man mendengarkan percakapan mereka.
“wanita itu sudah mau mati” ucap Sang Man pada Hantu Pria Perokok. Hantu Pria Perokok mangangguk “terus anaknya bagaimana, kasihan mereka tidak ada ibu” ucap Sang Man lagi dan mengingat nasibnya yang sudah menjadi yatim piatu sejak kecil. Hantu Pria Perokok hanya terdiam mendengar ucapan Sang Man.
Yun Soo mendatangi Sang Man.
“kenal dia?” tanya Yun Soo pada Sang Man yang merokok “kamu juga merokok? Katanya Kanker Paru-paru, suaminya sangat kuat merokok dan tidak tahu apakah bisa menjaga anaknya dengan baik. Demi anak dia menolak untuk menjalani pengobatan” tambah Yun Soo.
“anaknya bisa hidup dengan baik” ucap Sang Man sedih
“oh ya Zhen Yuan sangat senang bermain denganmu, ini, namaku Jung Yun Soo” ucap Yun Soo dan memberikan kartu namanya
“aku Sang Man”.
Sang Man menemui Pria yang memiliki mobil Hantu Pria Perokok. Sang Man memberitahukan kalau istrinya sama sekali tidak berselingkuh dan sedang mengidap kanker paru-paru. Dia sengaja menghentikan pengobatan karena sedang hamil.
Pria tersebut akhinya meminta maaf atas semua kesalahan yang sudah dilakukannya kepada istrinya dan berjanji untuk berubah.
Hantu Pria Perokok terlihat sangat senang bisa mengendarai mobilnya kembali dan mengajak Sang Man ke suatu tempat. “masih berapa lama?” tanya Sang Man “jalan saja” ucap hantu Pria Peroko senang.
Mereka akhirnya sampai di sebuah tempat terpencil dan di hadapan mereka terbentang lautan biru. “disini?” tanya Sang Man “iya, memangnya kenapa” jawab Hantu Pria Perokok “aku baru pertama kali ke tempat ini” ucap Sang Man.
“kamu sudah menikah?” tanya Sang Man saat mereka berdua duduk di hamparan pasir. Hantu Pria Perokok mengangguk “punya anak?” tanya Sang Man lagi “iya” “setelah menikah bagaimana? Bukan aku ingin menikah, hanya penasaran saja?” tanya Sang Man untuk ke tiga kalinya “kalau menikah bisa hidup bersama dan punya anak, seorang bisa menjadi 3 orang. Selelah apapun jika melihat mereka menjadi semangat kembali” jawab Hantu Pria Perokok.
Sang Man terlihat memikirkan ucapan Hantu Pria Perokok.
Hantu Pria Perokok tiba-tiba berdiri dan ingin melepaskan pakaiannya “berenang di Laut adalah impianku” ucap Hantu Pria Perokok “impianmu sungguh banyak, lagipula aku tidak bisa berenang, aku tidak pernah belajar berenang” teriak Sang Man “andwae” teriak Sang Man saat Hantu Pria Perokok melepaskan pakaiannya dan Sang Man otomatis ikut melepaskan pakaiannya juga.
“masih berapa lama? Dingin sekali, seorang juga pun tidak ada, untuk apa datang kesini?” teriak Sang Man kedinginan “tenanglah sedikit, kalau kau tenang akan bisa berenang, tenang saja” ucap Hantu Pria Perokok mengajari Sang Man.
Laut Besar, pertama kali datang kemari, dingin dan asin. Luas dan sungguh menyilaukan mata
Hantu Kakek Tua tersenyum senang, Hantu wanita yang selalu menangis lagi dan lagi menangis sementara Hantu Anak kecil berlarian disepanjang pantai. Mereka senang melihat Sang Man dan Hantu Pria Perokok bisa berenang bersama-sama.
Sang Man mengeluarkan tangannya ke luar jendela merasakan hembusan angin pantai yang untuk pertama kali bisa dirasakan dalam hidupnya. “gembira?” tanya Hantu Pria Perokok mengemudikan mobil. Sang Man hanya terdiam. Mereka kembali ke Kota bersama-sama menggunakan taxi hantu Pria Perokok.
BERSAMBUNG......
Terlihat seorang Pria setengah baya tengah serius melihat acara di televisi. Acara yang sedang diputar sama seperti yang sedang dialaminya. Pria tersebut menonton sambil menangis dan tidak henti-hentinya memasukkan sesuatu benda berwarna putih ke dalam mulutnya.
Telepon di kamarnya tiba-tiba berdering dan sangat mengganggu baginya. Pria tersebut antara ragu untuk mengangkat telepon atau membiarkannya berbunyi terus menerus. Benda berwarna putih masih berada di dalam mulutnya, belum lagi ditambah yang bertebaran di hadapannya. Dia melirik kembali ke arah telepon dan kemudian melihat tempat air yang sudah kosong. Pria tersebut jelas heran karena dia sama sekali belum minum air setetes pun.
Kesal dengan bunyi telepon yang terus berdering dan air yang tiba-tiba habis entah kemana rimbanya, pria tersebut memuntahkan semua benda putih di dalam mulutnya.
“Halo, bukan penginapan tapi perumahan paruh waktu. Apa seorang pria tidak boleh tinggal di perumahan paruh waktu” ucap Pria tersebut terisak-isak “boleh, tentu saja, tapi maksudku…. Perumahan paruh waktu harganya 20.000 dan penginapan adalah 40.000” jawab si penelepon. Pria kesal mendengar ocehan si penelepon dan menutup telepon dengan kasar.
Perumahan paruh waktu 20.000 dan penginapan 40.000, aku datang mencari mati dan membayar 20.000 dengan sia-sia.
Pria kembali memasukkan benda berwarna putih ke dalam mulutnya dan dengan cepat meminum air dari keran. Pandangannya mulai kabur dan jalannya mulai terseok-seok, setelah itu dia terjatuh ke lantai (keren euy cara jatuhnya pakai slow motion).
“Bocah ini demi membayar 20.000 lebih sedikit, apa ini?.....” oceh seorang Pria yang tiba-tiba masuk dan ternyata adalah si penelepon dan pemilik perumahan paruh waktu yang sedang ditinggali si Pria. “Hei Paman, dasar, kalau mau mati pergilah ke tempat lain” ucap pemilik rumah terkejut dan menekan dada Pria hingga Pria memuntahkan benda putih yang dimakannya dan ternyata adalah obat.
Pria itu adalah Sang Man, seorang Pria yang mengalami depresi hebat karena merasakan kesendirian dalam hidupnya dan sama sekali tidak memiliki seorang anggota keluarga. Sang Man sudah mencoba berbagai cara untuk mengakhiri hidupnya namun selalu saja gagal. Usaha terakhirnya untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum obat hingga over dosis membuatnya melakukan cara lain dengan menjatuhkan diri dari atas jembatan sebuah sungai. Namun lagi dan lagi gagal, dua orang police air yang sedang bertugas berhasil menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit.
Aku tidak melakukan kejahatan seharusnya bisa masuk surga kan? Aku mau naik ke surga dulu, Annyeo.
Sang Man perlahan-lahan membuka mata.
Tidak berhasil mati lagi
Sang Man bangun dari tempat tidur dan melihat ke sekeliling. Seorang ahjumma yang sedang merawat suaminya merasa heran dengan Sang Man.
Sang Man terkejut saat menyadari kehadiran seseorang di sampingnya. Pria tersebut memakai jaket berwarna biru dan sedang asyik merokok. “maaf, di rumah sakit seharusnya dilarang merokok” tegur Sang Man. Pria tersebut tidak mendengarkan dan malah meniupkan asap rokoknya ke wajah Sang Man.
Suster tiba-tiba mendekati Sang Man “kamu tahu kan di rumah sakit dilarang merokok” ucap Suster kesal dan mengambil rokok dari tangan Sang Man. Sang Man tentu saja heran kenapa tiba-tiba di tangannya ada sebatang rokok padahal dirinya sangat anti merokok. Sang Man melirik pria di sebelahnya yang hanya bisa terdiam saat rokok ditangannya juga ikut menghilang.
Hidup begini lama dan pertama kalinya aku diperlakukan seperti ini
Sang Man dibawa oleh perawat dengan menggunakan tempat tidur beroda. “tapi….. apakah harus pergi bersamanya?” tanya Sang Man pada perawat karena pria yang sempat merokok tadi ikut juga bersamanya. Perawat hanya terdiam melihat Sang Man dan sama sekali tidak menjawab pertanyaan Sang Man.
Sang Man sekarang duduk di hadapan psikiater yang bernama Dong Gu.
“aku ada sakit jiwa apa?” tanya Sang Man terbata-bata “tidak, Cuma melihat ada sequel, tidak semuanya begini” ucap Dong Gu dan tersenyum “mulai kapan ingin bunuh diri?” tanya Dong Gu “belum terlalu lama” jawab Sang Man dengan mimic wajah serius “boleh tanya mengapa?” tanya Dong Gu lagi “tidak memiliki rasa percaya diri untuk hidup terus menerus” jawab Sang Man “sekarang juga ingin mati?” tanya Dong Gu untuk kesekian kalinya “tapi tidak tahu kenapa tidak pernah bisa mati” jawab Sang Man “sebenarnya walaupun Cuma sementara apakah pernah berhenti bernafas untuk sementara waktu?” tanya Dong Gu serius “Oh” jawab Sang Man “pernah merasakannya namun sekarang sehat dan sama sekali tidak ada masalah, dengar-dengar kamu bilang ada seorang teman?” tanya Dong Gu.
Sang Man melirik ke sebelah kirinya dan hal itu membuat Dong Gu merasa heran. Sang Man tertawa dan Dong Gu pun berusaha untuk tertawa “mungkinkah dia yang menyuruhmu untuk bunuh diri?” tanya Dong Gu “apa?” tanya Sang Man tidak mengerti dan melirik lagi ke sebelah kiri ke arah Pria perokok “anio, pertama kali bertemu di rumah sakit” jawab Sang Man “mungkinkah ada seorang lagi?” tanya Dong Gu “tidak ada” jawab Sang Man dan tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang sedang menangis.
Sang Man melihat ke sekeliling mencari sumber suara. “ini siapa yang sedang menangis?” tanya Sang Man pada Dong Gu “ah, seorang yang sedang menangis” ucap Dong Gu dan menulis di consultation report “teman 2 orang”. “jadi yang merokok adalah siapa?” tanya Dong Gu namun Sang Man tidak menjawabnya dan malah berdiri menuju sebuah lemari yang berada di belakang Dong Gu.
Sang Man merasa sumber tangisan berasal dari dalam lemari dan benar saja saat Sang Man membuka lemari terlihat seorang wanita yang sedang duduk sambil menangis. “apa yang anda lakukan disini?” tanya Sang Man heran. Wanita itu mendongakkan kepalanya dan meminta maaf kepada Sang Man karena sudah menangis di dalam lemari.
Sang Man bertanya kepada Dong Gu kenapa ada wanita menangis di dalam lemari dan hal itu membuat Dong Gu heran karena sama sekali tidak ada siapapun di dalam lemari. Dong Gu berbalik dan menelepon perawat untuk membawa Sang Man pergi secepat mungkin dari ruangannya.
Sang Man jelas marah pada Dong Gu karena tidak menjawab pertanyaannya dan malah menyuruh perawat untuk membawanya pergi. “aku tanya kenapa ada wanita menangis disini, jika menyukai orang lain juga tidak boleh seperti ini, mengapa melukai orang yang disukai” teriak Sang Man emosi.
Dua orang perawat masuk ke ruangan Dong Gu dan menarik Sang Man “kamu tidak perduli wanita itu?” teriak Sang Man lagi pada Dong Gu. Dong Gu berdiri dari kursinya dan mencoba memasukkan tangannya ke dalam lemari yang sama sekali kosong dan tidak ada seorang pun disana “kamu memegang apa? Hei cepat keluar dari sana, jangan terus berjongkok” tambah Sang Man.
Perawat kembali membawa Sang Man ke ruang perawatan, kali ini Sang Man duduk di atas tempat tidur beroda bersama dengan Pria perokok dan wanita yang selalu menangis.
Malam harinya saat Sang Man sedang asyik tidur, dirinya tiba-tiba terbangun karena ingin ke kamar mandi. Tinggal beberapa langkah dirinya sampai di kamar mandi, sosok seorang Pria paruh baya yang sedang duduk di atas meja menarik perhatiannya.Sang Man perlahan-lahan mendekat dan akhirnya mengetahui apa yang sedang dikerjakan Pria paruh baya tersebut. Dirinya sedang asyik meniup kertas yang terletak di atas meja hingga terjatuh ke lantai. Seorang perawat kemudian berjongkok memungutinya.
Pria paruh baya menyadari kehadiran Sang Man. Dia pun berbalik dan seketika kepalanya membesar seperti balon yang sedang ditiup. Sang Man sontak terkejut dan ketakutan, dia berbalik ke belakang untuk mencari keberadaan orang lain namun yang ada hanya lorong gelap rumah sakit. Sang Man kembali berbalik ke arah sebelumnya dan kembali terkejut saat melihat pria paruh baya sudah berdiri di hadapannya begitupun dengan Pria Perokok dan wanita yang selalu menangis berdiri di sisi lain.
Sang Man memberi hormat dan dengan cepat berlari kembali ke kamar. Sang Man mencoba mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Namun belum beberapa detik, Sang Man kembali dikejutkan oleh penampakan Pria Perokok, Wanita yang selalu menangis dan Pria Paruh Baya yang sedang melayang di hadapannya dengan wajah membesar seperti balon.
“ternyata bukan manusia” ucap Sang Man terbata-bata dan ke tiga hantu mengangguk bersamaan “jadi, kalian ada masalah apa mencariku?” tanya Sang Man lagi dengan wajah ketakutan “kami adalah orang yang mulai hari ini akan menggunakan tubuhmu bersama-sama” jawab hantu Pria Perokok “apa? Menggunakan apa bersama?” tanya Sang Man tidak mengerti “tubuhmu” jawab hantu Pria Paruh Baya “kalau begini kalian 1,2,3 orang mau menggunakan tubuhku bersama? Kalian bertiga” tanya Sang Man dan para Hantu kembali mengangguk bersamaan “mendadak ngantuk sekali” ucap Sang Man dan pingsan.Pagi harinya, Sang Man akhirnya tersadar. Di hadapannya sudah ada 2 orang perawat, suster dan psikiater Dong Gu. “tidur di lantai lebih enak ya dibandingkan di tempat tidur?” tanya Dong Gu. Sang Man menjawab kalau tidur di tempat tidur jauh lebih baik.
Sang Man mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan pandangannya kembali melihat sosok seorang anal kecil yang memakai pakaian berwarna kuning dan sedang asyik melompat di atas tempat tidur. Anak tersebut tersenyum kepada Sang Man.
“Anak itu…..” ucap Sang Man dan menghentikan ucapannya saat melihat ekspresi suster, perawat dan psikiater Dong Gu.
Kelihatannya kematian sungguh sudah sangat dekat denganku, benar-benar sudah bisa melihat Hantu dan sekarang ada 4.
Sang Man menaiki sebuah Bus. Ke empat hantu masih saja mengikutinya. “apa mau terus mengikutiku?kapan pun?tidak perduli pergi kemanapun?” tanya Sang Man pada ke empat hantu.
“apa kamu menyukaiku?tidak usah malu” tanya seorang wanita yang duduk tidak jauh dari Sang Man. Wanita itu mengira kalau Sang Man sedang mengajaknya berbicara. Sang Man tidak memperdulikannya dan lebih tertarik pada secarik kertas yang bertuliskan nama seorang peramal yang sangat hebat.
Tidak perlu menunggu waktu lama bagi Sang Man untuk mendatangi peramal tersebut, karena baginya lebih cepat lebih baik. Peramal mengatakan kalau mereka akan terus mengikuti dirinya sampai Sang Man mengabulkan keinginan mereka yang belum terpenuhi sewaktu mereka masih hidup dulu. Peramal juga mengatakan kalau kebiasaan Sang Man perlahan-lahan akan berubah karena dirasuki oleh ke empat Hantu secara bergantian.
Sang Man berjalan terseok-seok keluar dari rumah peramal. Peramal hanya bisa memandangi Sang Man yang mulai menjauh dan bergumam “banyak sekali”.
Semua orang sedang berdiri menunggu hingga lampu menjadi hijau untuk menyeberang jalan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing begitupun dengan Sang Man yang sibuk memikirkan ke empat hantu yang sekarang berada di gendongannya. Hantu Pria Perokok, Pria Paruh Baya dan Wanita yang selalu menangis sementara hantu anak kecil bergelantungan dan berpegangan di kaki Sang Man.
Lampu berubah menjadi hijau, semua orang dengan mudahnya menyeberangi jalan namun Sang Man harus berjuang sekuat tenaga dengan ke empat hantu di tubuhnya.
Para Ahjumma tetangga Sang Man berkempul di depan apartemen Sang Man. Mereka mulai mengomel tentang depan rumah Sang Man yang sangat berantakan. Sang Man berjalan terseok-seok ke arah mereka. “lihat saja aku akan memarahinya…. Tetapi kenapa wajahnya seperti itu” ucap salah satu Ahjumma. “kenapa kamu hidup seperti ini?” tanya salah satu Ahjumma pada Sang Man “aku hanya bisa hidup begini” jawab Sang Man “kalau begitu cepat mati saja” ucap Ahjumma kesal “baik sedang berusaha” jawab Sang Man lesu dan masuk ke dalam rumah.
Satu persatu hantu mulai turun dari tubuh Sang Man. (wkwkwkwk, hebat ya Sang Man bisa mengangkat Hantu sebegitu banyaknya).
Sang Man melihat sepatu para Hantu yang sekarang terletak di depan pintu.
Pertama kali ada orang datang mencari, lebih baik jika seorang manusia
Para Hantu mulai melihat apartemen Sang Man yang sederhana namun bersih. Hantu Kakek Tua (sekarang aku panggil Kakek Tua ya chingu) memasukkan kepalanya ke dalam kulkas dan melihat isi kulkas Sang Man (namanya juga Hantu jadi bisa tembus-tembus gitu dech) “tidak ada anggur?” tanya hantu Kakek Tua “tidak ada” jawab Sang Man lesu
aku adalah orang yang menjaga kesehatan dan tidak pernah minum sake
Ahjumma yang sempat mengomel karena melihat depan apartemen Sang Man kotor kembali mengomel saat melihat Sang Man buang air kecil sembarangan. Sang Man hanya tertawa dengan wajahnya yang sudah sangat merah karena terlalu banyak minum sake dan sifatnya sekarang sangat mirip dengan hantu Kakek Tua.
Juga tidak suka yang manis
Hantu anak kecil sedang asyik memakan kue manis dan Sang Man tentu saja ikut makan karena kali ini giliran Hantu anak kecil yang merasukinya. Sang Man berkali-kali ingin muntah namun hantu Anak kecil terus saja makan.
Aku juga tidak pernah belajar merokok
Di hadapan Sang Man sudah tersedia beratus-ratus batang rokok yang siap untuk dihisapnya bersama hantu Pria Perokok.
Walaupun kesepian dan sedih sebagai pria juga tidak pernah menangis
Saat perkumpulan penghuni apartemen, Sang Man tak henti-hentinya menangis dan menyebabkan rasa iba dari para penghuni apartemen. Mereka bahkan menghapus larangan untuk buang air kecil di balkon seperti yang dilakukan Sang Man.
Akhir-akhir ini cuaca sedang normal
Sang Man tidak bisa tidur dan sedang sibuk melihat layar computer. Para hantu sedang memperhatikannya dan Sang Man memutuskan ke kamar mandi.
Pagi harinya Sang Man terbangun, wajahnya benar-benar sangat berantakan. Sang Man tiba-tiba merasakan nyeri perut yang sangat hebat dan bergegas ke kamar mandi untuk menabung dan tidak lupa muntah. (hehehehe).
Para Hantu sedang asyik menonton tv.
“aku lapar, kalian sebetulnya kenapa? Aku adalah orang yang sangat menghargai kesehatan, kalian tahu bagaimana rasanya hidup sendirian, kesehatan sangat penting bagiku. Mengapa harus begini kepadaku? Apa aku begitu mudah untuk diejek, sungguh sial” teriak Sang Man pada para Hantu. Para Hantu berbalik ke arah Sang Man dan menatapnya dengan tajam.
Malam harinya Sang Man sama sekali tidak bisa tidur karena hawa di dalam rumahnya sangat dingin. Sang Man mencoba mengatur pengatur suhu ruangan hingga ke suhu 45° C namun masih tetap dingin dan bahkan sekarang seisi rumah Sang Man membeku. Sang Man seperti berada di kutub utara.
Sang Man kembali mendatangi Peramal. Sang Man bertanya kenapa hanya dirinya yang merasa kedinginan padahal saat itu cuaca sedang normal dan bagaimana caranya agar Sang Man bisa mengusir mereka semua. Peramal mengatakan kalau para Hantu sedang marah pada Sang Man dan cara untuk mengusir mereka pergi adalah melayani mereka dan memberikan apa yang mereka inginkan karena mereka sama sekali tidak bisa diusir kecuali kehendak mereka sendiri.
Sang Man duduk di hadapan para Hantu yang sedang asyik menonton tv.
“aku orang yang sangat kesulitan, tidak bagus jika digunakan bersama kalian. Aku juga sudah dipecat dan tidak punya keinginan untuk hidup lagi, apakah tidak bisa pergi? Aku akan memenuhi keinginan kalian agar kalian bisa pergi, bagaimana?” tanya Sang Man.
Para Hantu yang sedari tadi diam dan memilih menonton televisi mulai memberikan reaksi, dimulai dari hantu Kakek Tua “aku sangat mudah, ada sebuah kamera……” namun ucapannya terpotong oleh ucapan hantu anak kecil “aku katakan dulu…..” “tidak sopan, usia tua harus mengatakannya terlebih dahulu” ucap hantu Kakek Tua “kamu tidak merasa kekanak-kanakankah?” tanya hantu Anak kecil “anak ini” keluh hantu Kakek Tua. Sang Man memotong ucapan mereka “urutannya kalian tentukan sendiri, waktu memenuhi keinginan boleh tidak jika kalian kembali ke rumah masing-masing, aku sungguh terlalu lelah”.
Di Rumah sakit tempat Sang Man pernah dirawat terlihat dua orang sedang menangisi kepergian Ayah mereka. Salah seorang kakek yang kebetulan di rawat di kamar yang sama tiba-tiba berkomentar sesaat sebelum dia keluar dari kamar “orang yang sudah mati untuk apa ditangisi, sudah tahu akan mati makanya diantar kemari. Sudah mati masih perhatian, sudah mati masih datang melihat”.
Salah satu suster dan istri dari Pria berusaha menahan suaminya agar tidak marah pada Kakek. Sang Istri kemudian mengajak suaminya keluar dari kamar. Suster melirik ke arah seorang anak kecil yang kebetulan dirawat di ruangan yang sama “Apa kamu sudah baikan, coba kita dengar suara jantungmu Zhen Yuan, hah sangat bagus” ucap Suster yang bernama Jung Yun Soo.
Beberapa orang pasien sedang bermain kartu di balkon rumah sakit. Jung Yun Soo datang dan menyebabkan mereka dengan cepat membereskan permainannya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Jung Yun Soo berbicara pada salah satu pasien paruh baya dan mengancamnya akan memindahkannya ke ruangan yang lain jika ia terus bermain kartu. (pasien paruh baya adalah Ayah Yun Soo).
Kakek yang sempat berkomentar pada salah satu keluarga pasien terlihat menelepon seseorang. Dia terlihat sangat sedih dan tiba-tiba senang saat mendengar cucu kesayangannya sudah bisa melompat-lompat. Raut wajah Kakek kembali berubah menjadi sedih saat mendengar anaknya keluar dari pekerjaan dan menutup telepon tiba-tiba.
Sang Man dan hantu Kakek Tua berjalan-jalan di pasar loak. “ada sebuah kamera, asal bisa mencarikan pemiliknya sudah cukup” ucap hantu Kakek Tua. Giliran pertama jatuh pada hantu Kakek Tua dan Sang Man harus memenuhi keinginan Kakek Tua . Mereka memasuki sebuah toko yang menjual barang-barang elektonik termasuk kamera. Sang Man mengambil satu kamera dan menunjukkannya kepada hantu Kakek Tua “coba balik” perintah hantu Kakek Tua pada Sang Man. Sang Man yang sama sekali tidak mengerti menuruti saja apa yang dikatakan hantu Kakek Tua“bukan ini” ucap hantu Kakek Tua sambil menggelengkan kepala.
Satu persatu Toko dimasuki Sang Man dan satu persatu kamera diperlihatkan Sang Man pada hantu Kakek Tua, namun jawaban hantu Kakek Tua tetap sama “bukan”. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk menemukan sebuah kamera tua.
Sang Man tentu saja kesal “terus melihat kamera yang sama dan semua toko sudah dimasuki” teriak Sang Man pada hantu Kakek Tua “lagipula siapa yang mengatakan di dalam toko, harus pergi mencari orang yang mengambil kamera itu” jawab hantu Kakek Tua santai “siapa orang itu, apa kamu mengenalnya?” tanya Sang Man “kenal, dia sekarang di Chun Chuan” jawab hantu Kakek Tua dan menyipitkan matanya “kenapa tidak mengatakan dari awal?” ucap Sang Man “kamu sama sekali tidak bertanya, berhubungan dengan masalah orang yang masih hidup hanya bisa menjawab pertanyaan jika ditanya” jawab hantu Kakek Tua “mestinya mengatakan dari awal” keluh Sang Man “sudahlah jika tidak ingin mencarinya untukku, aku selamanya akan berada disampingmu dan tidak akan membiarkanmu mati” ancam hantu Kakek Tua. Sang Man akhirnya luluh dan mencari kembali kamera keinginan hantu Kakek Tua ke Chun Chuan.
Sang Man bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Orang yang mengambil kamera sekarang berjalan ke arahnya. Tiba-tiba Sang Man menyipitkan matanya dan tangannya diletakkan di belakang dan dikaitkan seperti yang biasa dilakukan hantu Kakek Tua (kali ini Sang Man dirasuki Hantu Kakek Tua).
“serahkan kameraku” teriak Sang Man saat orang yang mengambil kameranya berjalan melewatinya “laci kedua lemari baju” tambah Sang Man dan nada bicaranya berubah menjadi seperti nada bicara hantu Kakek Tua. (hebat dech Cha Tae Hyun Ahjussi). Orang yang mengambil kamera berjalan pergi dan tidak memperdulikan ucapan Sang Man, karena dia sama sekali tidak merasa mengenal Sang Man. Sang Man hanya bisa memandangi hantu Kakek Tua yang sekarang berdiri di sampingnya.
Sang Man dan hantu Kakek Tua kemudian mengikuti orang yang mengambil kamera hingga ke tempat sauna, namun Pria tersebut tetap tidak memperdulikan Sang Man. “aku rasa memaksanya bukan cara yang baik” ucap Sang Man sambil menarik celananya hingga ke atas pinggang sama seperti yang dilakukan hantu Kakek Tua dan di kanan kirinya terlihat hantu Pria Perokok dan hantu Anak kecil yang sedang berendam. (wkwkwkwk, lucu abiezt dech ini drama).
Malam harinya Sang Man kembali mendatangi orang yang mengambil kamera, namun kedatangannya kali ini mengacaukan rencana penangkapan seorang penjahat. Rupanya orang yang mengambil kamera adalah seorang Polisi.
Karena kekacauan yang sudah dibuatnya, Sang Man terpaksa dijebloskan ke penjara. Hantu Kakek Tua lagi-lagi membuat keadaan bertambah runyam, dia meniup-niup kertas yang terletak di atas meja agar beterbangan seperti yang dilakukannya sewaktu di Rumah sakit. Para Polisi merasa heran dengan sikap Sang Man namun perhatian mereka teralih saat melihat istri Polisi yang mengambil kamera datang membawakan makanan untuk mereka. Hantu Kakek Tua mempunyai sebuah ide brilliant.
“Menikah bukan hanya mengandalkan cinta sudah bisa, benar tidak?Benar tidak, aku juga kangen sekali. Awalnya mau menjual kamera itu, tapi demi tampil baik di depan pacar tidak jadi menjualnya. Sekarang malah menikah dengan orang lain. Siapa nama wanita itu?” ucap Sang Man dengan gaya khas hantu Kakek Tua. Polisi yang mengambil kamera terkejut dan dengan cepat berdiri menawarkan kimbab kepada Sang Man. “Kimbab buatan orang lain tidak sesuai dengan seleraku, katanya di dalam laci kedua lemari baju, mohon bantuannya” tolak Sang Man.
Kakek masih sedih mengingat jika anaknya sudah dipecat dari pekerjaannya. Tiba-tiba sebuah suara dari belakang punggungnya memanggilnya “Hei Panmo” panggil Sang Man. Kakek tiba-tiba sedih karena merasa tidak asing dengan suara dan nada bicara orang yang memanggilnya “Jun Panmo” panggil Sang Man ulang.
Sang Man mengajak Kakek ke cafeteria. Semua orang memperhatikan Sang Man yang dengan asyiknya meminum sake. Kakek juga menegurnya dan mengatakan kalau itu tidak baik untuk kesehatannya. Sang Man malah berbalik bertanya hal yang sama pada Kakek. Kakek tidak menjawab dan mengambil segelas sake yang baru saja ingin diminum Sang Man “kamu siapa dan bagaimana bisa menemukanku?” tanya Kakek.
Dua orang suster yang sedang duduk makan tidak jauh dari mereka merasa khawatir, bukan pada Sang Man tetapi pada Kakek. Salah satu suster mendekatinya “Kakek sedang makan atau meminum arak? Tidak boleh minum arak”. Sang Man yang baru saja ingin meneguk sakenya terhenti dan berbalik ke arah sumber suara yang terdengar sangat indah di telinganya. Jung Yun Soo kemudian pergi setelah berbicara dan meninggalkan kesan yang sangat mendalam di hati Sang Man. (Sang Man love at first sight pada Yun Soo).
Hantu Kakek Tua yang kecewa karena Sang Man tidak jadi meneguk segelas sake, akhirnya mengetahui penyebabnya. Hantu Kakek Tua kembali merasuki Sang Man dan berjalan mendekati Yun Soo.
“dari tadi terus melihat ke arah kami, melihat Kakek Tua atau aku? Dilihat sebentar kamu sangat cantik” ucap Sang Man dan mendekatkan wajahnya ke Yun Soo. Yun Soo jelas heran. Sang Man kemudian duduk di salah satu sudut jendela, hembusan angin di jendela berhasil menyapu rambutnya dan membuatnya terlihat sangat cool “cuacanya bagus sekali, bagaimana kalau kita pergi minum teh?” ajak Sang Man. Yun Soo dan temannya hanya bisa terdiam melihatnya dan menganga.
Sang Man merasa malu atas semua yang sudah dilakukan hantu Kakek Tua. Hantu Kakek Tua malah tersenyum senang dan mengatakan kalau dia hanya membantu Sang Man.
Kakek membuka bungkusan yang diberikan Sang Man. Di dalamnya ternyata adalah kamera yang berhasil diambil Sang Man dari Polisi. Kakek terkejut saat melihat tulisan K dan Y dibalik kamera. Kakek tiba-tiba tersenyum.
Sang Man perlahan-lahan membuka mata dan terkejut saat melihat Hantu Wanita Yang selalu menangis tidur di sampingnya. “apa kamu masih perlu tidur?” keluh Sang Man “dasar, kamu tidak bisa buka jendela ya?” ucap Sang Man lagi pada Hantu Pria Perokok yang sedang asyik merokok disampingnya. Sang Man semakin kesal saat melihat Hantu Kakek Tua di atas lemari dan Hantu Anak kecil yang sedang bermain kartu. Mereka semua berkumpul di kamar Sang Man. “Anak kecil, cepat katakan harapanmu” ucap Sang Man.
Sang Man dan hantu Anak kecil bersama-sama ke Bioskop. Keinginan Hantu Anak kecil ternyata ingin menonton film di Bioskop. Sang Man dan Hantu Anak Kecil tanpa sengaja bertemu dengan Yun Soo di Bioskop. Yun Soo ternyata mengajak Zhen Yuan menonton film.
Seorang wanita
Sang Man mendekati Yun Soo dan menyapanya.
“annyeonghaseyo” sapa Sang Man “suka melihat kartun?”
“ne, semoga kamu senang melihatnya” jawab Yun Soo singkat dan segera pergi.
“Itu, belakangan ini permen itu berapa duit? 10 Won apakah boleh beli 10?” tanya Sang Man sambil mengupil (hantu Anak kecil merasuki Sang Man. Dia tergoda melihat permen yang dimakan Zhen Yuan).
“1200 Won satu” jawab Yun Soo.
Hantu Anak kecil terlihat sangat menikmati film hingga membuat Sang Man terus tertawa menikmati sepanjang film diputar. Yun Soo yang duduk tidak jauh dari kursi Sang Man diam-diam memperhatikannya.
Selesai menonton film di Bioskop, Sang Man dan Hantu Anak kecil menuju sebuah toko mainan yang masih berada di area Bioskop. Hantu Anak kecil ingin membeli sebuah robot mainan.
Pandangan Sang Man kembali menangkap sosok Yun Soo.
“berikan aku satu” ucap Hantu Anak kecil pada Zhen Yuan. Zhen Yuan kemudian mengambil beberapa permen dari dalam kantong jaketnya “benar ini semuanya?” tanya Hantu Anak kecil.
“benar ini semuanya?” tanya Sang Man lagi. “kamu sedang melakukan apa?” tanya Yun Soo yang baru saja kembali dari kamar mandi. Sang Man hanya terdiam dan buru-buru memasukkan permen dalam saku celananya. Zhen Yuan tiba-tiba meminta Yun Soo untuk mengajaknya makan mie hitan (Jajangmyeon) dan Sang Man mengikutinya karena hantu Anak kecil juga ingin makan mie goreng.
Satu persatu mangkok yang berisikan Jajangmyeon habis dimakan Sang Man. Gaya makannya menarik perhatian Zhen Yuan dan tentu saja Yun Soo. “kakak, Paman ini sepertinya dewa makan” ucap Zhen Yuan pada Yun Soo dan berpindah ke meja Sang Man. “Ahjussi, kamu bisa makan semangkok lagi?” tanya Zhen Yuan “bercanda ya? Aku masih bisa makan 3 mangkok lagi” ucap Sang Man senang dengan mulut belepotan. “Ahjussi satu mangkok lagi” teriak Sang Man pada pemilik toko dan sontak mengundang rasa terkejut dari para pengunjung karena Jajangmyeon yang dipesan Sang Man adalah mangkok ke 6.
Sang Man memuntahkan semua yang dimakannya. Perutnya tidak bisa menerima semua Jajangmyeon dan ini semua karena ulah hantu Anak kecil.
Yun Soo meminta maaf kepada Sang Man. “maafkan Zhen Yuan yang sudah memintamu makan terus menerus. Dia tidak bisa makan makanya sangat senang bisa melihat kamu makan”. “tidak apa-apa, aku juga tidak menyangka bisa memakan makanan sebanyak itu” ucap Sang Man.
Yun Soo mencari keberadaan Zhen Yuan. Zhen Yuan ternyata sedang berada di penjual mainan dan hantu Anak kecil juga berada di tempat yang sama sedang memandangi permen ikan jumbo. Sang Man menjadi stress melihatnya.
Yun Soo menawarkan kepada Sang Man untuk bermain lempar panah dan hadiahnya adalah permen ikan jumbo. Hantu Anak kecil tentu saja senang dan membuat Sang Man berhasil mengenai papan yang bertuliskan ikan Jumbo.
Semua yang melihatnya berdecak kagum. Penjual kemudian mengambil hadiah Sang Man dan memberikannya kepada Sang Man. “wah Paman, benar-benar hebat” puji Zhen Yuan “kalau mau kau bisa mengambilnya” ucap Sang Man dan seketika Hantu Anak kecil memanggilnya.
“kenapa seperti ini?” tanya hantu Anak kecil
“apa?” tanya Sang Man tidak mengerti
“kamu sudah mendapatkannya, mengapa ingin memberikan kepada orang lain” jawab hantu Anak kecil sedikit marah
“itu, mereka satu pun tidak kena, berikan dia saja ya, lagipula ini tidak baik untuk kesehatan” bujuk Sang Man
“andwae, aku paling suka makan” ucap hantu Anak Kecil
“aku ingin menghabiskan ini? Tidak mungkin, kalau pun makan berapa hari baru bisa habis” teriak Sang Man.
Yun Soo yang mendengar suara Sang Man mendekatinya “lebih baik kamu makan saja, kami tidak perlu” ucap Yun Soo dan berpamitan pergi.
Sang Man berjalan lesu dengan permen ikan jumbo di tangannya. “kamu sudah punya mainan, berikan permen ini kepada anak kecil itu bukannya lebih baik” keluh Sang Man sepanjang perjalanan “makanan dengan mainan mana bisa disamakan” jawab hantu Anak kecil “orang yang sudah mati dan orang yang segera mati bisa ada persamaan apa? Belanja ini juga tidak perlu, orang mati juga ingin buat apa?” tanya Sang Man “tidak mati bukannya sudah bisa?” tanya hantu Anak kecil “kamu pikir hidup itu mudah ya?” tanya Sang Man lagi “kamu pikir mati itu enak ya?” tanya hantu Anak kecil balik.
Sang Man terhenti berjalan saat melewati sebuah toko yang menjual dvd dan novel. “kenapa berhenti? Bukannya belanja itu tidak perlu?” tanya hantu Anak kecil pada Sang Man yang memandangi gambar kartun di kaca toko.
Pernah bilang suka kartun
Yun Soo meminta maaf kepada Zhen Yuan karena tidak bisa mendapatkan mainan saat permainan lempar panah tadi. Zhen Yuan sama sekali tidak bersedih dan malah bertanya apa dia masih bisa bertemu dengan Sang Man yang dipanggilnya Paman Dewa Makan pada Yun Soo. Yun Soo hanya tersenyum dan mengangguk.
Teman Yun Soo datang dan mengatakan kalau Ayah Yun Soo sedang mencarinya. Raut wajah Yun Soo seketika berubah. Yun Soo menengok ke kamar ayahnya yang sedang tertidur. Baru saja Yun Soo ingin pergi, Ayahnya tiba-tiba step dan kejang-kejang. “Unni” panggil Yun Soo pada temannya tadi. Beberapa dokter dan suster bergegas datang dan kemudian memeriksanya.
Tiba giliran Hantu Pria Perokok.
Sang Man dan Hantu Pria Perokok mengendap-ngendap di kegelapan malam menuju tempat penyimpanan mobil-mobil bekas. Hantu Pria perokok ingin mengambil taxinya kembali dan mengendarainya ke pantai.
“pasti yang ini?” tanya Sang Man dan berusaha membuka gembok “aku merokok dulu baru bisa berbicara lagi” jawab hantu Pria perokok “tidak boleh, pasti bisa, aku pasti bisa mendapatkannya untukmu” ucap Sang Man optimis dan beberapa detik kemudian gembok berhasil dibuka.
Mereka kemudian memasuki area penyimpanan mobil. Hantu Pria perokok terlihat ketakutan “kamu ini hantu tetapi kenapa takut?” tanya Sang Man yang sibuk mengedarkan senter ke kanan dan ke kiri “mobilmu yang seperti apa?” tanya Sang Man. “itu?” tanya Sang Man dan menyorot mobil yang dimaksud Hantu Pria Perokok.
“ada orang di dalamnya” ucap Sang Man “kamu? Ingin mengambil mobil ini hah?” tanya Pria di dalam mobil emosi “kamu tahu aku datang mengambilnya?” tanya Sang Man balik “kenapa?ingin selingkuh dengan istriku hah?” teriak Pria dalam mobil dan mulai menstater mobilnya. “bukan begitu” jawab Sang Man dan mulai berlari saat Pria dam mobil menjalankan mobil dan mulai mengejarnya.
Pria dalam mobil sedang dalam keadaan mabuk, dia mengira Sang Man datang untuk mengambil mobil karena ingin berselingkuh dengan istrinya.
Sang Man yang sudah letih berlari, berbalik menghadap mobil yang berjalan ke arahnya. Sontak Pria dalam mobil terkejut dan mengerem mendadak. “sebenarnya aku bisa melihat hantu, hantunya ada 4. Bagaimana mengatakannya? Aku ada sedikit hawa dewa” ucap Sang Man dan berpura-pura sedang dirasuki arwah hantu.
“cepat katakan sesuatu” bisik Sang Man pada Hantu Pria Perokok. Hantu Pria Perokok bingung ingin melakukan apa, akhirnya dia menghembuskan hawa dingin ke mobil hingga pria di dalam mobil kedinginan. Pria di dalam mobil mengambil inisiatif menyalakan penghangat ruangan. Hawa di dalam mobil perlahan-lahan mulai menghangat “maaf, akhir-akhir ini tekhnik elektronik lebih canggih” ucap Hantu Pria Perokok meminta maaf pada Sang Man.
Sang Man akhirnya berlutut di depan mobil dan meminta kepada Pria di dalam mobil untuk memberikannya mobil dengan perjanjian, Sang Man akan mencari tahu dan mengembalikan istri pria ke pelukannya.
Sang Man dan Hantu Pria Perokok sedang mengawasi seorang wanita setengah baya dari luar restoran. Wanita tersebut kemudian beranjak pergi meninggalkan restoran. Sang Man dan Pria Perokok mengikuti wanita tersebut namun mereka kehilangan jejak.
Ternyata wanita yang diikuti Sang Man sedang berada di rumah sakit tempat Sang Man pernah dirawat dan Yun Soo bekerja. Wanita tersebut sedang berbicara dengan Yun Soo dan diam-diam Sang Man mendengarkan percakapan mereka.
“wanita itu sudah mau mati” ucap Sang Man pada Hantu Pria Perokok. Hantu Pria Perokok mangangguk “terus anaknya bagaimana, kasihan mereka tidak ada ibu” ucap Sang Man lagi dan mengingat nasibnya yang sudah menjadi yatim piatu sejak kecil. Hantu Pria Perokok hanya terdiam mendengar ucapan Sang Man.
Yun Soo mendatangi Sang Man.
“kenal dia?” tanya Yun Soo pada Sang Man yang merokok “kamu juga merokok? Katanya Kanker Paru-paru, suaminya sangat kuat merokok dan tidak tahu apakah bisa menjaga anaknya dengan baik. Demi anak dia menolak untuk menjalani pengobatan” tambah Yun Soo.
“anaknya bisa hidup dengan baik” ucap Sang Man sedih
“oh ya Zhen Yuan sangat senang bermain denganmu, ini, namaku Jung Yun Soo” ucap Yun Soo dan memberikan kartu namanya
“aku Sang Man”.
Sang Man menemui Pria yang memiliki mobil Hantu Pria Perokok. Sang Man memberitahukan kalau istrinya sama sekali tidak berselingkuh dan sedang mengidap kanker paru-paru. Dia sengaja menghentikan pengobatan karena sedang hamil.
Pria tersebut akhinya meminta maaf atas semua kesalahan yang sudah dilakukannya kepada istrinya dan berjanji untuk berubah.
Hantu Pria Perokok terlihat sangat senang bisa mengendarai mobilnya kembali dan mengajak Sang Man ke suatu tempat. “masih berapa lama?” tanya Sang Man “jalan saja” ucap hantu Pria Peroko senang.
Mereka akhirnya sampai di sebuah tempat terpencil dan di hadapan mereka terbentang lautan biru. “disini?” tanya Sang Man “iya, memangnya kenapa” jawab Hantu Pria Perokok “aku baru pertama kali ke tempat ini” ucap Sang Man.
“kamu sudah menikah?” tanya Sang Man saat mereka berdua duduk di hamparan pasir. Hantu Pria Perokok mengangguk “punya anak?” tanya Sang Man lagi “iya” “setelah menikah bagaimana? Bukan aku ingin menikah, hanya penasaran saja?” tanya Sang Man untuk ke tiga kalinya “kalau menikah bisa hidup bersama dan punya anak, seorang bisa menjadi 3 orang. Selelah apapun jika melihat mereka menjadi semangat kembali” jawab Hantu Pria Perokok.
Sang Man terlihat memikirkan ucapan Hantu Pria Perokok.
Hantu Pria Perokok tiba-tiba berdiri dan ingin melepaskan pakaiannya “berenang di Laut adalah impianku” ucap Hantu Pria Perokok “impianmu sungguh banyak, lagipula aku tidak bisa berenang, aku tidak pernah belajar berenang” teriak Sang Man “andwae” teriak Sang Man saat Hantu Pria Perokok melepaskan pakaiannya dan Sang Man otomatis ikut melepaskan pakaiannya juga.
“masih berapa lama? Dingin sekali, seorang juga pun tidak ada, untuk apa datang kesini?” teriak Sang Man kedinginan “tenanglah sedikit, kalau kau tenang akan bisa berenang, tenang saja” ucap Hantu Pria Perokok mengajari Sang Man.
Laut Besar, pertama kali datang kemari, dingin dan asin. Luas dan sungguh menyilaukan mata
Hantu Kakek Tua tersenyum senang, Hantu wanita yang selalu menangis lagi dan lagi menangis sementara Hantu Anak kecil berlarian disepanjang pantai. Mereka senang melihat Sang Man dan Hantu Pria Perokok bisa berenang bersama-sama.
Sang Man mengeluarkan tangannya ke luar jendela merasakan hembusan angin pantai yang untuk pertama kali bisa dirasakan dalam hidupnya. “gembira?” tanya Hantu Pria Perokok mengemudikan mobil. Sang Man hanya terdiam. Mereka kembali ke Kota bersama-sama menggunakan taxi hantu Pria Perokok.
BERSAMBUNG......
bagus banget apni, TOP BGT dech....
BalasHapusdi awal bakalan disuguhin cerita2 yang lucu tapi menjelang ending bakalan ngebuat kita nangis bawang bombay....
@ apni : iya apni, hehehe, salut dech ma penulis skripnya, hebat banget
BalasHapus@ un cha_sya : ayo nonton unnie, keren banget dech
waduh penasaran nich lanjutannya..kapan nich bikin sinopsisnya lage?????
BalasHapus@ Xiao Park : insya allah dilanjutkan, minggu depan mungkin bagian ke duanya aku posting....
BalasHapuskeren banget...
BalasHapusditunggu sinopsis movie selanjutnya, soalnya jarang ada blog yang buat sinopsis movie....
reviewnya bagus
BalasHapusnice review, lagi belajar nulis juga semoga bisa kaya sampean hehe http://leonardfresly.blogspot.com/
BalasHapus