Young-eun sangat tersinggung dengan perkataan sutradara senior “aku tidak ingin bekerjasama denganmu” ucap Young-eun tegas. Sutaradara senior memandangi Young-eun dengan tajam. Hye-kyung yang berada diantara mereka mencoba menengahi dan meminta maaf kepada sutradara senior atas ucapan Young-eun. “ada apa denganmu?” tanya Hye-kyung namun Young-eun tetap bersikeras tidak ingin bekerjasama dengan sutradara senior lagi dan berlalu pergi “Penulis Seo” panggil Hye-kyung namun Young-eun sama sekali tidak menoleh.
Young-eun sampai di rumah dan masuk ke kamar anaknya, Joon-hee. Young-eun memandangi anaknya yang sedang tertidur pulas. Tatapannya beralih ke sebuah foto yang terletak di atas meja. Young-eun menjadi sedih ketika melihat sosok pria yang sedang menggendong Joon-he yang tak lain adalah mantan suaminya.
“Joon-hee semakin lama semakin mirip dirimu” gumam Young-eun. “Ibu” panggil Joon-hee, Young-eun terkejut ternyata Joon-hee belum tertidur. “Ibu melihat foto ayah kan dan mengingatnya?” tanya Joon-hee “tidak, ayo tidur kembali” ucap Young-eun. Joon-hee mengikuti perintah ibunya dan kembali tidur. Young-eun kembali memandangi wajah Joon-hee.
Keesokan harinya Young-eun mengantar Joon-hee ke bandara. Young-eun dan suaminya sudah bercerai dan konsekuensinya Joon-hee harus tinggal beberapa waktu bersamanya ibunya dan diwaktu yang lain bersama ayahnya. “jangan lupa memakai pakaian hangat dan membawa payung” pesan Young-eun “aku mengerti” jawab Joon-hee “Ibu hari ini ayah ulang tahun, apa kau tidak mempunyai kado untuknya?” tanya Joon-hee “tidak ada, katakan selamat ulang tahun saja untuknya” jawab Young-eun.
“ayo kemari peluk ibu” ucap Young-eun. Young-eun sangat menyayangi Joon-hee tetapi dia sering meninggalkan Joon-hee karena urusan pekerjaan.
Young-eun memandangi kado yang hendak diberikannya pada mantan suaminya dan memasukkannya kembali ke dalam tas. Rupanya Young-eun sudah menyiapkan kado untuk mantan suaminya tetapi entah kenapa dia tidak ingin menitipkannya kepada Joon-hee. Hp-nya daritadi berbunyi namun Young-eun tidak berniat untuk mengangkatnya. “jika kau tidak mengangkat telepon, siap-siap saja pintu rumahmu aku rusak” isi sms dari Hye-kyung.
Young-eun pulang ke rumah dan melihat penjaga Joon-hee, nyonya Wook-shim masih sibuk membereskan rumah. “mulai besok anda tidak usah datang dulu” ujar Young-eun “ada apa?apa pekerjaanku tidak bagus?” tanya nyonya Wook-shim terkejut“ah tidak, Joon-hee kembali ke ayahnya dan aku ingin mengerjakan sesuatu, aku akan menghubungi anda lagi nanti” jawab Young-eun dan tersenyum.
Kyung-min baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat ibunya baru datang. “ibu darimana saja?” tanya Kyung-min “oh, aku habis menjaga rumah seseorang” jawab ibu Kyung-min. Kyung-min kemudian menyerahkan amplop yang berisikan uang kepada ibunya untuk diserahkan kepada kakaknya. Kyung-min kemudian bergegas pergi setelah sempat bersitegang dengan ibunya. (ibu Kyung-min adalah Nyonya wook-shim yang kebetulan bekerja di rumah Young-eun untuk menjaga Joon-hee disaat Young-eun pergi bekerja. Kyung-min sebenarnya melarang ibunya untuk bekerja namun Nyonya wook-shim tetap bersikeras untuk bekerja).
Manager Jin mendatangi rumah Seung-ah dan ingin bertemu dengannya. Manager Jin terus menerus memencet bel tetapi yang punya rumah sepertinya tidak sedang berada di rumah. Tiba-tiba Seung-ah keluar dan memasang wajah sinis kepada Manager Jin. “oh ternyata kau di rumah, apa kau sudah makan?” tanya Manager Jin berusaha ramah.
“kenapa tidak makan?” tanya Manager Jin begitu mereka sampai di restoran dan melihat Seung-ah hanya memegang sumpit dan sama sekali tidak menyentuh makanannya. “aku tidak lapar” jawab Seung-ah. Manager Jin kemudian mengeluarkan sebuah kertas yang berisi kontrak perjanjian baru atas perpanjangan kontrak Seung-ah terhadap SW entertainment “aku akan menambah honormu jika kau memperpanjang kontrakmu lagi” ucap Manager Jin. Namun Seung-ah bukan orang yang bodoh, setelah semua yang diperbuat Manager Jin terhadapnya, dia sama sekali tidak berniat untuk menandatangani kontrak perpanjangan terhadap SW Entertainment.
Jang Ki-Joon sedang berbelanja di toko membeli selusin kopi kemasan kaleng. Tatapannya tertuju pada sebuah majalah yang terletak di samping kasir yang memuat berita tentang Cherry ketika berada di Hainan.
Ki-joon pulang ke kantornya dan mendapati anak didikannya, dua buah actor yang masih baru dalam industry entertainment sedang membersihkan ruangan. Ki-joon dengan cepat meletakkan kopi yang dibelinya di meja dan memarahi anak didikannya karena kerja mereka bukan untuk membersihkan tetapi untuk belajar acting.
Ki-joon hanya bisa menghela nafas mendapati dirinya yang sekarang berada di ambang kebangkrutan, apalagi Cherry harapan satu-satunya untuknya telah berpindah agensi.
Sementara itu di tempat lain Kepala editor dan Hye-kyung sedang mendiskusikan masalah Young-eun. Hye-kyung berusaha menjelaskan kalau masalahnya akan baik-baik saja dan Young-eun pasti akan kembali menulis untuk drama SBC lagi. Hye-kyung kemudian menelepon Young-eun dan menanyakan dimana dirinya sekarang. Young-eun yang sedang asyik menikmati alunan music menjawab asal-asalan kalau dia saat ini tidak berada di Seoul dan sedang bersama seorang pria. Hye-kyung sontak terkejut dan menyemburkan kopi yang sedang diminumnya. Begitupun dengan Kepala editor yang melakukan hal yang sama.
Young-eun kemudian mengeluarkan sebuah kotak yang berisi sebuah cincin. Young-eun terus memandangi cincin tersebut, entah apa yang dipikirkannya. Young-eun melihat kedua pasangan sedang asyik mengobrol dan hal tersebut membuatnya iri sekaligus tersenyum. Young-eun sekarang sedang berada di Taiwan salah satu tempat favoritnya jika sedang sedih.
Ki-joon dan kedua anak didikannya sibuk berbenah karena mereka harus segera pindah dari tempat yang mereka jadikan kantor. Ki-joon tidak mampu membayar sewa tempat tersebut lagi hingga akhirnya harus diusir oleh pemilik rumah. Ki-joon melihat papan namanya yang bertuliskan Manager Jang Ki-joon yang jatuh ke tanah, dia menyadari kalau dirinya bukan lagi seorang Manager artis. KI-joon kemudian mengajak kedua anak didiknya minum-minum untuk sejenak melupakan masalah yang sedang mereka hadapi.
Kyung-min juga berada di tempat yang sama,persis dibelakang Ki-joon. Kyung-min juga sedang minum untuk sejenak melupakan masalah keuangan dan di tempat kerjanya.
Jang Ki-joon sedang berada di rumah sakit, kondisinya drop karena memikirkan masalah yang sedang dihadapinya. Untung saja dia memiliki dua anak didik yang dengan setia menemaninya dan selalu ada untuknya.
Kyung-min sedang melakukan proses syuting untuk film documenter. Disaat yang sama Ki-joon datang ke lokasi syuting dan mulai membagikan minuman kepada para kru yang sedang bertugas. Baru saja Ki-joon ingin memberikan minuman kepada Kyung-min, Kyung-min tiba-tiba berdiri dan mulai marah-marah kepada asistennya karena pemeran utama pria untuk film documenter kali ini belum datang padahal hari sudah sore. Kyung-min kemudian meminta tolong kepada actor senior yang kebetulan berada di tempat tersebut untuk menggantikannya namun dia menolak. Tiba-tiba dari arah belakang Kyung-min seseorang berteriak “biar aku saja, tinggiku sama dengannya kan?” teriak Ki-joon menawarkan diri (kasihan Ki-joon melakukan segala hal yang dibisanya demi mendapatkan uang).
Proses syuting film documenter pun dimulai, para penari yang mengenakan hanbok (pakaian khas negeri ginseng ini chingu) mulai menari, Ki-joon tidak malu-malu untuk melakukannya dan ikut menari bersama para penari. “okey, cut” teriak Kyung-min.
Kyung-min kemudian bergegas ke bagian editing dan melihat hasil syuting tadi. “sepertinya bagian ini harus di edit” ujar Kyung-min kepada salah satu staf editing. Asisten Kyung-min datang dan memberikan sebuah kaset kepada Kyung-min. Rupanya kaset yang dibawa asisten Kyung-min adalah Film “Ticket To the Moon” sebuah karya pertama Young-eun. “kepala editor mencarimu” ujar asisten Kyung-min ketika mendapat telepon dari kepala Kang.
Kyung-min terkejut ketika diminta kepala editor untuk menggantikan sutradara senior menjadi sutradara untuk drama SBC yang tayang pada bulan Mei. Kyung-min jelas stress mendengar hal tersebut apalagi sutradara senior sempat membuat masalah dengan Young-eun. Belum lagi dia harus ke Taiwan untuk membujuk Young-eun agar kembali ke Seoul secepatnya. “kau jangan menambah rumit masalah, kau beruntung karena mendapatkan kesempatan emas ini, ini tiketnya dan cepat bawa dia kembali” perintah Kepala editor kepada Kyung-min saat Kyung-min mencoba menolak.
Young-eun sedang asyik menikmati tidurnya. Tiba-tiba Hp-nya berbunyi. “yomseo” jawab Young-eun malas-malasan “aku kepala editor Kang, Penulis Seo” “ada apa?” tanya Young-eun “aku hanya ingin memberitahumu kalau sutradara yang akan menggantikan sutradara senior sekarang sedang dalam perjalanan ke hotel tempat kau tinggal” jawab kepala Kang. Tiba-tiba Bel berbunyi dan Young-eun bangun dari tidurnya dan membuka pintu kamarnya. “dia sangat berbakat dan kalian masih sama-sama muda, cocok untuk bekerjasama” tambah kepala Kang. Young-eun memandangi pria yang sekarang berdiri dihadapannya “ya, aku mengerti” jawab Young-eun dan menutup teleponnya.
“kau datang untuk menemuiku kan?” tanya Young-eun santai “ya” jawab Kyung-min singkat dan terus melihat Young-eun “kau sutradara yang dimaksud kepala Kang kan?” tanya Young-eun lagi “ya, anda sebaiknya segera berganti pakaian” ucap Kyung-min “apa?” tanya Young-eun tidak mengerti dan tiba-tiba bersembunyi dibalik pintu dan menyadari kalau dirinya sekarang hanya memakai pakaian tidur. “balik sana” perintah Young-eun dan dengan cepat mengambil handuk yang diletakkan cleaning servis di depan kamarnya “kita akan berbicara nanti” ucap Young-eun dan menutup pintunya. Young-eun kembali membuka pintu kamarnya “apa yang kau lihat tadi?”tanya Young-eun kepada Kyung-min “bajumu terbalik” jawab Kyung-min cuek.
Young-eun bersembunyi dibalik pintu dan melihat baju yang dipakainya memang terbalik “dia melihatnya” gumam Young-eun dan menutup pintu. Young-eun kemudian menggigit handuk yang sedang dipakainya dan mulai melompat sambil berteriak karena terlihat konyol di depan Kyung-min.
Sementara itu didepan pintu kamar, Kyung-min menghela nafas dan menyadari kalau dia harus bekerja keras membujuk Penulis Seo yang mempunyai sifat yang sangat kekanak-kanakan dan keras kepala.
Manager Jin mencoba menghubungi Hp Seung-ah ketika diberitahu oleh asistennya kalau Seung-ah sudah memecat asisten pribadinya dan penata riasnya. Seung-ah sama sekali tidak mengangkat teleponnya dan hal itu membuat Manager Jin semakin kesal dan membuang Hp-nya ke lantai “cepat cari dia” perintah Manager Jin.
Sementara itu di tempat lain Seung-ah sedang menemui pihak agensi lain yang menawarkan bekerja sama di bawah naungan agensi mereka. “maaf, aku sudah bekerjasama dengan agensi lain” ucap Seung-ah “agensi yang mana?”….
Manager Jin sangat kesal karena telepon di ruang kerjanya terus saja berbunyi, belum lagi ditambah dengan laporan asistennya kalau pihak wartawan terus saja menelepon dan menanyakan tentang kebenaran keluarnya Oh Seung-ah dari SW Entertainemnt.
Oh Seung-ah tiba-tiba datang ke ruang kerja Manager Jin dan memasang wajah tersenyum seolah-olah mengejek Manager Jin. Tidak hanya itu saja, Oh Seung-ah juga merobek kertas yang berisikan kontrak kerjanya dengan SW Entertainment yang sudah berakhir.
Oh Seung-ah keluar dari gedung SW Entertainment dengan perasaan lega. Seung-ah kemudian naik kereta bawah tanah dan semua penumpang tidak berhenti memperhatikannya. Beberapa anak SMA yang kebetulan sangat dekat dengan Seung-ah mulai berbisik-bisik, salah satu dari mereka memberanikan diri bertanya kepada Seung-ah “apa anda Oh Seung-ah?” “apa aku sangat mirip dengannya?” jawab Seung-ah santai dan melanjutkan membaca majalah.
Tidak hanya sampai disitu, Oh Seung-ah berjalan-jalan diantara kerumunan orang dan mendekati sebuah stand kosmetik “annyeonghasimnika, anda cobalah produk kami, sangat cocok dengan kulit anda” ucap SPG tersebut “benarkah, aku sudah mencobanya dan sangat tidak enak dipakai” ucap Seung-ah “itu tidak mungkin” ucap SPG tersebut dan hendak mencontohkan cara pemakaian kosmetik tersebut ke wajahnya. Seung-ah mengambil majalah yang terletak di stand dan memperlihatkannya kepada SPG tersebut “tidak enak” ujar Seung-ah dan pergi. SPG tersebut hanya berdiri terpaku karena Seung-ah yang menjadi ikon kosmetik yang sekarang sedang dia tawarkan dan wajah Seung-ah yang menjadi sampul majalah tadi.
Seung-ah kemudian melihat sebuah pementasan drama. Penonton yang lain berbisik-bisik dan terus melihat ke arahnya. Namun Seung-ah tidak memperdulikannya dan tersenyum melihat tingkah lucu pemain diatas pentas.
Young-eun sedang berendam air panas dan menikmati alunan lagu yang didengarnya melalui ipodnya. Ketika membuka mata, Young-eun lagi-lagi terkejut melihat Kyung-min sedang berdiri dihadapannya (sama seperti kejadian sewaktu Young-eun janjian ketemu dengan sutaradara senior dan Kyung-min). Young-eun kemudian melihat dirinya yang hanya memakai u can see dan dengan cepat menyeburkan dirinya ke dalam air “aku seperti bertemu hantu saja” keluh Young-eun. “kau sedang berjalan disekitar sini?” tanya Young-eun “bisa kita bicara sebentar?” pinta Kyung-min “apa?tutup mata” ucap Young-eun kesal. Saat Kyung-min menutup mata, Young-eun dengan cepat mengambil pakaiannya dan berlalu pergi meninggalkan Kyung-min.
Kyung-min membuka mata dan melihat Young-eun sudah berjalan menjauh. Kyung-min dengan cepat mengikutinya.
“Penulis Seo tunggu sebentar” panggil Kyung-min dan menahan Young-eun “ada apa?” tanya Young-eun kesal “aku ingin bicara denganmu” jawab Kyung-min “baik aku berikan kau waktu 3 menit” ujar Young-eun kemudian duduk. Kyung-min ikut duduk disamping Young-eun dan mulai memesan minuman. Kyung-min mengatakan kepada pelayan untuk mengantarkan bonnya ke kamar Young-eun dan hal itu membuat Young-eun terkejut. “ada apa denganmu?” tanya Young-eun “memangnya kenapa?kau mempunyai banyak uang” jawab Kyung-min. Young-eun kesal dengan sikap Kyung-min dan pergi meninggalkannya.
Namun Kyung-min bukan orang yang gampang menyerah. Kyung-min tetap mengikuti Young-eun kemanapun Young-eun pergi mulai dari toko accessories hingga ke toko buku. Hal itu membuat Young-eun semakin kesal kepada Young-eun.
Ki-joon mendatangi kantor SBC dan mencari sutarada Lu temannya. “sutradara Lu” panggil Ki-joon namun Sutradara Lu merasa kesal karena Ki-joon datang mencarinya, dia ingin bersembunyi namun Ki-joon sudah terlanjut melihatnya. Ki-joon menemui sutaradara Lu untuk memperlihatkan actor yang dimilikinya yang mungkin saja bisa membintangi drama atau hanya sekedar menjadi cameo.
Sutradara Lu jelas-jelas menolak aktor-aktor yang dimiliki Ki-joon apalagi mereka belum terkenal dan tidak menjanjikan. Sutradara Lu juga menyindir Ki-joon dan mengatakan kalau usaha Ki-joon sudah bangkrut. Tidak hanya sampai disitu sja sutarada Lu lebih memilih mengobrol bersama temannya seorang manager artis yang datang menemuinya diwaktu yang bersamaan.
“kalau saja kau membawa Oh Seung-ah dan menawarkannya kepadaku, mungkin aku akan langsung setuju” ucap Sutradara Lu begitu temannya pergi “tetapi dia memiliki banyak kontroversi” ujar Ki-joon berusaha terlihat senang “justru itu yang lebih bagus” jawab Sutradara Lu.
Tiba-tiba Hp Ki-joon menelepon “yomseo,siapa ini?” ucap Ki-joon “Oh Seung-ah”. Ki-joon jelas terkejut karena baru saja dirinya dan sutrada Lu membicarakan Oh Seung-ah.
“ada apa kau menemuiku?” tanya Ki-joon grogi bertemu dengan Oh Seung-ah seorang artis ternama dan cantik “aku ingin membayar utangku, apa kau lupa?” jawab Oh Seung-ah.
=Flashback=
7 tahun yang lalu sebelum Oh Seung-ah terkenal, Oh Seung-ah pernah bertemu dengan manager artis palsu yang pura-pura bisa mengorbitkan artis terkenal. Saat Oh Seung-ah akan menandatangani kontrak, Ki-joon yang saat itu sedang berada di tempat yang sama membantu Oh Seung-ah dan mencegahnya menandatangani kontrak palsu.
KI-joon juga memberikan Oh Seung-ah payung dan uang untuk ongkos pulang saat Seung-ah kehujanan dan bersedih karena dirinya gagal lagi untuk menjadi artis. Dan Seung-ah tidak melupakan kejadian itu dan masih mengingatnya sampai sekarang bahkan sudah 7 tahun berlalu.
=Flashback end=
“aku ingin kau menjadi managerku, sekarang aku tidak mempunyai manager dan agensi” ucap Seung-ah santai. Ki-joon jelas terkejut dan tidak percaya dengan apa yang didengarnya, ini bukan mimpi, Oh Seung-ah jelas-jelas mengatakan hal tersebut kepadanya. “aku masih tidak percaya hal ini” ucap Ki-joon “apa kau pikir aku sedang bercanda denganmu, bawakan surat kontraknya ke rumahku” ucap Seung-ah. Seung-ah kemudian mengajukan beberapa syarat kalau dia tidak ingin membintangi iklan sebuah handphone dan bermain drama tidak boleh lebih dari 24 episode.
KI-joon masih tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi padanya, disaat dirinya benar-benar putus asa muncul seorang dewi penyelamat baginya yaitu Oh Seung-ah. Ki-joon merasa bagi mendapat durian runtuh. Ki-joon pun menceritakan apa yang terjadi padanya pada dua anak didiknya. Kedua anak didiknya menertawakannya dan hal itu membuat Ki-joon kesal.
Kyung-min masih saja mengikuti Young-eun. “masih ingin mengikutiku?” tanya Young-eun, kali ini batas kesabarannya sudah habis “ya, aku akan berhenti mengikutimu kalau kau ikut pulang bersamaku ke Seoul” ujar Kyung-min. “begitu, baiklah, ayo” ajak Young-eun.
Young-eun dan Kyung-min bersama-sama ke bandara. Kyung-min jelas terkejut karena tidak menyangka Penulis Seo dengan mudah dapat dibujuk. Dugaan Kyung-min tepat, Young-eun ternyata memesankan tiket pesawat untuknya dan menyuruhnya pulang segera ke Seoul. “kenapa kau seperti ini?bisakah kau bertanggung jawab dan kembali ke Seoul denganku” teriak Kyung-min “aku tidak mau, kalian ganti penulis saja” ucap Young-eun kesal “untuk apa aku jauh-jauh kemari, jika hanya ingin mengganti penulis” teriak Kyung-min “itu bukan urusanku, selamat bersenang-senang” ujar Young-eun dan meninggalkan Kyung-min yang masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
Young-eun dengan cepat menelepon Hye-kyung dan memberitahu kalau dia merasa terganggu dengan kehadiran Kyung-min. Hye-kyung bukannya membela Young-eun malah membenarkan sikap Kyung-min dan menyuruh Young-eun pulang bersama dengan Kyung-min secepatnya. Young-eun sangat kesal dan segera menutup telepon dan menghubungi seseorang. “yomseo, aku penulis Seo”.
Kyung-min terduduk di taman kota dan bingung dengan apa yang harus dilakukannya sekarang. Hp-nya tiba-tiba berbunyi dan yang meneleponnya adalah Kepala editor Kang dan memarahinya.
Kyung-min mulai menggedor-gedor pintu kamar Young-eun dengan keras. Kyung-min terlihat sangat kesal.
Young-eun sedang berjalan dipinggir danau, tatapannya kosong. Tiba-tiba Kyung-min datang menghampirinya dan mulai marah-marah “kau kira kau siapa hah? Apa bagusnya dirimu? Karena dirimu sekarang aku terancam dipecat dan tidak akan menerima gaji” teriak Kyung-min “aku bicara sesuai fakta, kau selalu menggangguku” bela Young-eun berusha terlihat tegar dan tidak menyangka kalau Kyung-min akan marah kepadanya “kau pikir tulisanmu bagus hah, itu hanya barang murahan” teriak Kyung-min “apa?sudah selesai” teriak Young-eun kesal mendengar hasil karyanya direndahkan “tidak menghargai hasil kerja keras orang lain yang bersusah payah untukmu” teriak Kyung-min “kau keterlaluan” ucap Young-eun.
Tiba-tiba sekumpulan anak kecil berlari dan tidak sengaja menjatuhkan tas Young-eun ke danau. “bagaimana dengan tasku?” ucap Young-eun panik. Kyung-min yang melihat hal tersebut hanya terdiam kemudian pergi “tunggu” panggil Young-eun “mana boleh pergi begitu saja, bantulah aku” pinta Young-eun panik “aku….kenapa harus aku?” tanya Kyung-min kesal “karena kau lelaki, lagipula bajuku sensitive dengan air” jawab Young-eun dan memegang bajunya “kenapa harus aku, kau saja” ucap Kyung-min “cepat, tas itu sangat berharga untukku” rengek Young-eun “kalau begitu ambil sendiri saja” ucap Kyung-min dan mendorong Young-eun ke danau. “ahhhhhhh” teriak Young-eun “aku tidak bisa berenang”, Kyung-min yang baru saja ingin pergi dengan cepat melompat ke dalam air dan menyelamatkan Young-eun.
“ayo cepat pegangan” teriak Kyung-min begitu mereka sampai dipinggir “tasku” pinta Young-eun “ada apa lagi?biarkan saja tasmu itu” ucap Kyung-min kesal “tasku, di dalamnya ada cincin yang sangat berharga untukku” teriak Young-eun.
Young-eun mengeringkan bajunya dan mengeluarkan semua isi tasnya. Kyung-min masih di kamar mandi dan mengganti bajunya yang basah karena sudah menolong Young-eun. Kyung-min mengambil bajunya dan tidak sengaja menjatuhkan semua benda-benda yang terletak diatas meja termasuk cincin Young-eun. Kyung-min hanya terdiam dan tidak berniat untuk memungutnya. Kyung-min kemudian bergegas pergi dan meninggalkan Young-eun yang merasa bersalah pada Kyung-min.
“tunggu, kenapa pergi begitu saja” teriak Young-eun “terus maumu apa?” tanya Kyung-min kesal “setidaknya tinggallah untuk makan malam” jawab Young-eun tersenyum “cukup minta maaf saja” ucap Kyung-min “kau mendorongku ke danau dan aku tidak marah, aku merasa bersalah, lagipula ini sakit sekali” ucap Young-eun dan memperlihatkan tangannya yang terluka kepada Kyung-min.
Malam harinya Young-eun dan Kyung-min makan malam bersama. Bukannya mereka baikan tetapi mulai berdebat lagi. Kyung-min mengeluarkan sebuah naskah hasil tulisan Young-eun “Ticket To The Moon”. Kyung-min menganggap hasil karya Young-eun yang pertama itu sangat bagus, namun karena masalah dengan Seung-ah, karya Young-eun yang pertama itu terabaikan. “untuk membuat Film ini harus melibatkan penulis Seo, saat aku menjadi pembantu sutradara aku melihat scenario film ini,aku melihatnya sangat bagus. Aku baru tahu kalau penulisnya adalah Seo Young-eun,kecewa sekali, jika memang seperti yang kau katakan tidak ada bagusnya” ujar Kyung-min “maksudmu apa?kau ingin apa?” tanya Young-eun kesal “buatlah film ini dan jangan menyia-nyaiakannya” jawab Kyung-min “kau kira aku ingin bekerjasama denganmu?sekarang penonton sangat hebat,mereka melihat penulis naskah dan sutradaranya, aku tidak mungkin bekerjasama denganmu, sutradara yang tidak terkenal” ujar Young-eun.
Kyung-min mulai memikirkan apa yang dikatakan Young-eun. Ucapan Young-eun ada benarnya karena selama ini Kyung-min hanya membuat film documenter saja dan belum pernah sekalipun membuat drama, tawaran yang diberikan direktur Kang kepadanya seperti sebuah beban berat untuknya tetapi Kyung-min harus tetap melakukannya.
Begitupun dengan Young-eun memikirkan maksud ucapan Kyung-min. Selama ini dia memang hanya membuat sebuah naskah sesuai kesukaan para penonton dan lebih mementingkan rating drama yang dia tulis.
BERSAMBUNG.......
Young-eun sampai di rumah dan masuk ke kamar anaknya, Joon-hee. Young-eun memandangi anaknya yang sedang tertidur pulas. Tatapannya beralih ke sebuah foto yang terletak di atas meja. Young-eun menjadi sedih ketika melihat sosok pria yang sedang menggendong Joon-he yang tak lain adalah mantan suaminya.
“Joon-hee semakin lama semakin mirip dirimu” gumam Young-eun. “Ibu” panggil Joon-hee, Young-eun terkejut ternyata Joon-hee belum tertidur. “Ibu melihat foto ayah kan dan mengingatnya?” tanya Joon-hee “tidak, ayo tidur kembali” ucap Young-eun. Joon-hee mengikuti perintah ibunya dan kembali tidur. Young-eun kembali memandangi wajah Joon-hee.
Keesokan harinya Young-eun mengantar Joon-hee ke bandara. Young-eun dan suaminya sudah bercerai dan konsekuensinya Joon-hee harus tinggal beberapa waktu bersamanya ibunya dan diwaktu yang lain bersama ayahnya. “jangan lupa memakai pakaian hangat dan membawa payung” pesan Young-eun “aku mengerti” jawab Joon-hee “Ibu hari ini ayah ulang tahun, apa kau tidak mempunyai kado untuknya?” tanya Joon-hee “tidak ada, katakan selamat ulang tahun saja untuknya” jawab Young-eun.
“ayo kemari peluk ibu” ucap Young-eun. Young-eun sangat menyayangi Joon-hee tetapi dia sering meninggalkan Joon-hee karena urusan pekerjaan.
Young-eun memandangi kado yang hendak diberikannya pada mantan suaminya dan memasukkannya kembali ke dalam tas. Rupanya Young-eun sudah menyiapkan kado untuk mantan suaminya tetapi entah kenapa dia tidak ingin menitipkannya kepada Joon-hee. Hp-nya daritadi berbunyi namun Young-eun tidak berniat untuk mengangkatnya. “jika kau tidak mengangkat telepon, siap-siap saja pintu rumahmu aku rusak” isi sms dari Hye-kyung.
Young-eun pulang ke rumah dan melihat penjaga Joon-hee, nyonya Wook-shim masih sibuk membereskan rumah. “mulai besok anda tidak usah datang dulu” ujar Young-eun “ada apa?apa pekerjaanku tidak bagus?” tanya nyonya Wook-shim terkejut“ah tidak, Joon-hee kembali ke ayahnya dan aku ingin mengerjakan sesuatu, aku akan menghubungi anda lagi nanti” jawab Young-eun dan tersenyum.
Kyung-min baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat ibunya baru datang. “ibu darimana saja?” tanya Kyung-min “oh, aku habis menjaga rumah seseorang” jawab ibu Kyung-min. Kyung-min kemudian menyerahkan amplop yang berisikan uang kepada ibunya untuk diserahkan kepada kakaknya. Kyung-min kemudian bergegas pergi setelah sempat bersitegang dengan ibunya. (ibu Kyung-min adalah Nyonya wook-shim yang kebetulan bekerja di rumah Young-eun untuk menjaga Joon-hee disaat Young-eun pergi bekerja. Kyung-min sebenarnya melarang ibunya untuk bekerja namun Nyonya wook-shim tetap bersikeras untuk bekerja).
Manager Jin mendatangi rumah Seung-ah dan ingin bertemu dengannya. Manager Jin terus menerus memencet bel tetapi yang punya rumah sepertinya tidak sedang berada di rumah. Tiba-tiba Seung-ah keluar dan memasang wajah sinis kepada Manager Jin. “oh ternyata kau di rumah, apa kau sudah makan?” tanya Manager Jin berusaha ramah.
“kenapa tidak makan?” tanya Manager Jin begitu mereka sampai di restoran dan melihat Seung-ah hanya memegang sumpit dan sama sekali tidak menyentuh makanannya. “aku tidak lapar” jawab Seung-ah. Manager Jin kemudian mengeluarkan sebuah kertas yang berisi kontrak perjanjian baru atas perpanjangan kontrak Seung-ah terhadap SW entertainment “aku akan menambah honormu jika kau memperpanjang kontrakmu lagi” ucap Manager Jin. Namun Seung-ah bukan orang yang bodoh, setelah semua yang diperbuat Manager Jin terhadapnya, dia sama sekali tidak berniat untuk menandatangani kontrak perpanjangan terhadap SW Entertainment.
Jang Ki-Joon sedang berbelanja di toko membeli selusin kopi kemasan kaleng. Tatapannya tertuju pada sebuah majalah yang terletak di samping kasir yang memuat berita tentang Cherry ketika berada di Hainan.
Ki-joon pulang ke kantornya dan mendapati anak didikannya, dua buah actor yang masih baru dalam industry entertainment sedang membersihkan ruangan. Ki-joon dengan cepat meletakkan kopi yang dibelinya di meja dan memarahi anak didikannya karena kerja mereka bukan untuk membersihkan tetapi untuk belajar acting.
Ki-joon hanya bisa menghela nafas mendapati dirinya yang sekarang berada di ambang kebangkrutan, apalagi Cherry harapan satu-satunya untuknya telah berpindah agensi.
Sementara itu di tempat lain Kepala editor dan Hye-kyung sedang mendiskusikan masalah Young-eun. Hye-kyung berusaha menjelaskan kalau masalahnya akan baik-baik saja dan Young-eun pasti akan kembali menulis untuk drama SBC lagi. Hye-kyung kemudian menelepon Young-eun dan menanyakan dimana dirinya sekarang. Young-eun yang sedang asyik menikmati alunan music menjawab asal-asalan kalau dia saat ini tidak berada di Seoul dan sedang bersama seorang pria. Hye-kyung sontak terkejut dan menyemburkan kopi yang sedang diminumnya. Begitupun dengan Kepala editor yang melakukan hal yang sama.
Young-eun kemudian mengeluarkan sebuah kotak yang berisi sebuah cincin. Young-eun terus memandangi cincin tersebut, entah apa yang dipikirkannya. Young-eun melihat kedua pasangan sedang asyik mengobrol dan hal tersebut membuatnya iri sekaligus tersenyum. Young-eun sekarang sedang berada di Taiwan salah satu tempat favoritnya jika sedang sedih.
Ki-joon dan kedua anak didikannya sibuk berbenah karena mereka harus segera pindah dari tempat yang mereka jadikan kantor. Ki-joon tidak mampu membayar sewa tempat tersebut lagi hingga akhirnya harus diusir oleh pemilik rumah. Ki-joon melihat papan namanya yang bertuliskan Manager Jang Ki-joon yang jatuh ke tanah, dia menyadari kalau dirinya bukan lagi seorang Manager artis. KI-joon kemudian mengajak kedua anak didiknya minum-minum untuk sejenak melupakan masalah yang sedang mereka hadapi.
Kyung-min juga berada di tempat yang sama,persis dibelakang Ki-joon. Kyung-min juga sedang minum untuk sejenak melupakan masalah keuangan dan di tempat kerjanya.
Jang Ki-joon sedang berada di rumah sakit, kondisinya drop karena memikirkan masalah yang sedang dihadapinya. Untung saja dia memiliki dua anak didik yang dengan setia menemaninya dan selalu ada untuknya.
Kyung-min sedang melakukan proses syuting untuk film documenter. Disaat yang sama Ki-joon datang ke lokasi syuting dan mulai membagikan minuman kepada para kru yang sedang bertugas. Baru saja Ki-joon ingin memberikan minuman kepada Kyung-min, Kyung-min tiba-tiba berdiri dan mulai marah-marah kepada asistennya karena pemeran utama pria untuk film documenter kali ini belum datang padahal hari sudah sore. Kyung-min kemudian meminta tolong kepada actor senior yang kebetulan berada di tempat tersebut untuk menggantikannya namun dia menolak. Tiba-tiba dari arah belakang Kyung-min seseorang berteriak “biar aku saja, tinggiku sama dengannya kan?” teriak Ki-joon menawarkan diri (kasihan Ki-joon melakukan segala hal yang dibisanya demi mendapatkan uang).
Proses syuting film documenter pun dimulai, para penari yang mengenakan hanbok (pakaian khas negeri ginseng ini chingu) mulai menari, Ki-joon tidak malu-malu untuk melakukannya dan ikut menari bersama para penari. “okey, cut” teriak Kyung-min.
Kyung-min kemudian bergegas ke bagian editing dan melihat hasil syuting tadi. “sepertinya bagian ini harus di edit” ujar Kyung-min kepada salah satu staf editing. Asisten Kyung-min datang dan memberikan sebuah kaset kepada Kyung-min. Rupanya kaset yang dibawa asisten Kyung-min adalah Film “Ticket To the Moon” sebuah karya pertama Young-eun. “kepala editor mencarimu” ujar asisten Kyung-min ketika mendapat telepon dari kepala Kang.
Kyung-min terkejut ketika diminta kepala editor untuk menggantikan sutradara senior menjadi sutradara untuk drama SBC yang tayang pada bulan Mei. Kyung-min jelas stress mendengar hal tersebut apalagi sutradara senior sempat membuat masalah dengan Young-eun. Belum lagi dia harus ke Taiwan untuk membujuk Young-eun agar kembali ke Seoul secepatnya. “kau jangan menambah rumit masalah, kau beruntung karena mendapatkan kesempatan emas ini, ini tiketnya dan cepat bawa dia kembali” perintah Kepala editor kepada Kyung-min saat Kyung-min mencoba menolak.
Young-eun sedang asyik menikmati tidurnya. Tiba-tiba Hp-nya berbunyi. “yomseo” jawab Young-eun malas-malasan “aku kepala editor Kang, Penulis Seo” “ada apa?” tanya Young-eun “aku hanya ingin memberitahumu kalau sutradara yang akan menggantikan sutradara senior sekarang sedang dalam perjalanan ke hotel tempat kau tinggal” jawab kepala Kang. Tiba-tiba Bel berbunyi dan Young-eun bangun dari tidurnya dan membuka pintu kamarnya. “dia sangat berbakat dan kalian masih sama-sama muda, cocok untuk bekerjasama” tambah kepala Kang. Young-eun memandangi pria yang sekarang berdiri dihadapannya “ya, aku mengerti” jawab Young-eun dan menutup teleponnya.
“kau datang untuk menemuiku kan?” tanya Young-eun santai “ya” jawab Kyung-min singkat dan terus melihat Young-eun “kau sutradara yang dimaksud kepala Kang kan?” tanya Young-eun lagi “ya, anda sebaiknya segera berganti pakaian” ucap Kyung-min “apa?” tanya Young-eun tidak mengerti dan tiba-tiba bersembunyi dibalik pintu dan menyadari kalau dirinya sekarang hanya memakai pakaian tidur. “balik sana” perintah Young-eun dan dengan cepat mengambil handuk yang diletakkan cleaning servis di depan kamarnya “kita akan berbicara nanti” ucap Young-eun dan menutup pintunya. Young-eun kembali membuka pintu kamarnya “apa yang kau lihat tadi?”tanya Young-eun kepada Kyung-min “bajumu terbalik” jawab Kyung-min cuek.
Young-eun bersembunyi dibalik pintu dan melihat baju yang dipakainya memang terbalik “dia melihatnya” gumam Young-eun dan menutup pintu. Young-eun kemudian menggigit handuk yang sedang dipakainya dan mulai melompat sambil berteriak karena terlihat konyol di depan Kyung-min.
Sementara itu didepan pintu kamar, Kyung-min menghela nafas dan menyadari kalau dia harus bekerja keras membujuk Penulis Seo yang mempunyai sifat yang sangat kekanak-kanakan dan keras kepala.
Manager Jin mencoba menghubungi Hp Seung-ah ketika diberitahu oleh asistennya kalau Seung-ah sudah memecat asisten pribadinya dan penata riasnya. Seung-ah sama sekali tidak mengangkat teleponnya dan hal itu membuat Manager Jin semakin kesal dan membuang Hp-nya ke lantai “cepat cari dia” perintah Manager Jin.
Sementara itu di tempat lain Seung-ah sedang menemui pihak agensi lain yang menawarkan bekerja sama di bawah naungan agensi mereka. “maaf, aku sudah bekerjasama dengan agensi lain” ucap Seung-ah “agensi yang mana?”….
Manager Jin sangat kesal karena telepon di ruang kerjanya terus saja berbunyi, belum lagi ditambah dengan laporan asistennya kalau pihak wartawan terus saja menelepon dan menanyakan tentang kebenaran keluarnya Oh Seung-ah dari SW Entertainemnt.
Oh Seung-ah tiba-tiba datang ke ruang kerja Manager Jin dan memasang wajah tersenyum seolah-olah mengejek Manager Jin. Tidak hanya itu saja, Oh Seung-ah juga merobek kertas yang berisikan kontrak kerjanya dengan SW Entertainment yang sudah berakhir.
Oh Seung-ah keluar dari gedung SW Entertainment dengan perasaan lega. Seung-ah kemudian naik kereta bawah tanah dan semua penumpang tidak berhenti memperhatikannya. Beberapa anak SMA yang kebetulan sangat dekat dengan Seung-ah mulai berbisik-bisik, salah satu dari mereka memberanikan diri bertanya kepada Seung-ah “apa anda Oh Seung-ah?” “apa aku sangat mirip dengannya?” jawab Seung-ah santai dan melanjutkan membaca majalah.
Tidak hanya sampai disitu, Oh Seung-ah berjalan-jalan diantara kerumunan orang dan mendekati sebuah stand kosmetik “annyeonghasimnika, anda cobalah produk kami, sangat cocok dengan kulit anda” ucap SPG tersebut “benarkah, aku sudah mencobanya dan sangat tidak enak dipakai” ucap Seung-ah “itu tidak mungkin” ucap SPG tersebut dan hendak mencontohkan cara pemakaian kosmetik tersebut ke wajahnya. Seung-ah mengambil majalah yang terletak di stand dan memperlihatkannya kepada SPG tersebut “tidak enak” ujar Seung-ah dan pergi. SPG tersebut hanya berdiri terpaku karena Seung-ah yang menjadi ikon kosmetik yang sekarang sedang dia tawarkan dan wajah Seung-ah yang menjadi sampul majalah tadi.
Seung-ah kemudian melihat sebuah pementasan drama. Penonton yang lain berbisik-bisik dan terus melihat ke arahnya. Namun Seung-ah tidak memperdulikannya dan tersenyum melihat tingkah lucu pemain diatas pentas.
Young-eun sedang berendam air panas dan menikmati alunan lagu yang didengarnya melalui ipodnya. Ketika membuka mata, Young-eun lagi-lagi terkejut melihat Kyung-min sedang berdiri dihadapannya (sama seperti kejadian sewaktu Young-eun janjian ketemu dengan sutaradara senior dan Kyung-min). Young-eun kemudian melihat dirinya yang hanya memakai u can see dan dengan cepat menyeburkan dirinya ke dalam air “aku seperti bertemu hantu saja” keluh Young-eun. “kau sedang berjalan disekitar sini?” tanya Young-eun “bisa kita bicara sebentar?” pinta Kyung-min “apa?tutup mata” ucap Young-eun kesal. Saat Kyung-min menutup mata, Young-eun dengan cepat mengambil pakaiannya dan berlalu pergi meninggalkan Kyung-min.
Kyung-min membuka mata dan melihat Young-eun sudah berjalan menjauh. Kyung-min dengan cepat mengikutinya.
“Penulis Seo tunggu sebentar” panggil Kyung-min dan menahan Young-eun “ada apa?” tanya Young-eun kesal “aku ingin bicara denganmu” jawab Kyung-min “baik aku berikan kau waktu 3 menit” ujar Young-eun kemudian duduk. Kyung-min ikut duduk disamping Young-eun dan mulai memesan minuman. Kyung-min mengatakan kepada pelayan untuk mengantarkan bonnya ke kamar Young-eun dan hal itu membuat Young-eun terkejut. “ada apa denganmu?” tanya Young-eun “memangnya kenapa?kau mempunyai banyak uang” jawab Kyung-min. Young-eun kesal dengan sikap Kyung-min dan pergi meninggalkannya.
Namun Kyung-min bukan orang yang gampang menyerah. Kyung-min tetap mengikuti Young-eun kemanapun Young-eun pergi mulai dari toko accessories hingga ke toko buku. Hal itu membuat Young-eun semakin kesal kepada Young-eun.
Ki-joon mendatangi kantor SBC dan mencari sutarada Lu temannya. “sutradara Lu” panggil Ki-joon namun Sutradara Lu merasa kesal karena Ki-joon datang mencarinya, dia ingin bersembunyi namun Ki-joon sudah terlanjut melihatnya. Ki-joon menemui sutaradara Lu untuk memperlihatkan actor yang dimilikinya yang mungkin saja bisa membintangi drama atau hanya sekedar menjadi cameo.
Sutradara Lu jelas-jelas menolak aktor-aktor yang dimiliki Ki-joon apalagi mereka belum terkenal dan tidak menjanjikan. Sutradara Lu juga menyindir Ki-joon dan mengatakan kalau usaha Ki-joon sudah bangkrut. Tidak hanya sampai disitu sja sutarada Lu lebih memilih mengobrol bersama temannya seorang manager artis yang datang menemuinya diwaktu yang bersamaan.
“kalau saja kau membawa Oh Seung-ah dan menawarkannya kepadaku, mungkin aku akan langsung setuju” ucap Sutradara Lu begitu temannya pergi “tetapi dia memiliki banyak kontroversi” ujar Ki-joon berusaha terlihat senang “justru itu yang lebih bagus” jawab Sutradara Lu.
Tiba-tiba Hp Ki-joon menelepon “yomseo,siapa ini?” ucap Ki-joon “Oh Seung-ah”. Ki-joon jelas terkejut karena baru saja dirinya dan sutrada Lu membicarakan Oh Seung-ah.
“ada apa kau menemuiku?” tanya Ki-joon grogi bertemu dengan Oh Seung-ah seorang artis ternama dan cantik “aku ingin membayar utangku, apa kau lupa?” jawab Oh Seung-ah.
=Flashback=
7 tahun yang lalu sebelum Oh Seung-ah terkenal, Oh Seung-ah pernah bertemu dengan manager artis palsu yang pura-pura bisa mengorbitkan artis terkenal. Saat Oh Seung-ah akan menandatangani kontrak, Ki-joon yang saat itu sedang berada di tempat yang sama membantu Oh Seung-ah dan mencegahnya menandatangani kontrak palsu.
KI-joon juga memberikan Oh Seung-ah payung dan uang untuk ongkos pulang saat Seung-ah kehujanan dan bersedih karena dirinya gagal lagi untuk menjadi artis. Dan Seung-ah tidak melupakan kejadian itu dan masih mengingatnya sampai sekarang bahkan sudah 7 tahun berlalu.
=Flashback end=
“aku ingin kau menjadi managerku, sekarang aku tidak mempunyai manager dan agensi” ucap Seung-ah santai. Ki-joon jelas terkejut dan tidak percaya dengan apa yang didengarnya, ini bukan mimpi, Oh Seung-ah jelas-jelas mengatakan hal tersebut kepadanya. “aku masih tidak percaya hal ini” ucap Ki-joon “apa kau pikir aku sedang bercanda denganmu, bawakan surat kontraknya ke rumahku” ucap Seung-ah. Seung-ah kemudian mengajukan beberapa syarat kalau dia tidak ingin membintangi iklan sebuah handphone dan bermain drama tidak boleh lebih dari 24 episode.
KI-joon masih tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi padanya, disaat dirinya benar-benar putus asa muncul seorang dewi penyelamat baginya yaitu Oh Seung-ah. Ki-joon merasa bagi mendapat durian runtuh. Ki-joon pun menceritakan apa yang terjadi padanya pada dua anak didiknya. Kedua anak didiknya menertawakannya dan hal itu membuat Ki-joon kesal.
Kyung-min masih saja mengikuti Young-eun. “masih ingin mengikutiku?” tanya Young-eun, kali ini batas kesabarannya sudah habis “ya, aku akan berhenti mengikutimu kalau kau ikut pulang bersamaku ke Seoul” ujar Kyung-min. “begitu, baiklah, ayo” ajak Young-eun.
Young-eun dan Kyung-min bersama-sama ke bandara. Kyung-min jelas terkejut karena tidak menyangka Penulis Seo dengan mudah dapat dibujuk. Dugaan Kyung-min tepat, Young-eun ternyata memesankan tiket pesawat untuknya dan menyuruhnya pulang segera ke Seoul. “kenapa kau seperti ini?bisakah kau bertanggung jawab dan kembali ke Seoul denganku” teriak Kyung-min “aku tidak mau, kalian ganti penulis saja” ucap Young-eun kesal “untuk apa aku jauh-jauh kemari, jika hanya ingin mengganti penulis” teriak Kyung-min “itu bukan urusanku, selamat bersenang-senang” ujar Young-eun dan meninggalkan Kyung-min yang masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
Young-eun dengan cepat menelepon Hye-kyung dan memberitahu kalau dia merasa terganggu dengan kehadiran Kyung-min. Hye-kyung bukannya membela Young-eun malah membenarkan sikap Kyung-min dan menyuruh Young-eun pulang bersama dengan Kyung-min secepatnya. Young-eun sangat kesal dan segera menutup telepon dan menghubungi seseorang. “yomseo, aku penulis Seo”.
Kyung-min terduduk di taman kota dan bingung dengan apa yang harus dilakukannya sekarang. Hp-nya tiba-tiba berbunyi dan yang meneleponnya adalah Kepala editor Kang dan memarahinya.
Kyung-min mulai menggedor-gedor pintu kamar Young-eun dengan keras. Kyung-min terlihat sangat kesal.
Young-eun sedang berjalan dipinggir danau, tatapannya kosong. Tiba-tiba Kyung-min datang menghampirinya dan mulai marah-marah “kau kira kau siapa hah? Apa bagusnya dirimu? Karena dirimu sekarang aku terancam dipecat dan tidak akan menerima gaji” teriak Kyung-min “aku bicara sesuai fakta, kau selalu menggangguku” bela Young-eun berusha terlihat tegar dan tidak menyangka kalau Kyung-min akan marah kepadanya “kau pikir tulisanmu bagus hah, itu hanya barang murahan” teriak Kyung-min “apa?sudah selesai” teriak Young-eun kesal mendengar hasil karyanya direndahkan “tidak menghargai hasil kerja keras orang lain yang bersusah payah untukmu” teriak Kyung-min “kau keterlaluan” ucap Young-eun.
Tiba-tiba sekumpulan anak kecil berlari dan tidak sengaja menjatuhkan tas Young-eun ke danau. “bagaimana dengan tasku?” ucap Young-eun panik. Kyung-min yang melihat hal tersebut hanya terdiam kemudian pergi “tunggu” panggil Young-eun “mana boleh pergi begitu saja, bantulah aku” pinta Young-eun panik “aku….kenapa harus aku?” tanya Kyung-min kesal “karena kau lelaki, lagipula bajuku sensitive dengan air” jawab Young-eun dan memegang bajunya “kenapa harus aku, kau saja” ucap Kyung-min “cepat, tas itu sangat berharga untukku” rengek Young-eun “kalau begitu ambil sendiri saja” ucap Kyung-min dan mendorong Young-eun ke danau. “ahhhhhhh” teriak Young-eun “aku tidak bisa berenang”, Kyung-min yang baru saja ingin pergi dengan cepat melompat ke dalam air dan menyelamatkan Young-eun.
“ayo cepat pegangan” teriak Kyung-min begitu mereka sampai dipinggir “tasku” pinta Young-eun “ada apa lagi?biarkan saja tasmu itu” ucap Kyung-min kesal “tasku, di dalamnya ada cincin yang sangat berharga untukku” teriak Young-eun.
Young-eun mengeringkan bajunya dan mengeluarkan semua isi tasnya. Kyung-min masih di kamar mandi dan mengganti bajunya yang basah karena sudah menolong Young-eun. Kyung-min mengambil bajunya dan tidak sengaja menjatuhkan semua benda-benda yang terletak diatas meja termasuk cincin Young-eun. Kyung-min hanya terdiam dan tidak berniat untuk memungutnya. Kyung-min kemudian bergegas pergi dan meninggalkan Young-eun yang merasa bersalah pada Kyung-min.
“tunggu, kenapa pergi begitu saja” teriak Young-eun “terus maumu apa?” tanya Kyung-min kesal “setidaknya tinggallah untuk makan malam” jawab Young-eun tersenyum “cukup minta maaf saja” ucap Kyung-min “kau mendorongku ke danau dan aku tidak marah, aku merasa bersalah, lagipula ini sakit sekali” ucap Young-eun dan memperlihatkan tangannya yang terluka kepada Kyung-min.
Malam harinya Young-eun dan Kyung-min makan malam bersama. Bukannya mereka baikan tetapi mulai berdebat lagi. Kyung-min mengeluarkan sebuah naskah hasil tulisan Young-eun “Ticket To The Moon”. Kyung-min menganggap hasil karya Young-eun yang pertama itu sangat bagus, namun karena masalah dengan Seung-ah, karya Young-eun yang pertama itu terabaikan. “untuk membuat Film ini harus melibatkan penulis Seo, saat aku menjadi pembantu sutradara aku melihat scenario film ini,aku melihatnya sangat bagus. Aku baru tahu kalau penulisnya adalah Seo Young-eun,kecewa sekali, jika memang seperti yang kau katakan tidak ada bagusnya” ujar Kyung-min “maksudmu apa?kau ingin apa?” tanya Young-eun kesal “buatlah film ini dan jangan menyia-nyaiakannya” jawab Kyung-min “kau kira aku ingin bekerjasama denganmu?sekarang penonton sangat hebat,mereka melihat penulis naskah dan sutradaranya, aku tidak mungkin bekerjasama denganmu, sutradara yang tidak terkenal” ujar Young-eun.
Kyung-min mulai memikirkan apa yang dikatakan Young-eun. Ucapan Young-eun ada benarnya karena selama ini Kyung-min hanya membuat film documenter saja dan belum pernah sekalipun membuat drama, tawaran yang diberikan direktur Kang kepadanya seperti sebuah beban berat untuknya tetapi Kyung-min harus tetap melakukannya.
Begitupun dengan Young-eun memikirkan maksud ucapan Kyung-min. Selama ini dia memang hanya membuat sebuah naskah sesuai kesukaan para penonton dan lebih mementingkan rating drama yang dia tulis.
BERSAMBUNG.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar