Lah kok bisa gitu? Ya apa lagi kalau pemicunya adalah gara-gara sholat nggak khusyu'.
Aku sendiri, yang memang kualitas keislamannya masih sangat menyedihkan, kerap mengalami keanehan soal ini, efek sholat ngelamun.
Usai takbir, melamun dari awal sampai akhir, nggak ingat apa-apa, sadarnya pas imam salam, tahu tahu lah kok udah selesai sholatnya :D
Atau di tengah sholat, dengan sangat PD-nya saat berdiri pada rakaat kedua atau keempat, tidak baca fatihah, tapi tanpa sadar baca tahiyyat, sadarnya pas jari telunjuk otomatis menunjuk isyarat tahiyyat tapi tangan sedang bersedekap. Atau sebaliknya, waktu duduk tahiyyat, malah baca fatihah !
Yang gawat adalah lupa berapa rakaat tertinggal saat jadi ma'mum masbuq,jadinya malah panik, mesti clingak-clinguk ngelihat teman senasib seperjuangan yang juga ketinggalan sholat (walah bahasanya) sambil berjuang keras mengingat dengan keras ketinggalan berapa rakaat. Wes, buyar kabeh, nggak khusyu' sama sekali kalau ini :D.
Kasusu lain, kala jadi ma'mum, berdiri sendirian padahal imamnya duduk tahiyyat.. Sering kalau ini :D
Yang parah, saat imam ruku', pernah aku malah nyelonong sujud. Kasus ini paling sering, ya pas subuh, sholatnya ngantuk sih :D
Lebih keterlaluan lagi, ketiduran pas sujud kala sholat subuh (lah pak imamnya lama sih sujudnya) kalau ini bukan aku lho :P
Dan ini yang tidak terlupa, tapi untungnya-sekali lagi-bukan aku yang mengalami. Kebiasaan di Makkah, adalah sholat itu di masukkan microphone, jadi masjid-masjid terdengar bacaan imam. Nah, kami biasa sholat berjamaah di musholla asrama sendiri.
Entah sang teman melamun atau apa, saat kita lagi tengah khusyu'nya menyimak imam kami dengan bacaan suratnya, dia sendirian (tanpa sadar) dengan sangat keras dan merdu berteriak "Aaaamiiiin", ngikutin waladdholin-nya suara Imam dari masjid sebelah.
Pernah juga ada teman yang ruku' duluan gara-gara imam masjid sebelah takbir ruku', padahal imam kami masih asyik dengan bacaannya :D.
Nahnu fi wadin, huwa fi wadin akhor (perumpaan arab yang gambarin,orangnya di sini, pikirannya di sana :D. Huwa ween,ihna ween, kemana aja :D)
@ @ @
Harus diakui bersama, bahwa sholat kita selama ini belum bisa sesuai dengan substansinya.
Harus diakui bersama, selama ini, kita belum bisa total memi'rajkan ruh kita.
Harus diakui bersama, kita masih lebih banyak melamun dalam sholat tepat usai kita takbirotul ihrom, "Allahu Akbar".
Harus diakui bersama, kita belum sepenuhnya bisa, atau tak selalu bisa sholat dalam keadaan Khusyu' (konsentrasi), Khudhu' (menghayati), Hudu' (tenang), dan Khudhur (sepenuh hati).
Harus diakui bersama, kita masih belum bisa menganggap sholat sebagai "Rohah dhihniyyah Kubro", media refreshing terbesar dan terampuh bagi otak dan pikiran kita.
Harus diakui bersama, sholat kita hanya diniatkan sebagai pengguguran salah satu kewajiban belaka. Kita sisihkan waktu kurang lebih lima menit. Lalu merasa lega karena beban telah terlepas.
Ya jadinya kita masih sering nakal, sholatnya terus maksiatnya jalan, es-te-em-je. Belum bisa tanha anil fakhsya' wal munkar. Kan semestinya sholat itu efek positifnya, mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar.
Alhasil, kita mesti masih perlu banyak introspeksi diri, terutama shalat kita, tiang penyangga terpenting bagi keyakinan kita.
Sebab, kata Guruku, jika ingin hidupmu beres, maka beresi dulu sholatmu,maka pasti akan stabil kehidupanmu ^^
Catatan sahabat Awy Ameer Qolawun
Sumber : Renungan N Kisah Inspiratif
HAHAHA,
BalasHapuskok kayak dira ya? :D