Jumat, 12 September 2014

[Recap Singkat] Full House Versi Thailand Ep 11-12

EPISODE 11
Aku Cuma membutuhkanmu



Malam semakin larut…. Aom Am terlihat sibuk mempersiapkan semua perlengkapan pengganti perban luka Mike dan hal selanjutnya yang bisa dilakukannya hanyalah mondar mandir sembari menunggu sang suami pulang. Bunyi mobil yang baru saja terparkir di halaman depan membuat Aom Am bergegas berlari ke kamarnya. 
Derap langkah kaki terdengar… Mike muncul dan hanya mendapati ruang keluarga yang kosong dan obat-obatan yang telah tersedia di atas meja. Usai mengganti perban dan meminum obat, Mike hanya terduduk diam. Terasa sangat sepi, tak seperti semalam dimana ada Aom Am yang menemaninya dan mengajaknya berbicara hingga dirinya jatuh terlelap. Entah kenapa rasa bersalah karena tadi sudah memarahi Aom Am tiba-tiba terselip di batin Mike…

Keesokan harinya
Mike berjalan ke ruang makan dengan langkah terseok-seok… tidak ada tanda-tanda kehidupan disana, yang ada hanyalah sarapan pagi dan obat yang telah disiapkan Aom Am untuknya serta selembar kertas berisi pesan : "Aku keluar belajar dan menulis naskah. Jangan lupa minum obat."
Aom Am sendiri yang saat ini berada di sebuah café sama sekali tidak bia fokus menulis…. Pikirannya kacau begitupun dengan suasana hatinya, terlebih ketika melihat berita di tv mengenai kemunculan seorang artis pendatang baru yang sedang menjadi sorotan.

Malam hari
Mike kembali berlatih dan tak jauh darinya, Aom Am sedang fokus menulis naskah novelnya. Sesekali Aom Am mencuri pandang ke arah Mike, rasa khawatir tergambar jelas di wajah gadis tersebut apalagi melihat Mike yang terus berusaha berlatih dengan kondisi kaki yang terluka parah.
Tiba-tiba, suara teriakan terdengar di seluruh ruangan. Mike terjatuh dan meringis kesakitan. Aom Am berlari secepat kilat menghampiri Mike.
“Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu kesakitan sekali? Tenang saja dan diam disini, aku akan ambilkan semprot Etil Klorida” ucap Aom Am panik namun sebuah tangan dengan cepat menahannya. Mike seolah tak ingin membiarkan Aom Am pergi, walau cuma sedetikpun dari sisinya. Mike tak membutuhkan Etil klorida atau obat apapun, yang dibutuhkannya adalah Aom Am seorang.
Aom Am terlihat cekatan mengganti perban di kaki Mike, menyemprotkan Etil Klorida dan sesekali mengolesi salep penghilang rasa sakit… di sampingnya Mike tertidur dengan lelapnya layaknya seorang anak kecil yang kelelahan akibat terlalu asyik bermain. Sekali lagi, hanya ini yang bisa dilakukan Aom Am sebagai seorang istri. Berselang beberapa menit kemudian, Aom Am pun jatuh tertidur di dekat Mike.
Pagi menjelang
Mike terbangun dari tidurnya. Mike mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan dan mendapati Aom Am, istrinya tertidur di dekatnya. Aom Am sesekali mengigau “Su Su (semangat) dan hal tersebut membuat Mike menjadi semakin merasa bersalah. Mike membelai lembut tangan Aom Am dan memakaikan selimut ke seluruh tubuh Aom Am. Ditatapnya wajah istrinya dengan lekat, diusapnya rambut Aom Am dengan pelan… entah kenapa Mike merasa semangatnya kembali berkobar. Mike memutuskan kembali berlatih, Mike tak ingin menyia-nyiakan kerja keras Aom Am yang sudah merawatnya semalaman.
“Hei Khun (Hei kamu), pelan-pelan” panggil Aom Am yang baru saja terbangun
“Aku tahu, aku tidak apa-apa, jangan khawatir. Masakkan saja aku sesuatu yang enak, aku lapar” jawab Mike tersenyum.
Mike kembali berlatih … meskipun dirinya selalu terjatuh, Mike berusaha bangkit dan melawan rasa sakit yang terus saja datang menyerang. Aom Am sendiri dengan sigap mengganti perban di kaki Mike dan mengompres kakinya. Aom Am terus melakukannya meskipun harus menomor duakan kegiatan utamanya membuat novel dan tentu saja berjuang melawan rasa kantuk yang datang mendera.
Tiba saatnya hari pertunjukan
Pagi harinya, Mike meminta Aom Am untuk menemaninya nanti malam. Permintaan Mike terdengar tulus dan penuh permohonan… Aom Am hanya terdiam dan dibalik kediamannya tersebut, Mike sudah bisa menangkap jawaban Aom Am.

Aom Am melepaskan perban yang membebat kaki Mike. Salah satu asisten Mike terlihat ingin membantu namun Mike dengan isyarat tangan melarangnya… Mike seolah menegaskan hanya Aom Am seorang yang boleh melakukannya. Sebelum tampil, Aom Am memberikan semangat kepada Mike dan meyakinkan jika Mike bisa melakukannya dengan baik.
Selama pertunjukkan raut-raut wajah khawatir tergambar jelas di wajah Benz, Tok dan tentu saja Aom Am. Wajah Aom Am terlihat sangat tegang terlebih performance Mike menitikberatkan pada gerakan kaki. Beruntung, Mike bisa menyelesaikan semuanya dengan baik. Tepuk tangan dan teriakan terdengar bergemuruh di seluruh gedung pertunjukan.
“Itu pertunjukkan yang hebat! Aku dengar kamu punya masalah dengan kakimu tapi tampaknya tidak mempengaruhi penampilanmu” ucap MC mewawancarai Mike
“Mungkin aku punya dukungan yang baik dari fanclubku” jawab Mike senang
“Itu benar-benar hebat, sungguh… Karena kita semua tahu tentang kakimu. Dengan sakit itu, bagaimana kamu melakukan itu Mike?” tanya MC lagi
“Ini sebenarnya mengejutkanku juga, dengan kaki yang sakit ini aku ternyata bisa melakukannya. Dan mengenai itu…. aku ingin mengucapkan terima kasih kepada seseorang. Dia yang selalu berdiri disampingku, menjagaku dan dia mungkin tidak tahu bahwa dengan dukungannya.. betapa pentingnya itu bagiku. Terima kasih. Aom Am” jawab Mike sambil menatap Aom Am dari kejauhan. Aom Am hanya terdiam dan merasa malu mendengar pengakuan mengejutkan Mike yang tiba-tiba. Teriakan kembali bergemuruh di seluruh gedung, para fans menemukan sebuah fakta jika sosok idola mereka tak hanya hebat di atas panggung tetapi juga sosok yang sangat romantis.
Di kamar masing-masing
Mike sama sekali tidak bisa memejamkan mata begitupun dengan Aom Am. Kejadian tadi membuat hati mereka berbunga-bunga. Aom Am bahkan terus saja mengurai senyum dengan wajah yang saat ini sedang dipenuhi tumpukan mentimun dan tomat.
Keesokan harinya
Mike kembali menunjukkan sikap manjanya pada Aom Am. Mike meminta dipapah Aom Am ke kamar mandi hanya untuk sekedar menyikat gigi. Tak hanya sikap manja, sikap usil Mike membuat Aom Am menjadi kesal karena Mike mengerjainya dengan sengaja membuat kaca wastafel menjadi kotor. Aom Am tanpa sadar menginjak kaki Mike dan akhirnya membuat rahasia Mike ketahuan. Mike ternyata sudah sembuh total. Ckckckck, Mike… Mike.
Matahari baru saja menunjukkan dirinya namun Mike sudah bersiap-siap untuk pergi. Mike bahkan lebih banyak diam dan hanya mengucapkan “aku pergi” pada Aom Am tanpa sempat menyentuh sarapan yang disiapkan Aom Am untuknya. Aom Am tentu saja merasa aneh, ada apa dengan Mike?
Mike menemui Mintra dan bersama-sama mereka ke sebuah kuil (semoga tidak salah) untuk berdoa.
Di sebuah taman
“Mike, sudah berapa lama kamu tidak bicara pada ayahmu? Dia pasti sedih juga.” Ucap Min membuka pembicaraan
“Tidak, Min…Dia tidak merasakan apa-apa. Mind memiliki ayah yang menjaga dia melewati berbagai macam prosedur. Apakah dia tidak tahu betapa menderitanya dia? Dia bosan dan kesepian, tapi dia tidak pernah membiarkan Mind keluar dari kamarnya. Setiap hari aku harus pulang ke rumah lebih cepat untuk menghiburnya. Min, apakah kamu tahu? Ketika aku melihat senyum adikku yang tak berdosa… berapa banyak itu membuatku sedih dan terluka?” jawab Mike dengan raut wajah sedih
“Mike, ayahmu memiliki caranya sendiri. Sama seperti kamu yang memiliki caramu sendiri. Ini sudah lama terjadi. Jangan marah dan maafkan dia” ucap Min berusaha menghibur Mike, sahabatnya. Mike hanya terdiam dan memilih merebahkan kepalanya di pundak Min.

Sementara itu
Sebuah mobil putih kembali parkir di halaman Full House. Aom Am lagi-lagi dijemput, tapi kali ini Ibu mertuanya tidak ikut, hanya sang supir yang ditugaskan khusus untuk menjemput Aom Am. Tidak ada yang bisa dilakukan Aom Am selain ikut, Aom Am bahkan mencoba menghubungi Hp Mike namun Mike tidak menjawabnya. 
Tatapan sinis didapatkan Aom Am dari Nenek Mike namun Ibu mertuanya memberi kode jika Aom Am harus terus mencoba mengambil hati sang Nenek. Aom Am berusaha mengajak Nenek Mike berbicara dimulai dari memuji penampilannya yang terlihat cantik hari ini sampai menari tarian aneh dan berhasil membuat Nenek Mike justru pingsan saking shocknya melihat tingkah dan kelakuan dari istri cucunya tersebut… apa salah cucunya sehingga mendapatkan istri seaneh ini?
Hati Nenek perlahan demi perlahan mulai berubah… terutama saat Aom Am dengan senang hati mengikuti ajakannya untuk memasak sup labu putih kesukaan Mike. Aom Am sempat mengucapkan jika ada baiknya sup labu putih ditambahkan ceker ayam namun Nenek mengatakan keluarga mereka tidak memakannya…. Ingatan Aom Am tiba-tiba tertuju pada Mike yang seingatnya sangat lahap saat menyantap ceker ayam.
Senyuman merekah di wajah Aom Am saat melihat sup labu putih buatannya telah selesai. Aom Am mencoba menghubungi Mike namun lagi-lagi Mike tidak mengangkatnya. Aom Am memilih memotret hasil masakannya dan mengirimkannya kepada Mike dengan harapan Mike akan melihat dan buru-buru datang ke rumahnya… sayang harapan Aom Am tinggallah harapan karena Min menghapus gambar kiriman Aom Am saat Mike tertidur.



EPISODE 12
Sikap Menyebalkan suamiku!!!



Ibu Mike mengajak menantunya melihat kamar masa kecil Mike… sebuah foto masa kanak-kanak Mike bersama alm adiknya ditunjukkan Ibu Mike pada Aom Am
“Apakah ini Mike ketika dia kecil?” tanya Aom Am penasaran
“Ya, itu dia. Dia kelihatan begitu dominan sejak dia kecil bukan?” jawab Ibu Mike tersenyum
“Pasti, Ibu” jawab Aom Am
“Mind punya penyakit Leukimia. Dia meninggal dunia saat berumur 10 tahun” ucap Ibu Mike
“Maafkan aku, aku tidak seharusnya mengungkit itu” ucap Aom Am merasa bersalah
“Sebenarnya, Mike sangat dekat dengan adiknya. Dia berada disampingnya dirumah sakit... sampai nafas terakhirnya. Sebenarnya hari ini adalah hari peringatan kematiannya. Nenek pasti sedih, jadi dia mengirim seseorang untuk menjemputmu. Biasanya... rumah kami sangat sepi. Ayah bekerja di rumah sakit sepanjang hari dan malam. Dia tidak pulang ke rumah. Dia mungkin tidak ingin siapapun bicara tentang masalah ini” jelas Ibu Mike menjelaskan. Aom Am akhirnya mengetahui alasan kediaman Mike hari ini dan juga alasannya keluar pagi-pagi sekali.
Suara Nenek yang terdengar samar-samar membuat Ibu Mike tersenyum. Nenek terdengar menyebut nama Mike dan itu artinya Mike berada disini. Ibu Mike mengajak Aom Am segera turun ke lantai dasar menemui Mike. Sayang, sebuah pemandangan yang kurang menyenangkan tanpa sengaja dilihat Aom Am. Mike datang bersama Min… sepertinya Min sangat akrab dengan Nenek dan Ibu Mike. 
“Hei, bagaimana kamu bisa sampai disini?” tanya Mike saat semua orang beranjak pergi dan meninggalkannya berdua bersama Aom Am
“Nenek menyuruh seseorang menjemputku. Aku menelepon untuk memberitahumu, tapi kamu tidak menjawab telepon” jawab Aom Am kesal dan segera berlalu pergi.

Di meja makan
Aom Am memilih diam dan berusaha fokus pada piring di hadapannya. Aom Am memilih mendengarkan cerita Min tentang bagaimana dirinya dan Mike bisa bersama seharian…. Mike menjemputnya untuk ditemani berdoa di hari peringatan kematian Mind. Ekspresi wajah Ibu Mike yang duduk persis disamping Aom Am sedikit berubah… Aom Am tentu saja tidak menyadarinya. Ibu Mike memang sudah mengenal Min dari kecil tapi sekarang Mike sudah beristri, seharusnya Mike mengajak Aom Am istrinya dan bukannya mengajak Min, sahabat masa kecilnya. Sebagai seorang suami harusnya Mike bisa lebih peka dan bisa lebih memahami hati istrinya, Aom Am.
Tak hanya semua ucapan Min, tingkah Min yang mengambilkan makanan untuk Mike layaknya seorang istri, membuat Ibu Mike menjadi semakin merasa bersalah pada Aom Am menantunya. Min kemudian memuji masakan di atas meja yang terasa sangat lezat… Ibu Mike dengan cepat berusaha menetralisir suasana dengan mengatakan semua makanan yang berada di atas meja adalah masakan Aom Am dan bukan masakan dirinya ataupun Nenek Mike. Hp Min tiba-tiba berbunyi…. Seseorang dari butik meneleponnya dan mengabarkan jika ada sedikit masalah. Min meminta izin untuk pulang terlebih dahulu. Mike dengan sigap mengatakan jika dirinya yang akan mengantar Min dan justru membiarkan Aom Am pulang diantar supir. Aisssshhhhhh, menyebalkan. 

Sekembalinya di rumah
Mike memandangi Aom Am yang sudah sibuk dengan makanan di hadapannya. Mike kemudian bertanya dengan ekpresi keheranan “apa kamu masih lapar?- dan dijawab santai oleh Aom Am, jika yang disantapnya saat ini adalah ceker ayam… ceker ayam? Tadi dirinya tak sempat memakannya saat berada di rumah orang tuanya.
“Apa yang kamu lakukan untuk membuat Nenek membiarkanmu memasaknya?” tanya Mike dan sudah sibuk dengan ceker ayam yang direbutnya dari Aom Am
“Aku membantu Nenek” jawab Aom
“Enak sekali. Jika kamu terus berlatih seperti ini... Aku akan makan ini lebih sering” jawab Mike senang
“ Mike. Aku... Aku minta maaf sekali... tentang adikmu. Maafkan aku juga kalau aku tidak tahu hari ini adalah hari yang penting” ucap Aom Am dan berhasil membuat Mike melupakan sesaat tentang ceker ayamnya
“Tidak apa-apa. Kamu tidak perlu tahu tentang semua urusan. Kamu hanya perlu tahu tentang urusan yang melibatkanmu dan ibuku. Itu sudah cukup. Karena masalah itu adalah lebih penting” ucap Mike
“Tentang apa?” tanya Aom Am penasaran
“Ya... tentang ceker ayam ini” jawab Mike tertawa dan berhasil membuat Aom Am juga ikut tertawa. Entah kenapa Aom Am merasa lebih nyaman jika berdua saja dengan Mike tanpa ada Min diantara mereka. Mike menjadi dirinya sendiri tanpa perlu berubah menjadi orang lain seperti yang diinginkan Min. 
Mike berlarian menuju lantai 2. Hpnya berbunyi dan yang menelepon adalah Ibunya yang sekedar mengingatkan agar Mike memakai cincin pernikahannya… hal yang sama sudah dilakukan oleh Nenek pada Aom Am yang juga melakukan hal yang sama, lupa memakai cincin nikah. Ibu Mike menambahkan jika Mike saat ini sudah menikah dan tak baik jika terlihat berjalan bersama dengan wanita lain meskipun wanita tersebut adalah sahabatnya… 
Keesokan harinya
Aom Am lagi-lagi harus bertemu dengan Nenek Mike. Jika kemarin, Aom Am belajar cara membuat sup labu putih, kali ini Aom Am harus belajar cara mengukir buah. Rasa ngantuk dan bosan dirasakan Aom Am namun Nenek Mike tak juga menghentikan proses belajar mengajar hari ini dan terus saja melanjutkannya. Ibu Mike tak bisa berbuat banyak dalam membantu Aom Am selain membiarkan Ibu mertuanya melakukan semua hal yang diinginkannya 
Proses pembelajaran Aom Am tak hanya berlangsung 1 atau 2 hari. Hari berikutnya, Aom Am kembali dijemput. Aom Am mencoba segala cara untuk menolaknya termasuk meminta bantuan Mike namun yang terjadi Mike justru membiarkan istrinya dibawa oleh supir keluarga. Aom Am tak kehabisan akal, saat dijemput keesokan harinya Aom Am membuat alasan jika dirinya sedang sakit dan hal yang terjadi keesokan harinya, Nenek meminta supirnya membawakan obat untuk Aom Am. #tepokjidat
Mike menemui Bosnya, P. P memberitahunya jika saat ini Mike memiliki sebuah julukan yang disematkan fans kepadanya “Pangeran Romantis”. Mike merasa heran mendengarnya. P menjelaskan jika tindakan Mike diatas panggung membuatnya mendapatkan julukan tersebut dan momen langka seperti ini sangat bagus dan sangat sangat sayang bila dilewatkan. Ada baiknya jika Mike mengeluarkan sebuah lagu bertemakan cinta… selama ini Mike tak pernah melakukannya dan bahkan tak mau. Mike terdiam sesaat dan kemudian mengiyakannya. P merasa tak percaya dengan apa yang didengarnya. Jika dirinya tahu akan semudah ini membuat Mike setuju, sudah sejak dulu P akan mencarikan istri untuk Mike. Si Pangeran Romantis kita justru tersenyum malu mendengarnya… benar, saat ini dirinya telah menikah dan telah mempunyai istri. 

Aom Am uring-uringan dan kesal karena Oum beserta Pao datang ke rumahnya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan membuat kekacauan. Mereka dengan seenaknya makan makanan yang tersimpan di kulkas dan seolah menganggap Full House adalah rumah mereka.
“Am, duduk dulu. Aku ada sesuatu untuk dibicarakan denganmu” ucap Pao membuka pembicaraan “…. Ada kemungkinan. Dokter harus memasukkan selang ke dalam dan mengetesnya lebih detil. Tapi saat ini, itu kemungkinan 50/50, Am. Dan...aku ingin meminjam sedikit uang padamu” tambah Pao
“Berani benar kamu Pao! Mengambil rumah orang lain dan menjualnya. Sekarang aku harus menjadi pembantu rumah tangga mereka dan kamu masih meminta uang lebih banyak? Pernahkah kamu berpikir bagaimana aku melakukannya” ucap Aom Am kesal dan melempari sebuah barang ke arah Pao
“Oh, Am. Apapun itu, itu tentang rumah lagi” keluh Oum
“Tentu saja Oum. Rumah adalah segalanya bagiku. Aku tidak punya tempat untuk makan atau tidur. Apa kamu tahu itu? Kamu menjual rumah, berapa banyak yang kamu dapatkan? Tidakkah seharusnya kamu memberiku sedikit sebelum kamu datang meminjam uang?” keluh Aom Am balik
“Aku menginvestasikan semuanya dalam bursa saham, aku tidak punya cukup sekarang. Dia harus di tes, jadi jika ada sesuatu yang salah, dia bisa ditangani tepat waktu, Om-Am.” Jelas Pao
“Aku punya 8.000 baht. Itu saja yang aku punya” ucap Aom Am mulai tenang
“Tapi...tapi aku memerlukan 50.000 baht, Om-Am” ucap Pao dan berhasil membuat Aom Am terkejut bukan main
“Ya...seperti ini. Mereka harus memasukkan selang ke dalam dan mengambil sesuatu untuk dites. Itulah sebabnya mahal, Am” tambah Oum
“Tapi dari mana kita akan menemukan 50.000 baht?” tanya Aom Am lagi
“Tidak bisakah kamu pinjam itu dari Mike?” saran Pao
“Benar, Am. Kamu bekerja untuk dia, bukan? Tidak bisakah kamu minta bayaran di muka?” tambah Oum lagi
Tidak! Aku tidak punya itu. Pergi cari di tempat lain, akutidak punya itu” tolak Aom Am
“Oh, Am! Sejak kamu menjadi selebriti, kamu tidak berpihak pada keluarga sama sekali” ucap Oum kesal
“Selebriti? Bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk membayar hutang, kamu anggap aku selebriti? Oum, sebenarnya siapa yang tidak berpihak pada keluarga? “ balas Aom Am tak kalah kesalnya
“Jangan berdebat lagi. Jika kamu tidak punya, maka kamu tidak punya. Tidak pinjam, makan kami tidak akan pinjam, Oum” ucap Pao berusaha menghentikan perdebatan antara istrinya dan Aom Am, sahabatnya
“Jika ini tidak benar-benar butuh, aku tidak akan melakukan sesuatu seperti ini. Aku bersumpah, Ayo pergi” ucap Oum kesal dan segera pergi. Aom Am menjadi merasa bersalah… walaupun ke dua sahabatnya telah berbuat kesalahan yang sangat besar terhadapnya tetapi mereka berdua adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki Aom Am. Apa yang harus dilakukannya untuk membantu Oum dan juga Pao?
Mike menemani Min ke sebuah tempat Spa. Kegiatan mereka tanpa sengaja tertangkap kamera paparazzi. Omg
Saat pulang, Mike mendapati Aom Am tertidur di meja. Mike merasa tak tega membangunkan Aom Am, untuk sekedar menyuruhnya pindah ke kamar. Mike akhirnya mengambil selimut dan memaikannya ke tubuh Aom Am. Tak hanya itu, Mike bahkan melepas kacamata yang masih melekat di mata Aom Am…. Cie,cie, si pangeran romantis kita.
Keesokan harinya
Mike baru saja terbangun… dilangkahkannya kakinya menuju lantai dasar untuk bergegas menyantap sarapan yang disediakan Aom Am untuknya. Sayang, Aom Am terlihat sudah sangat sibuk dengan dunianya, sepertinya akan pergi.
“Khun! Khun! Khun! Kemana kamu pergi?” tanya Mike penasaran
“Ini hari liburku” jawab Aom Am singkat
“Ini juga hari liburku. Siapa yang akan masak untukku kalau begitu?” tanya Mike lagi terkejut
“Aku tidak tahu, aku pergi sekarang. Aku akan telat!” ucap Aom Am dan berlarian menuju pintu
“Tapi... Hei!” panggil Mike namun Aom Am sudah tak terlihat. Mike tentu saja kesal… dan tanpa sengaja menendang kursi hingga membuatnya merintih kesakitan.
Aom Am sedang bersama Guy. Hari ini adalah hari dimana dirinya berlatih menulis khusus di bawah bimbingan guru Guy. Sayang, Mike terus saja meneleponnya dan membuat konsentrasi Aom Am terganggu. Guy yang menyadarinya mengajak Aom Am untuk beristirahat sejenak apalagi sudah waktunya jam makan siang. Aom Am tersenyum dan mengangguk… ini adalah saat yang tepat untuk mentraktir Guy karena telah membantunya selama ini.
Tawa serta canda terlihat di wajah Aom Am dan Guy. Aom Am mengajak Guy mengunjungi pasar tradisional, berfoto bersama dan terakhir makan di sebuah warung perahu. Mereka berdua tak menyadari jika seorang paparazzi tengah mengabadikan moment kebersamaan mereka.
Mike menunjukkan wajah kesal ketika Aom Am pulang…
“Ini dia, aku membeli sedikit snack untukmu” ucap Aom Am dan menyodorkan kantong plastik berisi makanan pada Mike
“Dari mana saja kamu?” tanya Mike ketus
“Kenapa aku harus memberitahumu? Kemana pun kamu pergi kamu tidak memberitahuku” jawab Aom Am dan berlalu menuju meja makan “Apa kamu sudah makan? belum? Aku akan memasak untukmu. Makan kue itu selagi menunggu kalau begitu” tambah Aom Am namun yang didapatinya, Mike justru dengan sengaja membuang makanan yang sudah dibeli untuknya.
“Aku tidak mau makan itu, aku akan keluar makan” ucap Mike angkuh
“Kamu ingin makan keluar, pergi saja. Kenapa kamu harus membuang barang? Kebiasaan buruk” keluh Aom Am
“Ya, aku punya kebiasaan buruk. Apa kamu punya masalah? Karena aku tidak suka barang yang kamu belikan. Kenapa?” tanya Mike balik
“Terserah kamu. Katakan padaku ketika kamu lapar” jawab Aom Am dan memilih fokus pada makanan yang dibelinya tadi. 
Mike tentu saja semakin kesal mendengar ucapan Aom Am dan sikap acuhnya. Mike kemudian menelpon Min dan mengajaknya makan malam bersama. Mike seperti sengaja melakukanya untuk membuat Aom Am cemburu, sayang Aom Am memilih masa bodoh dan tak mau ambil pusing dengan tingkah kekanakan Mike, suaminya. Tiba-tiba… Mike mengambil kantong plastik yang dibuangnya dan membuangnya ke lantai tepat di dekat Aom Am. Emosi Aom Am yang sempat mereda kembali memuncak.
“Mike! Pungut itu sekarang! Aku sudah memberitahumu kalau aku tidak akan memungut barang yang kamu buang dengan seenaknya” teriak Aom Am
“Bukankah kamu bilang kalau aku punya kebiasaan jelek. Apakah itu mengganggumu?” jawab Mike dan bergegas ke kamarnya, di lantai 2.
Mike berada di sebuah restoran… wajahnya masih kusut begitupun dengan moodnya yang belum jua membaik. Seseorang menegurnya, dia adalah Guy yang kebetulan berada di tempat yang sama. Guy bercerita jika seharian ini dirinya bersama dengan Aom Am. Berlatih menulis dan kemudian makan makanan yang enak dan harganya sangat murah. Mike tentu saja terkejut namun dirinya memilih untuk diam… Rupanya seharian ini, istrinya bersama dengan Guy. Seseorang kembali menyapa Mike, dia adalah Min yang baru saja datang. 3 orang sahabat berkumpul di tempat yang sama namun dengan suasana yang kurang bersahabat. Guy akhirnya memilih pamit terlebih dahulu dan sesaat sebelum pergi, Guy berucap “Aku harus bertemu istrimu satu hari penuh setiap minggunya untuk beberapa waktu ke depannya. Aku memberitahumu sebelumnya agar kamu tidak menjadi cemburu nanti. Oke?”

Mike pulang ke rumah saat malam sudah larut. Dilihatnya Aom Am masih sibuk dengan dunianya, menulis. Mike memilih duduk di depan tv dan menyetel tv dengan volume yang sangat besar. Aom Am tentu saja merasa terganggu dan meminta Mike untuk mengecilkannya namun Mike menolaknya mentah-mentah.
“Kenapa kamu harus menyetelnya sekeras itu? Apa kamu tidak lihat aku sedang bekerja disini?” ucap Aom Am memprotes
“Apa yang kamu lakukan? Menulis naskah aneh? Kamu nampaknya fokus sekali. Apa kamu tahu siapa yang aku temui hari ini? Aku bertemu Guy hari ini. Apa kamu tahu apa yang dia katakan padaku? Ah...dia pasti memberimu harapan. Kamu sduah ditipu. Apakah kamu tidak sadar? Dan dia juga bilang... Itu akan memakan waktu sekitar setahun sebelum otak tumpul seperti kamu bisa menghasilkan naskah bagus” ucap Mike berbohong
“Aku tahu. Dia tidak pernah memujiku tapi dia tidak pernah mengatakan aku mempunyai otak tumpul, tentunya. Aku sangat yakin kata-kata itu darimu yang mencoba untuk mengejekku. Meskipun aku dekat denganmu lebih daripada dia tapi aku yakin dia tidak akan mengatakan kata-kata jelek itu” ucap Aom Am seolah bisa membaca kebohongan Mike.
Mike terdiam, tak tahu harus berkata apa… “Sepertinya hanya ada kamu yang tidak pernah mengatakan yang sebenarnya” tambah Aom Am lagi
“Teruskan! Lakukan itu! Kamu berbakat sekarang. Aku tidak sabar untuk melihatnya, Nona penulis naskah besar. Ingat baik-baik kalau kamu tidak punya hari libur lagi. Jika kamu tetap bersikeras untuk keluar lagi, aku akan memotong gajimu! Kamu akan benar-benar berhutang padaku...tunggu dan lihat!” ancam Mike
“Kamu ingin menjadi orang yang tak memiliki hati atau apapun, itu terserah kamu. Jangan membuat impian orang lain sebagai bahan lelucon. Aku akan buktikan kalau aku bisa menulis naskah. Tunggu dan lihat saja” ucap Aom Am marah dan memilih ke kamarnya
Keesokan harinya
Aom Am sudah sibuk dengan rutinitasnya membersihkan rumah. Keberadaan Mike sama sekali tak dihiraukannya… Aom Am bahkan dengan sengaja membersihkan bantal sofa di depan Mike hingga membuat debu-debu beterbangan di depan Mike, suaminya yang sok serta angkuh.
“Mulai sekarang aku tidak mengijinkanmu untuk bekerja sampai larut malam. Listrik mahal dan itu membuang-buang uang. Jika kamu masih ingin melakukannya, maka kamu harus membayar tagihan listrik” ucap Mike mengancam
“Ketika kamu merusak barang dan tidak membersihkannya, aku akan menagihmu lebih karena tingkat gajiku itu untuk orang biasa. Itu tidak termasuk orang gila yang suka merusak properti” ancam Aom Am balik. Mike tentu saja tak terima dengan ancaman Aom Am. Mike menatap Aom Am sinis begitupun sebaliknya. Kegiatan mereka berdua terhenti ketika bel pintu berbunyi. Mike meminta Aom Am untuk segera membukanya dan alangkah terkejutnya Mike ketika mengetahui siapa yang datang… Nenek dan Ibunya muncul di Full House tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. 
Tujuan kedatangan Nenek adalah untuk menjenguk Aom Am yang sedang sakit dan tentu saja mengajarnya memasak. Aom Am ikut terkejut namun ada hal positif yang bisa dipetiknya. Aom Am bisa memanfaatkan Mike untuk melanjutkan pekerjaan rumah yang bisa diselesaikannya. Jarang-jarang kan, Aom Am bisa melakukannya dan tentu saja mau tak mau Mike harus melakukannya terlebih Ibu dan Neneknya berada disini “Oh sayang, bisakah kamu tolong lakukan sisa pekerjaan rumah? Cuci 2 ember pakaian dan ingat harus dicuci tangan. Oh! Potong rumput di halaman depan juga. Dan tolong bawakanku semua bahan-bahan makanan ini...sayangku”.
Aom Am tertawa evil melihat Mike menderita… jika dulu Mike yang dengan seenaknya memerintahnya, kali ini adalah gilirannya. Cihuiiii….. 
Usai memasak makanan, Aom Am dan Mike duduk di hadapan Nenek. Nenek tiba-tiba mengucapkan sesuatu hal yang berhasil membuat pasangan suami istri tersebut terkejut dan keringat dingin. Nenek meminta agar Aom Am dan Mike buru-buru memberikannya cicit. Tak hanya itu, Nenek bahkan telah menyiapkan obat untuk Aom Am dan Mike. Omg, #sekalilagitepokjidat


=BERSAMBUNG=

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...