Jumat, 05 September 2014

[Recap Singkat] Full House Versi Thailand Ep 9-10

=EPISODE 9=
Aku akan mengajarimu sampai kau bisa



Mike memandangi Aom Am lekat begitupun sebaliknya… hingga akhirnya mereka memilih memejamkan mata mencoba menyelam ke dalam mimpi masing-masing. Mike memberanikan diri mendekatkan wajahnya ke arah Aom Am namun sebuah tumbukan keras berhasil didaratkan Aom Am di dahi Mike “jangan berani kamu menyentuhku” teriak Aom Am.
Keesokan harinya
Mike dan Aom Am masih bermusuhan setelah perebutan tempat tidur semalam. Bahkan ketika mereka berdua berada di sebuah taman yang menghadap laut, mereka berdua masih belum saling berbicara. Mike memilih membuka pembicaraan dengan mengajak Aom Am untuk menaiki sepeda karena sedaritadi pandangan Aom Am terus tertuju pada Ayah dan anak yang sedang asyik bermain sepeda, sayang Aom Am menolaknya dengan alasan tak tahu cara menaikinya. Mendengarnya, Mike tentu saja tertawa terbahak-bahak dan mengejek Aom Am tak henti-hentinya… 

Aom Am berdiri di bibir sebuah jembatan… sebuah suara memanggilnya untuk berbalik tetapi Aom Am memilih mengabaikannya. Aom Am tahu siapa pemilik suara tersebut.
“Aom Am…” panggil Mike namun Aom Am tak mengindahkannya “pendek” panggil Mike sekali lagi dan barulah Aom Am berbalik. Ekspresi terkejut ditunjukkan Aom Am… Mike datang membawa sepeda dan mengatakan akan mengajarinya. Aom Am menolaknya namun Mike terus memaksanya. 
Latihan untuk pertama kalinya tak berlangsung sukses. Aom Am justru mendapatkan luka di lututnya dan Mike sendiri terlihat sangat khawatir menyaksikan gadis yang sering dijulukinya pendek tersebut meringis kesakitan. Mike berusaha membalut luka Aom Am seadanya, dengan syal yang digunakannya… pandangan mereka lagi-lagi bertemu untuk sepersekian detik… Mike tak mengerti dengan apa yang dirasakannya pada Aom Am begitupun dengan Aom Am sendiri.
Daripada kembali berlatih, Mike justru memilih membonceng Aom Am menggunakan sepeda. Mereka kembali berjalan dan menikmati es krim dan juga permen gulali. Saling berebut dan juga saling berkejaran…
Mike dan Aom Am tanpa sadar melupakan perdebatan mereka semalam dan memilih berdamai. Mike bahkan tak bisa melepaskan pandangannya sedetikpun dari Aom Am dan terus memandanginya dengan lekat.
Waktunya kembali ke Korea
Di perjalanan pulang tepatnya di dalam pesawat… Mike dan Aom Am memilih tidur. Aom Am menyandarkan kepalanya di bahu Mike dan Mike terlihat membiarkannya. Salah satu pramugari yang menjadi saksi pertemuan mereka yang diwarnai dengan perdebatan terlihat tersenyum menyaksikan kebersamaan Mike dan Aom Am… “cinta yang bersemi di dalam pesawat”.

Setibanya di rumah
Mike menyuruh Aom Am untuk mencuci baju yang dipakai mereka selama di Korea. Tak hanya itu, Mike juga meminta Aom Am untuk memasakkannya makanan sedangkan dirinya memilih untuk tidur siang… ckckckck.
Tiba saatnya makan… Mike terlihat kesal melihat makanan yang disiapkan Aom Am. Telur dadar dan beberapa potong sosis, apa tidak ada makanan lain? Makanan yang jauh lebih segar daripada sekedar telur dan sosis? Aom Am menjelaskan jika mereka baru saja pulang dari Korea dan tidak ada waktu untuk membeli sayur sesuai keinginan Mike… ada baiknya jika Mike memakan makanan yang tersedia di atas meja dan jangan mengeluh. Namun jangan sebut Mike jika mau melakukannya. Mike dengan kejamnya membuang makanan yang dibuat Aom Am seolah tak menghargainya.
“Jangan manja dan berhenti membuang barang” ucap Aom Am kesal karena Mike tak menghargai usaha dan kerja kerasnya
“Kenapa? Apa kamu ibuku?” tanya Mike
“Aku istrimu. Jika kamu mengacau, aku harus membersihkannya. Gaji yang kita setujui tidak termasuk hal-hal bodoh ini. Jika kamu membuat kekacauan seperti ini, bersihkan sendiri” ucap Aom Am dan pergi meninggalkan Mike.
Keesokan harinya
Mike menyodorkan selembar kertas kepada Aom Am berisi rincian makanan yang biasa dimakannya.
“Omelet. Aku tidak akan makan, jika itu terlalu berminyak. Telur goreng renyah dengan telur kuning yang lembut. Semua jenis sayuran harus organik. Makanan harus makanan Thailand seperti kari labu putih tradisional, pangsit goreng renyah. Beberapa sayuran harus diukir” ucap Aom Am membaca dan kemudian memprotes. Semua makanan yang diinginkan Mike terasa tak masuk akal, tak mungkin setiap hari Aom Am harus menyediakannya… sayang protes Aom Am tak berarti begitu mendengar ucapan Mike
“Apa kamu tahu harga rumah ini? Selama dua tahun ini, apa kamu pikir kamu tidak harus melakukan apa-apa?” tanya Mike. Tiba-tiba seorang anjing muncul dan menggonggong seolah memberi tanda pada seseorang jika dirinya datang berkunjung. Aom Am berlari senang dan mengelus bulu anjing yang diketahui bernama Junior. Mike mendekati Aom Am dan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Aom Am, mengelus Junior dan membuat Aom Am merasa heran karena Junior dengan cepatnya bisa akrab dengan Mike. “aku pencinta hewan” ucap Mike.
Esok pagi
Aom Am menyiapkan makanan sesuai keinginan Mike namun sayang, Mike justru hanya menyentuh sedikit dan kemudian bergegas pergi dan meninggalkan rasa kesal di hati Aom Am karena Mike lagi-lagi tak menghargai usahanya. 
Sesampainya di kantor agency
Mike mendapat kabar dari Benz jika selama dirinya pergi, Min sering sekali menghubunginya menanyakan kabar Mike dan meminta Mike untuk datang ke butik menjadi model baju koleksi Min. Mike tak antusias mendengarnya dan meminta Benz untuk menyampaikan pada Min jika dirinya tak ingin menjadi model Min lagi. Benz mengangguk setuju… Benz juga terlihat tidak senang dengan Min.

Sekembalinya di rumah… Hp Mike terus saja berbunyi, Min menghubunginya. Mike tak menolak panggilan Min namun memilih mengabaikannya. Aom Am kemudian memanggilnya untuk makan siang. Mike berjalan dengan malas dan tiba-tiba menjadi antusias saat melihat makanan yang disajikan Aom Am di atas meja. Kari labu putih plus ceker ayam… bagaimana bisa Aom Am mengetahui jika dirinya sangat menyukai ceker ayam? Dan bagaimana bisa rasa ceker ayam ini sangat lezat? Pasti bukan Aom Am yang memasaknya bukan?
“Apa kamu tahu awalnya... aku membeli ini dengan sengaja untuk membuatmu marah. Siapa yang akan menyangka kari ceker ayam adalah makanan kesukaan superstar sepertimu” ucap Aom Am tertawa senang
“Aku akan memberitahumu sesuatu. Ketika aku kecil. Suatu hari...aku pulang ke rumah dan merasa sangat lapar. Aku bertanya pada ibuku, dia memberitahuku untuk pergi ke dapur dan mencari sesuatu untuk dimakan sendiri. Aku pergi ke dapur tapi aku tidak sengaja membuka panci yang salah. Aku membuka panci milik pembantu rumah tangga. Didalamnya penuh dengan berbagai macam jeroan dan yang penting Ini...ceker, ceker, ceker! Itu sangat lezat. Tapi aku tidak berani memberitahu nenek, jadi ibuku selalu menyimpan sedikit untukku makan di malam hari. Setelah itu, aku sering makan itu dan sangat menyukainya” ucap Mike menjelaskan dengan mulut yang tak berhenti mengunyah ceker ayam
“Aku percaya kalau kamu benar-benar menyukainya. Ambil lagi” balas Aom Am dan tertawa senang. Kapan lagi melihat ekspresi aneh Mike seperti ini. 
Keesokan harinya, Aom Am kembali membeli ceker ayam makanan kesukaan Mike dan seperti biasa Mike sangat senang melihatnya dan sangat lahap menyantapnya. 
Aom Am mendatangi penerbit buku yang akan menerbitkan bukunya…. Beberapa hari yang lalu, wanita yang sering dijumpainya tersebut  menelepon dan memintanya untuk datang. Sayang, sang penerbit buku ternyata memiliki tujuan tertentu. Dia ingin agar Aom Am menuliskan kisah cintanya bersama dengan Mike dalam sebuah buku. Buku tersebut nantinya akan diterbitkan dan pastinya akan sukses besar. Aom Am tentu saja menolaknya, Aom Am tak ingin kisah hidupnya di eksplor ke luar dan hal tersebut benar-benar tak membuatnya nyaman. Aom Am kemudian memilih pergi… 
Aom Am menghubungi Guy… entah kenapa Aom Am tiba-tiba teringat dengan sahabat Mike tersebut. Guy pernah menawarkan untuk melihat tulisannya dan mungkin ini waktu yang tepat untuk bertemu dengan Guy. 
Sepulangnya ke rumah
Aom Am terkejut ketika melihat sebuah benda beroda 2 telah berdiri manis di ruang tamu… sebuah sepeda berwarna putih dan terlihat sangat cantik. Dari lantai 2 Mike turun dan mengajak Aom Am untuk mencobanya… Yup, Mike memang sengaja membelikan sepeda tersebut untuk Aom Am agar Aom Am bisa mempelajarinya dan mahir mengendarainya.
Mike mengajari Aom Am dengan sabar dan telaten. Beberapa kali Aom Am terlihat akan jatuh namun Mike dengan cekatan berusaha menahannya hingga berakibat pada terkilirnya kaki kiri Mike. Aom Am terlihat khawatir namun Mike mengatakan semuanya baik-baik saja dan kembali meminta Aom Am untuk berlatih. Setelah beberapa meter, Mike melepas Aom Am dan tak sia-sia… Aom Am akhirnya bisa mengendarai sepeda tanpa bantuan dirinya. Yeeeee….. 
“Ketika kamu jatuh, aku bahkan tidak bisa melihatmu” ucap Mike ketika mereka berdua duduk di salah satu tangga Full House
“Ya, ini pertama kali buatku” jawab Aom Am
“Wanita jatuh, itu benar-benar jelek”
“Fakta bahwa aku bisa naik sepeda, itu sudah cukup bagus” ucap Aom Am membela diri
“Orang lain bisa naik sepeda sejak mereka masih kecil”
“Jika ayahku bisa melhatku, dia akan bangga. Cuacanya begitu bagus” ucap Aom Am lagi
“Ya, tidak ada sinar matahari dan tidak begitu panas. Tidak ada matahari lagi, ini mulai sejuk” ucap Mike
“Apa yang kamu katakan itu tidak masuk akal” balas Aom Am menggoda
Sebuah mobil berwarna merah berhenti di depan Full House. Seorang wanita turun dan berhasil membuat suasana yang awalnya ceria menjadi muram.
“Mike. Aku tidak bisa menghubungimu dan aku tidak tahu kenapa” ucap Min membuka pembicaraan “Aku punya koleksi baru menunggumu selama 3 minggu”
“Min. Kamu tidak akan memiliki aku lagi” balas Mike
“Mike, kamu hanya menikah bukan mati. Kenapa kamu bertingkah seperti kita tidak kenal atau peduli satu sama lain seperti ini?” tanya Min berusaha menuntut penjelasan Mike
“Bukan itu intinya. Tapi hal-hal tertentu kamu tidak akan memiliki aku seperti sebelumnya. Dan untuk koleksi barumu, bisakah kamu mencari orang lain? Aku tidak ingin melakukan itu mulai sekarang” jawab Mike
“Mike, ini aku”
“Karena itu kamu” jawab Mike lagi
“Baiklah, aku pergi sekarang, selamat tinggal” ucap Min sedih… 
Selepas kepergian Min, Mike memilih menyendiri di pinggir danau… sedangkan Aom Am sendiri tetap berada di tempat yang sama bersama Mike sebelum Min datang mengganggu kebersamaan mereka.



=EPISODE 10=
Antara Kau dan Masa Laluku



Mike sedang sibuk berlatih dance untuk performance berikutnya, namun tiba-tiba… saat melakukan gerakan memutar, Mike tanpa sengaja terjatuh dan mengakibatkan salah satu kakinya terkilir. Aom Am yang kebetulan berada tak jauh dari Mike segera menghampirinya. Riak wajah khawatir terlihat jelas di wajah Aom Am namun Mike mengatakan dirinya tidak apa-apa dan baik-baik saja. 
Aom Am memapah Mike ke kursi dan mengambil segelas baskom yang berisi es batu. Dengan telaten, Aom Am mengompres luka Mike. Hanya ini yang bisa dilakukannya sebagai istri Mike… 
Salah satu asisten Mike datang bersama seorang dokter. Akibat kejadian hari ini, selama beberapa hari ke depan kaki Mike harus digips. Dokter pribadi Mike sudah berkali-kali mengingatkan Mike untuk selalu berhati-hati terhadap kakinya terlebih entah untuk berapa kalinya Mike mengalami cedera di bagian yang sama. Aom Am yang mendengarnya menjadi semakin khawatir. Kejadian beberapa hari yang lalu kembali diingat Aom Am… saat dimana Mike mengajarinya naik sepeda dan karena kecerobohannya kaki Mike akhirnya tanpa sengaja terkilir. Aom Am semakin merasa bersalah dan meminta asisten Mike untuk menunda performance Mike kali ini namun asisten Mike mengatakan jika kali ini Mike harus melakukan performance mengingat banyak bintang baru yang akan muncul.
“Mike, maafkan aku. Ini semua karena kamu mengajarkan aku cara naik sepeda” ucap Aom Am penuh penyesalan
“Oh, itu tidak apa-apa. Masih ada 2 minggu lebih sebelum pertunjukkan. Masih ada waktu… Betapapun sakitnya, aku harus menahannya” ucap Mike berusaha terlihat menderita di hadapan Aom Am
“Aku benar-benar minta maaf, aku tidak tahu kamu terluka. Mulai saat ini, aku akan menjagamu dengan baik. Kamu tidak harus khawatir. Aku tidak akan berhenti” ucap Aom Am lagi dan tanpa sadar meletakkan tangannya ke kaki Mike yang sedang sakit
Mike meringis kesakitan “Bagus, bagus. Kalau begitu mulai sekarang, aku akan duduk disini diatas sofa. Baiklah, kamu mungkin akan sedikit lelah” ucap Mike dan tertawa licik begitu Aom Am pergi. Mike sepertinya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Sakit yang dideritanya membuatnya menjadi semena-mena terhadap Aom Am. Buktinya, Mike terus saja berteriak meminta dibawakan jus, buah, pencuci mulut dan bahkan meminta Aom Am untuk membersihkan sarang laba-laba. Tak hanya berhenti sampai disitu, Mike bahkan meminta bantuan Aom Am untuk mengantarnya ke kamar mandi, wkwkwkwk…
Malam harinya
Aom Am berada di salah satu sudut Full House, tepatnya di sebuah taman mini yang dibuatnya bersama dengan sang Ayah. Seseorang muncul dan membuat Aom Am tersenyum… Mike berjalan mendekatinya dengan berjalan tertatih-tatih. Gambar Aom Am sejak kecil sampai dewasa menarik perhatian Mike.
Ayahku menggambarkannya. Ayahku memberitahuku, kita memiliki bermacam-macam situasi dalam hidup kita, sehingga suatu hari kita akan lupa. Karena itu begitu kecil dan tidak berarti sehingga kita pikir itu tidak penting. Apa kamu tahu? Semua hal-hal kecil itu, akan mengingatkan kita siapa kita dulunya” ucap Aom Am menjelaskan dan kembali fokus pada kegiatan yang dilakukannya sebelum Mike datang, menyiram tanaman. Mike hanya terdiam dan sesekali tersenyum mendengar penjelasan Aom Am. Entah kenapa Mike mulai merasa nyaman berada di dekat Aom Am…
Menjelang tidur
Aom Am membawakan selimut serta bantal untuk Mike. Berhubung kamar Mike berada di lantai 2, Mike terpaksa harus tidur di sofa selama menjalani masa pengobatan. Sikap manja Mike kembali kambuh… Mike meminta Aom Am untuk berada di dekatnya sampai dirinya terlelap dan ah… Aom Am juga bisa membawa laptopnya agar bisa melanjutkan menulis novel karangannya. Tapi apa yang terjadi, bukannya menulis, Mike justru mengajak Aom Am bercerita. Alhasil perhatian Aom Am teralih seketika dan memilih bercerita dengan Mike mengenai masa-masa SMA mereka sampai mereka berdua jatuh tertidur. Hehehehe….
Keesokan harinya
Bel di pintu berbunyi. Mike dengan langkah tertatih-tatih bergerak menuju pintu dan sedikit terkejut dengan kemunculan seorang pria berbadan bongsor di hadapannya. Pria tersebut memperkenalkan diri sebagai seorang ahli terapis yang ditugaskan oleh Asisten Mike untuk menjaga Mike sampai Mike benar-benar sembuh. Mike berpikir sejenak dan melirik sesaat ke dalam rumah sebelum akhirnya menutup pintu di belakangnya. Dengan senyum yang terlihat tulus, Mike meminta ahli terapis tersebut untuk pergi karena Mike sudah memiliki seorang perawat yang sangat handal, tak lain dan tak bukan adalah Aom Am istri tercintanya…. Modus nih Mike, ckckckck.

Mike hanya berdiam diri di rumah sambil memperhatikan Aom Am yang sibuk membersihkan rumah… Hp Aom Am yang diletakkan di atas meja tiba-tiba berbunyi. Mike penasaran dengan si penelepon dan buru-buru mengangkatnya disaat perhatian Aom Am sedang teralihkan. Ketika mendengar suara si penelepon, ekpresi muka Mike mendadak berubah. Si penelepon adalah Guy….
Aom Am menghampiri Mike mengajaknya untuk makan dan selanjutnya minum obat. Mood Mike yang sedang tidak stabil membuat Mike dengan entengnya mengabaikan ajakan Aom Am dan bahkan menolaknya. Mike bahkan mengatakan jika dirinya bosan sepanjang hari berada di rumah dan terlebih harus bersama dengan Aom Am… Aom Am tentu saja kesal mendengar ucapan Mike, bukan hanya Mike yang bosan tetapi dirinya pun bosan melihat wajah Mike setiap hari.
Hp Aom Am kembali berbunyi… Aom Am tersenyum melihat nama si penelepon dan buru-buru mengangkatnya. Guy mengajak Aom Am untuk bertemu membicarakan masalah naskahnya yang kemungkinan besar bisa diadaptasi ke naskah film. Aom Am dengan cepat mengiyakan ajakan Guy dan tentunya jauh lebih baik daripada harus bersama dengan Mike yang sudah merasa jenuh melihat wajahnya sepanjang hari….
“ Kemana kamu pergi?” tanya Mike ketika melihat Aom Am telah berpakaian rapi
“Aku pergi keluar” jawab Aom Am ketus dan meletakkan semangkuk bubur dan obat untuk Mike di atas meja
“Siapa yang mengatakan kamu bisa pergi?” tanya Mike tak kalah ketusnya
“Kamu yang memberitahuku untuk pergi karena aku bosan padamu dan kamu tidak ingin tinggal di rumah ini denganku. Itu membosankan sekali melihat wajahku. Aku lebih baik pergi keluar mengerjakan pekerjaanku. Itu saja, makan buburmu” jawab Aom Am dan buru-buru pergi. Mike terlihat kecewa… maksudnya berkata seperti itu tadi, bukan untuk meminta Aom Am keluar dari rumah . Mike hanya jengkel karena Guy menelepon Aom Am yang jelas-jelas adalah istrinya.
Aom Am berlari-lari kecil menuju sebuah kafe. Dari balik kaca yang transparan, Aom Am bisa melihat Guy yang tersenyum padanya dan sepertinya sudah menunggu dirinya sedaritadi. Aom Am meminta maaf atas keterlambatannya dan berjanji akan berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan naskahnya dibawah bimbingan Teacher Guy.
Sementara itu
Di rumah Mike hanya bisa terdiam dan sesekali menghela nafas. Rasanya benar-benar membosankan berada seorang diri di rumah sebesar ini. Baginya jauh lebih menyenangkan melihat Aom Am yang sibuk membersihkan rumah, menulis naskah atau sekedar mendengar celotehannya.

Malam harinya
Bunyi suara pintu membuat Mike segera memperbaiki posisi duduknya. Langkah derap kaki terdengar menuju arahnya. Seorang gadis berambut ikal berjalan ke arahnya dan terkejut setengah mati mendapati suasana rumah yang kacau balau layaknya kapal pecah.
“Orang dengan kaki terluka dan bosan itu seperti ini” ucap Mike dan berusaha tersenyum dengan memamerkan deretan gigi putihnya
“Apa hubungannya itu dengan membuat rumah berantakan?” tanya Aom Am kesal “Hah, aku jadi lelah juga” tambah Aom Am dan mengerucutkan bibirnya pertanda kesal. Aom Am bergerak menuju meja makan, mencoba membereskan hasil pekerjaan Mike. Aom Am berbalik sesaat dan mendapati Mike sudah sibuk dengan earphonenya…. Mike menjengkelkan!!!

Min merasa bosan semenjak Mike memutuskan menikah. Tidak ada lagi sahabat ataupun teman yang bisa menghiburnya. Min benar-benar merasa kehilangan sosok Mike, sahabatnya… Min memutuskan menelepon seseorang dan mengajaknya bertemu untuk membicarakan sesuatu.
Senyum Guy disambut dengan senyuman hangat dari Min. Min langsung ke inti pembicaraan dan tak ingin terlalu lama berbasa-basi
“Guy, bolehkah aku bertanya padamu? Aku ingin tahu kebenaran tentang kita. Mike sudah menikah sekarang dan saat ini sudah tidak ada Mike ditengah-tengah kita sekarang. Bisakah kamu melihatku lebih daripada wanita yang Mike cintai? atau lebih daripada seorang adik sekarang?” tanya Min
“Min, kamu benar-benar egois. Apa kamu tahu kenapa kamu menanyakanku berkali-kali, bukan karena aku tidak terang-terangan atau kamu tidak mengerti tapi kamu menginginkan jawaban yang kamu ingin dengar. Kamu pikir dengan menanyakanku berkali-kali itu akan membantu? Dengar… meskipun jika tidak ada Mike atau kamu adalah satu-satunya wanita di dunia ini, kamu hanya seorang adik bagiku” jelas Guy dengan emosi yang sedikit meluap-luap
“Guy, bisakah kamu menjelaskannya sehingga aku mengerti?” tanya Min semakin tidak mengerti
“Kamu tanyakan dirimu sendiri… Baiklah, jika itu membuatmu merasa lebih baik. Aku tidak mencintaimu, aku tidak pernah dan tidak akan pernah mencintaimu” jawab Guy mulai tenang
“terima kasih… terima kasih karena membuat semuanya mudah. Sebenarnya aku akan pergi ke New York untuk 2-3 tahun. Aku ingin meyakinkan diriku bahwa aku tidak membuat kesalahan tentang kita. Aku tidak ingin memiliki harapan untuk menipu diri sendiri. Terima kasih karena membiarkanku menemuimu. Semoga berhasil Guy” ucap Min sedih dan beranjak pergi meninggalkan Guy yang sepertinya semakin merasa bersalah dengan semua ucapannya tadi. 
Min memutuskan ke sebuah taman tempat favoritnya. Tempat dimana Min menghabiskan sebagian besar masa kecilnya bersama Mike dan juga Guy. Min mencoba menghubungi Mike dan kali ini sepertinya Min beruntung karena Aom Am yang mengangkat Hp Mike dan menyodorkannya pada Mike.
“Halo” ucap Mike terlihat malas menjawab panggilan Min
“Halo. Aku sudah mendengar berita. Apa kakimu terluka?” tanya Min membuka pembicaraan
“Ya, hanya sedikit” jawab Mike singkat
“Aku menelepon Benz. Dia mengatakan kamu harus beristirahat selama beberapa minggu jadi aku takut aku tidak akan bisa mengucapkan selamat tinggal”
“Kemana kamu pergi?” tanya Mike penasaran
“ New York” jawab Min
“Kapan?” tanya Mike terkejut
“Secepat mungkin”
“Apa kamu pergi dalam waktu yang lama?” tanya Mike lagi
“Kamu tahu aku tidak punya siapa-siapa dan kamu tidak punya waktu untuk menjagaku seperti yang kamu janjikan”
“Min, bisakah kamu tidak pergi?”
“Untuk apa?” tanya Min balik
“Dimana kamu sekarang?” tanya Mike lagi
“Tempat yang sama seperti biasa”
“Bisakah kamu tunggu disana? Aku akan datang menemuimu, biarkan aku bicara padamu dulu” pinta Mike.
Aom Am terkejut ketika melihat Mike bersiap-siap untuk pergi.
“Kemana kamu pergi? Berjalan seperti ini membuatmu akan terluka lagi. Apa yang kamu inginkan? Aku akan pergi mengambilnya untukmu. Hah? Minggu depan pertunjukannya. Karena Min bukan? Kenapa kamu harus mengambil kerjamu dan meresikokannya untuk sesuatu seperti ini? Ada apa? Apakah itu benar-benar penting? Kenapa kamu tidak memberitahunya bahwa kakimu terluka? Kapanpun dia memberitahumu untuk pergi apa kamu harus pergi?” tanya Aom Am pada Mike yang sedaritadi terus saja terdiam. Mike seolah kerbau yang dicocok hidungnya dan mengikut apapun kemauan Min padahal jelas-jelas Min sudah menyakitinya.
“Kenapa kamu ikut campur?” tanya Mike ketus dan beranjak pergi. Aom Am tiba-tiba merasa sedih… Aom Am merasa Mike bukan Mike yang dikenalnya akhir-akhir ini. Mike seolah kembali berubah menjadi pribadi yang kasar, menatapnya dengan sinis dan tak perduli dengan siapapun kecuali Min, wanita yang masih dicintainya. Pribadi yang pertama kali dikenal Aom Am saat mereka bertemu di pesawat.
Mike bergabung bersama Min di ayunan favorit mereka. Min tiba-tiba berucap jika situasi saat ini sangat mirip dengan situasi beberapa tahun lalu dimana saat itu Mike bersedih karena kehilangan adiknya.
“Lucu, sejak hari itu ssampai sekarang... kamu menjagaku. Melakukan semuanya untukku” ucap Min
“Itu benar.. Sejak hari itu, kamu hanya menangis dan memerlukan lebih banyak perhatian” balas Mike
“Hari ini sudah ada dua orang yang memberitahuku ini. Itu pasti benar”
“Min, bisakah kamu jangan pergi? Masalah aku dengan Om-Am, ada hal-hal tertentu yang kamu tidak perlu mengerti karena itu benar-benar tidak penting. Tapi aku ingin kamu tahu, aku akan menjagamu sama seperti biasanya. Untuk alasan itu, tolong jangan pergi kemana-mana” ucap Mike tulus
“Sungguh sama seperti biasanya? Janji?” tanya Min dan menjulurkan jari kelingkingnya ke arah Mike. Mike menyambutnya dan tersenyum… 
Min merebahkan kepalanya ke pundak Mike. Entah kenapa pikiran Mike tiba-tiba tertuju pada Aom Am. Kenapa disaat seperti ini justru ada gadis pendek itu di kepalanya padahal jelas-jelas ada sosok Min, gadis yang dicintainya disampingnya. Aneh…



=BERSAMBUNG= 

4 komentar:

  1. Terimakasih mba, d tunggu kelanjutannya.........
    Semangat.

    BalasHapus
  2. maksi mbak,,,,
    di tunggu sinop slanjutnya,,,, ^0^

    BalasHapus
  3. trima kasih mba
    dtunggu lanjutannya
    ditunggu juga klanjutan TEACHER's DIARY ny ^_^

    BalasHapus
  4. ditunggu~~ selajutnya..... ^^

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...