Sabtu, 10 Mei 2014

[Recap] New Tales Of Gisaeng Episode 44

EPISODE 44
Sisi Lain Ayah Mertuaku
&
Bertemunya 2 musuh Bebuyutan



Wanita suruhan Da Mo akhirnya mendatangi rumah Ra Ra, sayang yang ditemuinya adalah Hyo Ri dan Ra Ra yang kebetulan sedang berada di rumah. Wanita tersebut menjelaskan maksud kedatangannya jika dirinya sedang mencari anak yang ditinggalkannya di depan rumah 25th yang lalu. Hyo Ri mengatakan jika anak yang dicarinya tidak berada di rumah ini tetapi telah dibawa oleh pengurus rumah tangga 25th silam.
“apa anda mengingat namanya?”
“tidak, karena dia hanya bekerja disini selama beberapa bulan. Tapi kenapa baru sekarang anda mencarinya?”
“pada saat itu, aku benar-benar tidak mampu membesarkannya dan aku berharap dia bisa dibesarkan oleh keluarga kaya. Apakah anak itu pernah datang kesini?”
“”tidak, tapi aku berpikir wanita yang membawanya membesarkannya dengan baik. Dia adalah seorang wanita lembut. Apa anda tahu iklan di Koran tentang pencarian wanita itu? Itu sepertinya berhasil” jawab Hyo Ri sedangkan Ra Ra memilih diam mendengarkan cerita Ibunya dan wanita yang mencari anaknya
“aku melihatnya, aku mengerti”
Selepas kepergian wanita tersebut, Ra Ra berucap pada Ibunya…. 25th yang lalu berarti anak itu seusia dengan dirinya, tetapi kenapa Hyo Ri bisa mengetahuinya? Hyo Ri menjawab hari itu kebetulan dirinya dan Kang San datang ke rumah dan disaat yang bersamaan seorang bayi ditemukan di depan rumah…. Sayang Kakek Ra Ra enggan untuk mengangkatnya sebagai cucu karena mereka sudah memiliki Ra Ra.
Sa Ran mendatangi rumah ke dua orang tuanya untuk membahas masalah Gong Joo dan Son Ja. Sa Ran berusaha menenangkan ke dua orang tuanya terlebih Hwa Ja yang notabene adalah Ibu kandung Gong Joo… Sa Ran mengatakan jika banyak orang tua terdahulu menikah di usia muda lagipula akan sangat baik jika Gong Joo menikah dengan Son Ja mengingat kemampuannya dalam mengurus rumah tangga sangat minim. Son Ja juga memiliki rumah dan 2 toko jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan Hwa Ja. Hwa Ja membalas jika Gong Joo menikah, dirinya bisa memiliki pengurus rumah tangga seperti yang terjadi di tempat tinggal Sa Ran sekarang. Lagipula dirinya tidak bisa menerima dengan begitu saja putrinya menikah dengan Son Ja, seorang anak simpanan… Sa Ran sedikit kecewa mendengar ucapan Ibu tirinya. Bukankah Hwa Ja melihat Son Ja besar, bagaimana bisa berkata seperti itu? Hwa Ja juga kecewa dengan sikap Sa Ran yang menganggap pernikahan adiknya dan Son Ja adalah hal yang tak perlu dikhawatirkan. Hwa Ja meminta Sa Ran untuk tak ikut campur lagi dan cukup memberitahukan alamat tempat tinggal Gong Joo sekarang. Sa Ran tentu saja menolak apalagi dirinya sudah berjanji dengan Gong Joo, Sa Ran memilih pergi dan menyetujui untuk tidak terlibat dalam urusan Gong Joo lagi. Sesaat sebelum pergi, Sa Ran menegaskan kepada Hwa Ja jika alasan Gong Joo ingin menikah dengan Son Ja agar bisa terlepas dari Ibunya.

Da Mo segera menghubungi wanita suruhannya… riak kekecewaan jelas tergambar di wajah Da Mo ketika mendengar semua penjelasan wanita tersebut. Kesimpulannya, tidak ada yang mencari Sa Ran selama ini.
Sementara itu, Ra Ra menceritakan hal yang terjadi tadi siang di rumah mereka kepada Neneknya yang baru saja pulang. Ra Ra menceritakan jika seseorang wanita datang mencari anaknya yang ditinggalkan 25th silam di depan rumah mereka. Nenek Ra Ra sontak terkejut dan bertanya apa wanita tersebut meninggalkan nomor telepon dan dijawab Ra Ra tidak… tapi kenapa Neneknya menanyakan nomor telepon dan dijawab Nenek Ra Ra tidak kenapa-kenapa.
Nenek Ra Ra segera memanggil Soon Duk menantunya untuk mengklarifikasi apa yang dikatakan Ra Ra
“apa yang terjadi, kamulah yang meninggalkan anak di depan pintu tetapi kenapa seseorang datang dan mengatakan dia yang melakukannya. Apa mungkin seseorang meninggalkan bayi dirumah ini juga?”
“maksud Ibu, seseorang meninggalkan bayi di tahun yang sama? Mengapa wanita itu datang ketika aku tidak disini?” tanya Soon Duk terkejut
“aku tahu, seandainya kita disini, kita bisa menanyakannya dengan jelas” ucap Nenek Ra Ra kecewa
Gong Joo mengunjungi rumah Hyo Ri-Kang San untuk memenuhi undangan makan siang. Disela-sela makan, Hyo Ri mengatakan jika dirinya ingin bertemu dengan Ibu Gong Joo. Tak hanya itu, Hyo Ri berucap apa dirinya dan Gong Joo pernah bertemu sebelumnya, wajah Gong Joo terasa sangat familiar dan dijawab Gong Joo jika dirinya tidak begitu yakin.

Da Mo mengunjungi rumah mertuanya… sama seperti Sa Ran, Da Mo juga merestui pernikahan Son Ja-Gong Joo dan sama seperti Sa Ran, Da Mo merasa Son Ja adalah pria yang baik, dewasa dan bertanggung jawab diusianya yang masih 20th seperti sekarang ini. Tidak ada yang salah dengan menikah di usia muda, banyak pasangan lain yang melakukannya. Jika Son Ja melakukan wajib militer maka tak masalah bagi Gong Joo karena Son Ja memiliki 2 toko yang bisa menghasilkan pundi-pundi uang. Dan selepas Son Ja menjalankan wajib militer, Son Ja akan mendapatkan pekerjaan yang baik atau jika tidak, Da Mo akan mempekerjakan Son Ja di Eun Sung Grup.
Yang perlu dilakukan Hwa Ja dan Ayah Sa Ran sekarang adalah menerima dan merestui pernikahan mereka. Tidak ada yang bisa dilakukan mereka berdua untuk mencegahnya. Hwa Ja bisa bercermin dari kisah cinta Sa Ran, anak tirinya dan juga menantunya yang duduk di depannya sekarang. Ayah Sa Ran terlihat berpikir, ucapan Da Mo ada benarnya juga… pria yang terbaik untuk menjadi pendamping Gong Joo adalah Son Ja. Ayah Sa Ran meminta istrinya untuk merestui mereka dan memanggil Gong Joo kembali ke rumah. Benar apa yang dikatakan Da Mo, tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk mencegahnya.
Saat sedang merapikan baju, Hyo Ri tiba-tiba teringat dengan pertemuan pertamanya dengan Gong Joo… ya, dia adalah gadis yang ditemuinya di toilet sebuah pusat perbelanjaan. Gadis yang tanpa sengaja menginjak lipstiknya dan sangat fasih berbahasa Jepang.
Da Mo pulang ke rumahnya… di tangannya terdapat sebuah bungkusan yang berisi es serut kacang merah. Sa Ran merasa sangat senang karena lagi-lagi suaminya pulang tidak dengan tangan kosong. Sa Ran segera menyajikan es serut dan tentu saja hal tersebut disaksikan Ayah mertuanya yang hanya bisa menelan air liur karena terlalu malu untuk memintanya. Sa Ran menawarkan kepada Ibu mertuanya namun Da Mo melarangnya, yang seharusnya membelikan Ibunya adalah Ayahnya. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk Ayahnya melakukan kewajibannya sebagai seorang suami karena di masa muda mereka, Ayahnya terlalu sibuk bekerja dan mengabaikan ibunya.
Ayah Da Mo memilih masuk ke kamarnya, dirinya merasa kesal karena Da Mo sama sekali tidak menawarkannya es serut padahal es serut adalah minuman favoritnya…. Ayah Da Mo meminta asistennya untuk membelikannya namun asistennya menjawab jika toko sudah tutup di jam seperti ini.

Apakah aku harus menutup mata dan meminta pada mereka? Tidak, aku punya harga diri. Jika aku memintanya, maka aku akan kalah.

Ra Ra kembali mengingat pertemuannya dengan Kyle… mereka bercerita panjang lebar dan kali ini fokus pada masa lalu Kyle. Kyle dulu pernah mencintai seorang wanita dan harus melepaskannya…sekarang wanita tersebut sudah menikah dengan seorang dokter. Ra Ra tersenyum, entah kenapa Ra Ra merasa sangat nyaman menjadikannya Kyle teman ngobrolnya. Disaat yang bersamaan Kyle menelepon Ra Ra.
Soon Duk menceritakan kejadian tadi siang pada Eo San, suaminya. Terasa sangat aneh karena di tahun yang bersamaan ada seorang wanita yang mengaku meninggalkan anaknya di depan rumah. Eo San juga merasakan suatu kejanggalan namun sebaiknya mereka berpikir positif. Ini mungkin adalah sebuah kabar baik jika mereka akan segera bertemu dengan putri mereka yang hilang.
Ayah Da Mo sama sekali tidak bisa tertidur… bayangan Sa Ran-Da Mo sedang menikmati es serut kacang merah membuatnya tak bisa memejamkan mata. Ah So Ra, pemilik Eun Sung grup sama sekali tidak bisa memakan makanan yang diinginkannya? Kegelisahan Ayah Da Mo dapat dirasakan istrinya yang tertidur disampingnya… Ayah Da Mo kemudian meminta istrinya membuat es serut kacang merah menggunakan peralatan rumah tangga yang mereka punya namun sang istri menjawab itu tidak mungkin, membuat es serut kacang merah memakan waktu yang sangat lama lagipula ini sudah tengah malam… wkwkwkwk, ya ampun Ayah Da Mo. Mau tapi malu-malu, tidak bisa tidur kan.
Keesokan harinya
Ra Ra dan Kyle mengunjungi suatu tempat. Sebuah panti jompo. Tujuan mereka adalah untuk menghibur para penghuninya dengan menampilkan sebuah tarian yang dibawakan oleh Ra Ra. Kyle tersenyum melihat Ra Ra… Ra Ra sekarang menari dengan sangat indah dan tariannya seolah terasa hidup dan memiliki taste. Perubahan hati Ra Ra yang tenang dan bebas dapat mengalirkan keindahan pada tarian yang dibawakannya dan memanjakan puluhan pasang mata termasuk Kyle. Tak seperti ketika Ra Ra menjadi penari di Buyonggak dulu, tariannya serasa hambar dan terasa dipaksakan….
Saat sedang merebahkan diri di kasur karena terlalu pusing memikirkan nasib Gong Joo, putrinya sebuah kabar baik datang. Gong Joo akhirnya menelepon dan mengatakan jika dirinya tidak akan pulang sebelum Ibunya memberinya restu menikah dengan Son Ja. Ada satu hal penting yang ingin disampaikan Gong Joo, ibu Son Ja ingin bertemu dengan Hwa Ja membahas masalah pernikahan… OMg, #tepokjidat, musuh bebuyutan akhirnya akan bertemu.
Hwa Ran menemui Joo Hee… Hwa Ran ingin membahas mengenai niat Joo Hee yang ingin menjual Buyonggak. Jika memang Joo Hee ingin menjualnya, maka Hwa Ran akan membelinya. Joo Hee sedikit terkejut, Hwa Ran ternyata memiliki tabungan yang cukup banyak. Namun sayang, Joo Hee sudah mengurungkan niatnya. Kemarin, dirinya ingin menjual Buyonggak karena Ra Ra ingin menjadi Gisaeng tetapi karena Ra Ra sudah berhenti maka tidak ada lagi alasan untuk Joo Hee menjualnya. Kekecewaan jelas terpancar di wajah Hwa Ran, terlebih Joo Hee menginginkan agar mulai minggu depan diperkenalkan kepada para tamu sebagai pemilik sah Buyonggak.
Ibu Da Mo berada di sebuah klinik kecantikan. Hpnya berbunyi dan saat Ibu Da Mo mengangkatnya yang didapatkannya adalah omelan karena niatnya yang ingin melakukan akupuntur pada wajahnya guna mengurangi keriput… ayah Da Mo meminta istrinya untuk membatalkannya dan segera pulang, kebodohan apa lagi yang akan dilakukan istrinya di usianya yang tak muda lagi. Ibu Da Mo tentu saja sedikit kesal mendengarnya, bukannya suaminya kemarin yang mengatakan dirinya tak muda lagi dan memiliki banyak keriput, sekarang dirinya ingin melakukan perawatan malah mendapatkan penolakan… TIDAK, tidak ada alasan untuk membatalkannya.

Son Ja, Gong Joo dan Hyo Ri sedang berada di sebuah restoran. Mereka sedang menunggu seseorang, tak lain dan tak bukan adalah Ibu Gong Joo, Hwa Ja. Di sela-sela waktu menunggu, Hyo Ri mengatakan tempat dimana dirinya dan Gong Joo pernah bertemu “toilet dan juga anak-anak dari Jepang”. Gong Joo seketika terkejut mengingatnya dan merasa sedikit malu dan bersalah kepada calon Ibu mertuanya tersebut namun Hyo Ri mengatakan tidak apa-apa…

Orang yang mereka tunggu akhirnya tiba. Saat ke dua mata saling bertemu, Hyo Ri dan Hwa Ja sontak menunjukkan rasa saling tidak suka.
“kamu masih ingat aku kan?” tanya Hyo Ri ketus
“ya” jawab Hwa Ja tak kalah ketusnya
“kalian berdua saling mengenal?” tanya Son Ja
“Ya” jawab Hyo Ri
Hwa Ja menarik tangan Gong Joo untuk segera pergi. Son Ja tentu saja terkejut dan berusaha menahannya… apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ke 2 orang tua mereka di pertemuan pertama mereka sudah saling tidak menyukai?

Ketika kembali ke rumah, Hwa Ja menjelaskan detail awal dimulainya perdebatan mereka yang berakhir dengan pertengkaran dan saling tidak suka seperti sekarang ini

“ketika aku ke tempat karaoke, aku bertemu dengan Ibumu disana dan bertengkar…. Ini harus rumit untuk menjelaskannya. Terlepas dari semuanya, kalian berdua tidak bisa menikah dan aku tidak bisa menjadi besannya” tegas Hwa Ja
“apa yang terjadi? Apa kalian berdua saling menjambak rambut atau hal yang lainnya?” tanya Gong Joo penasaran
“tidak” jawab Hwa Ja berbohong
“bahkan ketika itu terjadi, kalian berdua bisa mengenyampingkannya” tambah Son Ja
“tidak akan. Mereka mengatakan kamu akan memiliki musuh dalam keadaan terburuk” ucap Hwa Ja

Sekembalinya ke rumah, Son Ja segera bertanya pada Ibunya, Hyo Ri… apa alasan sebenarnya yang melatarbelakangi rasa tidak suka mereka karena calon ibu mertuanya menolak memberitahunya. Hyo Ri menjelaskannya dimulai dari tragedy rumah BBQ hingga Hwa Ja yang mengencinginya… mengingat semuanya membuat Hyo Ri kembali kesal dan meminta Son Ja untuk mencari wanita lain karena dirinya tidak mungkin berbesan dengan Hwa Ja.


Sebuah kejadian lucu terjadi di rumah keluarga Ah
Ayah Da Mo membawa pulang es serut kacang merah… alasannya tentu saja karena Ayah Da Mo sangat menginginkannya namun ditangkap oleh Ibu Da Mo jika suaminya sengaja membelikannya untuknya. Sayang es serut kacang merah yang dibawa Ayah Da Mo meleleh dan sebaliknya disaat Da Mo pulang dan kembali membawa sebuah bungkusan berupa es serut kacang merah, es serut kacang merah yang dibawa Da Mo justru tak meleleh, bagaimana bisa?

Da Mo berdehem dan dengan bangganya berkata “aku membelinya dengan cinta”
“dengan cinta? Kamu menahan mereka di dada kamu kemudian?” tanya Ayah Da Mo penasaran namun kali ini Da Mo tak menjawab.
Sa Ran mengatakan kepada Ibu mertuanya jika dirinya tak menginginkannya lagi karena kemarin sudah mencicipinya. Ada baiknya jika Ayah dan Ibu mertuanya yang mencicipinya. Ayah Da Mo tentu saja senang karena keinginannya memakan es serut kacang merah akhirnya terwujud.
“kebahagiaan bukanlah hal yang sulit kan Ibu?” tanya Da Mo
“ya, hanya makan makanan enak dengan keluargaku” jawab Ibu Da Mo senang.
“kenapa kalian semua menatapku?” tanya Ayah Da Mo ketika 3 pasang mata menatapnya dengan tatapan aneh
“karena Ayah makan dengan begitu lahap” jawab Da Mo dan memilih pergi ke kamarnya bersama dengan Sa Ran…
“apa rahasianya? Apa mereka memiliki beberapa jenis kemasan es?” tanya Ayah Da Mo lagi sangking penasarannya
“aku memiliki tempat penyimpanan es di mobilku, jadi esnya tidak akan mencair” jawab Da Mo santai
Ayah Da Mo sontak terkejut, hanya itu “anakku memang sempurna” ucap Ibunya dan berusaha menahan tawa melihat suaminya merasa sangat berbahagia bisa memakan es serut kacang merah. Ngakak lagi pas scene ini, wkwkwkwk.
Kang San menasehati istrinya agar melupakan masalah kemarin, yang terpenting sekarang Son Ja-Gong Joo bisa menikah…. Jika mereka tetap menolak, hal yang ditakutkan mungkin akan terjadi… sementara itu Hwa Ja menyempatkan diri melihat putrinya, Gong Joo yang baru saja akan tidur. Gong Joo bertanya ada apa dan dijawab Hwa Ja tidak kenapa-kenapa. Hwa Ja merasa sedikit lega karena Gong Joo telah kembali ke rumah, tapi tunggu dulu di tengah malam… Gong Joo kembali melarikan diri bersama dengan Son Ja.
Da Mo terbangun di tengah malam… tak hanya itu, Da Mo membangunkan juga Sa Ran, istrinya. Da Mo mengatakan jika dirinya bermimpi sedang berenang di sebuah kolam renang yang besar dan bersih, Neneknya juga dulu sempat bermimpi tentang lautan sewaktu Da Mo belum lahir. Sa Ran, berucap itu bukan arti jika mereka akan memiliki anak. Kemarin malam, Da Mo menonton tv acara renang makanya terbawa hingga ke dalam mimpi. Apa Da Mo sangat menginginkan anak? Jika mereka tidak bisa memilikinya, mereka mungkin akan ditendang keluar dari rumah. Da Mo meminta agar Sa Ran jangan mengatakan hal seperti itu, tak masalah jika mereka tak bisa memiliki anak asalkan mereka bisa terus bersama.

Kamu tidak tahu sayang, aku sudah membuat perjanjian dengan Ayah mertua. Jika aku tidak hamil secepatnya, maka aku harus pergi. Ya Tuhan, kamu tidak akan menempatkanku dalam kondisi seperti itu kan?

Keesokan harinya
Serapat apapun seseorang menyembunyikan bangkai pastinya akan tercium juga… ayah Da Mo akhirnya menyadari jika istrinya melakukan akupuntur pada wajahnya. Emosinya seketika memuncak, istrinya berani membantah perintahnya. Ibu Da Mo berusaha membela diri jika dirinya hanya ingin tampil cantik di depan suaminya namun Ayah Da Mo tak menerima alasan apapun dan meminta istrinya menggunakan kamar lain sampai bekas akupuntur di wajahnya hilang.
Kang San ke kamar Son Ja untuk membangunkannya, namun yang didapatinya hanya kamar Son Ja yang kosong dan juga sepucuk surat.

Aku akan mematikan ponsel sementara, aku akan kembali begitu mendengar dari Sa Ran Noona jika kalian semua sudah menyetujui pernikahan kami 
Tak hanya Kang San, Hwa Ja pun mendapati hal yang sama saat akan memanggil Gong Joo untuk sarapan pagi
Aku akan bersama dengan Son Ja sampai Ibu setuju

Sa Ran menerima telepon dari Ayahnya dan juga Ra Ra yang mengabarkan jika Gong Joo dan Son Ja melarikan diri. Sa Ran dan Ra Ra kemudian berjanji untuk bertemu membahas masalah ke dua adik mereka. Tak hanya mereka… Hwa Ja dan Hyo Ri juga akan ikut. Masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.
“annyeonghaseyo” sapa Ra Ra ketika Hyo Ri datang belakangan dibandingkan Ibunya
“ya. Apa mereka pergi ke apartemenmu?” tanya Hwa Ja
“kami sudah mengeceknya tapi tidak ada” jawab Sa Ran
“kami berpikir, mungkin mereka ke pedesaan” tambah Ra Ra
“kenapa kamu membelikannya mobil?” tanya Hwa Ja pada Hyo Ri
“siapa yang menduga jika hal seperti ini akan terjadi” balas Hyo Ri berusaha membela diri

Hwa Ja meminta Sa Ran dan Ra Ra meninggalkannya berdua dengan Hyo Ri. Hwa Ja menambahkan jika Sa Ran dan Ra Ra tidak perlu khawatir , mereka akan berbicara baik-baik.
“apa yang terjadi di kamar mandi, aku meminta maaf” ucap Hwa Ja membuka pembicaraan “pilihan apa yang kita miliki sekarang? Mereka mengatakan kamu melahirkan seorang anak tapi dia tidak pernah kepadaku sampai sekarang. putriku tidak tahu apa-apa, jika dia melakukan kesalahan cukup memanggilku” tambah Hwa Ja dan mulai menangis.
Hwa Ran mengunjungi Soon Duk.. tujuan kedatangan Hwa Ran adalah untuk bersilaturahmi dengan Soon Duk dan juga menanyakan apa Soon Duk sudah hamil? Semalam guru Jeong datang dan menanyakan apa sudah ada kabar baik dari Soon Duk? Soon Duk menjawab tidak dan ditimpali Hwa Ran jika kemampuan Guru Jeong sudah berkurang, semua yang diucapkannya tentang Soon Duk tidak ada yang benar. Soon Duk hanya terdiam, terselip sebuah rasa bersalah disana. Soon Duk masih malu untuk mengatakan kepada Hwa Ran jika semua ucapan Guru Jeong benar termasuk ucapannya jika Soon Duk seperti seorang ibu yang merindukan anaknya.
Gong Joo kembali pulang ke rumah menemui Ibunya… Sa Ran meminta Gong Joo untuk pulang karena Ibunya ingin berbicara. Hwa Ja membuka pembicaraan dengan tangisan, mengapa putrinya mengambil keputusan tanpa memikirkan perasaannya? Pernikahan tidak semudah yang dibayangkannya, Gong Joo akan merasakan hal yang sama ketika nanti memiliki anak dan mengalami hal yang dialami Ibunya sekarang.

Joo Hee resmi memperkenalkan diri sebagai pemilik Buyonggak…
Gong Joo ditemani Sa Ran melakukan viting baju pengantin… sepertinya Ibu dari Hwa Ja dan juga Son Ja sudah menyetujui pernikahan mereka.
Saat sedang menyiapkan sarapan untuk Ayah, Ibu mertuanya dan juga Da Mo… ayah mertuanya tiba-tiba berucap jika Sa Ran harus mengkonsumsi minuman tonik karena sampai sekarang Sa Ran belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Sa Ran tentu saja hanya terdiam mendengarnya dan menjadi sedih, meskipun Ibu mertuanya membelanya dengan mengatakan jika mereka juga baru saja menikah jadi tidak masalah jika sampai sekarang belum ada tanda kehamilan.

Sa Ran mengunjungi rumah Ra Ra dan berbincang-bincang sebentar dengan Soon Duk.
Ayah Da Mo menelepon sahabatnya, memamerkan tentang kondisi kesehatannya yang semakin membaik karena sering mengkonsumis jus sayuran dan tidak makan karbohidrat di pagi hari…
Malam harinya
Dalam perjalanan pulang, Ayah Da Mo jatuh tertidur… asistennya terlihat gelisah dan terpaksa membangunkannya.
“Ketua, aku berpikir aku tidak dapat menahannya lagi”
“buang air kecil?”
“tidak, sepertinya aku diare”
“kalau begitu berhentilah di suatu tempat” ucap Ayah Da Mo dan tertawa ketika melihat asistennya berlarian menuju semak belukar.
Dari kejauhan terlihat Truk besar yang sedang menuju ke jalan yang sama tempat mobil Ayah Da Mo terparkir. Supir bus terlihat mengantuk namun tetap berusaha menahannya. Tiba-tiba sebuah suara benda saling bertabrakan terdengar dan berselang beberapa detik kemudian, mobil yang terparkir di pinggir jalan terbalik dan masuk ke dalam selokan yang cukup dalam.
Da Mo yang sedang bercengkarama dengan istri dan Ibunya terkejut ketika menerima kabar jika Ayahnya mengalami kecelakaan.

BERSAMBUNG

Omo, Ayah Da Mo mengalami kecelakaan…. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Di episode selanjutnya Son Ja dan Gong Joo juga akhirnya menikah.
Nantikan di Episode 45, insya Allah hari Senin^^

14 komentar:

  1. saya selalu jadi orang pertama yang baca sinopsis ini :)

    BalasHapus
  2. Hwaaaaaa....>.<
    Jd pngen cpet2 hari seninn

    Smangat buat recapannya mbk dewi

    BalasHapus
  3. Hya.... bagaimana nasip ayah Da Mo...
    Ditunggu lanjutannya..

    BalasHapus
  4. Ngak sbr nungguin selanjutny
    ayah damo ngak pa2 kan??
    Apa sa ran blm hamil???

    BalasHapus
  5. Smoga setelah kecelakaan ayah Da mo dpat sadar dan menerima Sa ran ^^
    Kapan Sa ran akan hamil??
    Next episode d.tunggu ><

    BalasHapus
  6. Gak sabar nunggu episode2 selanjutx... thanks atas sinopsis..

    BalasHapus
  7. d tunggu,,,gk sabaran,,♥♥♥

    BalasHapus
  8. Ahhhhhh
    udah makin penasaran ajja aku
    itu c ayah'a gmn?gpp kn????
    hmmm.ok d tunggu

    BalasHapus
  9. Mksih mbk dewi bwt kerja kerasnya...seneng bgt bs bc sinopsisnya...gak sabar soalnya nonton lanjutannya di lbs...

    BalasHapus
  10. Meninggalkah Ayah Da Mo..???!!
    klo Iya.. bagus deh Hahahaaa *EvilLaught

    BalasHapus
  11. hari senin tibaa....wait sinopsisnyaa.heheheh menunggu-nunggu banget

    BalasHapus
  12. sudah di selasa......#penasaran sekali dengan kelanjutannya....

    BalasHapus
  13. hello unni.... lam kenal y..... aiyo.... tinggal beberapa episod lagi nich.... g sabar pengin tau lanjutanya smpi ending.... hehehe..... mian y baru sempet coment.... gomawo n fighting... ^^

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...