EPISODE 43
Kami akan Menikah....
Ayah Da Mo tersenyum manis… keluar dari kamar mandi, bukannya kembali ke tempat tidur… Ayah Da Mo justru menyalakan tape radio dan memutar musik tradisional. Ibu Da Mo tentu saja terbangun dan seketika merasa heran melihat suaminya menari layaknya seorang penari professional.
“apa yang kamu lakukan?” tegur Ibu Da Mo dan arwah Nenek yang merasuki tubuh Ayah Da Mo seketika keluar. Ayah Da Mo kembali tidur di tempat tidur dan semakin membuat istrinya menjadi bingung dengan apa yang dilihatnya barusan.
Keesokan harinya
Sa Ran tersenyum senang… dirinya sangat bahagia karena Ayah mertuanya menginginkan makanan sama seperti yang dimakan istri dan putranya, Da Mo. Sa Ran mengatakan kepada Da Mo jika Ayah mertuanya mulai membuka hatinya menerima Sa Ran sebagai menantu.
Da Mo tiba-tiba mengatakan hal yang membuat Sa Ran yang sedang bergembira kembali bersedih. Da Mo akan mengirimkan seorang wanita ke rumah Ra Ra. Wanita tersebut akan mengaku sebagai ibu yang sudah meninggalkan bayinya di depan pintu rumah Ra Ra dan mereka akan melihat bagaimana reaksi keluarga Ra Ra. Sa Ran tentu saja tidak setuju dan menolak ide Da Mo… Da Mo tidak perlu melakukannya karena tidak ada seorangpun yang akan mencarinya lagipula Sa Ran memiliki keyakinan jika ke dua orang tuanya sudah meninggal.
“aku tidak memikirkan hal itu lagi sekarang, mulai sekarang aku akan mengabdikan diriku untuk Ibu, Ayah dan suamiku. Aku akan bekerja keras melakukannya” ucap Sa Ran. Da Mo menarik Sa Ran dalam pelukannya, berusaha menguatkan istrinya seperti yang dilakukan Sa Ran dulu ketika Da Mo dalam keadaan terpuruk.
Kyle mengantar Ra Ra ke rumahnya. Hari ini adalah ulang tahun Son Ja, Hyo Ri meminta Ra Ra untuk meluangkan waktunya ikut merayakan ulang tahun Son Ja. Dalam perjalanan, Kyle mengatakan sesuatu.
“aku rasa kamu harus berhenti dari Buyonggak” ucap Kyle
“kenapa, bukankah kamu nanti tidak akan mendapatkan uang jika aku berhenti” jawab Ra Ra
“jika aku mendapatkan bayaran lebih, itu tidak akan mempengaruhi makan dan tidurku. Aku hanya menginginkan kamu berhenti” ucap Kyle dan membuat Ra Ra terdiam seolah sedang memikirkan apa yang barusan dikatakan Kyle.
Saat Sa Ran sedang duduk berdua dengan Ibu Mertuanya di ruang tamu, Ibu mertua Sa Ran mengatakan hal yang semalam dilihatnya. Ayah Da Mo bangun di tengah malam dan menari, hal yang tidak pernah dilakukannya. Sa Ran berpendapat mungkin Ayah mertua sedang stress makanya melakukan hal seperti itu.
Son Ja mendatangi rumah Gong Joo… kebetulan ke dua orang tua Gong Joo sedang berada di rumah. Son Ja memanfaatkan kesempatan tersebut dengan mengatakan jika dirinya hari ini berulang tahun dan menginginkan makan Jajangmyeon. Hwa Ja tentu saja saja terkejut dan meminta maaf karena melupakan ulang tahun Son Ja, sebagai gantinya Gong Joo yang akan menemani Son Ja makan Jajangmyeon sesuai keinginannya.
Ketika tiba di halaman parkir, Gong Joo terkejut ketika melihat mobil baru Son Ja… Son Ja benar-benar membelinya dan ucapannya beberapa hari yang lalu ternyata bukan bualan. Son Ja tertawa dan mengatakan jika Ibunya yang membelikannya sebagai hadiah ulang tahunnya.
Tempat yang didatangi Gong Joo dan Son Ja bukannya tempat makan Jajangmyeon melainkan sebuah restoran.
“apa kamu benar-benar menyukaiku?” tanya Gong Joo membuka pembicaraan
Son Ja tersenyum “ini sedikit berbeda dari typical pria yang menyukai seorang gadis”
“bagaimana bisa begitu?” tanya Gong Joo penasaran
“Noona tahu bagaimana kita tumbuh satu bersama… itu semacam kasih sayang yang sangat dalam. Aku merasa kita adalah keluarga. Pada kenyataannya, bisa jadi Noona lebih mencintaiku daripada aku menyukai Noona. Noona memikirkanku saat membuat bantal. Jangan terus menolak perasaanmu dan akuilah dengan jujur” jawab Son Ja
“kalau begitu baiklah” ucap Gong Joo
“menikah? Benarkah? Noona serius?” tanya Gong Joo tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.
“hmmmm. Tapi itu hanya tampak di luar. Kita akan menikah dan melakukan upacara, namun hubungan kita tetap seperti sekarang layaknya kakak dan adik. Tidak seorang pun yang boleh mengetahuinya terutama keluarga kita”
“aku tidak mengerti, mengapa harus seperti itu?” tanya Son Ja. Kegembiraannya seketika berganti dengan kebingungan mendengar ucapan Gong Joo
“melihat situasi di rumahku, ketika aku lulus, Ibuku akan menyuruhku menikah dengan anak orang kaya… aku tidak menginginkannya”
“benar, kita tidak boleh membiarkan itu terjadi. Ketika kita menikah kita akan sekamar kan Noona?”
“untuk sementara iya tapi ketika kita memiliki rumah kita akan tidur terpisah. Jika kamu tidak sanggup melakukannya tidak apa-apa” jawab Gong Joo cuek.
Son Ja menyanggupinya, tak masalah asalkan bisa tinggal serumah lagi dengan Gong Joo. Gong Joo kemudian berucap jika di kemudian hari Son Ja menginginkan menjalin hubungan dengan wanita lain tak masalah, mereka akan segera bercerai. Son Ja tentu saja menolak, dirinya tidak akan pernah melakukannya. Tapi tunggu dulu, jalan yang mereka pilih yaitu pernikahan tentunya tidak akan mudah untuk dilalui. Hwa Ja tentu saja menentangnya terlebih Son Ja tak masuk dalam list calon menantu idaman. Son Ja sepertinya harus mempersiapkan diri menghadapinya.
Son Ja tiba-tiba memiliki sebuah ide. Ketika pulang nanti, Gong Joo harus mengepak semua barang-barangnya.. Besok saat mereka mengatakan semuanya pada Hwa Ja, jika Hwa Ja memukul atau memarahi Gong Joo, Gong Joo bisa segera pergi untuk menghindari amukan Ibunya. Gong Joo mengangguk tanda setuju.
Gong Joo akhirnya menyetujui ajakan Son Ja, alasan utamanya agar Ibunya tidak memaksanya menikah dengan orang lain sedangkan Son Ja sendiri ingin menikahi Gong Joo agar bisa kembali dekat dengan Gong Joo. Mereka berdua saling membutuhkan dan memiliki kepentingan masing-masing.. Menyetujui keinginan masing-masing pihak berarti memberikan keuntungan tersendiri bagi mereka. Meskipun Gong Joo saat ini belum bisa mencintai Son Ja sedangkan Son Ja hanya mengikuti logikanya namun lambat laun mereka berdua akan mengerti apa arti dari cinta itu sendiri. Bukannya mencari keuntungan dari masing-masing pihak tetapi berusaha untuk saling mendukung dan mensupport dalam suka dan duka.
Da Mo kesal karena Ayahnya meminta Sa Ran untuk menyiapkan batu kain sebagai wadah menghaluskan makanan Andrew…. Bagaimana bisa Ayahnya bertindak seperti itu? Hanya demi Andrew, Ayahnya meminta Sa Ran melakukan hal yang sama sekali tidak bisa diterima akal sehat. Sa Ran berusaha menasehati Da Mo jika Da Mo harus bersabar… bagaimana bisa mereka berdua merebut seluruh hati Ayah Da Mo jika Da Mo terus mengacaukannya. Sa Ran meminta Da Mo untuk mempercayainya kali ini, Sa Ran akan melakukannya dengan sangat baik.
Di Buyonggak
Ra Ra kembali menari di depan tamu, sayang kali ini tamu yang dihibur Ra Ra merasa kurang puas dengan penampilan Ra Ra. Penampilan Gisaeng penari yang terakhir kali dilihatnya (Sa Ran) jauh lebih bagus dari penampilan Ra Ra.
Saat keluar dari ruangan, Kyle segera menghampiri Ra Ra dan membawakannya segelas teh madu. Melihat kesedihan di wajah Ra Ra, Kyle bertanya apa yang terjadi namun Ra Ra menolak menjawabnya.
Saat tengah malam tiba, Gong Joo bergegas memasukkan baju dan buku pelajarannya ke dalam koper sedangkan Son Ja sendiri akhirnya mengatakan keinginannya untuk menikah muda kepada Kang San dan Hyo Ri. Kang San dan Hyo Ri tentu saja terkejut, mengapa Son Ja memililiki keinginan menikah muda, masih banyak hal yang bisa dilakukannya misalnya saja belajar ke luar negeri. Lagipula sepengetahuan mereka berdua, Son Ja tidak memiliki pacar. Son Ja menjawab jika dia memiliki gadis yang dicintainya… dia adalah adik Sa Ran, Gong Joo. Gadis yang diakuinya sebagai pacar pada Michelle.
Hyo Ri masuk ke kamarnya dalam keadaan kesal, tidak anak tidak ayahnya semuanya memiliki kepribadian yang sama…. Sama-sama menyukai wanita yang jauh lebih tua. Kang San berusaha menenangkan istrinya, tidak ada yang bisa mereka lakukan sekarang dan juga Kang San sebagai Ayah tidak bisa mencegahnya karena sedari kecil dirinya tidak merawat Son Ja. Yang bisa mereka lakukan adalah mengikuti keinginan Son Ja. Hyo Ri tiba-tiba berucap, apa mungkin gadis yang bernama Gong Joo sedang hamil sehingga Son Ja buru-buru ingin menikah?
Kyle mengajak Ra Ra ke tempat favoritnya… Kyle hanya bisa menunggu sampai Ra Ra mengatakan alasan kenapa dirinya bersedih dan sepertinya penantian Kyle tidak sia-sia. Ra Ra mengatakan alasan kesedihannya dan juga alasan dirinya masuk ke Buyonggak. Ra Ra berpikir dengan masuknya dirinya ke Buyonggak, salah seorang pria bisa terpesona padanya dan Ra Ra bisa menjadi populer di kalangan tamu VIP… tapi kenyataannya tak seorang pun yang menyukainya bahkan para Gisaeng beserta orang dapur selalu menyudutkan dan mengabaikannya.
“Kyle, apakah aku tidak memikat?” tanya Ra Ra sedih
“tidak… jika kamu ingin memenangkan cinta dari seseorang maka itu pastinya sulit tetapi jika kamu ingin mendapatkan cinta dari banyak orang, hal tersebut tidak sulit. Kamu cukup mencintai dan menghargai dirimu sendiri maka orang lain juga akan melakukannya. Jika kamu benar-benar mencintai dan menghargai dirimu maka kamu tidak masuk ke Buyonggak. Makan makanan bergizi, berpikiran positif dan tidak menari di hadapan tamu itu akan meng-upgrade dirimu sendiri. Ketika kamu melakukannya, orang lain akan menyukaimu” jelas Kyle
“aku rasa, aku mengerti dengan apa yang kamu katakan. Aku merasa sedikit malu”
“tidak ada yang perlu dibuat malu, umurmu masih 25th. Kamu hanya perlu membuat satu keputusan, apakah cinta satu orang saja cukup bagimu atau tidak? Atau apakah kamu ingin memenangkan cinta dari banyak orang?”
“aku berpikir itu tergantung dari siapa seseorang itu. Kamu ingin mencintai tapi kamu menganggap pernikahan itu adalah beban” ucap Ra Ra. Kyle meminta Ra Ra untuk melanjutkan pembicaraan mereka besok lagi, Ra Ra lebih baik beristirahat “ini sangat menyebalkan karena mereka membandingkan aku dengan Sa Ran” keluh Ra Ra
“tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tempat ini memang tidak cocok untukmu” ucap Kyle dan membuat Ra Ra kembali terdiam
“akan sangat memalukan jika aku menyerah. Aku sudah mengatakan akan menjadi Gisaeng yang besar dan terkenal seperti Madam Oh” keluh Ra Ra untuk kesekian kalinya namun Kyle hanya terdiam dan menyuruh Ra Ra naik ke punggungnya. Ra Ra merasakan sensasi nyaman setiap kali Kyle menggendongnya. Dulu sewaktu kecil, Ra Ra pernah merengek pada Ibunya Joo Hee agar melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Kyle namun Joo Hee menolaknya.
Keesokan harinya
Da Mo sudah membayangkan ketika orang suruhannya mendatangi kediaman Ra Ra… Da Mo tersenyum senang dan merasa sedikit bersemangat. Semoga dengan usahanya kali ini, Da Mo bisa menemukan orang tua kandung istrinya dan membuat istrinya tak bersedih lagi. Meskipun Sa Ran mengatakan ingin melupakan masa lalunya, Da Mo tahu… Sa Ran pasti menyimpan sedikit harapan agar bisa bertemu dengan orang tua kandungnya.
Ibu Eo San heran ketika melihat Soon Duk terlihat berbeda hari ini. Sebuah kalung dan anting-anting terpasang di beberapa bagian tubuhnya. Soon Duk terkejut, bagaimana bisa ke 2 benda tersebut ada di leher dan telinganya. Sebuah senyuman dilemparkan Soon Duk pada Eo San, suaminya. Pasti Eo San yang memakaikannya sewaktu Soon Duk tertidur tadi malam. Eo San mengelak dan menjawab dirinya sama sekali tidak melakukannya… Ibu Eo San tiba-tiba berucap menengahi perdebatan mereka, jika Eo San memang ingin menghadiahkan hadiah kepada istrinya harusnya memberikannya dengan cara yang romantis.
Ayah Da Mo memarahi Sa Ran karena memanggil Da Mo dengan sebutan Da Mo-si. Mereka sudah menikah sekarang dan seharusnya Sa Ran memanggil suaminya dengan sebutan Seobangnim (suamiku tersayang). Da Mo kembali membela Sa Ran, kenapa mereka harus melakukannya lagipula panggilan tersebut tidak cocok diucapkan di usia mereka sekarang. Sa Ran segera memotong ucapan Da Mo dan berucap akan melakukan perintah Ayah mertuanya.
Da Mo dan Ibunya tertawa seketika mendengar ucapan Sa Ran, Ayah Da Mo juga terlihat akan tertawa namun segera ditahannya... Sang istri tiba-tiba memanggil Ayah Da Mo dengan panggilan yang sama, bukannya senang Ayah Da Mo justru marah mendengarnya. Ckckck…
Ayah Da Mo memeriksakan kondisi kesehatannya di rumah sakit sahabatnya, Eo San. Eo San mengatakan jika tekanan darah Ayah Da Mo normal, apa sahabatnya sering melakukan olahraga akhir-akhir ini? Ayah Da Mo tertawa dan menjawab jika dia tidak melakukannya. Ini pasti karena jus sayur buatan menantunya.
Hyo Ri menemui Son Ja dan menanyakan alasan Son Ja ingin menikah muda, mungkinkah karena Gong Joo hamil? Son Ja tersenyum dan menjawab tidak… Son Ja hanya takut jika dirinya selesai melaksanakan wajib militer, Gong Joo sudah dipersunting pria lain. Jika Son Ja sudah menikah dengan Gong Joo, Son Ja tak perlu mengkhawatirkan Gong Joo lagi dan bisa menunaikan kewajibannya sebagai warga Negara yang baik dengan tenang.
Son Ja menemui Neneknya untuk memberitahukan keinginannya menikah dengan adik Sa Ran, Gong Joo. Son Ja juga meminta tolong kepada Neneknya, jika Gong Joo diusir atau dimarahi…. Neneknya bisa mengizinkan Gong Joo tinggal sementara di rumahnya.
Sementara itu
Gong Joo menemui Sa Ran… Gong Joo mengatakan jika dirinya dan Son Ja akan menikah. Gong Joo menjelaskan jika awalnya dirinya menolak namun setelah mendengar ucapan Sa Ran beberapa waktu yang lalu, dirinya akhirnya mengambil keputusan untuk menyetujui ajakan Son Ja. Sa Ran tersenyum dan menyetujui keputusan Gong Joo, adiknya meskipun tak bisa ditampik rasa terkejut itu pasti ada. Sa Ran sudah merasakan jika Gong Joo dan Son Ja memiliki kecocokan satu sama lain dan mereka ditakdirkan untuk bersama.
Ra Ra tidak bisa menahan lagi rasa sesak di dadanya… mendengar ucapan para Gisaeng yang menyudutkannya, membicarakannya di belakang dan bahkan terang-terangan, membandingkannya dengan Sa Ran membuat Ra Ra mengambil keputusan akan berhenti menjadi Gisaeng di Buyonggak. Ra Ra segera menemui Hwa Ran untuk menyampaikan keinginannya. Hwa Ran hanya tersenyum mendengarnya… bukannya mencegah Ra Ra, Hwa Ran mempersilahkan Ra Ra keluar dari Buyonggak dengan baik. Inilah saat-saat yang sudah dinantikan oleh Hwa Ran, Gisaeng lainnya dan juga orang-orang yang mencintai dan menyayangi Ra Ra termasuk Kyle.
Kyle mengajak Ra Ra ke suatu tempat untuk menghibur hati Ra Ra yang masih sedih dan terluka… dan sepertinya cara Kyle efektif. Ra Ra sekarang bisa sedikit tersenyum dan bernafas bebas.
Son Ja mendatangi kediaman Gong Joo… hari ini mereka akan mengatakan rencana pernikahan mereka pada Hwa Ja. Son Ja dan Gong Joo sudah mempersiapkan diri terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi.
“Son Ja ingin mengatakan sesuatu pada Ibu” ucap Gong Joo ketika Hwa Ja bergabung bersama dengan mereka
“apa itu?” tanya Hwa Ja penasaran
“aku ingin menikah dengan Noona” ucap Son Ja
“Noona siapa?” tanya Hwa Ja sedikit terkejut
“Gong Joo Noona”
“omong kosong apa itu?” tanya Hwa Ja semakin tidak mengerti
“kami hanya memerlukan persetujuan anda Bibi” jawab Son Ja
“jadi kalian sudah lama berpacaran? Apakah ini benar?” tanya Hwa Ja mulai emosi. Son Ja dan Gong Joo mengangguk bersamaan. “mengapa ini semua terjadi? Apa pernikahan lelucon? Umur kalian 22 dan 20th?” teriak Hwa Ja dan berniat memukul Gong Joo jika saja Son Ja tak menghalanginya.
“ibu berkata jika aku bertemu dengan orang yang baik, setelah aku lulus aku bisa menikah” jawab Gong Joo
“kalian berdua mencoba mempengaruhiku?” tanya Hwa Ja
“tidak. Jika aku harus menikah, aku hanya ingin menikah dengan Son Ja” ucap Gong Joo meyakinkan dan dengan gayanya yang terkesan santai sekaligus cuek
“Bibi, pikirkan hal positifnya, aku tidak terlalu buruk” ucap Gong Joo menambahkan
“kamu dibesarkan dengan memanggilku “Bibi”. Kalian berdua tumbuh besar seperti Kakak dan Adik, apa ini masuk akal jika kalian menikah?” tanya Hwa Ja semakin kesal
“kami hanya tinggal di rumah yang sama selama beberapa bulan ditambah akhir-akhir banyak pria menikah wanita yang tua beberapa tahun diatasnya”
“kamu keluar” perintah Hwa Ja
“aku akan pergi begitu Bibi menyetujui pernikahan kami”
“siapa yang menginginkan pernikahan?” tanya Hwa Ja berusaha meredam emosinya
“aku” jawab Son Ja
“apa kamu keluar dari pikiranmu” teriak Hwa Ja pada Gong Joo
“Ibu menikah dengan Ayah ketika berusia 21th”
“lalu kenapa? Apa aku hidup bahagia?”
“itu karena Ibu menikah dengan orang yang salah. Son Ja adalah orang yang baik, dia jauh lebih baik dariku dalam segala hal”
Emosi Hwa Ja kembali memuncak dan menjambak rambut Gong Joo. Hwa Ja bahkan mengambil gunting dan ingin memotong rambut Gong Joo sangking emosinya. Son Ja tak tinggal diam dan menarik Gong Joo serta berusaha menahan Hwa Ja. Gong Joo segera mengambi kopernya dan kemudian pergi disusul Son Ja. Disaat yang bersamaan Ayah Sa Ran datang dan terkejut dengan keributan yang terjadi. Hwa Ja menjelaskan jika mereka berdua ingin menikah… Apa? Menikah?
Hwa Ja berusaha mengejar Son Ja dan Gong Joo namun mereka terlalu cepat sehingga Hwa Ja kehilangan jejak. Hwa Ja segera menelepon Sa Ran untuk mengabarkan apa yang terjadi dengan Gong Joo dan keputusannya untuk menikah. Mendengar suara Sa Ran yang datar dan tak terkejut membuat Hwa Ja heran, apa Sa Ran sudah mengetahuinya? Sa Ran menjawab ya dan Hwa Ja kembali bertanya apa Sa Ran tidak menasehati adiknya untuk membatalkan ide gilanya dan dijawab Sa Ran tidak. Tidak ada gunanya untuk menghalangi mereka, lagipula Son Ja adalah pria yang baik dan sangat cocok dengan kepribadian Gong Joo yang terkesan cuek. Hwa Ja semakin kesal mendengarnya, bisa-bisanya Sa Ran mengatakan hal seperti itu… apa karena Gong Joo bukan adik kandungnya? Sayang ocehan Hwa Ja sepertinya tak didengar Sa Ran karena Sa Ran memilih menutup telepon setelah mengatakan akan ke rumah untuk berbicara besok.
Sa Ran menelepon Gong Joo dan menyuruh adiknya untuk datang ke rumahnya. Gong Joo menolak tawaran kakaknya dengan halus… untuk sementara ini, dirinya akan tinggal di rumah Nenek Son Ja. Gong Joo meminta kakaknya untuk merahasiakan tempat tinggalnya karena bila tidak, Ibunya akan datang mengamuk dan memaksanya segera pulang.
Son Ja dan Gong Joo sekarang berada di sebuah kafe untuk beristirahat sekaligus menghilangkan rasa haus mereka akibat berlarian menghindari Hwa Ja.
“Sa Ran Noona juga merasakan hal yang sama seperti kita” ucap Son Ja “aku akan menyiapkan makanan untuk Noona dan Noona tidak perlu mengkhawatirkan apapun dan memikirkan pendidikan saja. Di akhir minggu kita akan menonton film dan pergi kemanapun yang Noona suka” tambah Son Ja berusaha menghibur Gong Joo
“jangan khawatir, aku tidak akan merubah keputusanku. Jika aku melakukannya, aku tidak akan pernah mencoba untuk memulainya” jawab Gong Joo. Gong Joo sepertinya merasa sedikit menyesal dengan keputusannya namun setelah memikirkannya berkali-kali, hal ini jauh lebih baik daripada dirinya dijodohkan oleh Ibunya dengan seseorang yang tidak disukainya dan membuatnya merasa tidak nyaman. Gong Joo tak ingin hal yang dirasakan kakaknya, terjadi padanya juga. Sa Ran terjebak dalam jeratan masalah yang dibuat Ibu mereka hingga akhirnya menjadi Gisaeng, meskipun pada akhirnya kakaknya beruntung bisa menikah dengan seseorang yang dicintainya.
Ra Ra kembali ke rumahnya. Nenek beserta Soon Duk menyambutnya dan merasa sangat gembira mendengar jika Ra Ra akhirnya berhenti menjadi Gisaeng…. Disaat yang bersamaan, Son Ja dan Gong Joo datang. Nenek mengatakan jika Son Ja dan adik Sa Ran akan menikah, gantian Ra Ra yang terkejut sekaligus senang tak menyangka jika mereka berdua akan mengambil keputusan secepat itu.
Siapa yang menduga jika Gong Joo akan menjadi adik iparnya, mengingat pertemuan pertama mereka diwarnai dengan aksi debat mulut dan jambak rambut.
Hyo Ri tertawa riang…. Ra Ra putrinya akhirnya keluar dari Buyonggak. Kang San yang mendengarnya ikut merasa senang.
Da Mo mengemudikan mobilnya menuju suatu tempat… ketika mobilnya berhenti di tempat yang dituju, Da Mo segera turun dan berdiam sebentar di depan pintu sebuah rumah. Matanya berkaca-kaca dan wajah Da Mo menunjukkan raut wajah kesedihan yang mendalam
Jadi ini adalah tempat dimana Sa Ran ditinggalkan
BERSAMBUNG
Yang mau melihat sinopsis drama terbaru silahkan berkunjung ke blog Tamura K-Drama^^
Annyeong....
Thanks buat recapannya mbk..
BalasHapusOy, hantunya udah ga muncul lagi ya.. Hehe^^ kocak abis sih ayahnya Da Mo
Makin penasaran ajaaaaa>.<
Aaak, kutunggu recap selanjutnya. Semangat! ^^
BalasHapusaduuhhhh,,,,,,,,, tambah penasaran saya,,,,,,, mohon jangan bosan menulis recapnya ya eonni,,,, gomawo,,,,,,,
BalasHapusDitunggu ep.44 nya...
BalasHapusDa Mo sayang banget yach ma Sa Ran, dia bahkan berusaha mencari ortu kandung Sa Ran.
BalasHapusDan penasaran tu arwah nenek2 siapa yaaa?
lagi mbak dong episodenya. Penasaran lagi nih......thanks ya
BalasHapusOmooooo
BalasHapusmba dew makasih recapnya
ttp semangat ya
aku tunggu decap episode selanjutnya
duuh
penasaran bgt damo masuk n bertanya apa ga ya???
omooo
penasaran bgt....
Semangat kk".. Di tunggu episode selanjutnya #Gomiwo
BalasHapusnyesekkK jga` pas bagian akhir...
BalasHapus