Jumat, 02 Mei 2014

[Recap] New Tales Of Gisaeng Episode 38

EPISODE 38
Kenapa air mataku ikut menetes melihat mereka menikah?



Masih di restoran
Da Mo membahas mengenai lagu yang dinyanyikan Sa Ran saat Da Mo dan kawan-kawannya menjadi tamu di Buyonggak. Lagu yang dinyanyikan Sa Ran saat itu adalah lagu yang mewakili kisah cinta mereka berdua…. Sa Ran membenarkannya. Da Mo menambahkan di masa depan ketika mereka memiliki anak, anak mereka akan tersentuh ketika mendengar kisah cinta ke dua orang tuanya.

Saat pertama kali aku melihatmu, hatiku bergetar
aku punya firasat pada saat itu bahwa aku telah jatuh cinta

sementara itu di rumahnya, Ayah Da Mo sepertinya sedang berbahagia. Sedaritadi dirinya terus saja bernyanyi yang membuat kuping istrinya menjadi sakit mendengarnya…. Bagaimana bisa suaminya sekarang bernyanyi sedangkan anak mereka meninggalkan rumah? Ayah Da Mo menegaskan jika Da Mo akan kembali dalam waktu 1 bulan dan istrinya harus mempersiapkan diri dengan taruhan yang sudah mereka buat. Apa kamu melakukan sesuatu lagi yeobo? Tanya Ibu Da Mo
Sa Ran menatap cincin pertunangannya… 

Keesokan harinya
Saat mengantarkan susu ke kamar Sa Ran, Hwa Ran tanpa sengaja melihat cincin yang melingkar di jemari Sa Ran. Sa Ran yang baru saja terbangun seketika menyembunyikan tangannya. Hwa Ran berucap “tidak baik jika terlalu lama menunggu seusai kalian bertunangan”
Ayah Da Mo memeriksakan kondisi kesehatannya di rumah sakit milik Eo San, sahabatnya. Eo San memberitahukan jika tekanan darah Ayah Da Mo naik dan Ayah Da Mo membenarkannya…. Semuanya karena putranya, Da Mo dan pastinya Eo San sudah mendengar semuanya dari Ra Ra. Eo San menjawab ya dan berusaha mempengaruhi sahabatnya tersebut untuk mengubah keputusannya seperti permintaan Ra Ra, sayang Ayah Da Mo terlihat tak bergeming dan malah memilih mengganti topic pembicaraan “bagaimana dengan Ra Ra?” dan dijawab Eo San jika Ra Ra akan menikah bulan depan dengan dokter di rumah sakit yang merupakan sahabat Da Mo juga.
Da Mo sedikit terkejut ketika mendatangi perusahaan sahabatnya untuk memulai bekerja di hari pertamanya. Sahabat Da Mo meminta maaf karena tidak bisa mempekerjakan Da Mo, kemarin Ayah Da Mo menemui semua sahabat Da Mo dan melarang mereka membantu Da Mo. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena Ayah Da Mo memiliki pengaruh di Korea, membantah ucapannya sama saja dengan bunuh diri. Sahabat Da Mo juga menambahkan jika Da Mo akan sulit diterima di perusahaan manapun karena Ayah Da Mo pasti sudah memberitahukan semua pemimpin perusahaan. 
Joo Hee akhirnya pindah ke Buyonggak

Sa Ran kembali mengunjungi kediaman Da Mo untuk menemui Ibu Da Mo. Sa Ran memberitahukan kepada calon Ibu mertuanya tersebut jika dirinya akan kembali ke Buyonggak, bukan sebagai Gisaeng melainkan sebagai guru tari dan menambah pengetahuannya dalam bidang masak. Ibu Da Mo terdengar sedih mendengarnya, ada baiknya jika Sa Ran dan Da Mo segera menikah dan memiliki anak… dengan begitu mungkin Ayah Da Mo akan luluh. Akan terasa sangat sulit untuk Sa Ran dan Da Mo meluluhkan hati Ayah Da Mo walaupun berbagai macam cara yang akan mereka tempuh, sebaliknya Ayah Da Mo akan terus berusaha memisahkan Sa Ran dan Da Mo.
Sa Ran hanya tersenyum… Sa Ran tetap ingin menunda pernikahan sampai calon Ayah mertuanya tersebut menyetujui dan hadir di pernikahan mereka. Sa Ran tak ingin jika Da Mo membenci Ayahnya karena tidak menyetujui pernikahannya begitupun sebaliknya . Ibu Da Mo membenarkannya tetapi sampai kapan? Mereka berdua tidak akan terus muda dan akan bertambah tua namun Sa Ran menjawab tidak apa-apa…. Ibu Da Mo tak bisa berbuat apa-apa lagi, yang bisa dilakukannya hanya mendukung keputusan calon menantunya tersebut. Ibu Da Mo juga meminta Sa Ran untuk menelepon jika Sa Ran atau Da Mo kekurangan uang.
Ra Ra dan Jin Am makan malam bersama. Jin Am memulai pembicaraan dengan membahas rencana tempat tinggal mereka yaitu di “apartemen”. Jin Am mengungkapkan jika tinggal di apartemen mempunyai banyak kekurangan misalnya saja kita bisa mendengar suara dari lantai atas apalagi jika malam tiba, tak hanya itu asap dari para perokok bisa sampai ke kamar di sebelahnya dan masih banyak lagi. Bagi Jin Am akan lebih baik jika sesudah mereka menikah, mereka tinggal di Villa dan Jin Am akan berusaha keras mewujudkannya. Ra Ra terlihat memikirkan ucapan Jin Am yang sedikit banyak ada benarnya. Ra Ra tak menyadari tatapan Jin Am yang menyimpan suatu misteri (parah juga nich Jin Am, diam-diam sama matrenya dengan Ibunya, ckckck).
Berita tentang Joo Hee sebagai pemilik asli Buyonggak sampai juga di telinga Nenek Ra Ra dan juga Hyo Ri-Kang San. Sama seperti Ra Ra, banyak dari mereka yang susah untuk mempercayainya, bagaimana bisa?

Da Mo kembali menemui Ayahnya untuk menanyakan mengenai tindakan Ayahnya yang memblokir semua usaha Da Mo untuk mendapatkan pekerjaan… haruskah Ayahnya melangkah sampai sejauh itu?
“jika kamu bukan anakku, aku tidak akan melakukannya. Keterampilanmu? Aku mengetahuinya dengan baik dan tentu saja seseorang sepertimu akan diterima di perusahaan manapun” ucap Ayah Da Mo
“lalu kenapa Ayah menghalangiku? Setelah aku keluar dari rumah, Ayah tidak perlu mengkhawatirkanku lagi dan Ayah juga sudah membekukan semua kartuku. Jadi biarkanlah aku berusaha dengan usahaku sendiri untuk mencari nafkah”
“aku sudah mengatakan, setelah kamu mengakhiri semuanya dan pulang aku akan mengembalikannya. Semua kemampuan yang kamu miliki menurutmu karena siapa? Bahkan sejak kamu masih kecil, aku sudah memanggil guru les pribadi untuk setiap mata pelajaran. Apakah kamu berpikir berapa uang yang sudah kami keluarkan? Akulah yang sudah membuatmu menjadi seperti itu. Aku tidak berharap kamu menghormati Ayah, apa sebenarnya kesalahanku? Aku tidak pernah mengabaikan kamu dan Ibumu, lalu ini yang kamu berikan kepadaku? Menikah dengan seorang gadis yang tak jelas asal usulnya dan juga seorang Gisaeng. Bagaimana bisa kamu lebih menghargai seorang gadis yang kamu baru mengenalnya beberapa bulan dibandingkan orang tuamu? Kejahatan apa yang sudah kulakukan di kehidupan sebelumnya sehingga aku diperlakukan seperti ini oleh anakku sendiri?” ucap Ayah Da Mo sedih
“tidak perduli bagaimana aku mencoba berpikir dari sudut pandang Ayah, ini terlalu berlebihan karena menghalangiku untuk mendapatkan pekerjaan. Apakah aku meminta untuk didatangkan guru les? Ayah berharap pujian, sama seperti memberikan uang kepada orang lain”
“jangan menasehatiku” teriak Ayah Da Mo marah sambil menggebrak meja
“selama 25th berapa banyak ulang tahunku yang kuhabiskan dengan Ayah? Hanya 2 kali, ketika aku berusia 1th dan 8th. Aku tidak seharusnya membahas ini, tapi Ayah lebih menyukai Andrew. Pada saat Andrew ulang tahun, ayah bahkan memakai topi ulang tahun dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya. Pada ulang tahunku yang ke 8, Ayah memberikanku sepeda dan itupun sekretaris Ayah yang membelinya. Ayah tidak pernah bermain baseball denganku sedangkan Sa Ran melakukannya, dia bahkan mempelajarinya demi aku, bagaimana bisa aku tidak mencintainya? Ini adalah apa yang aku maksudkan, jika mencintai seseorang maka kita harus berusaha dengan keras. Semua hidup Ayah, ayah habiskan untuk perusahaan. Pernahkah ayah mempunyai waktu sedikit saja untuk keluarga” ucap Da Mo kesal. Andrew tiba-tiba muncul dan saat melihatnya, Da Mo semakin kesal dan mengusir Andrew.
“kenapa kamu meneriakinya?” teriak Ayah Da Mo semakin marah
“aku menjadi semakin malu dengan Sa Ran, jika dia tahu bagaimana Ayah memperlakukan anak Ayah sendiri apa yang akan dikatakannya? Dia pasti akan mengatakan keluarga ini adalah keluarga yang berantakan”
“aku menyesal sudah membuatmu menjadi seperti itu, pergilah dan lakukan sesuatu. Aku akan melihat semua usahamu…”
“aku akan membereskan semua barang-barangku besok dan Ayah tidak akan pernah melihat wajahku lagi” tegas Da Mo dan bergegas pergi meninggalkan Ayahnya yang semakin sedih karena ucapan dan perbuatan Da Mo terhadapnya. Bagaimana bisa Da Mo memperlakukannya seperti ini?

Da Mo berjalan menyusuri taman dengan kesedihan…. Ayahnya benar-benar lebih menyayangi dirinya sendiri dan juga Andrew. Padahal yang diinginkan Da Mo adalah sedikit saja kasih sayang dari Ayahnya. Hp Da Mo berbunyi. Saat melihat nama penelepon di layar kaca, Da Mo berdehem, berusaha membuat suaranya tak terdengar sedih.
Sa Ran terdiam seusai menelepon Da Mo. Sa Ran bisa merasakan ada nada kebohongan disana … Da Mo bisa saja berbohong jika dirinya tak kenapa-kenapa tapi Sa Ran mengetahui dengan jelas jika sesuatu hal yang buruk sedang menimpa orang yang dicintainya tersebut.
Sementara itu di kamar ke dua orang tua Sa Ran
Saat Hwa Ja sedang berdua dengan suaminya di kamar, Hwa Ja tiba-tiba berucap jika dirinya harus menemui Ayah Da Mo… memohon agar bisa menerima Sa Ran sebagai menantu. Kondisi mereka memang sedang dalam kesulitan tetapi Sa Ran adalah gadis yang sempurna. Ayah Sa Ran tidak menyetujui ide Hwa Ja, ada baiknya jika kali ini mereka tak ikut campur pada urusan Sa Ran dan hanya melihat saja. Sa Ran tentu saja tidak akan menyukainya dan Ayah Sa Ran memiliki keyakinan jika akan ada akhir yang bahagia untuk kehidupan putrinya, Dan Sa Ran. 

Da Mo dan Sa Ran sedang berada di taman. Da Mo bercerita jika dirinya tidak bisa bekerja di perusahaan temannya karena Ayahnya sudah menghubungi mereka semua. Da Mo merasa kesal dan jengkel dengan sikap Ayahnya, setelah memblokir semua asset miliknya sekarang menghalangi dirinya untuk mencari nafkah…. Sa Ran menasehati Da Mo untuk tidak membenci Ayahnya, semua ini terjadi karena dirinya .
“sekarang aku tidak bekerja dan tidak memiliki uang, apakah kamu masih mencintaiku?” tanya Da Mo dan dijawab Sa Ran dengan “issshhh” sambil memandang Da Mo dan kemudian memeluknya erat
“ini adalah jawabanku” ucap Sa Ran
“melihat bagaimana dirimu, aku yakin ke dua orang tuamu saling mencintai. Mereka mungkin mengalami kecelakaan dan tidak sengaja meninggalkanmu” jawab Da Mo namun Sa Ran memilih mengalihkan pembicaraan.
Pelukan dan semangat dari Sa Ran membuat Da Mo merasa bersemangat kembali, dia tidak sendiri. Dirinya memiliki Sa Ran yang sangat mencintainya dan juga menjadi sumber penyemangatnya dikala dirinya sedang bersedih ataupun down. T^T
Eo San dan Soon Duk memberitahukan tanggal pernikahan mereka pada Ibu Eo San dan juga Ra Ra. Mereka baru saja menemui peramal dan diberitahu jika tanggal yang baik untuk melangsungkan pernikahan adalah bulan ini…. Eo San dan Soon Duk menyesal karena pada akhirnya mereka yang mendahului Ra Ra, padahal mereka sudah memiliki kesepakatan akan menikah pasca pernikahan Ra Ra. Ra Ra tidak mempersoalkannya ataupun marah, yang terpenting sekarang adalah Ayah dan calon Ibunya harus mempersiapkan keperluan pernikahan mereka secepat mungkin. 
Sa Ran kembali menemui Hwa Ran dan kebetulan Joo Hee juga sedang berada disana…. Mereka mendengarkan cerita Sa Ran mengenai usaha Ayah Da Mo untuk memblokir semua asset Da Mo dan juga mencegah Da Mo menemukan pekerjaan.
Da Mo menepati janjinya untuk mengosongkan kamarnya… Ibu Da Mo semakin panik dan meminta Da Mo untuk membatalkan semua niatnya. Ibu Da Mo meminta Da Mo hanya untuk segera menikah saja, jika perlu memakai uang Ibunya. Da Mo menolaknya dengan tegas, dirinya tak ingin memakai uang Ayahnya sepeserpun namun Ibunya menegaskan jika uang yang akan diberikannya adalah murni uangnya pribadi.
Sepulang bekerja, Ayah Da Mo menyempatkan ke kamar putranya yang sudah kosong…. Kesedihan mewarnai raut wajahnya yang sudah tak muda lagi dan dipenuhi banyak keriput. Melihat kamar yang dulunya hidup dengan kehadiran putranya dan sekarang sudah tak bernyawa lagi membuatnya semakin sedih.
Soon Duk ditemani Eo San melakukan viting baju pengantin dan juga membeli cincin pernikahan mereka.
Da Mo dan Sa Ran menemui Hwa Ran dan Joo Hee. Da Mo memberitahu jika mulai besok dirinya akan bekerja sebagai pekerja konstruksi bangunan dan untuk sementara waktu akan tinggal di Buyonggak mengikuti jejak Sa Ran. Hwa Ran dan Joo Hee setuju jika Da Mo ingin kembali ke Buyonggak tetapi keputusan Da Mo untuk bekerja sebagai pekerja konstruksi membuat mereka berdua terkejut dan merasa iba. Joo Hee bahkan berucap jika dirinya akan memberikan Da Mo modal untuk membuka usaha namun Da Mo menolaknya dan berucap jika Ayahnya pasti akan menggagalkan usahanya tersebut.

Ra Ra menemui ke 2 sahabatnya. Sahabat Ra Ra tiba-tiba berucap jika mereka ingin bertemu dengan calon suami Ra Ra, sayang saat Ra Ra menelepon… Jin Am mengatakan jika dia ada janji dengan seniornya untuk minum soju bersama. 
Ketika mendatangi sebuah restoran bersama ke dua sahabatnya dan dengan Sa Ran yang baru saja bergabung, Ra Ra tanpa sengaja melihat Jin Am sedang makan malam bersama seorang wanita. Ra Ra awalnya mengira jika apa yang dilihatnya adalah salah namun ketika ke 2 sahabatnya berbalik mengikuti arah pandangan Ra Ra, mereka seketika berucap “bukankah itu Jin Am oppa?”.
Ra Ra segera berdiri dari kursinya dan mendatangi Jin Am. Melihat mereka berdua tertawa lepas, Ra Ra sudah bisa menebak pasti ada sesuatu antara Jin Am dan gadis di hadapannya. Saat Ra Ra berdiri disamping Jin Am, Jin Am sontak terkejut…. Kebohongan yang sudah dibuatnya akhirnya ketahuan. Ra Ra menjelaskan kepada wanita di hadapan Jin Am, jika dirinya adalah calon istri Jin Am dan mereka akan menikah sebentar lagi. Mendengarnya, sontak wanita tersebut terkejut dan bergegas pergi dengan kemarahan yang memuncak karena Jin Am sudah berani membohonginya di pertemuan kencan buta pertama mereka. Jin Am mencoba menjelaskan semuanya kepada Ra Ra namun Ra Ra tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari Jin Am.
“tolong jangan beritahukan hal ini pada Direktur” pinta Jin Am
“bagaimana kamu bisa hidup seperti ini” ucap Ra Ra. Kekecewaan seketika menjalari sekujur tubuh Ra Ra, bagaimana bisa calon suami yang dibanggakannya di hadapan keluarganya mengkhianatinya? Dan juga, Jin Am hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan perasaan Ra Ra sedikitpun.

Saat Sa Ran kembali ke Buyonggak, Sa Ran memberitahukan kejadian yang terjadi pada ke dua sahabat mereka kepada Da Mo. Da Mo tidak habis pikir, Jin Am bisa setega itu… 

Saat pulang, Jin Am menumpahkan semua kemarahan kepada Ibunya… Ra Ra melihatnya dengan wanita lain dan hal terburuk, dirinya bisa saja dipecat dari rumah sakit. Semua karena ide gila Ibunya yang ingin menjodohkannya dengan wanita lain disaat hari pernikahan sudah di depan mata. Ibu Jin Am meminta putranya untuk tenang dan segera menelepon Ra Ra. Ibu Jin Am menjelaskan jika Jin Am hanya menemui gadis tersebut tanpa tujuan apa-apa. Dirinya merasa tak enak kepada sahabatnya karena jauh sebelum mengenal Ra Ra, dirinya sudah berjanji akan mengenalkan Jin Am dengan putri sahabatnya. Ibu Jin Am tak ingin ada kesalahpahaman disini dan Ra Ra memilih hanya mengiyakan semua ucapan Ibu Jin Am.

Usai menelepon, Ibu Jin Am meminta putranya untuk tak mengkhawatirkan apapun karena Ra Ra adalah gadis yang bisa disetir dan penurut. Benarkah demikian?
Ra Ra menemui Ayah, Nenek dan Son Ja yang sedang membicarakan masalah pernikahan Ayahnya. Ra Ra memberitahukan apa yang terjadi pada Da Mo dan Sa Ran sebelum akhirnya memberitahukan kelakuan Jin Am yang dilihatnya hari ini. Ra Ra memutuskan untuk membatalkan pernikahan, belum menikah saja Jin Am sudah berani membohonginya apalagi ketika menikah nanti. Nenek dan Son Ja terkejut mendengarnya namun mereka menyetujui keputusan Ra Ra, mereka tak ingin melihat Ra Ra menikah dengan orang yang tidak tepat, bukannya bahagia… Ra Ra justru akan menderita.

Kabar kembalinya Sa Ran ke Buyonggak dan Da Mo yang memilih mengikuti Sa Ran sampai juga di telinga Ayah Da Mo. Ayah Da Mo meminta asistennya untuk menelepon Hwa Ran dan membuat janji untuk bertemu.
Sa Ran memanggil Da Mo ke taman untuk menikmati semangkok mie ramen… Sa Ran khawatir karena mulai besok Da Mo akan bekerja sebagai pekerja konstruksi, pekerjaan yang sangat berat dan pastinya melelahkan untuk Da Mo yang untuk pertama kalinya menggeluti dunia tersebut.
Ra Ra sedang bersedih dan yang bisa dilakukannya hanyalah mengurung diri di kamar. Telepon dari Hyo Ri yang menanyakan mengenai keperluan pernikahan Ra Ra membuat Ra Ra semakin sedih. Ra Ra mengatakan jika pernikahannya batal dan meminta Hyo Ri untuk menanyakan saja pada Neneknya. Sayang, Hp Nenek Ra Ra tidak aktif. Hyo Ri mengambil inisiatif menghubungi Son Ja hingga akhirnya penjelasan mengenai pembatalan Ra Ra membuat emosi Hyo Ri memuncak. Bagaimana bisa Jin Am melakukan hal kejam seperti itu pada putrinya?
Keesokan harinya
Waktu masih menunjukkan pukul 5 namun Da Mo sudah bangun. Setelah mandi dan mempersiapkan semua kebutuhannya, Da Mo melangkah pergi. Di depan pintu Buyonggak, Sa Ran sudah menunggunya untuk memberikan bekal dan semangat kepada Da Mo. Da Mo merasa bahagia dan berjanji akan membawa uang yang banyak untuk Sa Ran.Tak lupa Da Mo mencium pipi Sa Ran sesaat sebelum dirinya pergi.
Hyo Ri bergegas menemui Ra Ra… Hyo Ri mengatakan kepada Ra Ra dan Neneknya untuk menuntut mereka namun Nenek Ra Ra menolaknya. Yang perlu mereka lakukan sekarang hanyalah membatalkan pernikahan saja. Hyo Ri tiba-tiba berucap, Jin Am dan Ibunya pasti kecewa setelah mendengar jika Ra Ra hanyalah keponakan Eo San dan bukan putrinya dan artinya rumah sakit tak akan jatuh ke tangan Jin Am nantinya setelah menikah dengan Ra Ra. 

Eo San memanggil Jin Am ke ruangannya.
Hwa Ran mengunjungi rumah Da Mo untuk memenuhi undangan Ayah Da Mo. Hwa Ran sudah bisa menebak tujuan Ayah Da Mo ingin menemuinya yaitu agar dirinya mengusir Da Mo dan Sa Ran keluar dari Buyonggak…. Dan memang benar, namun Hwa Ran menjelaskan jika dia tak bisa melakukannya karena Da Mo dan Sa Ran menyewa kamar untuk tinggal di Buyonggak. Hwa Ran justru berusaha mempengaruhi Ayah Da Mo agar bisa merestui hubungan Sa Ran dan Da Mo tetapi lagi dan lagi Ayah Da Mo tak bergeming.
Ra Ra menemui Ibu Jin Am… Ra Ra menginginkan pernikahan dibatalkan karena Jin Am dan juga Ibunya sudah membohonginya. Ibu Jin Am tentu saja terkejut dan tak menyangka jika Ra Ra akan mengambil keputusan seperti itu. Ibu Jin Am berusaha membujuk Ra Ra, sayang Ra Ra tak terpengaruh dengan bujukan Ibu Jin Am. Merasa kesal dengan sikap Ra Ra, Ibu Jin Am ikut menyetujuinya dan mengatakan akan menemui Direktur Geum (Ayah Ra Ra) untuk meminta kompensasi atas pembatalan pernikahan ini…. Mwo???

Da Mo memulai pekerjaannya sebagai pekerja konstruksi atau bisa dikatakan pekerja bangunan. Da Mo tidak menyadari jika seseorang sedang memata-matainya dan melaporkan semua hal yang dikerjakannya pada ayahnya. Keesokan harinya, Ayah Da Mo datang dan melihat sendiri hal yang dilakukan putranya. Hati orang tua mana yang tak miris dan sakit melihat anak kesayangan mereka bekerja dengan bersusah payah terlebih sebelumnya Da Mo seperti seorang pangeran yang dimanjakan dengan kemewahan dan kekayaan. 
Bong Yi membantu menempelkan koyo di punggung Da Mo. Disaat yang bersamaan, Sa Ran datang membawa minuman kesehatan untuk Da Mo. Wajah Sa Ran menunjukkan kesedihan, Sa Ran merasa kasihan dengan Da Mo.
Nenek melihat baju pernikahan Soon Duk… nenek merasa sangat bahagia dan memandangi foto suaminya dan berucap “Yeobo, besok putra kita akan menikah dengan Soon Duk”
Sa Ran, Da Mo, Son Ja dan Gong Joo berkumpul bersama merayakan penambahan usia Gong Joo menjadi 22th. Kebahagiaan dan canda tawa terlihat disana…. Son Ja menghadiahkan Gong Joo sebuah bando sedangkan Sa Ran dan Da Mo memberikan Gong Joo uang belanja. Suka dengan scene ini^^
Besok, Eo San dan Soon Duk akan memulai babak baru kehidupan mereka….wajah mereka bisa saja menunjukkan kebahagiaan tetapi hati mereka tidak. Putri mereka sampai saat ini belum diketahui keberadaannya.
Ayah Da Mo terkejut ketika mendapat kabar dari istrinya jika besok sahabatnya, Direktur Geum akan menikah dan calon istrinya adalah Koki di Buyonggak… Ayah Da Mo berucap kenapa semuanya terhubung dengan Buyonggak… Sa Ran adalah Gisaeng di Buyonggak, putranya bekerja di Buyonggak dan sekarang Direktur Geum akan menikah dengan Koki Buyonggak. Istrinya menambahkan jika Ibu Ra Ra adalah pemilik asli Buyonggak.
Hari pernikahan
Semuanya tengah bersiap-siap menuju upacara pernikahan Eo San dan juga Soon Duk… Sa Ran yang awalnya menolak untuk ikut akhirnya memutuskan pergi karena Hwa Ran mengajaknya.
Saat melakukan sesi pemotretan, Hwa Ran muncul dan menyapa calon pasangan pengantin “Eo San dan Soon Duk”. Hwa Ran turut berbahagia dan senang melihat ke dua sahabatnya tersebut akhirnya menikah. Tak ada raut kekecewaan disana, Hwa Ran bahkan berpesan kepada Eo San untuk membahagiakan Soon Duk yang sudah dianggap seperti adiknya sendiri. 
Upacara pernikahan akhirnya digelar…. Beberapa dari undangan yang hadir turut senang melihat Eo San dan Soon Duk yang berakhir di pelaminan tapi anehnya salah satu undangan justru meneteskan air mata, dia adalah Sa Ran.

BERSAMBUNG

11 komentar:

  1. Kemana aja chingu, koq baru nge-post udah g sabar nunggu kelanjutannya,
    Tapi sebelumnya makasih yaaa...

    BalasHapus
  2. Waaaaaaa makin penasaran ajaaaa >.<

    BalasHapus
  3. Gomawo chingu..!!!
    Dah posting and recap stiap episode -episodenya.!!!

    BalasHapus
  4. thanks chingi.lnjtin lg y chingu ampe tmt.pnsran bgt nih ama kelanjutannya....
    mkn seru.di tnggu^^

    BalasHapus
  5. thanks chingu.lnjtin lg ampe tmt y chingu.mkn pnsran nih ama eps slnjtnya.mkn seru
    di tnggu chingu^^

    BalasHapus
  6. di tngu klnjtan nya chingu

    BalasHapus
  7. lnjt lg chingu.ditngu^^

    BalasHapus
  8. uwaaa itu saran knapa nangis???

    BalasHapus
  9. Ga sabar menunggu sinopsis selanjutnya

    BalasHapus
  10. dtnggu lnjtannya ya chingu.. :)

    BalasHapus
  11. Makasih chingu.. episode 40 sampai endingnya ditunggu yachh..!! okey? heheheh

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...