Annyeonghaseyo Yeorobun....
Sebelumnya Dewi pengen ngucapin selamat ulang tahun untuk Uri Leader, Park Jung Soo atau yang biasa kita sapa Leeteuk atau Teeukki Oppa dan juga selamat kepada Super Junior atas album barunya 6JIB "SEXY,FREE&SINGLE"(Semua lagunya keren banget, dewi suka^^)....
Son Ja kembali sedih. Dia pun menumpahkan keluh kesahnya pada Andrew
“Kamu dan aku sama-sama yatim. Kapan kamu ditinggalkan Ibumu? Aku bahkan tidak tahu seperti apa wajah Ayahku? Ibuku meninggal ketika aku masih duduk di bangku sekolah dan sekarang Nenekku”.
Soon Duk tak bisa memejamkan mata. Bayangan 25 tahun silam kembali diingatnya
=flashback=
Soon Duk berjalan sambil menggendong bayi. Tujuannya adalah rumah Eo San. Berat rasanya bagi Soon Duk meninggalkan anaknya tapi itu harus dilakukannya karena dirinya tak sanggup membesarkan anaknya dan memberikan apa yang dibutuhkannya. Eo San pasti akan mengurus dan membesarkan anaknya dengan baik.
Seseorang keluar, dia adalah Ibu Eo San. Soon Duk hanya memandangi dari kejauhan anaknya dibawa masuk. Hatinya sakit, air mata tak hentinya jatuh dari pelupuk matanya.
Eo San memandangi bayi mungil di gendongan Ibunya.
=flashback end=
Eo San tak bisa tidur, bayangan masa lalu saat dirinya memandangi putri kecilnya kembali menari-nari. Kenapa dirinya tak bisa mengenali anaknya sendiri?
Eo San memutuskan keluar dari kamar dan disaat bersamaan Ayahnya juga keluar karena tidak bisa tidur. Kakek Ra Ra merasa bersalah tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan sekarang selain menemukan anak tersebut.
Keesokan harinya
Di rumah Da Mo, Ayah, Ibu dan Nenek Da Mo sedang sarapan pagi. Mereka kemudian membicarakan tentang gadis yang akan dijodohkan dengan Da Mo. Ayah dan Nenek Da Mo sudah tidak sabar ingin menimang Cucu dan Cicit.
Buyonggak
Alarm di kamar para pria berbunyi, waktunya Ahjussi Saeng Kang bangun dan menemani Hwa Ran jogging di pagi hari. Tapi tunggu, apa yang terjadi? Ahjussi Saeng Kang tak bisa bangun, seluruh tubuhnya sakit karena kegiatan Hiking yang dilakukannya kemarin. Alhasil, Ahjussi Dan Se yang menemani Hwa Ran.
Sa ran sudah bersiap-siap. Da Mo mengajaknya bertemu dan akan menjemputnya. Raut wajah Sa Ran masih menunjukkan kemarahan.
Ahjussi Saeng Kang meminta kepada Bong Yi untuk memberitahu kepada Eun Ja agar membuatkannya bubur, bersediakah Eun Ja??? Tentu saja tidak, jika yang sakit itu Dan Se, Eun Ja tanpa perlu diminta pun akan membuatnya dengan senang hati, hehehe^^.
Soon Duk tak bisa tenang. Sebuah telepon masuk dan dari Eo San.
Soon Duk mengatakan kepada Eo San untuk jangan menghubunginya dulu sampai anaknya ditemukan tetapi Eo San ingin mendengar seluruh cerita langsung dari mulut Soon Duk. Eo San bahkan menambahkan jika dia akan memasang iklan di Koran namun Soon Duk tetap tak perduli.
Kakek dan Nenek Ra Ra mulai mencari setiap berkas yang mereka miliki, harapan mereka ada sedikit informasi tentang pembantu yang pernah bekerja di tempat mereka 25 tahun yang lalu.
1 menit, 2 menit berlalu dan tak terasa pencarian mereka tak menemukan apapun, nihil. Nenek Ra Ra tiba-tiba berkata jika mereka tidak bisa seperti ini, hal yang harus mereka lakukan adalah menemui wanita yang mengakui memiliki anak dari Eo San.
Sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan sebuah villa. Pemandangan sekelilingnya terlihat sangat cantik nan asri namun tetap tak bisa merubah suasana hati Sa Ran yang masih kesal pada Da Mo.
Sa Ran menuju dapur, hal yang ingin dilakukannya adalah memasak Sup Kimchi (ehmmmm, nyummy). Da Mo menawarkan diri untuk membantu namun Sa Ran menyuruhnya pergi.
Kakek dan Nenek Ra Ra bersiap-siap pergi. Mereka telah membuat janji dengan Son Duk.
Makanan siap. Sa Ran memanggil Da Mo untuk makan (sepertinya kemarahan Sa Ran telah reda). Pujian tak hentinya keluar dari mulut Da Mo, Sa Ran jauh lebih baik dari apa yang dia bayangkan. Sa Ran sangat pandai memasak.
Pembicaraan dimulai.
Nenek Ra Ra meminta Soon Duk menceritakan semuanya termasuk alasannya tak memberitahu kebenaran semuanya sedari awal. Mata Soon Duk mulai berkaca.
“8 Juni tahun 1987 adalah hari aku menaruh anakku. Aku menaruh surat dan meminta kepada anda untuk membesarkannya dengan baik dan aku berpikir Dr Geum akan tahu. Hari itu aku mengawasi dari kejauhan sampai pukul 4 sore, tidak ada yang keluar dengan bayi, jadi aku pikir anda memutuskan untuk merawatnya, aku lega. Aku tidak menyangka jika anda memberikannya pada penjaga rumah anda”.
Soon Duk meminta untuk menemukan putrinya karena hatinya sangat sakit jika memikirkan keadaan putrinya sekarang. Air mata terus membanjiri wajah Soon Duk dan semakin membuat miris hati Nenek Ra Ra dan juga Kakek Ra Ra yang memandangi Soon Duk dari kejauhan.
Joo Hee terlihat sedang asik bercengkrama dengan seorang pria berkacamata di sebuah restoran. Tak jauh darinya, Hwa Ran, Do Hwa dan seorang teman wanita juga sedang melakukan hal yang sama.
Joo Hee ke kamar mandi untuk menerima telepon dan Hwa Ran yang kebetulan berada di tempat yang sama tanpa sengaja mendengar suara Joo Hee ketika berada di kamar mandi dan langsung memotretnya begitu keluar dari kamar mandi. Apa yang akan dilakukan Hwa Ran ya dengan foto Joo Hee dan pria berkacamata???
Sa Ran dan Da Mo membersihkan dapur bersama (cieeee, romantisnya) dan melanjutkan dengan mengobrol ringan di ruang tamu. Da Mo berkata jika ini pertama kalinya dirinya bertemu dengan wanita yang tidak menginginkan sesuatu dari pria yang diajaknya berkencan dan dijawab oleh Sa Ran jika dirinya tak ingin ada hal yang mengikat dirinya ketika mereka berpisah. “tapi kita kan masih bersama sekarang?” ucap Da Mo.
Sa Ran kemudian berucap jika dirinya lebih menyukai makan kue beras yang dijual dipinggir jalan daripada makan di restoran mewah, lebih memilih cola dibandingkan dengan anggur, lebih menyukai berjalan-jalan di Samchungdong dan Boohamdong daripada berjalan di tempat elit.
Da Mo mengajak Sa Ran berjalan-jalan di pinggir danau (asli scene ini bagus banget, romantic banget). Da Mo mulai bercerita tentang dirinya dan penyebab pertengkaran mereka kemarin karena Sa Ran menasehati Da Mo untuk menuruti dan menghormati Ayahnya.
Da Mo mengakui jika dirinya memang tidak terlalu sopan dan kurang disiplin. Da Mo sadar maksud tujuan Sa Ran adalah baik. Da Mo akhirnya bercerita jika Ayahnya tidak pernah menghabiskan waktu dengannya dan harta yang bergelimang tak mampu menggantikan rasa haus Da Mo akan cinta dan kasih sayang. Ayahnya bahkan lebih menyayangi Andre daripada dirinya dan Ibunya. Da Mo terkadang iri dengan teman-teman sekolahnya yang sering bercerita tentang kegiatan yang mereka lakukan bersama Ayah mereka.
Sa Ran maju perlahan mendekati Da Mo dan memeluknya. Da Mo terkejut dan tak menyangka jika gadis yang dihadapannya akan melakukan hal seperti ini karena komitmen mereka adalah tak ada kontak fisik.
“tidak apa-apa jika aku yang memulainya” ucap Sa Ran
Di Buyonggak
Para penghuni Buyonggak baru saja selesai makan siang. Ahjussi Saeng Kang yang masih sakit terlambat datang dan jatah makan untuk Ahjussi Saeng Kang ternyata tidak ada. Kasihan Ahjussi Saeng Kang!!!
Sa Ran merapikan perlengkapan dapur. Da Mo datang dan merebus air panas untuk membuat teh. Sa Ran tanpa sengaja melihat rambut putih di kepala Da Mo dan mendekat untuk mencabutnya.
Dugeun-dugeun dirasakan Da Mo. Ekspresi tak mengenakkan kembali dirasakannya di dalam hati. Posisi Sa Ran yang sangat dekat dengan dirinya membuatnya merasa ingin memeluk Sa Ran namun Da Mo sadar jika dirinya tak boleh melakukannya, karena mereka telah berkomitmen untuk tak melakukan kontak fisik.
Da Mo bertanya kepada Sa Ran bagaimana dengan keluarga Sa Ran karena sampai sekarang dirinya tak pernah mendengar Sa Ran bercerita tentang keluarganya. Sa Ran bercerita dan cerita Sa Ran membuat Da Mo terkejut. Ibu Sa Ran telah tiada ketika dia berada di bangku SMA, Ayahnya menikah lagi dan hubungannya dengan Ibu tirinya tidak terlalu buruk.
Sa Ran berharap ibunya terus berada disisinya walaupun dirinya sering dipukuli dan dimarahi tak menjadi masalah baginya.
Bong Yi terkejut ketika mendapati Ahjussi Saeng Kang menangis di dalam kamar. Ternyata alasannya adalah karena Ahjussi sedih karena tidak ada seorangpun yang perhatian padanya, dirinya kelaparan dan tidak ada makanan yang disisakan untuknya (salah Eun Ja nich)….. Ahjussi Saeng Kang bahkan mengatakan jika dirinya lebih baik ikut bersama Ibunya (Ibu Ahjussi Saeng Kang sudah tidak ada). Bong Yi yang merasa iba akhirnya memasakkan makanan untuk Ahjusi Saeng Kang.
Ahjussi Saeng Kang tersentuh dan bahkan menangis melihat tindakan Bong Yi, satu-satunya orang yang memperhatikannya ketika tak ada orang yang memperdulikannya. (Bong Yi saranghae^^).
Hwa Ran memandangi layar ponselnya. Beberapa detik kemudian sebuah foto dikirimkan kepada Eo San. Ya, foto Joo Hee dengan sorang pria berkacamata.
Da Mo mengantar Sa Ran pulang. Diperjalanan mereka kembali berbincang. Sa Ran meminta Da Mo agar menjadi lebih tenang dalam bersikap terutama dalam menghadapi Ayahnya tetapi Da Mo tetap pada pendiriannya jika dirinya tidak akan berubah pikiran dan meminta maaf.
Sa Ran sadar, tidak mudah mengubah kepribadian seseorang dalam waktu sekejap. Sa Ran pun meminta Da Mo memanggil namanya dengan lembut, bukannya tersentuh Sa Ran tertawa mendengarnya.
Kakek dan Nenek Ra Ra menemui Eo San di rumah sakit. Kakek dan Nenek Ra Ra memberitahukan jika mereka baru saja menemui Soon Duk untuk mengetahui cerita yang sebenarnya.
Kakek dan Nenek Ra Ra memutuskan untuk memasang iklan di Koran demi menemukan cucu mereka.
Sebuah ide kembali muncul ketika Joo Hee masuk ke dalam kamar dan menemui Ibu Mertuanya dan memberitahukannya jika Ayah mertuanya bertindak aneh karena sering bertanya tentang masakan yang pernah dibuat pembantu mereka dulu. Joo Hee berpikir jika Ayah mertuanya menderita penyakit demensia.
Sa Ran dan Da Mo beristirahat sementara di sebuah taman. Sama seperti Nenek dan Kakek Ra Ra yang tiba-tiba mendapat inspirasi dan ide, Sa Ran pun memiliki ide untuk membuat Ayah Da Mo menyadari arti pentingnya istrinya.
Apa itu???
Nantikan di Episode selanjutnya^^
Sebelumnya Dewi pengen ngucapin selamat ulang tahun untuk Uri Leader, Park Jung Soo atau yang biasa kita sapa Leeteuk atau Teeukki Oppa dan juga selamat kepada Super Junior atas album barunya 6JIB "SEXY,FREE&SINGLE"(Semua lagunya keren banget, dewi suka^^)....
Saengil Chukkaehamnida Oppa, satu harapan dewi dan harapan semua Elf, Oppa tetap sehat dan selalu tersenyum. Kami akan tetap menunggu Oppa sampai Oppa keluar wamil nanti....Prom15e to 13elieve
=Touch My Heart=
Episode 10 (Salah Satu Episode Favorit)
Eo San pulang. Kakek dan Nenek Ra Ra segera menyambutnya karena Joo Hee kebetulan sedang berada di kamar mandi. Eo San mengatakan jika Soon Duk pingsan karena shock. Soon Duk juga meminta agar anaknya segera ditemukan.Son Ja kembali sedih. Dia pun menumpahkan keluh kesahnya pada Andrew
“Kamu dan aku sama-sama yatim. Kapan kamu ditinggalkan Ibumu? Aku bahkan tidak tahu seperti apa wajah Ayahku? Ibuku meninggal ketika aku masih duduk di bangku sekolah dan sekarang Nenekku”.
Soon Duk tak bisa memejamkan mata. Bayangan 25 tahun silam kembali diingatnya
=flashback=
Soon Duk berjalan sambil menggendong bayi. Tujuannya adalah rumah Eo San. Berat rasanya bagi Soon Duk meninggalkan anaknya tapi itu harus dilakukannya karena dirinya tak sanggup membesarkan anaknya dan memberikan apa yang dibutuhkannya. Eo San pasti akan mengurus dan membesarkan anaknya dengan baik.
Seseorang keluar, dia adalah Ibu Eo San. Soon Duk hanya memandangi dari kejauhan anaknya dibawa masuk. Hatinya sakit, air mata tak hentinya jatuh dari pelupuk matanya.
Eo San memandangi bayi mungil di gendongan Ibunya.
=flashback end=
Eo San tak bisa tidur, bayangan masa lalu saat dirinya memandangi putri kecilnya kembali menari-nari. Kenapa dirinya tak bisa mengenali anaknya sendiri?
Eo San memutuskan keluar dari kamar dan disaat bersamaan Ayahnya juga keluar karena tidak bisa tidur. Kakek Ra Ra merasa bersalah tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan sekarang selain menemukan anak tersebut.
Keesokan harinya
Di rumah Da Mo, Ayah, Ibu dan Nenek Da Mo sedang sarapan pagi. Mereka kemudian membicarakan tentang gadis yang akan dijodohkan dengan Da Mo. Ayah dan Nenek Da Mo sudah tidak sabar ingin menimang Cucu dan Cicit.
Buyonggak
Alarm di kamar para pria berbunyi, waktunya Ahjussi Saeng Kang bangun dan menemani Hwa Ran jogging di pagi hari. Tapi tunggu, apa yang terjadi? Ahjussi Saeng Kang tak bisa bangun, seluruh tubuhnya sakit karena kegiatan Hiking yang dilakukannya kemarin. Alhasil, Ahjussi Dan Se yang menemani Hwa Ran.
Sa ran sudah bersiap-siap. Da Mo mengajaknya bertemu dan akan menjemputnya. Raut wajah Sa Ran masih menunjukkan kemarahan.
Ahjussi Saeng Kang meminta kepada Bong Yi untuk memberitahu kepada Eun Ja agar membuatkannya bubur, bersediakah Eun Ja??? Tentu saja tidak, jika yang sakit itu Dan Se, Eun Ja tanpa perlu diminta pun akan membuatnya dengan senang hati, hehehe^^.
Soon Duk tak bisa tenang. Sebuah telepon masuk dan dari Eo San.
Soon Duk mengatakan kepada Eo San untuk jangan menghubunginya dulu sampai anaknya ditemukan tetapi Eo San ingin mendengar seluruh cerita langsung dari mulut Soon Duk. Eo San bahkan menambahkan jika dia akan memasang iklan di Koran namun Soon Duk tetap tak perduli.
Kakek dan Nenek Ra Ra mulai mencari setiap berkas yang mereka miliki, harapan mereka ada sedikit informasi tentang pembantu yang pernah bekerja di tempat mereka 25 tahun yang lalu.
1 menit, 2 menit berlalu dan tak terasa pencarian mereka tak menemukan apapun, nihil. Nenek Ra Ra tiba-tiba berkata jika mereka tidak bisa seperti ini, hal yang harus mereka lakukan adalah menemui wanita yang mengakui memiliki anak dari Eo San.
Sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan sebuah villa. Pemandangan sekelilingnya terlihat sangat cantik nan asri namun tetap tak bisa merubah suasana hati Sa Ran yang masih kesal pada Da Mo.
Sa Ran menuju dapur, hal yang ingin dilakukannya adalah memasak Sup Kimchi (ehmmmm, nyummy). Da Mo menawarkan diri untuk membantu namun Sa Ran menyuruhnya pergi.
Kakek dan Nenek Ra Ra bersiap-siap pergi. Mereka telah membuat janji dengan Son Duk.
Makanan siap. Sa Ran memanggil Da Mo untuk makan (sepertinya kemarahan Sa Ran telah reda). Pujian tak hentinya keluar dari mulut Da Mo, Sa Ran jauh lebih baik dari apa yang dia bayangkan. Sa Ran sangat pandai memasak.
Sa Ran : Hidup dengan orang yang sulit, tidak akan tampak terlalu buruk. Tapi…. Ini adalah mimpiKakek dan Nenek Ra Ra akhirnya sampai di tempat yang dijanjikan. Nenek Ra Ra sebenarnya melarang suaminya untuk ikut, tetapi Kakek Ra Ra bersikeras untuk ikut dan tak mengapa baginya tak ikut bergabung dan duduk bersama dengan Soon Duk, asalkan melihat seperti apa Soon duk cukup baginya.
Da Mo : Ini hanya makanan, tetapi kenapa aku menyukainya? Rasanya seperti bulan madu, cantik dan berbakat. Kenapa dia bisa menggoyahkanku.
Pembicaraan dimulai.
Nenek Ra Ra meminta Soon Duk menceritakan semuanya termasuk alasannya tak memberitahu kebenaran semuanya sedari awal. Mata Soon Duk mulai berkaca.
“8 Juni tahun 1987 adalah hari aku menaruh anakku. Aku menaruh surat dan meminta kepada anda untuk membesarkannya dengan baik dan aku berpikir Dr Geum akan tahu. Hari itu aku mengawasi dari kejauhan sampai pukul 4 sore, tidak ada yang keluar dengan bayi, jadi aku pikir anda memutuskan untuk merawatnya, aku lega. Aku tidak menyangka jika anda memberikannya pada penjaga rumah anda”.
Soon Duk meminta untuk menemukan putrinya karena hatinya sangat sakit jika memikirkan keadaan putrinya sekarang. Air mata terus membanjiri wajah Soon Duk dan semakin membuat miris hati Nenek Ra Ra dan juga Kakek Ra Ra yang memandangi Soon Duk dari kejauhan.
Joo Hee terlihat sedang asik bercengkrama dengan seorang pria berkacamata di sebuah restoran. Tak jauh darinya, Hwa Ran, Do Hwa dan seorang teman wanita juga sedang melakukan hal yang sama.
Joo Hee ke kamar mandi untuk menerima telepon dan Hwa Ran yang kebetulan berada di tempat yang sama tanpa sengaja mendengar suara Joo Hee ketika berada di kamar mandi dan langsung memotretnya begitu keluar dari kamar mandi. Apa yang akan dilakukan Hwa Ran ya dengan foto Joo Hee dan pria berkacamata???
Sa Ran dan Da Mo membersihkan dapur bersama (cieeee, romantisnya) dan melanjutkan dengan mengobrol ringan di ruang tamu. Da Mo berkata jika ini pertama kalinya dirinya bertemu dengan wanita yang tidak menginginkan sesuatu dari pria yang diajaknya berkencan dan dijawab oleh Sa Ran jika dirinya tak ingin ada hal yang mengikat dirinya ketika mereka berpisah. “tapi kita kan masih bersama sekarang?” ucap Da Mo.
Sa Ran kemudian berucap jika dirinya lebih menyukai makan kue beras yang dijual dipinggir jalan daripada makan di restoran mewah, lebih memilih cola dibandingkan dengan anggur, lebih menyukai berjalan-jalan di Samchungdong dan Boohamdong daripada berjalan di tempat elit.
Da Mo mengajak Sa Ran berjalan-jalan di pinggir danau (asli scene ini bagus banget, romantic banget). Da Mo mulai bercerita tentang dirinya dan penyebab pertengkaran mereka kemarin karena Sa Ran menasehati Da Mo untuk menuruti dan menghormati Ayahnya.
Da Mo mengakui jika dirinya memang tidak terlalu sopan dan kurang disiplin. Da Mo sadar maksud tujuan Sa Ran adalah baik. Da Mo akhirnya bercerita jika Ayahnya tidak pernah menghabiskan waktu dengannya dan harta yang bergelimang tak mampu menggantikan rasa haus Da Mo akan cinta dan kasih sayang. Ayahnya bahkan lebih menyayangi Andre daripada dirinya dan Ibunya. Da Mo terkadang iri dengan teman-teman sekolahnya yang sering bercerita tentang kegiatan yang mereka lakukan bersama Ayah mereka.
Aku haus akan cinta. Cinta yang kamu terima dari Ayahmu pasti berbeda dengan cinta yang kamu terima dari Ibumu. Meskipun aku tahu dia harus mencintaiku karena aku anaknya, tetapi jika dia tidak mengungkapkannya bagaimana aku bisa mengetahuinya.Aku tidak akan menjadi Ayah seperti ayahku nanti, aku akan memperlakukan anak-anakku dengan sangat baik.“Berhenti” teriak Sa Ran pada Da Mo.
Sa Ran maju perlahan mendekati Da Mo dan memeluknya. Da Mo terkejut dan tak menyangka jika gadis yang dihadapannya akan melakukan hal seperti ini karena komitmen mereka adalah tak ada kontak fisik.
“tidak apa-apa jika aku yang memulainya” ucap Sa Ran
Jika kamu melakukan ini, kamu akan meluluhkan hatiku.Da Mo membalas pelukan Sa Ran. Rasa nyaman menjalari seluruh tubuhnya, rasa haus akan cinta entah kenapa bisa tersegarkan dengan pelukan singkat Sa Ran (hehehehe, lebay banget kata-katanya Wie).
Di Buyonggak
Para penghuni Buyonggak baru saja selesai makan siang. Ahjussi Saeng Kang yang masih sakit terlambat datang dan jatah makan untuk Ahjussi Saeng Kang ternyata tidak ada. Kasihan Ahjussi Saeng Kang!!!
Sa Ran merapikan perlengkapan dapur. Da Mo datang dan merebus air panas untuk membuat teh. Sa Ran tanpa sengaja melihat rambut putih di kepala Da Mo dan mendekat untuk mencabutnya.
Dugeun-dugeun dirasakan Da Mo. Ekspresi tak mengenakkan kembali dirasakannya di dalam hati. Posisi Sa Ran yang sangat dekat dengan dirinya membuatnya merasa ingin memeluk Sa Ran namun Da Mo sadar jika dirinya tak boleh melakukannya, karena mereka telah berkomitmen untuk tak melakukan kontak fisik.
Da Mo bertanya kepada Sa Ran bagaimana dengan keluarga Sa Ran karena sampai sekarang dirinya tak pernah mendengar Sa Ran bercerita tentang keluarganya. Sa Ran bercerita dan cerita Sa Ran membuat Da Mo terkejut. Ibu Sa Ran telah tiada ketika dia berada di bangku SMA, Ayahnya menikah lagi dan hubungannya dengan Ibu tirinya tidak terlalu buruk.
Sa Ran berharap ibunya terus berada disisinya walaupun dirinya sering dipukuli dan dimarahi tak menjadi masalah baginya.
Bong Yi terkejut ketika mendapati Ahjussi Saeng Kang menangis di dalam kamar. Ternyata alasannya adalah karena Ahjussi sedih karena tidak ada seorangpun yang perhatian padanya, dirinya kelaparan dan tidak ada makanan yang disisakan untuknya (salah Eun Ja nich)….. Ahjussi Saeng Kang bahkan mengatakan jika dirinya lebih baik ikut bersama Ibunya (Ibu Ahjussi Saeng Kang sudah tidak ada). Bong Yi yang merasa iba akhirnya memasakkan makanan untuk Ahjusi Saeng Kang.
Ahjussi Saeng Kang tersentuh dan bahkan menangis melihat tindakan Bong Yi, satu-satunya orang yang memperhatikannya ketika tak ada orang yang memperdulikannya. (Bong Yi saranghae^^).
Hwa Ran memandangi layar ponselnya. Beberapa detik kemudian sebuah foto dikirimkan kepada Eo San. Ya, foto Joo Hee dengan sorang pria berkacamata.
Da Mo mengantar Sa Ran pulang. Diperjalanan mereka kembali berbincang. Sa Ran meminta Da Mo agar menjadi lebih tenang dalam bersikap terutama dalam menghadapi Ayahnya tetapi Da Mo tetap pada pendiriannya jika dirinya tidak akan berubah pikiran dan meminta maaf.
Sa Ran sadar, tidak mudah mengubah kepribadian seseorang dalam waktu sekejap. Sa Ran pun meminta Da Mo memanggil namanya dengan lembut, bukannya tersentuh Sa Ran tertawa mendengarnya.
Kakek dan Nenek Ra Ra menemui Eo San di rumah sakit. Kakek dan Nenek Ra Ra memberitahukan jika mereka baru saja menemui Soon Duk untuk mengetahui cerita yang sebenarnya.
Kakek dan Nenek Ra Ra memutuskan untuk memasang iklan di Koran demi menemukan cucu mereka.
Sebuah ide kembali muncul ketika Joo Hee masuk ke dalam kamar dan menemui Ibu Mertuanya dan memberitahukannya jika Ayah mertuanya bertindak aneh karena sering bertanya tentang masakan yang pernah dibuat pembantu mereka dulu. Joo Hee berpikir jika Ayah mertuanya menderita penyakit demensia.
Sa Ran dan Da Mo beristirahat sementara di sebuah taman. Sama seperti Nenek dan Kakek Ra Ra yang tiba-tiba mendapat inspirasi dan ide, Sa Ran pun memiliki ide untuk membuat Ayah Da Mo menyadari arti pentingnya istrinya.
Apa itu???
Nantikan di Episode selanjutnya^^
hah.. jadi penasaran sama ide nya sa ran deh kk
BalasHapushehehehe, ditunggu ya...^^
BalasHapuswah mkin seru aja ne crtanya,,dewi eonni smangat ya! Gomawo
BalasHapusKeysia
@keysia : gumawo dongsaeng, ditunggu aja ya lanjutannya...
BalasHapusmakasih sudah mampir dek^^
Sangat luar biasa aktingx sa-ran... ^^
BalasHapusSa-ran sangat luar biasa..ditunggu ya sinopsis klnjutanx ^^
BalasHapusxo sinopsis hnya sampay e pisod 10,,,
BalasHapusbukn knya sampay 52 episode,,
gimana sichh,,????
knpa hnya 10 episode, bukn nya smpay 52 episode
BalasHapus