=2 episode terakhir=
“aku akan menjagamu selamanya” itulah kalimat yang diucapkan Yun Soo pada Hana dibawah gemerlapnya bintang buatan. Yun Soo mengeluarkan sebuah permainan berbentuk buah dan menariknya hingga sebuah tali panjang keluar. Hana duduk berjongkok memandang Yun Soo yang berdiri di hadapannya dan berkata akan menyanyikan sebuah lagu untuknya ( i love this song^^).
“kunyanyikan sebuah lagu tentang kisahku, silahkan kau dengar kisahku… aku selalu sendirian memikirkanmu karena tidak ada kau. Jangan berkata maaf, kau boleh menangis, menunggu sampai ada kesempatan”.Yun Soo merentangkan tangannya, tali yang semula terjulur dari permainan yang berbentuk buah akhirnya kembali ke tempat semula seiring berakhirnya lagu yang dinyanyikan Yun Soo. Hana berdiri dan memeluk Yun Soo, mereka tersenyum bersama
“aku akan menjagamu selamanya” ulang Yun Soo membatin.
Keesokan harinya
Anak buah Yun Soo terlihat membawa barang belanjaan. Mereka segera berlari bersembunyi ketika mendengar suara Hana dan Yun Soo yang mulai mendekat.
Hana terlihat senang saat melihat barang belanjaan yang berisi sayur-sayuran dan baju bermotif bunga-bunga yang sengaja dibelikan anak buah Yun Soo untuk Yun Soo. “wah, ini sangat cocok untuk Oppa, kelak jangan pakai baju berwarna gelap lagi ya”.
Sebuah telepon masuk ke handpone Yun Soo. Bos Yun Soo meminta bertemu dengan Yun Soo malam ini juga. Yun Soo menyanggupinya, pandangannya kemudian teralihkan kepada Hana yang senang memilih bahan-bahan sayuran yang akan dimasaknya.
“aku sungguh meminta maaf, aku tidak akan mengatakan hubungan kita, mohon lepaskan aku” ucap Yun Soo pada Bosnya yang terdiam, tersenyum tipis kemudian pergi setelah berucap
“kita akan membicarakannya nanti”.
Ryu yang baru saja turun dari eskalator hotel terkejut saat sebuah tangan menariknya. Maya tersenyum dan bertanya dimana Hana sekarang? Ryu yang masih kesal atas sikap Maya tempo lalu mengatakan jika Hana tidak masuk dan bergegas pergi namun Maya kembali menahannya. Maya kembali bertanya apa Ryu dengan semudah itu menyerah mempertahankan Hana ataukah selama ini cintanya kepada Hana hanyalah kebohongan semata? Ryu tidak menjawab dan Maya kembali berkata “jika kakak Ryu membantuku, semua ini akan menjadi mudah” dan bergegas pergi.
Sebuah senyum terlihat di wajah Maya ketika melihat mobil berwarna putih milik Yun Soo. “Yuki” gumam Maya senang dan mengundang rasa tertarik pada beberapa orang pria yang berdiri beberapa meter tak jauh dari Maya. Mereka tanpa perlu menunggu lama,langsung mengejar Yun Soo yang memang berada di dalam mobil dan memang orang yang mereka tunggu sedaritadi adalah Yun Soo.
Adegan kejar-kejaran pun terjadi. Yun Soo memisahkan diri dari anak buahnya berharap gerombolan yang mengejarnya akan terfokus pada anak buahnya tetapi kenyataannya target pengejaran hanyalah dirinya. Mulai dari keramaian kota Tokyo hingga akhirnya pelarian Yun Soo berakhir di sebuah taman yang sepi.
Sementara itu Hana kembali melakukan rutinitasnya yaitu menunggui Yun Soo yang belum pulang. Gurat wajah Hana menunjukkan rasa cemas dan takut jika orang yang dicintainya kali ini tidak akan pulang. Rasa itu mengalir jauh hingga tiba kepada Yun Soo yang terbaring lemah di antara rerumputan “Hana, sungguh sangat lelah, alangkah baiknya jika kau ada disisiku, yang aku inginkan hanyalah Hana seorang, kau sangat penting bagiku” gumam Yun Soo dalam hati. Perlahan kenangan yang pernah dilaluinya bersama Hana terlintas kembali di benak Yun Soo. Kenangan itu membuatnya bisa menahan rasa sakit akibat luka tusukan yang dilakukan Shimada kepadanya beberapa hari yang lalu.
“aku tidak bisa berbohong lagi, aku sangat ingin mengatakan aku mencintaimu seperti yang aku lakukan dulu, tapi semua itu hanyalah mimpi bagiku”
Yun Soo berjalan perlahan dan memanggil nama Hana yang tertunduk lesu disamping pancuran air. Hana seketika berdiri dan menghampiri Yun Soo
“Saranghaeyo. Aku kira Oppa sudah meninggalkanku dan aku tidak akan bisa melihat Oppa lagi. Sebelum menyesal aku ingin mengatakannya sekarang, aku sudah mengatakannya dengan kekuatan yang kumiliki jadi kumohon terimalah. Saranghaeyo, saranghaeyo, saranghaeyo” ucap Hana namun Yun Soo hanya terdiam “mengapa Oppa tak mengatakan apapun, bukankah Oppa juga sangat menyukaiku?” tanya Hana
“Hana” ucap Yun Soo dan memegang pundak Hana
“tidak apa-apa, aku bisa mengerti. Bukankah dulu saat Oppa bertanya, aku tidak menjawab? Tidak apa-apa Oppa, tidak apa-apa”
“Hana tidak berhak mencintai, bagaimana aku bisa hidup? Hidup yang bagaimanapun tidak bisa mencintaimu, jadi….aku….” ucapan Yun Soo dipotong Hana
“jadi aku lebih mencintaimu, aku tidak perduli dengan masa lalu dan tidak ingin memikirkan masa depan. Aku hanya inginkan masa sekarang, saranghaeyo Oppa” ucap Hana
“Hana” ucap Yun Soo namun ucapannya sekali lagi dipotong oleh Hana tapi kali ini dengan cara lain. Hana menutup mulut Yun Soo dengan tangan kanannya. Hana tidak ingin mendengar ucapan Yun Soo selanjutnya, yang Hana inginkan cukup Yun Soo mencintainya saja seperti yang dulu pernah dilakukannya. Hana menunduk dan mulai menangis, Hana merasa sangat malu terhadap apa yang baru saja dilakukannya. Yun Soo yang melihatnya mulai menggoda Hana dengan melumuri wajah Hana dengan salju karena Hana bertanya apa mukanya memerah sekarang? Hana hanya bisa menjerit dan berusaha menghindar dengan masuk ke dalam rumah. Yun Soo tertawa terbahak-bahak melihatnya dan kemudian tawanya perlahan memudar jika mengingat apa yang akan terjadi pada Hana jika Yun Soo menerima pengakuan cinta Hana.
Hana sama sekali tidak dapat memejamkan mata, pikirannya kembali melayang ke beberapa jam yang lalu saat dirinya mengutarakan perasaannya pada Yun Soo.
Hana kembali ke Hotel untuk melakukan tugasnya sebagai staf cleaning servis Hotel. Mika mengatakan kepada Hana jika minggu depan mereka akan berkunjung ke kampung halaman dan Hana harus mengajak Yun Soo. Ryu datang mendekat dan Mika memberi semangat kepada Hana dan meninggalkan mereka berdua. Bukannya memanfaatkan waktu mengobrol dengan Ryu, Hana malah meminta izin pergi.
Hal yang sama kembali terjadi saat Ryu mengawasi Hana bekerja. Hana memilih bungkam dan serius dengan apa yang dikerjakannya. Hal tersebut terus terjadi bahkan ketika Ryu memberi Hana sebuah hadiah dan sebuah kotak yang terbuat dari beludru berwarna biru yang di dalamnya berisi cincin. Melihat sikap Hana, Ryu mengatakan jika dia akan melepaskan Hana demi kebahagiaan Hana. Ryu sadar jika hati Hana dari dulu sampai sekarang hanyalah untuk Yun Soo seorang. Sebuah pelukan diberikan Ryu kepada Hana untuk terakhir kalinya dan Hana hanya bisa menangis dipelukan Ryu.
Sementara itu seorang pria memandangi pemandangan malam kota Tokyo dari sebuah kaca Hotel. Pikirannya sudah mantap dengan apa yang akan dilakukannya besok. Yun Soo berencana untuk menyerahkan diri ke kantor polisi dan mengucapkan kata-kata perpisahan kepada asistennya. Asisten Yun Soo memberi hormat dan berkata selama seminggu bersama dengan Yun Soo, dirinya benar-benar sangat bahagia.
Yun Soo kemudian melangkahkan kakinya menuju sebuah toko. Di dalam toko terlihat Hana yang sedang sibuk memilih sebuah barang dan tak menyadari seseorang yang sangat mencintainya tengah memperhatikannya dari luar jendela toko. Yun Soo menelepon Hana
“Oppa” ucap Hana senang
“Hana kita makan malam di rumah” ucap Yun Soo dan tatapannya terus terarahkan pada Hana
“oh, baiklah”
“aku ingin hadiah darimu”
“apa?”
“kaus kaki”
“kaus kaki?” tanya Hana sedikit terkejut “baiklah” ucap Hana dan mengakhiri percakapan di telepon
Hana terkesima ketika sampai di rumah dan Yun Soo telah mempersiapkan makan malam yang romantis untuk mereka berdua. Menu yang mungkin menurut sebagian orang adalah tak masuk akal, tapi bagi Hana justru terasa sangat spesial. Mie Ramen memang makanan kesukaan Hana.
Hana mengajukan pertanyaan memangnya hari ini hari apa sehingga Yun Soo mengajaknya makan malam bersama. Jawaban Yun Soo membuat Hana terkesiap dan kembali tenang “hari ini adalah hari terakhir, bersamamu setiap hari membuatku bahagia”. Yun Soo kembali berkata bagaimana jika dirinya yang meninggal duluan karena dilihat dari segi usia, Hana lebih muda beberapa tahun darinya. Hana tersenyum dan menjawab jika Yun Soo akan tetap berada di hatinya sampai kapanpun, yongwonhi.
Yun Soo terus memandangi Hana yang menikmati mie ramen dengan tambahan kimchi. Hana tersenyum dan berdiri dari kursinya dan berjongkok di depan Yun Soo.
“sudah kuduga” ucap Hana ketika melihat kaki Yun Soo yang tak terbungkus kaus kaki “setiap hari aku akan memakaikan kaus kaki pada Oppa”
“mianhae” ucap Yun Soo sedih
“untuk apa?”
“karena tidak bisa membuatmu bahagia”
“tidak, aku sudah bahagia bersama dengan Oppa”
“katakanlah keinginanmu, akan aku kabulkan” ucap Yun Soo
“aku ingin kembali ke kampung halaman bersama dengan Oppa, besok aku dan yang lainnya akan kembali ke kampung, aku sangat berharap bisa pergi bersama dengan Oppa” jawab Hana dengan penuh harap. Yun Soo hanya terdiam dan tak tahu harus menjawab apa. Besok adalah hari dimana dia akan menyerahkan diri kepada polisi dan besok juga Hana memintanya untuk berkunjung kembali ke kampung halaman.
Sesaat sebelum mereka tidur, Yun Soo mengabadikan foto mereka berdua di Handphonenya.
Keesokan harinya
Yun Soo membelai rambut Hana. Hana masih tertidur dan tak menyadari kepergian Yun Soo. Anak buah Yun Soo memberi penghormatan terakhir untuk Yun Soo yang telah memutuskan pilihan tersulit untuk hidupnya dan untuk kebahagiaan Hana.
Sementara itu beberapa jam kemudian di stasiun kereta api, teman-teman Hana dan Ryu sudah berkumpul menunggu kereta yang akan membawa mereka kembali ke kampung halaman. Hana masih menunggu dan terus menunggu dan tak memperdulikan panggilan Ryu, Mika dan teman-temannya.
“Oppa, kamu dimana? Kereta akan segera berangkat” ucap Hana ketika diujung telepon terdengar suara Yun Soo
“ah pergilah terlebih dahulu, Oppa akan menyusul” jawab Yun Soo yang ternyata sudah berada di stasiun kereta dan mengawasi Hana dari kejauhan
“aku akan menunggumu, kita akan naik kereta berikutnya”
“tidak usah” ucap Yun Soo dengan suara bergetar
“apa Oppa akan benar-benar menyusul?” tanya Hana sekali lagi
“iya. Kamu bisa mengerti kan jika menunggu sedikit lebih lama”
“apa?” tanya Hana tak mengerti “Oppa saat datang bawalah kue. Kita harus ke kampung bersama-sama. Harus datang” ucap Hana memastikan
“apa tidak ada yang ingin kamu katakan padaku?” tanya Yun Soo dan menunggu jawaban Hana “tidak ada?” tanya Yun Soo sekali lagi karena Hana hanya membisu (asli adegan nich benar-benar sedih)
“sarangaheyo” ucap Hana pelan. Yun Soo memandangi Hana dan menutup telepon “saranghaeyo” gumam Yun Soo
Teman Hana segera menarik Hana masuk ke dalam kereta. Hana hanya tersenyum dan mengarahkan pandangan ke luar jendela kereta. Pandangannya menangkap sosok Yun Soo yang tengah berdiri mengawasinya. Hana segera melepas kalungnya dan tepat sesaat sebelum pintu kereta tertutup, Hana melemparkan kalungnya keluar kereta.
Yun Soo memungut kalung yang dilempar Hana dan berucap “aku tidak akan membuatmu menunggu terlalu lama. Sampai aku bisa berdiri di hadapanmu, tunggulah aku”.
Yun Soo berjalan menuju tempat parkir. Maya menghadangnya dan mengatakan jika Yun Soo tidak boleh menyerahkan diri karena jika hal tersebut terjadi maka Yun Soo akan mati. Yun Soo tak mengindahkan peringatan Maya dan mengemudikan mobilnya menuju kantor polisi. Dibelakang mobil Yun Soo, sebuah mobil berwarna merah yang dikemudikan Maya membuntutinya.
Yun Soo hampir sampai di kantor polisi ketika seorang pemuda yang sepertinya seorang loper Koran menghadang jalannya. Yun Soo memberinya tanda untuk menyingkir namun pemuda tersebut tak mengindahkannya hingga akhirnya membuat Yun Soo harus turun dari mobilnya.
Berhasil menyingkirkan pemuda loper Koran tak berarti rintangan selesai. Shimada tiba-tiba datang dan meneriakkan nama Yun Soo sambil menusukkan sebuah pisau tepat di perut Yun Soo. Yun Soo seketika terkapar di jalanan sambil memegangi perutnya. Shimada tak puas dan hendak membuat Yun Soo mengakhiri hidupnya ditangannya, namun semua tak terjadi ketika sebuah mobil merah datang dan menabrak Shimada. Darah berceceran di jendela depan mobil Maya. Maya terlihat ketakutan sementara Yun Soo terus meneriakkan kata “bangun, kamu tak boleh mati. Kita harus menyerahkan diri bersama-sama, aku sudah meminta Hana untuk menunggu” hingga berulang kali pada jasad Shimada yang terbujur kaku.
“apa Hana begitu baik?” tanya Maya
“aku akan menyerahkan diri. Setelah menyerahkan diri aku bisa berdiri di hadapan Hana tanpa beban apapun” ucap Yun Soo dengan linangan air mata
“apa kamu begitu mencintainya? Apa ini yang namanya cinta? Apa sampai matipun kamu tak bisa mencintaiku? Pergi, aku yang membunuhnya, kaburlah bersama dengan Hana” ucap Maya dan mendekati Yun Soo
“kenapa membunuhnya?”teriak Yun Soo emosi “apa kamu tahu betapa sulitnya bagiku harus berpisah dengan Hana dan dengan keadaan seperti ini aku harus benar-benar berpisah dengannya. Waktu yang harus dia tanggung untuk menungguku akan semakin lama” tambah Yun Soo semakin sedih
Yun Soo menarik tangan Maya dan membawanya menuju mobilnya “hari ini tidak terjadi apapun. Sampai matipun kamu tak boleh mengaku. Pergilah ke Korea” ucap Yun Soo. Maya menolak dan memeluk Yun Soo erat “aku tak ingin melakukannya, aku ingin bersamamu”.
Hana dan yang lainnya akhirnya sampai di kampung halaman mereka. Teman-teman Hana terlihat sangat senang tapi lain halnya dengan Hana yang terlihat resah menunggu Yun Soo. Hana sudah mencoba mengubungi Hp Yun Soo namun tak ada tanggapan.
Yun Soo dan Maya berlarian di sepanjang jalan ibu kota. Para polisi mengejar mereka. Berita mengenai kematian Shimada telah diketahui pihak yang berwajib dan tuduhan pembunuhan dialamatkan pada Yun Soo yang sekarang menjadi buronan.
Maya menarik Yun Soo memasuki sebuah Hotel. Maya menangis melihat penderitaan Yun Soo yang berusaha menahan rasa sakit luka tusukan Shimada beberapa saat yang lalu.
Sementara itu Hana terus memikirkan Yun Soo. Kembali ke kampung halaman membuatnya semakin merindukan Yun Soo. Kenangan masa-masa SMA kembali terlintas di pikiran Hana. Sikap dingin Yun Soo, kebiasaannya tidur di hamparan salju membuat Hana tanpa sadar meneteskan air mata.
Ryu dan yang lainnya sedang berada di ruang olahraga. Tepukan serta sorak sorai menggema di seluruh ruangan ketika Ryu berhasil melumpuhkan lawannya. Teriakan semakin terdengar keras ketika Mika melihat Yun Soo berdiri di dekat pintu dan berteriak “Yun Soo Oppa”.
Tanpa perlu menunggu lama dan tanpa perlu dikomando, Mika segera memanggil Hana. Teriakan di ruang olahraga semakin terdengar keras saat Yun Soo mengatakan yang kalah harus mengabulkan keinginan pemenang.
Hana terlihat khawatir saat Yun Soo terlihat kewalahan menghadapi Ryu. Sementara itu tanpa Hana dan yang lainnya sadari terjadi perbincangan singkat antara Yun Soo dan Ryu. Yun Soo meminta Ryu untuk mengalah dan menikah dengan Hana karena hanya Ryu yang bisa menjaga Hana. Ryu semula menolak namun ketika mendengar kalimat selanjutnya yang diucapkan Yun Soo “aku sudah membunuh orang”, Ryu akhirnya luluh.
Yun Soo mendekat kepada Hana dan menarik Hana ke arena pertandingan. Hana semula tersenyum namun senyum Hana perlahan memudar ketika mendengar apa yang diucapkan Yun Soo “Hana, menikahlah dengan Ryu”.
Yun Soo melepaskan tangan Hana dan menunduk di depan Hana
“Hana, aku dulu pernah mencintaimu. Dalam hukum kita adalah kakak beradik, tapi bagiku itu bukanlah apa-apa. Aku sudah mencintaimu dengan semua keberanianku, tapi orang yang sudah mencintaimu dengan berani bukanlah aku, tidak berani mengatakannya padamu dan terus menyimpan cintanya dalam hati, itulah cinta yang sesungguhnya. Aku minta maaf pada kalian berdua, semoga kalian saling mencintai. Aku mohon dengarlah permintaanku, jebal. Aku datang karena ingin mengatakan ini”
Hana hanya terdiam, menangis mendengar ucapan Yun Soo. Seluruh tubuhnya bergetar dan tak pernah menyangka jika orang yang dicintainya memintanya untuk menikah dengan orang lain dan bukan dirinya.
Yun Soo melangkahkan kakinya keluar. Tatapannya teralihkan pada ujung pohon yang tinggi menjulang kemudian beralih pada sosok gadis yang sedaritadi menunggunya, Maya. Yun Soo mendekati Maya dan tepat dibelakang Yun Soo terdengar bunyi derik sekumpulan kaki yang mendekat dan tak sabar menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
“bantulah aku” pinta Yun Soo
“bagaimana caranya?” tanya Maya
Yun Soo mendekatkan wajahnya kepada Maya. Semua yang melihatnya tertegun dan terkejut tak terkecuali Hana yang berucap “kotjima”. Yun Soo membuat seolah-olah dirinya men….. Maya.
Yun Soo menarik tangan Maya masuk ke dalam mobil. Mobil perlahan-lahan bergerak dan Hana tiba-tiba berteriak “jangan pergi” dan mengejar mobil yang dikemudikan Yun Soo. Yun Soo menatap spion dengan mata berkaca-kaca. Terlihat Hana terus berlari sambil berteriak “Yun Soo Oppa, Oppa”.
PREVIEW EPISODE TERAKHIR
Stairway to Heaven berakhir dengan sad ending, bagaimana dengan Tree Of Heaven???
Buat yang udah nonton pasti tw jawabannya, tapi buat yang belum???
Nantikan episode terakhirnya hanya di blog Sœurs de Cendrillon^^
MOHON UNTUK TIDAK MENGCOPY PASTE TULISAN INI
HARGAI KERJA KERAS PENULIS
HARGAI KERJA KERAS PENULIS
gumawo unnie^^
BalasHapusiya un, 1 episode lagi