=3 episode terakhir=
Episode 8 dibuka dengan dibawanya Hana menemui Ryu. Hana tentu merasa aneh karena Yun Soo membawanya menemui Ryu secara tiba-tiba.
Yun Soo berusaha meyakinkan Hana jika tempat Hana sebenarnya adalah di Hotel bersama dengan Ryu dan bukan dengannya.
“Aku merasa ini adalah cara yang baik, aku akan selamanya menemanimu” gumam Yun Soo dalam hatiHana mendorong alat bersih-bersih menuju kamar yang biasa ditempati Yun Soo, tapi anehnya kamar tersebut sekarang ditempati oleh orang lain. Tepat sesaat Hana pergi, dibalik punggung Hana terlihat Yun Soo yang memperhatikannya.
Belum hilang rasa sedihnya karena tidak mengetahui jejak Yun Soo sekarang, Hana kembali dikejutkan dengan Maya yang tiba-tiba memukulnya ketika Hana berkunjung ke apartemen Maya untuk mengambil semua barang-barangnya yang masih tersisa.
Maya terus menanyakan keberadaan Yuki (panggilan Maya untuk Yun Soo) namun Hana hanya terdiam. Maya memperjelas status Hana dan Yun Soo sekarang bukanlah kakak adik jadi Hana tidak bisa terus bersama atau bergantung lagi dengan Yun Soo.
“aku ingin bersama dengan Yun Soo Oppa, hidup bersama dengannya tapi Oppa tidak mau. Aku sudah kehilangan cintaku” jawab Hana sedih karena Maya tak henti-hentinya memberondongnya dengan pertanyaan
“kamu ingin keluar dari rumah ini begitu saja? Hutangmu masih belum lunas” ucap Maya dan berusaha menahan Hana namun Hana tak perduli dan tetap berjalan. Maya hanya membiarkan Hana dan tak berbuat apa-apa.
Langkah kaki Hana membawanya menuju kota. Warung makan di pinggir jalan yang pernah dikunjunginya bersama dengan Yun Soo tak sengaja dilewatinya. Hana memutuskan singgah dan memesan semangkok ramen. Bulir-bulir air mata perlahan membasahi wajah Hana dan kemudian beralih dengan rasa terkejut ketika Yun Soo tiba-tiba muncul dan mengambil ramen Hana dan memakannya.
Tanpa sempat menjawab pertanyaan Hana “Oppa darimana saja?”, Yun Soo segera pergi dan menghilang seusai makan.
Hana kembali sendiri. Pikirannya kalut dan diliputi dengan berbagai pertanyaan “dimana sebenarnya Yun Soo Oppa sekarang?” ditambah Hana tak tahu ingin kemana sekarang. Pikiran Hana tiba-tiba memikirkan Mika sahabatnya dan segera meneleponnya. Hana beruntung karena Mika mengatakan jika Hana boleh menginap di rumahnya.
Sebuah bus berhenti di depan Hana. Tanpa disadari Hana, salah seorang anak buah Yun Soo sudah berada di dalam bus dan bertugas mengawal Hana menuju tempat yang seharusnya didatanginya.
“kamu datang sangat malam” ujar sebuah suara dan membangunkan Hana yang sedaritadi tertidur. Yun Soo menatap Hana yang terkejut dan memberikan sebuah senyuman padanya.
“rumahnya tak terlalu bagus, nanti perlahan-lahan kita merenovasinya” ucap Yun Soo
“aku tak bisa terima rumah ini” tolak Hana
“seorang kakak memberikan hadiah pada adiknya dan sang adik tak boleh menolaknya. Jika kamu tidak mau tidak apa-apa, silahkan pergi”
“gumawo Oppa” ucap Hana dan langsung memeluk Yun Soo. Yun Soo reflex terdiam, antara ingin membalas pelukan Hana atau melepaskannya.
“aku sangat lelah” ucap Yun Soo dan mendorong Hana menajuh darinya
“Oppa, kamu akan selalu bersamaku kan?” Tanya Hana
Hana berlari tergesa-gesa menuju klub Maya. Sebuah tangan tiba-tiba menariknya dan mengatakan jika Hana sudah bertingkah seenaknya dan menunjukkan surat perjanjian yang pernah ditandatangani Hana untuk bekerja di klub hingga hutangnya lunas.
Maya sekali lagi memberi peringatan pada Hana untuk menjauhi Yun Soo, jika tidak nyawa Yun Soo akan berada dalam bahaya. Hana tak perduli dan mengatakan jika dia tak ingin berpisah lagi dengan Yun Soo apapun yang terjadi. Ucapan Hana memancing emosi Maya dan tanpa segan-segan memukulnya dan menjambak rambutnya. Yun Soo yang baru saja datang segera melerai mereka dan menarik Hana menuju piano. Anak buah Yun Soo pun tak tinggal diam, mereka segera menghentikan Dj yang memutar musik dan menyingkirkan semua pengunjung yang sedang berdansa.
“Pianis, mainkan lagu untukku” ucap Yun Soo pada Hana.
Semua terdiam, sekarang yang terdengar hanya dentingan suara piano yang dimainkan Hana. Semua mata tertuju pada Hana tak terkecuali Yun Soo. Maya tidak tinggal diam dan mendekati Yun Soo.
“apa kamu pikir aku akan membiarkan Hana pergi begitu saja?” ucap Maya
“lalu apa maumu?” Tanya Yun Soo dan tetap menatap Hana
“aku akan melepaskannya”
“syaratnya?”
Maya mengajak Yun Soo ke kamarnya. Maya merobek surat perjanjian yang dibuatnya dengan Hana dan mulai menangis. Maya meluapkan segala isi hatinya jika dia sudah tidak tahan menjadi istri pria tua selama 20 tahun. Maya juga ingin merasakan yang namanya cinta walaupun hanya sekali. Maya ingin merasakan dicintai oleh Yuki walaupun hanya sesaat.
Yun Soo memeluk Maya namun Maya malah memanfaatkan kesempatan itu untuk berbuat lebih pada Yun Soo. Disaat bersamaan, Bos sekaligus suami Maya datang.
“apa kamu menginginkan Maya? Jika kamu mau, aku bisa memberikannya” Tanya Bos Yun Soo
“tidak”
“lupakan. Apa kamu tidak mau kembali ke Korea?”
“tidak. Disini, aku mempunyai seseorang yang aku cintai”
“pianis itu?” (Yun Soo hanya terdiam) “aku memang tidak salah menilai seseorang, jika kita saling mencintai maka harus mencintai seseorang dengan tulus. Apa aku boleh bertemu dengan gadis itu?” Tanya Bos Yun Soo yang membuat Yun Soo tetap terdiam dan menatap Bosnya.
Hari kelulusan bagi Hana tiba
Hana berhasil menyelesaikan pendidikannya bersama dengan Mika. Ryu datang dan membawa sebuket bunga untuk Hana. Dari arah yang berlawanan, di sebelah gedung tempat Hana berada sekarang diam-diam Yun Soo juga memperhatikannya. Hana menyadarinya begitupun dengan Mika. Mereka berdua berteriak dan melambaikan tangan pada Yun Soo.
“adikku cantik kan?” Tanya Yun Soo
“ya, dia seputih salju” jawab anak buah Yun Soo
Ponsel Yun Soo berdering. Suara yang paling tidak ingin didengarnya akhirnya harus didengar Yun Soo, shimada menelepon dan mengatakan jika adik Yun Soo sangat cantik. Yun Soo sontak marah dan mengancam Shimada jika dia berani melakukan sesuatu pada Hana, maka Yun Soo tak akan memaafkannya.
Ryu tak sendiri menghadiri acara kelulusan Hana. Ryu mengajak serta orang tuanya dan mereka makan siang bersama. Pembicaraan kearah pernikahan mulai diperbincangkan sementara itu di kamarnya, Yun Soo sudah mempersiapkan segalanya untuk memenuhi janjinya bertemu dengan Shimada.
Naasnya di acara kelulusan tersebut, Maya juga muncul dan mulai berteriak dan bertanya kepada Hana dimana Yun Soo? Kenapa Hana dan Yun Soo pergi bersama dari diskotik?. Orang tua Ryu yang mendengarnya tentu saja terkejut dan bertanya siapa Yun Soo dan kenapa Hana bisa ada di diskotik. Kepala Manager yang memang hoby ikut campur urusan orang, langsung menjawab dan jawabannya justru malah membuat Hana terpojok.
Yun Soo tiba-tiba datang dan memberi hormat kepada orang tua Ryu
“maafkan aku yang tidak bisa menjaga adikku dengan baik. Di diskotik, dia hanya bermain piano. Aku berjanji akan membuatnya berhenti. Aku bersalah tolong maafkan aku, dan hubungan anatra aku dan Hana hanya kesalahpahaman. Aku dulu memang menyukai Hana. Hana sudah tidak memiliki Ibu dan aku satu-satunya keluarga yang dia miliki. Hubungan kami hanyalah hubungan saudara dan bukan hubungan saling mencintai” ucap Yun Soo sambil berlutut di depan orang tua Ryu
“Oppa” panggil Hana sambil menangis
“Hana adalah gadis yang polos, aku adalah kakak Hana dan semuanya sudah mengetahuinya. Anda harus menerima Hana” tambah Yun Soo
“hentikan Oppa, hentikan” pinta Hana
Orang tua Ryu memutuskan pergi.
“maafkan aku tak bisa menjagamu” ucap Yun Soo
“mengapa? Mengapa kakak yang harus menanggungnya?” Tanya Hana
“na, Oppaya”
“Oppa mau pergi kemana?”
“ada hal yang harus kulakukan”
“andwae, Oppa tidak boleh pergi”
“aku akan menghubungimu” ucap Yun Soo dan segera pergi. Hana berusaha menahan namun Yun Soo tetap bersikeras pergi.
Sebuah tangan menahan Hana
“lepaskan, aku harus mengejar Oppa” ucap Hana pada Ryu
“mengapa?” Tanya Ryu berusaha meminta penjelasan Hana
“aku juga tidak tahu mengapa. Aku merasa sesuatu yang buruk akan menimpanya”
“Hana, kamu masih mencintai Yun Soo? Jawab aku”
“gomennasai” ucap Hana sedih “aku tak bisa menyembunyikan perasaan ini, aku mencintainya”ucap Hana sementara itu Yun Soo tak henti-hentinya menggenggam kalungnya sambil terus mengingat Hana.
Yun Soo akhirnya sampai di sebuah gudang tua tempat yang dijanjikannya untuk bertemu dengan Shimada. Anak buahnya berusaha memperingatkan Yun Soo, jika menemui Shimada seorang diri terlalu beresiko namun Yun Soo tak mengindahkannya dan ingin menyelesaikan masalah ini seorang diri karena dia yang memulai maka dia jugalah yang harus mengakhirinya
“jika aku tak bisa pulang, tolong jaga adikku” pinta Yun Soo
Yun Soo berjalan tegap menuju bagian dalam gudang. Beberapa buah motor mulai mengikutinya dan mengelilinginya seolah-olah mengajaknya bermain. Yun Soo mempercepat langkahnya dan mulai berlari. Shimada sudah menunggunya.
Hana kembali ke rumah. Pandangannya menangkap sebuah sepeda yang pernah digunakan Yun Soo untuk memboncengnya.
“saranghaeyo Oppa, aku tak akan menyembunyikan apapun lagi dan tak akan takut pada apapun lagi. Pada saat kamu pulang aku akan mengatakan semuanya”
Sementara itu Yun Soo sekarang berhadapan dengan Shimada. Yun Soo menggenggam erat tangan Shimada dan mengajaknya untuk menyerahkan diri bersama-sama. Shimada tentu saja menolak dan mengatakan jika dia akan melakukannya dengan syarat Yun Soo harus menyerahkan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya.
Yun Soo terdiam sesaat dan mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jasnya. Yun Soo meminta Shimada untuk menyelesaikan semuanya hanya dengan dirinya saja dan tidak melibatkan yang lain.
Shimada terlihat berpikir keras, perlahan mundur menjauhi Yun Soo dan kembali maju mendekatinya. Yun Soo terus menunduk dengan sebilah pisau di tangannya dan mengangkat kepalanya seketika ketika Shimada mengambil pisau dari tangannya. Yun Soo perlahan-lahan melepaskan jasnya dan berusaha menahan rasa sakit ketika Shimada menusukkan pisau ke perutnya. Perlahan-lahan bayangan serta kilasan beberapa tahun yang dilaluinya bersama Hana kembali terlintas di pikiran Yun Soo. Bayangan masa kebahagiaan dimana hanya ada senyuman dan tawa membuat Yun Soo bisa menahan rasa sakit yang dialaminya sekarang. Di tempat lain pun Hana mengalami hal yang sama. Rasa sakit yang dialaminya bukan karena tusukan pisau atau dinginnya udara salju, tetapi karena kesalahannya yang sudah menyia-nyiakan Yun Soo yang sangat mencintainya.
“begitu saja, aku sudah melunasi hutangku” ucap Yun Soo terbata-bata
“apa hal seperti ini dapat dihitung? Saat ita bertemu, jika aku membunuhmu itu bukan masalahku itu adalah karena masalah Bosmu” jawab Shimada
“aku berharap hal itu tidak akan terjadi. Jika kamu berani melukai Hana aku tidak mengampunimu” tambah Yun Soo. Shimada hanya tersenyum tipis dan meninggalkan Yun Soo bersama anak buahnya.
Yun Soo ambruk dan disaat yang bersamaan pun, Hana yang sedang mengemudikan sepeda pun terjatuh. Pikiran Hana semakin tidak tenang dan semakin mengkhawatirkan Yun Soo yang belum pulang.
Seseorang berdiri di depan pintu dan melemparkan sebuah senyuman pada Hana. Hana yang baru saja terbangun tentu saja senang dan membukakan pintu untuk Yun Soo. Hana memeluk Yun Soo dan tidak menyadari keadaan Yun Soo yang terluka parah.
Asisten Yun Soo datang bersama dengan seorang dokter. Hana hanya bisa melihat dari kejauhan dokter memeriksa keadaan Yun Soo.
Hana menjaga Yun Soo yang terlelap. Beberapa kalimat diucapkan Hana kepada Yun Soo sehingga membuat Yun Soo tersadar.
“uljima” lirih Yun Soo
“mengapa membuat aku menangis? Jangan membohongiku lagi dan jangan menutupi sesuatu hal apapun dariku. Oppa juga lelah dan selalu menangis sendirian”
“baiklah, aku tidak akan melakukannya demi Hana. Apa kamu bisa menungguku?”
“tidak bisa, mulai sekarang aku akan selalu bersama dengan Oppa, menemani Oppa apapun yang terjadi. Tak perduli apapun yang terjadi, Oppa harus berjanji padaku, jangan pergi lagi”
“tertawalah”
“tidak, sebelum Oppa berjanji”
“tertawa”
“tidak”
“tertawalah, itu baru Hanaku” lirih Yun Soo pada Hana yang berusaha tersenyum
Hana, aku bermimpi kamu tersenyum senang seperti sekarang ini. Berapapun waktu yang dibutuhkan aku akan bersamamu. Hana tersenyumlah.
Sebuah persiapan sedang dibuat oleh anak buah Yun Soo. Mulai dari membersihkan rumah (hehehe, gangster jadi tukang bersih-bersih) yang tidak boleh ketahuan dan sampai terlihat oleh Hana (dewi tertawa habis lihat adegan ini) hingga menyampaikan pendapat mereka mengenai kejutan-kejutan apa yang akan diberikan pada Hana.
Yun Soo mengajak Hana ke sebuah tempat arena skating. Yun Soo tidak tahu apa yang akan diperbuatnya sekarang karena yang merencanakan semuanya adalah anak buahnya. Sebuah telepon masuk, dari kejauhan anak buah Yun Soo bergerak bersamaan seolah-olah mengatakan jika Yun Soo harus mengajak Hana bermain ice skating.
Hana berusaha berpegangan pada besi di pinggir lapangan sebelum dirinya terjatuh. Yun Soo berusaha menahan tawa dan memberi pelajaran singkat kepada Hana cara bermain ski yang baik.
“irona” teriak Yun Soo ketika Hana jatuh tersungkur satu kali, dua kali hingga tiga kali
“jujur padaku, Oppa juga tak bisa bermain ice skating kan?” Tanya Hana namun Yun Soo berusaha berkilah
“aku bisa, coba lihat ini” ucap Yun Soo berusaha membela diri dan mulai bergerak perlahan disepanjang pinggir arena ski
“siapa bilang, lihat ini sekali lagi” tolak Yun Soo tak terima dengan ucapan Hana yang meremehkannya
“jangan membohongiku” ucap Hana dan berusaha membantu Yun Soo yang jatuh tersungkur
Akhirnya Hana yang mengajarkan cara bermain ice skating pada Yun Soo. Mereka kembali terlibat perdebatan kecil karena Yun Soo selalu saja jatuh dan mengajak Hana jatuh bersamanya.
“hari ini aku tidak bisa bermain” ucap Yun Soo menyerah dan merebahkan dirinya di atas es yang dingin
“hari ini mengapa tidak ada bintang?” gumam Hana
“bintang?” Tanya Yun Soo tersenyum
“ya, bintang. Akan jauh lebih baik jika kita bisa melihat bintang disini”
“benarkah? Oppa akan melakukannya untukmu, kamu menginginkan berapa bintang?” Tanya Yun Soo
“10, 20 ah tidak 100 bintang” teriak Hana senang. Yun Soo memberi kode kepada anak buahnya dan seketika disekeliling Hana dan Yun Soo cahaya lampu mendadak padam dan digantikan dengan nyala lampu berbentuk bintang.
“aku akan selalu bersamamu, selamanya”
NB : Chongmal Mianhae sinopsis Tree Of Heaven baru sempat dewi posting sekarang karena berbagai alasan dan lain hal. 2 episode lagi, hwaiting^^
MOHON UNTUK TIDAK MENGCOPY PASTE TULISAN INI BAIK ITU KE BLOG ATAUPUN KE FANPAGE, KAMSAHAMNIDA
assiikkk,semangat kakag,2episode lagi .
BalasHapuswaahhhh... Makin seruuuuuu.....
BalasHapusK' lanjutinnnn yach...
Semangatttt.....
@Anonim: gumawo dongsaeng
BalasHapusKnp nangis lihat per episodenya
BalasHapusKnp selalu mewek lihat tiap episodenya???
BalasHapus