Ini Hanya Salah Paham
Lanjut lagi ya dengan [Rekap] New Tales Of Gisaeng Episode 5.....
Oh ya dewi cerita sedikit ya kenapa sampai suka dengan k-drama yang satu ini dan memutuskan membuat rekapnya....
Pada tahu Strong Heart kan???
Kalau Elf pasti tahu,...
Benar banget, salah satu pembawa acara di Strong Heart ini adalah Eeteuk Oppa, Eunhyuk Oppa dan Shindong Oppa dan mereka dijuluki Teukigayo (mudah2an dewi g salah)....
Di episode (mian dewi lupa) salah satu bintang tamunya adalah aktor dan aktris utama k-drama "New Tales Of Gisaeng" yaitu Sung Hoon dan Im Shoo Hyang dan tentu saja semua member super junior....
Teman dewi tiba-tiba jadi suka ma Sung Hoon Oppa karena liat Absnya dan bela-belain beli nich drama dan menontonnya (padahal nich drama, busyet dech panjang banget, ada 52 episode)....
Dibujuk dan dirayu akhirnya ikutan nonton, beberapa episode awal agak membosankan, tetapi menjelang episode 8 ke atas, asli nich air mata nggak terasa jatuh di pipi (lebay, abaikan chingu) dan akhirnya memutuskan untuk membuat rekapnya (g kuat kalau buat sinopnya)....
Okey, sekian cuap-cuap dewi, happy reading^^.
Episode 5 dibuka dengan perbincangan antara Hwa Ran dan Soon Duk. Hwa Ran mengatakan kepada Soon Duk jika kemarin saat Tuan Jeon (Tuan Jeon adalah seorang pendeta yang bisa memprediksi masa depan)berkunjung ke Buyonggak, dia mengatakan sesuatu yang aneh jika Soon Duk seperti seorang ibu yang merindukan anaknya dan akan segera menerima kabar yang sangat menggembirakan. Mendengar hal tersebut, Soon Duk pucat pasi dan berusaha berkilah jika semua yang dikatakan Tuan Jeon tidak benar. Hwa Ran juga membenarkan hal tersebut dan berkata jika Tuan Jeon mungkin sudah tua dan mengatakan hal yang tidak masuk akal namun masih terselip keraguan pada diri Hwa Ran terhadap Soon Duk yang telah hidup bersama-sama selama bertahun-tahun di Buyonggak.
Sa Ran tidak bisa tidur, hati dan pikirannya terus saja memikirkan dan membayangkan Da Mo yang terlihat sangat tampan ketika menunggang kuda, hal yang sama juga sedang dirasakan Soon Duk. Hati dan pikiran Soon Duk kacau ketika mengingat percakapannya dengan Hwa Ran.
Nenek dan Kakek Ra Ra terlihat senang ketika teman-teman Ra Ra datang. Saat pertama kali teman-teman Ra Ra datang, Nenek Ra Ra tidak berbicara terlalu banyak dengan mereka karena sedang sakit dan kali kedua teman-teman Ra Ra datang, Nenek Ra Ra terlihat sangat senang namun raut wajahnya berubah ketika melihat Sa Ran. Pandangannya sesekali diarahkan kepada Sa Ran ketika Ra Ra dan lainnya asyik bermain.
Di tempat lain terlihat seorang pria dengan dandanan yang aneh menarik perhatian seorang pria setengah baya. Dia adalah Ayah Sa Ran dan Gong Joo yang sedang berbelanja membeli kebutuhan rumah tangga. Son Ja yang baru saja mewarnai setengah dari bagian rambutnya menjadi warna emas membuat Ayah Sa Ran menjadi heran.
Selesai bermain, Kakek dan Nenek Ra Ra kembali ke kamar sedangkan Ra Ra dan teman-temannya berbincang-bincang di kamar Ra Ra mengenai rencana perjodohan Ra Ra. Kakek Ra Ra mengatakan jika Sa Ran terlihat sangat mirip dengan Nenek Ra Ra sewaktu dia masih muda, Nenek Ra Ra pun tertawa dan membenarkan ucapan suaminya dan menambahkan “cucu kita sendiri tak terlihat sepertiku sedangkan anak dari keluarga lain malah terlihat sangat mirip denganku”.
Ra Ra menemui Ayahnya dan menanyakan apakah Ayahnya sudah memberikan nomor teleponnya pada orang yang akan dijodohkan dengannya atau belum, Ayah Ra Ra mengatakan jika aka nada pertemuan keluarga dan makan siang bersama. Ra Ra tentu saja terkejut begitupun dengan Da Mo ketika diberitahu oleh Ayahnya.
Di Buyonggak
Ahjussi Saeng Kang terlihat sangat antusias untuk menemani Hwa Ran olahraga di pagi hari dan berjalan-jalan di taman sekitar Buyonggak. Ahjussi bahkan mengatur alarm untuk membangunkannya yang membuat Bong Yi merasa terganggu. Tak cukup sampai disitu, Ahjussi bahkan membangunkan Eun Ja di pagi buta hanya untuk menanyakan di mana Eun Ja meletakkan kopi dan harus berdebat dengan Dan Se siapa diantara mereka yang akan menemani Hwa Ran olahraga.
Sa Ran terlihat terkejut saat berpapasan dengan Son Ja sewaktu hendak membuang sampah. Son Ja meminta Sa Ran menyisihkan waktunya sebentar karena ada hal yang ingin dibicarakannya dengan Sa Ran.
“kamu mewarnai rambutmu?” Tanya Sa Ran namun Son Ja hanya tersenyum dan menyeruput segelas kopi
“kopi disini sangat baik, aku merasa kurang percaya diri sehingga aku memutuskan mewarnai rambutku”
“apa putus dengan pacarmu?”
“aku tidak punya pacar Noona”
“mengapa tidak ada, kamu tampan”
“apakah aku mempunyai sesuatu yang Noona tidak suka?”
“tidak ada…. Apa kamu mendengar sesuatu dari Gong Joo. Kamu sangat baik dan kamu sudah seperti saudara baginya, aku hanya menasehatinya sebagai seorang Unnie”
“aku bukan seperti apa yang Noona pikirkan”
“aku hanya menjaga Gong Joo saja dan bukan tidak membiarkannya bertemu denganmu”
“aku hanya memiliki Gong Joo Noona dan Bibi selain Nenek dari Ayahku. Ibuku adalah anak tunggal dan aku sudah mengenal Bibi lebih dari 10 tahun dan hal ini dapat dikatakan kami berada di perahu yang sama”
“itu hanya pikiranku yang dangkal saja”
“aku akan melindungi Gong Joo Noona dari orang yang ingin menyakitinya” ucap Son Ja berusaha meyakinkan Sa Ran.
Joo Hee, Ibu Ra Ra mengunjungi Buyonggak untuk bertemu dengan Hwa Ran. Soon Duk yang melihat kedatangan Joo Hee segera bersembunyi dan hanya mengintip dari balik pintu sementara Hwa Ran terkejut ketika diberitahu jika seorang wanita bernama Jang Joo Hee ingin menemuinya.
Terjadi sedikit perdebatan antara Hwa Ran dan Hee Joo. Pertemuan mereka yang hanya terjadi beberapa kali beberapa tahun sebelumnya membuat suasana berubah menjadi tegang. Tujuan kedatangan Hee Joo adalah ingin melihat bagaimana hasil Hwa Ran dalam membangun Buyonggak dan ingin mempertegas jika dialah pemilik Buyonggak sebenarnya.
Hwa Ran segera menghubungi Eo San (Ayah Ra Ra) dan meminta bertemu dengannya bila Eo San mempunyai waktu. Pertemuannya dengan Hee Jo membuat kekhawatiran tersendiri di hati Hwa Ran.
Nenek Ra Ra dan Kakek Ra Ra mulai berdebat tentang siapa yang lebih dulu meninggal diantara mereka, perdebatan mereka berakhir dengan pertengkaran kecil dan akhirnya Kakek Ra Ra memutuskan mengalah sementara di kamar orang tua Ra Ra, Ibu Ra Ra membawakan air madu untuk suaminya tetapi sang suami terlihat tidak menggubrisnya. “apakah kamu mencintaiku?” Tanya Ibu Ra Ra pada sang suami yang tertidur pulas.
Soon Duk terus saja memikirkan Ra Ra dan Joo Hee yang dilihatnya datang ke Buyonggak tadi siang. Bergantian wajah Ra Ra dan Joo Hee bermunculan di benaknya. Ra Ra pun tak hentinya memikirkan Da Mo yang jelas-jelas di pertemuan sewaktu berada di resort ski terlihat sangat bersahabat dengannya tak seperti di pertemuan terakhir.
Ayah Ra Ra terbangun dan mendapati istrinya sudah tertidur disampingnya. Kelelahan karena beraktifitas seharian membuatnya tertidur pulas tanpa sempat mengganti pakaiannya. Ayah Ra Ra heran saat bertemu dengan Ayahnya di dapur yang juga sedang minum air putih yang menyuruhnya kembali ke kamar secepat mungkin…. Ternyata ada noda lipstick di wajahnya yang sengaja dipakaikan istrinya disaat dia sedang tertidur. Joo Hee hanya tertawa melihat suaminya menghapus noda lipstick sementara Kakek Ra Ra dengan segera membangunkan istrinya dan menceritakan apa yang baru saja dilihatnya. Mereka memutuskan pergi keluar di pagi buta sebelum terjadi pertengkaran suami istri padahal kenyataannya tak terjadi apa-apa.Kakek dan Nenek Ra Ra mengira jika anaknya pergi bersama wanita lain.
Sa Ran terlihat senang saat berdiri di depan pintu pagar keluarga Ahn. Sesekali Sa Ran merapikan rambutnya yang tertiup angin. Sa Ran ingin tampil sempurna di hadapan Nenek Da Mo dan tentunya Da Mo. Saat bertemu dengan Nenek Da Mo, Sa Ran terlihat sedikit kecewa saat Nenek Da Mo mengatakan jika dia hanya sendirian di rumah ditemani Bibi pengurus rumah. Sa Ran mulai melakukan tarian di depan Nenek Ra Ra sementara di tempat lain terlihat seorang wanita sedang menunggang seekor kuda dan seorang pria berambut setengah pirang terlihat antusias menunggunya. Mereka adalah Gong Joo dan Son Ja.
Di rumah Ra Ra terlihat kesal saat Hp-nya berdering. Bibi Ra Ra menelepon dan sesaat sebelumnya Ibu Ra Ra masuk ke kamar untuk mengingatkan putrinya agar berpakaian yang sopan saat acara perjodohan besok.
Ra Ra meminta tolong kepada Ibunya untuk mengangkatnya. Bibi Ra Ra hanya mengingatkan jika sudah saatnya Ra Ra melakukan perawatan rambut dan Ibu Ra Ra mengatakan jika dia akan memberitahu Ra Ra jika Ra Ra keluar dari kamar mandi.
“Bibi benar-benar terlalu melelahkan” keluh Ra Ra
“karena dia mencintaimu Ra Ra”
“selama aku mempunyai Ayah dan Ibu yang mencintaiku, itu sudah cukup dan juga ada Kakek dan Nenek” jawab Ra Ra
Sa Ran terlihat sedih saat keluar dari pintu rumah Da Mo. Keinginannya untuk bertemu dengan Da Mo tidak terlaksana. Namun semuanya berubah saat sebuah mobil berwarna putih berhenti di depan sebuah pagar. Da Mo menyuruh Sa Ran masuk ke dalam mobilnya dan mengajaknya ke suatu tempat.
Da Mo mengajak Sa Ran makan siang bersama. Sambil menunggu datangnya makanan, Da Mo memuji kecantikan Sa Ran dan Sa Ran pun memuji alis Da Mo yang terlihat sangat bagus.
Gong Joo mendapat marah dari Ibunya karena hanya bersenang-senang dan menghabiskan waktu dengan Son Ja. Yang Ibunya inginkan Gong Joo berkenalan dengan seorang pria kaya dan sukses karena hal yang dibutuhkan seorang manusia untuk hidup adalah uang. Semua orang akan mengira Son Ja dan Gong Joo adalah seorang kekasih dan bukan saudara seperti apa yang ada dipikiran Gong Joo.
Di dalam kamar, air mata perlahan-lahan membasahi wajah Gong Joo. Untuk menghilangkan kesedihannya, Gong Joo menyetel musik keras-keras dan mulai menari nggak jelas.
Da Mo kembali mengajak Sa Ran ke sebuah tempat. Sa Ran hanya menurut karena disaat bersamaan, salah satu temannya meneleponnya dan menanyakan tentang tiket konser yang dibagikan kepada Sa Ran untuk dijual. Raut wajah Sa Ran seketika berubah ketika melihat arah tujuan Da Mo.
“aku akan meneleponmu nanti” ucap Sa Ran dan mengakhiri percakapannya di telepon.
“apa yang akan kita lakukan disini?” tanya Sa Ran
“kamu tidak ingin? Apakah kamu pura-pura tidak tahu” tanya Da Mo balik
Sa Ran menatap kesal kepada Da Mo. Dengan cepat Sa Ran melepaskan seat belt dan segera turun dari mobil Da Mo.
“arasso, ayo kembali masuk ke dalam mobil” teriak Da Mo saat Sa Ran mulai menjauh
Da Mo mengejar Sa Ran dan berusaha menahan tangannya
“aku benar-benar kecewa” ucap Sa Ran ketus dan menghempaskan tangan Da Mo. Bagi Sa Ran, Da Mo sudah menganggapnya perempuan rendahan dengan mengajaknya ke sebuah Hotel.
Da Mo berkali-kali memencet klaksonnya dan meminta Sa Ran masuk ke dalam mobil namun Sa Ran tetap keukeh berjalan padahal di lokasi dimana Sa Ran dan Da Mo sekarang berada sama sekali tidak ada taksi.
“mianhae, aku salah paham” ucap Da Mo ketika turun dari mobil
“untuk apa? Apa karena kita sudah bertemu selama lima kali jadi kamu berpikir aku adalah wanita gampangan”
“aku benar-benar minta maaf, tapi masuklah ke dalam mobil, aku tidak akan melakukan sesuatu hal apapun pada anda tapi masuklah dulu ke dalam mobil” teriak Da Mo ketika Sa Ran kembali berjalan
“aku tidak membutuhkannya” ucap Sa Ran
“apa yang bisa membuatmu memaafkanku? Apa yang harus aku lakukan?” teriak Da Mo
“minta maaf kepadaku sambil berlutut” ucap Sa Ran
“berlutut? Tidak akan” ucap Da Mo tegas dan kembali ke mobilnya
Da Mo memacu mobilnya dan sesekali melirik ke kaca spion, Sa Ran masih tetap berjalan. Da Mo tiba-tiba mengerem dan memundurkan mobilnya hingga sampai tepat di depan Sa Ran.
Da Mo berdiri beberapa meter di hadapan Sa Ran dan mencoba menghalangi Sa Ran (hehehe, Da Mo masih tetap bersikeras juga).
“apa yang membuatmu marah?” tanya Da Mo
“aku ingin kamu berpikir dari sudut pandangku”
“ini hanya kesalahpahaman, kamu tidak perlu semarah ini” ucap Da Mo
“kamu sudah menganggapku rendah”
“ya, aku memang ingin memelukmu, jika aku melanjutkan lagi perkataanku, kamu pasti tidak akan mampu menahan diri dan akan memukulku” ucap Da Mo dan sebuah pukulan mendarat di wajah Da Mo
“karena kamu sudah selesai memukulku sebaiknya kembali ke mobil”……”Yaaaa, Dan Sa Ran” teriak Da Mo semakin kesal
“aku benar-benar berpikir jika yang kita lakukan hanya makan dan mengobrol saja, perlakuanmu seperti seorang lelaki tidak bermoral. Aku tidak tahu jika anda adalah lelaki jahat, karena itu aku mengikuti ajakanmu, aku merasa seperti seorang pengemis yang bodoh, ini sungguh menggelikan” teriak Sa Ran dengan mata berkaca-kaca. Da Mo kembali ke dalam mobil dan menatap Sa Ran yang mulai menjauh. Da Mo sadar tindakannya sudah keterlaluan, Sa Ran tidak seperti gadis lainnya yang bisa dia permainkan.
Da Mo menjalankan mobilnya dan sekali lagi menghentikannya di depan Sa Ran. Da Mo mencoba menghalangi jalan Sa Ran dan menyingkirkan beberapa batu di jalanan tepat di depannya dan berlutut di depan Sa Ran. Sa Ran terkejut dan menghentikan Da Mo sebelum lututnya sampai ke aspal yang kotor. Sa Ran menuju mobil Da Mo dan duduk di samping kursi pengemudi. (aku suka banget dengan adegan ini, tapi ini belum apa-apa chingu masih banyak kisah-kisah yang akan dilalui Sa Ran dan Da Mo)
Da Mo mengantar Sa Ran hingga ke apartemennya. Tanpa berkata a, b dan c, Sa Ran masuk ke dalam apartemen tanpa memperdulikan Da Mo yang memanggilnya. Sekali lagi, Hwa Ja melihatnya dan mengira jika benar-benar ada sebuah hubungan yang terjalin antara Sa Ran dan Da Mo.
Hwa Ja mengingat nomor polisi mobil Da Mo dan meminta tolong kepada temannya untuk mencari tahu siapa pemilik mobil tersebut sementara di dalam kamar Sa Ran masih sedih jika mengingat kejadian yang baru saja dialaminya.
=BERSAMBUNG=
MOHON UNTUK TIDAK MENGCOPY PASTE TULISAN INI
(terutama buat fanpage Kumpulan Sinopsis K-drama)
Kamsahamnida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar