Kamis, 30 Desember 2010

Pernikahan Ala Negeri Ginseng

Pernikahan ala negeri Ginseng???
Pasti, chingu semua bertanya2 koq judulnya kali ini agak aneh... hehehehe.
Sudah lama aq ingin ngepost tulisan ini, tapi baru sekarang ada waktunya. Yuk kita mulai...

Setiap negara yang ada di dunia pasti mempunyai adat dan kebudayaan yang berbeda. Salah satunya pernikahan. Contoh saja di Negara kita ini, Indonesia yang mempunyai banyak suku, bahasa dan adat. Beda kan adat pernikahan orang Jawa, orang Papua dan orang Makassar.
Bagaimana dengan negeri Korea sendiri???
Mereka juga mempunyai cara sendiri dalam melakukan pernikahan, g berbeda jauh dengan kita bahkan bisa dikatakan termasuk unik. Pernah liat g drama Korea Princess Hours , Cinderella Sisters atau Hello miss dimana sang wanita pipinya dikasih bulat2 merah gitu.hihihi...
Nah, kalau begitu mari kita bahas sejenak apa saja yang menarik dalam pernikahan tradisional korea.

Pernikahan di Korea Selatan memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh pernikahan barat pada umumnya. Contohnya, pengantin perempuan korea tidak mengadopsi nama keluarga dari sang pengantin pria seperti pengantin kebanyakan di Barat juga di Indonesia. Pernikahan di korea Selatan umumnya dilakukan oleh pria dan wanita. Seorang laki-laki dengan umur diatas 18 tahun dan seorang wanita diatas 16 tahun boleh menikah atas pengawasan kedua orang tua mereka, dan jika berumur ditas 20 tahun dibolehkan menikah secra bebas tanpa pengawasan.

Bagaimana jika perempuan dan laki-laki korea mempunyai nama keluarga yang sama ingin menikah? Di masa lalu, itu merupakan hal yang tabuh untuk perempuan dan laki-laki yang ingin menikah jika keduanya memiliki nama keluarga yang sama. Ada artikel nomor 809 yang menjelaskan regulasi pernikahan dengan nama clan(nama keluarga) yang sama, pernikahan tersebut dikategorikan dengan sebutan exogami. Namun telah telah diajukan untuk direvisi oleh legislative korea pada tahun 1997 dan pada akhir tahun 1998 diamandemen, pengadilan kosntitusi memutuskan, mengizinkan dua orang yang memiliki nama clan yang sama untuk menikah satu sama lain.

Pernikahan tradisional Korea disebut dengan Honrye. Pada zaman dahulu kala, pernikahan diadakan di rumah keluarga pengantin wanita. Pengantin pria mengendarai kuda menuju ke kediaman pengantin wanita dan setelah upacara selesai membawa istrinya dalam sebuah palanquin (kendaraan berbentuk kursi) ke rumah orang tua sang pria untuk tinggal di sana. Pengantin pria dan wanita menggunakan busana formal untuk upacara pernikahan. Orang biasa dalam upacara tersebut diharuskan untuk mengenakan busana yang mewah hanya pada saat hari pernikahan mereka. Lentera tangan digunakan untuk menerangi jalanan dari arah rumah pengantin pria sampai ke rumah pengantin wanita dimalam sebelum pernikahan diselenggarakan. Secara tradisional, keluarga pengantin pria harus membawa sekeranjang penuh hadiah untuk keluarga pengantin wanita. Bebek dalam pernikahan merupakan symbol untuk pernikahan yang lama dan bahagia. Burung bangau merupakan symbol dari kehidupan yang panjang direpresentasi dari ikat pinggang si wanita.

Busana pengantin

Dalam upacara pernikahan tradisional korea, sipengantin pria dan wanita menggunakan busana tradisional yang mewah. Busana pengantin wanita terdiri dari sebuah jeogori (저고리; jaket pendek dengan lengan baju yang panjang) dengan 2 pita panjang yang terikat membentuk otgereum( 옷고름). Sebuah chima(ㅊ마). Sepatu yang mirip seperti perahu yang terbuat dari sutra, dipakai sesudah menggunakan kaos kaki katun. Busana pengantin wanita mungkin mencakup ikat pinggang putih dengan aksen symbol bunga-bunga. Digunakan pula sebuah mahkota hiasan kepala. Tidak ketinggalan pula dipakainya sebuah hiasan hanbok, norigae(노리개) yang dipakai oleh hampir semua tingkatan wanita korea dari berabad-abad yang lalu hingga saat ini.

Busana pengantin pria yang digunakan, terdiri dari sebuah jaket( jeogori, 저고리) dan celana panjang serta mantel. Jaketnya memiliki lengan yang panjang, celana panjang yang longgar dan pada angkel bawah diikat dengan tali pengikat. Sebuah rompi digunakan setelah memakai kemeja. Digunakan pula topi hitam tradisional. Kostum pengantin untuk pria disebut gwanbok untuk pengantin pria.

Wah…benar-benar unik yah upacara tradisional pernikahan di korea, gak jauh beda dengan beberapa daerah di Indonesia yang menggunakan pakaian tradisional dan berbagai symbol yang mencerminkan harapan akan pernikahan yang berlangsung lama dan bahagia. Hmm..lalu bagaimana dengan di kota-kota besar di korea?! Hotel-hotel menyediakan ruangan besar atau ballroom khusus untuk pernikahan yang dihiasi berbagai pernik sesuai dengan kenginginan pengantin. Saat ini banyak pasangan muda korea yang memilih pernikahan ala barat yang tidak lagi menggunakan pakaian tradisional, namun diganti dengan tuxedo dan gaun pernikahan yang modern, lalu setelah itu dilakukan upacara tradisional skala kecil.

Berbagai macam tipe pernikahan

- Pernikahan yang diatur(perjodohan)

Jenis pernikahan yang diatur sangat popular di korea selatan. Orang-orang korea menyebut tipe pernikahan ini dengan sebutan Seon(). Umumnya, orangtua mengatur sebuah pertemuan, namun keputusan untuk menikah atau tidak diserahkan sepenuhnya oleh pasangan tersebut.

- Pernikahan berdasarkan cinta

Pernikahan karena cinta, yang disebut di korea, dan merupakan hal yang umum dalam beberapa decade ini. Suatu expresi dari dua orang manusi yang bertemu dan jatuh cinta tanpa melalui agen makcomblang atau pertemuan yang diatur oleh orangtua. Sering kali, pengantin wanita dan pria bertemu dalam sebuah kencan buta yang diatur oleh teman mereka, dalam sebuah grup kencan, di tempat kerja mereka, atau pada saat mereka di perguruan tinggi atau universitas. Keluarga-keluarga korea menerima jenis pernikahan seperti ini dengan siap dari yang umum mereka lakukan, walaupun tidak umum hubungan yang romantis tersebut berakhir tanpa sampai ke tahap ke pernikahan karena adanya pertentangan dari keluarga. Survey mengindikasikan bahwa banyak pasangan muda Korea memilih untuk mengakhiri hubungan mereka daripada harus menikah dibawah pertentangan keluarga.

- Makcomblang adalah umum di Korea Selatan. Keluarga menyertakan anak laki-laki atau perempuan mereka ke makcomblang, atau pria lajang atau wanita ke dalam sebuah pertemuan yang ditaur oleh makcomblang, si orang tua juga harus memeriksa apakah yang dijodohkan dengan anaknya sesuai dengan status dan sepadan keluarganya. Mak comblang mendapatkan biaya atas perjodohan tersebut.

Atau baca juga yang ini :

Awalnya, para teman dekat pengantin pria akan beramai-ramai membawakan hadiah pertunangan ke rumah calon pengantin wanita. Hadiah itu dimasukkan ke dalam kotak yang diberi nama hahm. Para pengantar hadiah pertunangan ini akan tiba di rumah sang pengantin wanita, lengkap dengan kostum dan wajah yang dipoles menajdi hitam, lalu meraka akan bernyanyi.

Para pembawa hadiah ini akan berhenti di depan rumah sang calon pengantin wanita, dan meneriakkan “Hahm untuk dijual, hahm untuk dijual!”. Lalu keluarga sang calon pengantin wanita akan menghampiri mereka sambil menawarkan uang. Kegiatan ini bisa disebut sebuah negosiasi, dan tentunya negosiasi yang menyenangkan juga penuh tawa.

Pesta pertunangan sendiri sekarang ini lebih sering diadakan di rumah makan. Dan sang calon pengantin wanita mungkin akan mengenakan hanbok (pakaian tradisional untuk acara pertunangan). Untuk hiburan, biasanya anggota keluarga akan berkaroke ria.

Sebelum pernikahan dilangsungkan, calon pengantin pria akan memberikan sebuah hadiah pada calon ibu mertuanya berupa sebuah angsa liar yang masih hidup. Namun sekarang ini lebih sering memberikan boneka angsa yang terbuat dari kayu. Angsa ini menandakan sang calon pengantin pria akan merawat anak perempuannnya seumur hidup.

Pernikahan tradisional Korea diselenggarakan di rumah sang pengantin wanita. Sedangkan sumpah pernikahan dilakukan dalam upacara yang dinamakan kunbere. Kedua pengantin akan saling membungkuk lalu meminum anggur khusus dari sebuah labu yang ditanam oleh ibu sang pengantin wanita.

Beberapa hari seteleh upacara pernikahan, kedua pengantin akan mengunjungi keluarga sang pengantin pria untuk menjalani upacara pernikahan lainnya yang disebut p’ye-baek. Sang pengantin wanita akan menawarkan korma dan chestnuts kepada orangtua pengantin pria. Hal ini melambangkan anak-anak.Lalu orangtua akan menawarkan sake, dilanjutkan melempar korma dan chestnuts pada sang pengantin wanita yang mencoba menangkap keduanya mengunakan pakaian pengantinnya.Di Amerika, upacara p’ye-baek dilakukan pada hari pernikahan.

Perjamuan makan dalam pernikahan tradisional Korea sangatlah sederhana. Bahkan hanya dibutuhkan sup mi, dan faktanya pesta perjamuan makan Korea disebut kook soo sang yang berarti “perjamuan mi.” Mi yang panjang melambangkan kehidupan yang panjang dan bahagia. Mi akan direbus bersama kaldu sapi dan hiasan lainnya serta sayuran. Dok, atau kue ketan biasanya menjadi hidangan yang disajikan dalam sebuah acara di negara ini, khususnya di pernikahan.

Sumber : Wikipedia, the free encyclopedia/ Marriage in the South Korea(makasarkoreanlover) dan http://menujuhijau.blogspot.com/2010/03/tradisi-pernikahan-di-korea.html







1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...