Sabtu, 18 September 2010

Goo Hye Sun Jadi Sailormoon

Si cantik Jandi di drama Boys Before Flowers ini emang selalu punya kejutan... Biarpun sibuk dibelakang layar , gak bikin Goo Hye Sun malas akting lagi. Ini terbukti beberapa foto-fotonya , pas doi lagi syuting The Musical beredar di internet. Di foto itu Hye Sun pake kostum Sailormoon (kapan lagi ya Sailormoon ditayangun di Indosiar, kangen pengen nonton)..................

Seperti ditulis hancinema.net biarpun aktif akting lagi, Hye Sung ngaku masih pengen nerusin cita2nya sebagai sutradara, Doi ngaku terinspirasi banget sama seleb favoritnya, Julia Roberts.... Makanya jangan kaget klo ternyata Goo suka nonton film2 yang dibintangin Julia Roberts...

Sementara soal musik di drama terbarunya ini Goo Hye Sun terinspirasi dari musik2 soundtrack film diantaranya Can't take my eyes off you dari film Conspiracy Theory dan The way you look tonight dari film My Best friend's wedding ...

wah makin g sabar ngeliat akting oennieq ini....

Yuk Kenal Leader SUJU " Leeteuk"






Nama asli : Park Jung Su
Nama Bken : Leeteuk
Nickname : Teukie, Peter Pan ( dari Heechul )
Tetala : Korea selatan, 1 Juli 1983
Tinggi / berat badan : 176 cm / 59 kg
Debut : sebagai cameo di drama All About eve (2001)
Warna Fav : Putih
Makanan Fav : Ramen
Keahlian : Nyanyi, Ngedance, Ngemsi, DJ
Hobi : Nyanyi, nulis lagu, main piano, online




Fakta :

- Park Jung Su mengganti nama panggungnya dengan Leeteuk, karena selain namanya nggak pasaran, kata " teuk " sendiri berarti spesial
- Sempat operasi lasik tahun 2005 , diawal debutnya bareng suju. Sebelumnya oppa Leeteuk sering pake kacamata.
- menurut Survey Bugs Music Bugsvote, Leeteuk kepilih sebagai leader terbaik ...
Menduduki possisi pertama dengan total suara 2760 pemilih , ngalahin oppa Kim Hyun Jung (SS501) , Jung Yong Hwa (C.N Blue) , Lee Jon (MBLAQ), TOP (Big Bang) , etc......
-Oppa juga jago ngemsi, sekarang masih siaran di Sukira ( super junior Kiss The Radio ) dan juga jadi host di acara M.NET's M!Coundtown
-april 2010, Oppa leeteuk mutusin bikin twitter ......
-Sempat jadi tenaga sukarela di kamp pengungsian Vietnam selama 2 hari. Oppa ditempatkan di Peace House ( tempat anak yatim dan perempuan korban kekerasan )
-Sempat diet alami buat ngebentuk badannya menjadi lebih seksi, alhasil berat badab oppaku turun 5 kg.
-paling suka tidur apalagi klo break....
-Saking sukanya sama warna putih , oppa mengoleksi mulai dari pakaian, aksesoris, sampai setting tempat tidur berwarna putih... oppaq nggak bisa hidup tanpa warna putih
-Oppa bisa bahasa melayu, makanya Oppa terkenal banget di Malaysia dan Indonesia
-Paling dekat dengan Donghae SUJU , dulu sempat satu kamar juga. Sempat waktu Donghae tenggelam di Thailand , Oppaku langsung nolongin. Gitu juga waktu ayah Donghae meninggal, oppa merasa bertanggung jawab banget sama Donghae... Soalnya appanya Donghae sempat berpesan sama oppa leeteuk bwt ngejagain Donghae seperti adik sendiri... ( bangga dech sama oppa, pantas dijadikan Leadernya SUJU )
-Waktu SMA dulu oppa sempat kasih ceweknya 100 bunga mawar , 100 surat cinta dan 1 cincin emas pas hari jadian mereka yang ke-100... So Sweet banget ( Aq juga pengen )
-Oppaq sempat ngalamin yang namanya patah hati (kasihan banget oppaku)
-Oppa paling gak bisa serius dan orangnya jail abiezt
-Oppa dikenal paling sabar, buktinya dia bisa ngebina anak2 SUJu secara oppa yang paling dewasa diantara semua personil SUJU...

Kamis, 16 September 2010

Jung Yong Hwa ( Ngomongin Cewek Idaman)

Leader C.N Blue Jung Yong Hwa akhirnya blak-blakan soal tipe cewek idamannya....
Setelah sempat ngaku terpesona sama keanggunan Seohyun SNSD ChoiHwajung Power Time, doi punya pilihan lain soal cewek idamannya... (oppa kenapa bukan aq saja sich >,<). Oppa Jung ngaku klo tipe cewek idamannya ada di Ueno juri, seleb asal jepang yang sekarang lagi disibukin main di drama Sunao ni Narekute bareng Hero Jaejong...

Kira2 apa ya yang membuat oppaku ini terpesona abiezt sama kecantikan Ueno.

" Aku emang tertarik sama kecantikan seohyun , tapi waktu nonton dorama jepang Nodame Cantabile . Salah satu pemain ceweknya Ueno Juri mencuri perhatianku, aku suka banget sama dia " kata oppaku...

Wah, seperti apa tampangnya Ueno Juri koq bisa oppaq suka ma dia.......

tapi nggak apa2 dech, klo oppa bahaggia aq juga bahagia... :)

Rabu, 15 September 2010

Awal Mula kesukaanku pada Drama Korea

























Annyeonghaseyo, Assalamualaikum chingu...

Selama ini aq hanya membahas mengenai sinopsis drama dan movie korea kan, sekarang aq akan buka-bukaan kenapa aq suka bahkan sangat suka sama k-drama....

Nach kita mulai...

Dulu aq hanya sekedar nonton aja k-drama yang ditayangin di indosiar seperti Full House, princess hours, wonderful life, winter sonata, coffee prince dan masih banyak lagi...

Sinetron Indonesia sekarang nggak sama dengan yang dulu... Klo dulu dramanya mendidik banget apalagi kayak keluarga cemara... Sekarang sudah episodenya dipanjang2in, orang yang sudah meninggal hidup lagi ( Maaf ya bukan mw ngejelekin hasil karya negeri sendiri tapi kenyataannya memang begitu ) apalagi kebanyakan jiplak dari k-drama....

Tapi semenjak nonton Movie My Sassy Girl (2001) aq langsung jatuh cinta sama k-drama apalagi ceritanya bagus banget... ( kesukaanku pada k-drama mulai akhir tahun 2009, terlambat juga ya aq nonton My Sassy Girl... hehehehe. )

aq mulai cari2 info di website, k-drama apa yang bagus untuk ditonton dan mulai hunting dvd k-drama...

Aq nemu drama korea yang lagi Hits di Korea Judulnya You're Beautiful(2009), cinderella sister's (2010 ),Bad Guy(2010), drama yang udah lama : tree of heaven(2006), hello miss (2007) dan masih banyak lagi yang membuatku jatuh cinta ma k-drama...





Dan Hasilnya sekarang aq falling in love banget sama k-drama.... :)

Di atas sajadah cinta oleh penulis favoritku ( kang Habiburrahman El Shirazy )


Di Atas Sajadah Cinta

Penulis: Habiburrahman El Shirazy

(Bagi yang sudah membaca tidak apa-apa baca ulang, siapataw udah lupa ceritanya....)

KOTA KUFAH terang oleh sinar purnama. Semilir angin yang bertiup dari utara membawa hawa sejuk. Sebagian rumah telah menutup pintu dan jendelanya. Namun geliat hidup kota Kufah masih terasa.

Di serambi masjid Kufah, seorang pemuda berdiri tegap menghadap kiblat. Kedua matanya memandang teguh ke tempat sujud. Bibirnya bergetar melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Hati dan seluruh gelegak jiwanya menyatu dengan Tuhan, Pencipta alam semesta. Orang-orang memanggilnya “Zahid” atau “Si Ahli Zuhud”, karena kezuhudannya meskipun ia masih muda. Dia dikenal masyarakat sebagai pemuda yang paling tampan dan paling mencintai masjid di kota Kufah pada masanya. Sebagian besar waktunya ia habiskan di dalam masjid, untuk ibadah dan menuntut ilmu pada ulama terkemuka kota Kufah. Saat itu masjid adalah pusat peradaban, pusat pendidikan, pusat informasi dan pusat perhatian.


Pemuda itu terus larut dalam samudera ayat Ilahi. Setiap kali sampai pada ayat-ayat azab, tubuh pemuda itu bergetar hebat. Air matanya mengalir deras. Neraka bagaikan menyala-nyala dihadapannya. Namun jika ia sampai pada ayat-ayat nikmat dan surga, embun sejuk dari langit terasa bagai mengguyur sekujur tubuhnya. Ia merasakan kesejukan dan kebahagiaan. Ia bagai mencium aroma wangi para bidadari yang suci.

Tatkala sampai pada surat Asy Syams, ia menangis,

“fa alhamaha fujuuraha wa taqwaaha.

qad aflaha man zakkaaha.

wa qad khaaba man dassaaha

…”

(maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketaqwaan,

sesungguhnya, beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya…)


Hatinya bertanya-tanya. Apakah dia termasuk golongan yang mensucikan jiwanya. Ataukah golongan yang mengotori jiwanya? Dia termasuk golongan yang beruntung, ataukah yang merugi?

Ayat itu ia ulang berkali-kali. Hatinya bergetar hebat. Tubuhnya berguncang. Akhirnya ia pingsan.



***



Sementara itu, di pinggir kota tampak sebuah rumah mewah bagai istana. Lampu-lampu yang menyala dari kejauhan tampak berkerlap-kerlip bagai bintang gemintang. Rumah itu milik seorang saudagar kaya yang memiliki kebun kurma yang luas dan hewan ternak yang tak terhitung jumlahnya.

Dalam salah satu kamarnya, tampak seorang gadis jelita sedang menari-nari riang gembira. Wajahnya yang putih susu tampak kemerahan terkena sinar yang terpancar bagai tiga lentera yang menerangi ruangan itu. Kecantikannya sungguh memesona. Gadis itu terus menari sambil mendendangkan syair-syair cinta,

“in kuntu ‘asyiqatul lail fa ka’si

musyriqun bi dhau’

wal hubb al wariq

…”

(jika aku pencinta malam maka

gelasku memancarkan cahaya

dan cinta yang mekar…)



***



Gadis itu terus menari-nari dengan riangnya. Hatinya berbunga-bunga. Di ruangan tengah, kedua orangtuanya menyungging senyum mendengar syair yang didendangkan putrinya. Sang ibu berkata, “Abu Afirah, putri kita sudah menginjak dewasa. Kau dengarkanlah baik-baik syair-syair yang ia dendangkan.”

“Ya, itu syair-syair cinta. Memang sudah saatnya dia menikah. Kebetulan tadi siang di pasar aku berjumpa dengan Abu Yasir. Dia melamar Afirah untuk putranya, Yasir.”

“Bagaimana, kau terima atau…?”

“Ya jelas langsung aku terima. Dia ‘kan masih kerabat sendiri dan kita banyak berhutang budi padanya. Dialah yang dulu menolong kita waktu kesusahan. Di samping itu Yasir itu gagah dan tampan.”

“Tapi bukankah lebih baik kalau minta pendapat Afirah dulu?”

“Tak perlu! Kita tidak ada pilihan kecuali menerima pinangan ayah Yasir. Pemuda yang paling cocok untuk Afirah adalah Yasir.”

“Tapi, engkau tentu tahu bahwa Yasir itu pemuda yang tidak baik.”

“Ah, itu gampang. Nanti jika sudah beristri Afirah, dia pasti juga akan tobat! Yang penting dia kaya raya.”



***



Pada saat yang sama, di sebuah tenda mewah, tak jauh dari pasar Kufah. Seorang pemuda tampan dikelilingi oleh teman-temannya. Tak jauh darinya seorang penari melenggak lenggokan tubuhnya diiringi suara gendang dan seruling.

“Ayo bangun, Yasir. Penari itu mengerlingkan matanya padamu!” bisik temannya.

“Be…benarkah?”

“Benar. Ayo cepatlah. Dia penari tercantik kota ini. Jangan kau sia-siakan kesempatan ini, Yasir!”

“Baiklah. Bersenang-senang dengannya memang impianku.”

Yasir lalu bangkit dari duduknya dan beranjak menghampiri sang penari. Sang penari mengulurkan tangan kanannya dan Yasir menyambutnya. Keduanya lalu menari-nari diiringi irama seruling dan gendang. Keduanya benar-benar hanyut dalam kelenaan. Dengan gerakan mesra penari itu membisikkan sesuatu ketelinga Yasir,

“Apakah Anda punya waktu malam ini bersamaku?”

Yasir tersenyum dan menganggukan kepalanya. Keduanya terus menari dan menari. Suara gendang memecah hati. Irama seruling melengking-lengking. Aroma arak menyengat nurani. Hati dan pikiran jadi mati.



***

Keesokan harinya.

Usai shalat dhuha, Zahid meninggalkan masjid menuju ke pinggir kota. Ia hendak menjenguk saudaranya yang sakit. Ia berjalan dengan hati terus berzikir membaca ayat-ayat suci Al-Quran. Ia sempatkan ke pasar sebentar untuk membeli anggur dan apel buat saudaranya yang sakit.

Zahid berjalan melewati kebun kurma yang luas. Saudaranya pernah bercerita bahwa kebun itu milik saudagar kaya, Abu Afirah. Ia terus melangkah menapaki jalan yang membelah kebun kurma itu. Tiba-tiba dari kejauhan ia melihat titik hitam. Ia terus berjalan dan titik hitam itu semakin membesar dan mendekat. Matanya lalu menangkap di kejauhan sana perlahan bayangan itu menjadi seorang sedang menunggang kuda. Lalu sayup-sayup telinganya menangkap suara,

“Toloong! Toloong!!”

Suara itu datang dari arah penunggang kuda yang ada jauh di depannya. Ia menghentikan langkahnya. Penunggang kuda itu semakin jelas.

“Toloong! Toloong!!”

Suara itu semakin jelas terdengar. Suara seorang perempuan. Dan matanya dengan jelas bisa menangkap penunggang kuda itu adalah seorang perempuan. Kuda itu berlari kencang.

“Toloong! Toloong hentikan kudaku ini! Ia tidak bisa dikendalikan!”

Mendengar itu Zahid tegang. Apa yang harus ia perbuat. Sementara kuda itu semakin dekat dan tinggal beberapa belas meter di depannya. Cepat-cepat ia menenangkan diri dan membaca shalawat. Ia berdiri tegap di tengah jalan. Tatkala kuda itu sudah sangat dekat ia mengangkat tangan kanannya dan berkata keras,

“Hai kuda makhluk Allah, berhentilah dengan izin Allah!”

Bagai pasukan mendengar perintah panglimanya, kuda itu meringkik dan berhenti seketika. Perempuan yang ada dipunggungnya terpelanting jatuh. Perempuan itu mengaduh. Zahid mendekati perempuan itu dan menyapanya,

“Assalamu’alaiki. Kau tidak apa-apa?”

Perempuan itu mengaduh. Mukanya tertutup cadar hitam. Dua matanya yang bening menatap Zahid. Dengan sedikit merintih ia menjawab pelan,

“Alhamdulillah, tidak apa-apa. Hanya saja tangan kananku sakit sekali. Mungkin terkilir saat jatuh.”

“Syukurlah kalau begitu.”

Dua mata bening di balik cadar itu terus memandangi wajah tampan Zahid. Menyadari hal itu Zahid menundukkan pandangannya ke tanah. Perempuan itu perlahan bangkit. Tanpa sepengetahuan Zahid, ia membuka cadarnya. Dan tampaklah wajah cantik nan memesona,

“Tuan, saya ucapkan terima kasih. Kalau boleh tahu siapa nama Tuan, dari mana dan mau ke mana Tuan?”

Zahid mengangkat mukanya. Tak ayal matanya menatap wajah putih bersih memesona. Hatinya bergetar hebat. Syaraf dan ototnya terasa dingin semua. Inilah untuk pertama kalinya ia menatap wajah gadis jelita dari jarak yang sangat dekat. Sesaat lamanya keduanya beradu pandang. Sang gadis terpesona oleh ketampanan Zahid, sementara gemuruh hati Zahid tak kalah hebatnya. Gadis itu tersenyum dengan pipi merah merona, Zahid tersadar, ia cepat-cepat menundukkan kepalanya. “Innalillah. Astagfirullah,” gemuruh hatinya.

“Namaku Zahid, aku dari masjid mau mengunjungi saudaraku yang sakit.”

“Jadi, kaukah Zahid yang sering dibicarakan orang itu? Yang hidupnya cuma di dalam masjid?”

“Tak tahulah. Itu mungkin Zahid yang lain.” kata Zahid sambil membalikkan badan. Ia lalu melangkah.

“Tunggu dulu Tuan Zahid! Kenapa tergesa-gesa? Kau mau kemana? Perbincangan kita belum selesai!”

“Aku mau melanjutkan perjalananku!”

Tiba-tiba gadis itu berlari dan berdiri di hadapan Zahid. Terang saja Zahid gelagapan. Hatinya bergetar hebat menatap aura kecantikan gadis yang ada di depannya. Seumur hidup ia belum pernah menghadapi situasi seperti ini.

“Tuan aku hanya mau bilang, namaku Afirah. Kebun ini milik ayahku. Dan rumahku ada di sebelah selatan kebun ini. Jika kau mau silakan datang ke rumahku. Ayah pasti akan senang dengan kehadiranmu. Dan sebagai ucapan terima kasih aku mau menghadiahkan ini.”

Gadis itu lalu mengulurkan tangannya memberi sapu tangan hijau muda.

“Tidak usah.”

“Terimalah, tidak apa-apa! Kalau tidak Tuan terima, aku tidak akan memberi jalan!”

Terpaksa Zahid menerima sapu tangan itu. Gadis itu lalu minggir sambil menutup kembali mukanya dengan cadar. Zahid melangkahkan kedua kakinya melanjutkan perjalanan.



***



Saat malam datang membentangkan jubah hitamnya, kota Kufah kembali diterangi sinar rembulan. Angin sejuk dari utara semilir mengalir.

Afirah terpekur di kamarnya. Matanya berkaca-kaca. Hatinya basah. Pikirannya bingung. Apa yang menimpa dirinya. Sejak kejadian tadi pagi di kebun kurma hatinya terasa gundah. Wajah bersih Zahid bagai tak hilang dari pelupuk matanya. Pandangan matanya yang teduh menunduk membuat hatinya sedemikian terpikat. Pembicaraan orang-orang tentang kesalehan seorang pemuda di tengah kota bernama Zahid semakin membuat hatinya tertawan. Tadi pagi ia menatap wajahnya dan mendengarkan tutur suaranya. Ia juga menyaksikan wibawanya. Tiba-tiba air matanya mengalir deras. Hatinya merasakan aliran kesejukan dan kegembiraan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dalam hati ia berkata,

“Inikah cinta? Beginikah rasanya? Terasa hangat mengaliri syaraf. Juga terasa sejuk di dalam hati. Ya Rabbi, tak aku pungkiri aku jatuh hati pada hamba-Mu yang bernama Zahid. Dan inilah untuk pertama kalinya aku terpesona pada seorang pemuda. Untuk pertama kalinya aku jatuh cinta. Ya Rabbi, izinkanlah aku mencintainya.”

Air matanya terus mengalir membasahi pipinya. Ia teringat sapu tangan yang ia berikan pada Zahid. Tiba-tiba ia tersenyum,

“Ah sapu tanganku ada padanya. Ia pasti juga mencintaiku. Suatu hari ia akan datang kemari.”

Hatinya berbunga-bunga. Wajah yang tampan bercahaya dan bermata teduh itu hadir di pelupuk matanya.



***

Sementara itu di dalam masjid Kufah tampak Zahid yang sedang menangis di sebelah kanan mimbar. Ia menangisi hilangnya kekhusyukan hatinya dalam shalat. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Sejak ia bertemu dengan Afirah di kebun kurma tadi pagi ia tidak bisa mengendalikan gelora hatinya. Aura kecantikan Afirah bercokol dan mengakar sedemikian kuat dalam relung-relung hatinya. Aura itu selalu melintas dalam shalat, baca Al-Quran dan dalam apa saja yang ia kerjakan. Ia telah mencoba berulang kali menepis jauh-jauh aura pesona Afirah dengan melakukan shalat sekhusyu’-khusyu’-nya namun usaha itu sia-sia.

“Ilahi, kasihanilah hamba-Mu yang lemah ini. Engkau Mahatahu atas apa yang menimpa diriku. Aku tak ingin kehilangan cinta-Mu. Namun Engkau juga tahu, hatiku ini tak mampu mengusir pesona kecantikan seorang makhluk yang Engkau ciptakan. Saat ini hamba sangat lemah berhadapan dengan daya tarik wajah dan suaranya Ilahi, berilah padaku cawan kesejukan untuk meletakkan embun-embun cinta yang menetes-netes dalam dinding hatiku ini. Ilahi, tuntunlah langkahku pada garis takdir yang paling Engkau ridhai. Aku serahkan hidup matiku untuk-Mu.” Isak Zahid mengharu biru pada Tuhan Sang Pencipta hati, cinta, dan segala keindahan semesta.

Zahid terus meratap dan mengiba. Hatinya yang dipenuhi gelora cinta terus ia paksa untuk menepis noda-noda nafsu. Anehnya, semakin ia meratap embun-embun cinta itu semakin deras mengalir. Rasa cintanya pada Tuhan. Rasa takut akan azab-Nya. Rasa cinta dan rindu-Nya pada Afirah. Dan rasa tidak ingin kehilangannya. Semua bercampur dan mengalir sedemikian hebat dalam relung hatinya. Dalam puncak munajatnya ia pingsan.

Menjelang subuh, ia terbangun. Ia tersentak kaget. Ia belom shalat tahajjud. Beberapa orang tampak tengah asyik beribadah bercengkerama dengan Tuhannya. Ia menangis, ia menyesal. Biasanya ia sudah membaca dua juz dalam shalatnya.

“Ilahi, jangan kau gantikan bidadariku di surga dengan bidadari dunia. Ilahi, hamba lemah maka berilah kekuatan!”

Ia lalu bangkit, wudhu, dan shalat tahajjud. Di dalam sujudnya ia berdoa,

“Ilahi, hamba mohon ridha-Mu dan surga. Amin. Ilahi lindungi hamba dari murkamu dan neraka. Amin. Ilahi, jika boleh hamba titipkan rasa cinta hamba pada Afirah pada-Mu, hamba terlalu lemah untuk menanggung-Nya. Amin. Ilahi, hamba memohon ampunan-Mu, rahmat-Mu, cinta-Mu, dan ridha-Mu. Amin.”



***



Pagi hari, usai shalat dhuha Zahid berjalan ke arah pinggir kota. Tujuannya jelas yaitu melamar Afirah. Hatinya mantap untuk melamarnya. Di sana ia disambut dengan baik oleh kedua orangtua Afirah. Mereka sangat senang dengan kunjungan Zahid yang sudah terkenal ketakwaannya di seantero penjuru kota. Afiah keluar sekejab untuk membawa minuman lalu kembali ke dalam. Dari balik tirai ia mendengarkan dengan seksama pembicaraan Zahid dengan ayahnya. Zahid mengutarakan maksud kedatangannya, yaitu melamar Afirah.

Sang ayah diam sesaat. Ia mengambil nafas panjang. Sementara Afirah menanti dengan seksama jawaban ayahnya. Keheningan mencekam sesaat lamanya. Zahid menundukkan kepala ia pasrah dengan jawaban yang akan diterimanya. Lalu terdengarlah jawaban ayah Afirah,

“Anakku Zahid, kau datang terlambat. Maafkan aku, Afirah sudah dilamar Abu Yasir untuk putranya Yasir beberapa hari yang lalu, dan aku telah menerimanya.”

Zahid hanya mampu menganggukan kepala. Ia sudah mengerti dengan baik apa yang didengarnya. Ia tidak bisa menyembunyikan irisan kepedihan hatinya. Ia mohon diri dengan mata berkaca-kaca. Sementara Afirah, lebih tragis keadaannya. Jantungnya nyaris pecah mendengarnya. Kedua kakinya seperti lumpuh seketika. Ia pun pingsan saat itu juga.



***



Zahid kembali ke masjid dengan kesedihan tak terkira. Keimanan dan ketakwaan Zahid ternyata tidak mampu mengusir rasa cintanya pada Afirah. Apa yang ia dengar dari ayah Afirah membuat nestapa jiwanya. Ia pun jatuh sakit. Suhu badannya sangat panas. Berkali-kali ia pingsan. Ketika keadaannya kritis seorang jamaah membawa dan merawatnya di rumahnya. Ia sering mengigau. Dari bibirnya terucap kalimat tasbih, tahlil, istigfhar dan … Afirah.

Kabar tentang derita yang dialami Zahid ini tersebar ke seantero kota Kufah. Angin pun meniupkan kabar ini ke telinga Afirah. Rasa cinta Afirah yang tak kalah besarnya membuatnya menulis sebuah surat pendek,







Kepada Zahid,



Assalamu’alaikum



Aku telah mendengar betapa dalam rasa cintamu padaku. Rasa cinta itulah yang membuatmu sakit dan menderita saat ini. Aku tahu kau selalu menyebut diriku dalam mimpi dan sadarmu. Tak bisa kuingkari, aku pun mengalami hal yang sama. Kaulah cintaku yang pertama. Dan kuingin kaulah pendamping hidupku selama-lamanya.

Zahid,

Kalau kau mau. Aku tawarkan dua hal padamu untuk mengobati rasa haus kita berdua. Pertama, aku akan datang ke tempatmu dan kita bisa memadu cinta. Atau kau datanglah ke kamarku, akan aku tunjukkan jalan dan waktunya.



Wassalam

Afirah



===============================================================



Surat itu ia titipkan pada seorang pembantu setianya yang bisa dipercaya. Ia berpesan agar surat itu langsung sampai ke tangan Zahid. Tidak boleh ada orang ketiga yang membacanya. Dan meminta jawaban Zahid saat itu juga.

Hari itu juga surat Afirah sampai ke tangan Zahid. Dengan hati berbunga-bunga Zahid menerima surat itu dan membacanya. Setelah tahu isinya seluruh tubuhnya bergetar hebat. Ia menarik nafas panjang dan beristighfar sebanyak-banyaknya. Dengan berlinang air mata ia menulis untuk Afirah :







Kepada Afirah,



Salamullahi’alaiki,



Benar aku sangat mencintaimu. Namun sakit dan deritaku ini tidaklah semata-mata karena rasa cintaku padamu. Sakitku ini karena aku menginginkan sebuah cinta suci yang mendatangkan pahala dan diridhai Allah ‘Azza Wa Jalla’. Inilah yang kudamba. Dan aku ingin mendamba yang sama. Bukan sebuah cinta yang menyeret kepada kenistaan dosa dan murka-Nya.

Afirah,

Kedua tawaranmu itu tak ada yang kuterima. Aku ingin mengobati kehausan jiwa ini dengan secangkir air cinta dari surga. Bukan air timah dari neraka. Afirah, “Inni akhaafu in ‘ashaitu Rabbi adzaaba yaumin ‘adhim!” ( Sesungguhnya aku takut akan siksa hari yang besar jika aku durhaka pada Rabb-ku. Az Zumar : 13 )

Afirah,

Jika kita terus bertakwa. Allah akan memberikan jalan keluar. Tak ada yang bisa aku lakukan saat ini kecuali menangis pada-Nya. Tidak mudah meraih cinta berbuah pahala. Namun aku sangat yakin dengan firmannya :

“Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah buat wanita-wanita yang tidak baik (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka. Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (yaitu surga).”

Karena aku ingin mendapatkan seorang bidadari yang suci dan baik maka aku akan berusaha kesucian dan kebaikan. Selanjutnya Allahlah yang menentukan.

Afirah,

Bersama surat ini aku sertakan sorbanku, semoga bisa jadi pelipur lara dan rindumu. Hanya kepada Allah kita serahkan hidup dan mati kita.



Wassalam,

Zahid



===============================================================



Begitu membaca jawaban Zahid itu Afirah menangis. Ia menangis bukan karena kecewa tapi menangis karena menemukan sesuatu yang sangat berharga, yaitu hidayah. Pertemuan dan percintaannya dengan seorang pemuda saleh bernama Zahid itu telah mengubah jalan hidupnya.

Sejak itu ia menanggalkan semua gaya hidupnya yang glamor. Ia berpaling dari dunia dan menghadapkan wajahnya sepenuhnya untuk akhirat. Sorban putih pemberian Zahid ia jadikan sajadah, tempat dimana ia bersujud, dan menangis di tengah malam memohon ampunan dan rahmat Allah SWT. Siang ia puasa malam ia habiskan dengan bermunajat pada Tuhannya. Di atas sajadah putih ia menemukan cinta yang lebih agung dan lebih indah, yaitu cinta kepada Allah SWT. Hal yang sama juga dilakukan Zahid di masjid Kufah. Keduanya benar-benar larut dalam samudera cinta kepada Allah SWT.

Allah Maha Rahman dan Rahim. Beberapa bulan kemudian Zahid menerima sepucuk surat dari Afirah :







Kepada Zahid,



Assalamu’alaikum,



Segala puji bagi Allah, Dialah Tuhan yang memberi jalan keluar hamba-Nya yang bertakwa. Hari ini ayahku memutuskan tali pertunanganku dengan Yasir. Beliau telah terbuka hatinya. Cepatlah kau datang melamarku. Dan kita laksanakan pernikahan mengikuti sunnah Rasululullah SAW. Secepatnya.



Wassalam,

Afirah







===============================================================

Seketika itu Zahid sujud syukur di mihrab masjid Kufah. Bunga-bunga cinta bermekaran dalam hatinya. Tiada henti bibirnya mengucapkan hamdalah.











Diambil dari buku dengan judul yang sama karya Habiburrahman El Shirazy

Doa Minta Jodoh (Surat Terbuka Untuk Tuhan)


Tuhan...

Bolehkan aku mengintip sedikit, cukup wajahnya saja Tuhan, siapa yang jadi istriku kelak… Karena, jika telah kuketahui sosoknya sebelumnya.. Aku tak perlu khawatir akan keraguanku.

Pun, jika dia masih jauh dari jangkauanku, dengan senang hati aku akan memperjuangkannya, meskipun harus bercucur keringat darah karenanya.

Tuhan...

Tahukah Engkau Tuhan... Karena Engkau begitu pelit dengan segala rahasia-Mu, telah banyak hati yang terzalimi. Bahkan mungkin, nyaris melakukan tindakan yang jauh dari ampunan-Mu, yaitu merebut minuman yang harusnya menjadi hak serangga. Tak kasihan kah kau pada serangga itu Tuhan...

Ah! Maaf Tuhan... Jadi OOT. Jangan di-bata ya Tuhan.. :D

Tuhan..

Jika memang Engkau kekeuh tak berkenan memberi bocoran, pun tak mempan suap, it's ok Tuhan.

Aku pasrahkan semuanya dalam kehendak-Mu…

Jika kau memaksa menjodohkanku dengan Sandra Dewi, aku pun tak punya pilihan lain untuk menolak Tuhan...

Tapi, kurasa kasihan nanti.. Dunia akan gempar! Para ilmuwan akan panik! Mengetahui fenomena alam ini. Karena dalam era modern seperti sekarang, mu'jizat sudah dianggap hal yang absurd!

Untuk itu, tak perlulah Engkau memaksakan jodohku seorang wanita sempurna fisiknya Tuhan. Cukuplah, seorang yang membuatku nyaman ketika bersamanya.

Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).

Tak perlulah dari keluarga ningrat. Cukuplah, jika ia dan keluarganya ikhlas menerimaku dan keluargaku menjadi bagian keluarga mereka, sama seperti keikhlasanku dan keluargaku menerima mereka menjadi keluarga kami yang baru.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS.Al-Hujurat(49):13).

Tak perlu memiliki harta melimpah, tapi cukuplah ia gemar bersedekah.

...dan persetubuhan salah seorang dari kalian (dengan isterinya) adalah shadaqah." [alhadits]

Tak perlu berbudi pekerti luhur, tapi semoga ia bukan wanita keras kepala, tipis nuraninya, dan buta mata hatinya.

Tak perlu memiliki kecerdasan dan tingkat intelejensia di atas rata-rata, tapi cukuplah jika ia sadar dengan kerelaan menyerahkan diri sepenuhnya dalam tanggung jawabku.

Tak perlu harus selalu memahamiku, tapi cukuplah ia jika tak memberatkanku.

Tak perlu harus selalu melayaniku, tapi cukuplah jika ia ikhlas dalam keterpurukanku.

Tak perlu harus pintar masak, tapi cukuplah jika ia sadar dan mengerti bahwa dalam makanan ada keberuntungan, dan keberuntungan itu 'mahal'. Yang harganya tak bisa terbeli dengan ke'mubazir'an.

Tak perlu harus pintar mengurus rumah, tapi cukuplah jika ia bisa menjaga kehormatan 'rumah'. Orang jawa bilang: Mikul dhuwur, mendhem jero.

Tak perlu harus pintar dalam mendidik anak, tapi cukuplah jika ia tahu dan sadar, bahwa waktu kebersamaan tak bisa digantikan uang jajan. Dan, kasih sayang tak bisa digantikan maaf dan penyesalan.

Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).

Tak perlu seorang alim, tapi cukuplah jika ia bersedia mengingatkanku dan mau kuingatkan jika masing-masing dari kami berada dalam kekhilafan.

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).

Ah! Requestku kebanyakan ya Tuhan...

Maaf ya Tuhan..

Tapi, bagaimanapun ia, jika ia pilihan-Mu, aku yakin itu terbaik untukku...

Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan rizki yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).


Last but Not Least Tuhan…

Ada ulama yang mengatakan, "Jodoh itu di Tangan Tuhan, tapi kalau ga diambil ya di Tangan Tuhan terus!"

Apa itu benar Tuhan?

Ah! Rahasia lagi...

No Prob Tuhan..

Karena aku tahu, dibalik semua rahasia-Mu, terdapat kebaikan yang memaksa setiap orang untuk terus meningkatkan ikhtiar dan tawakkalnya.

"Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49)

Akhirul kalam..

Terima kasih Tuhan telah mendengarkan rajukanku, hamba-Mu yang manja ini..

Ttd

RAHASIA‼!

(Emangnya Tuhan doang yang bisa maen rahasia2an! :p)

"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).

Source: http://www.eramuslim.com/oase-iman/widhi-satya-doa-minta-jodoh-surat-terbuka-untuk-tuhan.htm

Minggu, 12 September 2010

Film Korea Wedding Dress (2010)




















Movie: Wedding Dress
Revised romanization: Wedingdeureseu
Hangul: 웨딩드레스
Director: Hyeong-jin Kwon
Release Date: January 14, 2010
Genre: Drama, Family
Production: Road Pictures
Distribution: Sidus
Language: Korean
Country: South Korea

Cast :
Song Yoon-ah 송윤아 As Mom, Seo Go-eun (엄마, 서고운)
Kim Hyang-ki 김향기 As Daughter, Jang So-ra (딸, 장소라)
Lee Ki-woo (이기우) As Ji-hoon (지훈)
Jeon Mi-seon (전미선) As Ji-hye (지혜)


Ini dia film yang udah lama aku tunggu di lapak akhirnya keluar juga, ga sabar mau liat film terbarunya si imut Kim Hyang Gi, dan ternyata ga mengecewakan, ini dia ceritanya...

Film ini bercerita tentang seorang single mother yang berprofesi sebagai perancang dan pembuat wedding dress. Ia mempunyai anak bernama So Ra. So Ra adalah anak yang tertutup, mungkin karena terbiasa hidup sendiri karena ibunya sibuk kerja, So Ra menjadi anak yang penyendiri dan tidak mau bergaul dengan teman-temannya. Karena itulah ia sering bolos les balet karena di tempat les ia harus bertemu dengannya temannya.

Suatu hari sang Ibu tahu bahwa ia terkena penyakit kanker lambung dan hidupnya tak kan lama. Untuk itu kini ia sering menyisihkan waktunya untuk bersama anaknya. Ia sengaja menyembunyikan penyakitna dari So Ra. Namun ternyata So Ra tahu kalau ibunya itu sakit parah dan ia pun bersikap biasa dan pura-pura tidak tahu tentang hal itu.

Keinginan terakhir Ibunya adalah ingin melihat anak satu-satunya itu mempunyai banyak teman dan ingin melihat anaknya menari balet di atas panggung. Dan akhirnya So Ra pun berusaha untuk memenuhi keinginan tersebut.

Film ini sedih banget. Terharu banget ngeliat anak setegar So Ra. Ia tahu bahwa ibunya sakit tapi tetap menunjukkan wajah cerianya pada sang Ibu, dan setelah itu akan menangis diam-diam. Salut deh ngeliat anak sekecil itu tapi berusaha untuk tegar agar ibunya tidak sedih.

Paling sedih pas adegan terakhir, pas So Ra bangun tidur di pelukan ibunya, sebenernya dia udah tahu kalo Ibunya 'udah ga ada', tapi dia pura-pura ga tahu trus ngajak ibunya ngobrol, sedih banget.... Dan Ibunya ninggalin hadiah terakhir untuk So Ra yaitu sebuah wedding dress rancangan ibunya yang nantinya akan dipakai So Ra ketika So Ra akan menikah.

Akting Song Yun Ah yg jadi si ibu bagus. Kangen banget mau liat akting Song Yun Ah, terakhir kali liat di Hotelier main bareng Bae Yong Jun. Udah lama banget kan???

Aktingnya Kim Hyang Gi di sini juga ga kalah bagus. Pertama kali liat dia di Hearty Paws main bareng Yoon Seung Ho, Abis itu jadi sering liat dia di drama kaya bad love (jadi anaknya kim sung soo), bad couple (jadi anaknya temennya dangja), dan di when its night (jadi anak polisi yg naksir kim sun ah). Sebenernya lagi nyari film dia yang judulnya Cherry Tomato, tapi ga nemu-nemu. Ada yg punya ga?

Oiya, di film ini ada si tinggi Lee Ki Woo lho. Bagi yg udah nonton Sad Movie, Love to Kill, Sweet Lie, Star Lovers, Rude Women, Spin Kick, The Classic (wah, baru nyadar, ternyata banyak juga filmnya dia) pasti tahu kan cowok tinggi yg satu ini.

Dan yang bagusnya lagi dari film ini, yang nyanyi OSTnya adalah penyanyi favoritku yaitu K-Will. Lagunya bagus....

Nilaiku untuk film ini 90. Jadi segeralah beli dan tonton. Ga nyesel deh. Nonton bareng keluarga juga bisa karena ini film keluarga banget. Udah ada kok di lapak, silakan di cari...

Sumber : Lovely drama korea

NB:
[Sinopsis] Movie Korea Wedding Dress Bagian Pertama
[Sinopsis] Movie Korea Wedding Dress Bagian Kedua (END)

Korean Movi3 My Sassy Girl (2001)


Directed by
Kwak Jae-yong
Produced by
Shin Chul
Written by
Kim Ho-sik
Kwak Jae-yong
Starring
Jun Ji-hyun
Cha Tae-hyun
Distributed by
Cinema Service
Release
July 27, 2001
Running time
123 min.


Sudah 3x aq nonton nich film, Emang film ini ga ada matinya deh. Termasuk terlambat sich aq nonton nich Film tepatnya 9 tahun setelah nich film tayang di Korea (2010). My Saasy Girl adalah film pertama yang membuat aku suka sama film korea (dulu hanya sekedar nonton aja tapi sekarang suka,suka banget bahkan sampe hunting kaset2 korea di lapak2). Semua pecinta korea pasti udah tahu sama nih film. Film ini juga udah dibuat film hollywood dengan judul yang sama pada tahun 2008. Untuk sekedar mengenang film ini aku ceritain lagi nih.

Tidak pernah terpikir sekalipun oleh Gyeon woo bahwa hidupnya akan berubah setelah ia menolong gadis yang sedang mabuk di sebuah kereta. Karena gadis itu, ia mengalami banyak masalah. Contohnya saja pada pertemuan mereka yang pertama, Gyeon Woo dimasukkan ke penjara ketika berada di sebuah motel karena dituduh melakukan pelecehan seksual. Pertemuan kedua, untuk kedua kalinya ia harus menggendong gadis itu lagi karena sang gadis mabuk berat. Namun dari cerita sang gadis, ia tahu bahwa sebenarnya gadis itu sedang sedih karena baru putus dari pacarnya. Makanya ia pun berusaha untuk menuruti kemauan sang gadis demi menghibur sang gadis agar melupakan kesedihannya.

Namun ternyata tidak mudah bagi Gyeon Woo untuk menghibur gadis itu. Setiap keinginan sang gadis harus ia turuti kalo tidak maka akan fatal akibatnya. Tidak jarang Gyeon Woo dipukul oleh sang gadis. Tapi saat-saat seperti itu membuat Gyeon Woo makin memahami akan sifat sang gadis. Apa yang disukai dan tidak disukai sang gadis.

Akhirnya tibalah saat mereka harus berpisah. Mereka memutuskan untuk menulis surat untuk dibaca satu sama lain. Surat itu mereka kubur di bawah pohon dan akan mereka baca 2 tahun kemudian. Di tempat dan jam yang sama.

Ada 2 adegan yang terkenal dari film ini dan adegan itu sering dijadiin game atau parodi bagi acara variety show korea. Adegan pertama saat si gadis meneriakkan isi hatinya di sebuah puncak gunung. Adegan kedua yaitu saat Gyeon Woo berbicara pada calon pasangan sang gadis tentang 10 aturan yang harus dilakukan oleh orang itu jika mau jadi pacar sang gadis yaitu jangan paksa gadis itu untuk jadi feminim, klo ke kafe jangan pesan coke atau jus pesanlah kopi karena si cewek suka kopi, klo kaki si gadis sakit harus mau bertukar sepatu dengan sang gadis, dan lain-lain..... Adegan ini juga termasuk adegan kesukaanku. Soalnya fillnya dapet gimana si cowok sangat mengerti sifat ceweknya tapi dia harus dengan rela melepas cewek itu ke orang lain. Bagus deh.

Film ini komedi banget menurutku, walaupun aku udah pernah nonton tapi tetap aja tiap aku nonton ulang pasti bakal ketawa. Trus tentu aja juga ada dramanya, sedih juga. Love storynya bagus banget. Trus termasuk action juga soalnya banyak adegan si cewek mukul si cowok, itu tergolong action juga kan? hehehe....

Pas aku nonton film ini lagi, baru sadar kalo dari awal sampe akhir film ga disebutin nama si cewek itu siapa. Jadi maaf aja kalo aku nyeritainnya pake kata "si gadis". Soundtrack film ini juga bagus. Nilai untuk film ini 87. Aq punya loch lagunya di Hp dan Laptop, bahkan aq sudah punya sebelum aq nonton nich film...

Sumber : Lovely drama Korea

Drama Korea Bad Guy (2010)

* Title: 나쁜 남자 / Nappeun Namja
* Also known as: Bad Guy / Bad Man
* Genre: Thriller, melodrama, mystery
* Episodes: 17
* Broadcast network: SBS
* Broadcast period: 2010-May-26 to 2010-Aug-05
* Air time: Wednesday & Thursday 21:55


Cast
Correlation Chart

* Kim Nam Gil as Shim Gun Wook
o Kang Soo Han as Gun Wook (child)
* Han Ga In as Moon Jae In
* Kim Jae Wook as Hong Tae Sung
o Park Joon Mok as Tae Sung (child)
* Oh Yun Soo as Hong Tae Ra
o Moon Ga Young as Tae Ra (teen)
* Jung So Min as Hong Mo Ne
* Jun Gook Hwan (전국환) as President Hong
* Kim Hye Ok as Mrs. Shin

Synopsis

Shim Gun Wook dulunya bernama Cha Tae Seong. Tinggal bersama orang tua yang keadaan ekonominya bisa dibilang kurang mampu. Ayahnya bisu dan tuli. Namun walau begitu, Tae Seong hidup bahagia bersama orang tua yang mencintainya.

Suatu hari, tiba-tiba saja orang tuanya mengatakan kalau ia bukanlah anak kandung mereka melainkan anak orang kaya. Tae Seong diserahkan ke keluarga kaya itu dan berubah nama menjadi Hong Tae Seong. Menjadi Hong Tae Seong awalnya tidak mudah karena ia harus menyesuaikan dengan keluarga dan lingkungan yang sama sekali asing dengannya. Ia harus memanggil "ayah" dan "ibu" pada orang yang tidak ia kenal sebelumnya. Di keluarga barunya ini ia mempunyai 2 kakak, cewek dan cowok, dan seorang adik cewek.

Ketika Hong Tae Seong sudah mulai bisa beradaptasi dengan kaluarganya dan bisa merasakan kadih sayang mereka. Namun lagi-lagi ia harus mengetahui kenyataan yang pahit. Menurut tes DNA ternyata ia bukan anak kandung keluarga itu. Lantas saja sang ayah marah dan menganggap Tae Seong sebagai penipu dan saat itu juga langsung diusir keluar dari rumah itu, padahal saat itu diluar sedang hujan deras. Tae Seong yang tidak mengerti apa-apa saat itu tentu saja sangat sedih. Saat itu ia cuma bisa menunggu dan berdiri diluar rumah sambil kedinginan. Menunggu orang tuanya yang dulu menjemputnya. Malangnya lagi, orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat sedang diperjalanan menjemput Tae Seong.

Maka dari itulah, Tae Seong sangat membenci keluarga Hong. Ia berniat menghancurkan keluarga itu dan perusahaannya yang bernama Henshin Group. Ia mulai mendekati keluarga itu satu persatu dengan nama Shim Gun Wook. Pertama Gun Wook mendekati anak bungsu keluarga Hong yaitu Mo Ne. Ia berhasil membuat Mo Ne cinta setengah mati padanya. Bahkan Mo Ne melawan keluarganya agar untuk bisa bersama Gun Wook. Setelah itu Gun Wook mendekati Hong Tae Seong yang asli dan berhasil menjadi asisten pribadinya dan dipercaya oleh Tae Seong.

Selanjutanya Gun Wook mendekati kakak Mo Ne yaitu Hong Tae Ra yang telah menikah dan memiliki 1 anak. Tae Ra termasuk tokoh penting di Henshin Group. Dan lagi-lagi ia berhasil membuat Tae Ra jatuh cinta padanya, bahkan memutuskan untuk bercerai dengan suaminya. Tidak hanya itu, Gun Wook perlahan-lahan bisa mendapatkan kepercayaan dari President Hong, mantan ayahnya dulu, dan bisa bekerja di Henshin group. Gun Wook juga diam-diam membongkar kebusukan Hong Tae Gyu, anak tertua keluarga Hong, dan membuat Henshin group diambang kehancuran. Bagitulah, perlahan-lahan dengan rencana yang sangan matang, Shim Gun Wook berhasil membuat keluarga Hong berada dalam kekacauan.

Trus love storynya gimana? Mmm... agak rumit juga nyeritainnya. Mending nonton sendiri aja ya. Seru kok.

Entah kenapa, pas nonton drama yang satu ini, tanpa sadar aku selalu membandingkan dengan drama favoritku yaitu Sorry I Love You. Karena karakter Gun Wook di Bad Guy dan Mo Hyuk di Sorry I Love You hampir sama. Dingin, cuek, pemurung, tapi dengan tatapan dan senyumannya bisa dengan mudah membuat cewek kelepek-kelepek ngeliatnya. Trus sama-sama menyimpan dendam pada keluarga yang membuangnya dan menyusun rencana yang matang untuk balas dendam. Endingnya pun mirip, endingnya mereka berdua mengetahui kenyataan yang mengejutkan yang membuat mereka menyesal dengan semua kebencian selama ini. Cuma bedanya di Bad Guy ini dibuat lebih rumit. Ada masalah perusahaannya. Terus masalah keluarganya pun lebih rumit. Gun Wook harus balas dendam pada seluruh anggota keluarga yang anggotanya tidah sedikit. Kalau Mo Hyuk hanya balas dendam pada Ibunya. Di Sorry I Love You itu ga ada yang jahat, n tema familynya dapet banget. Tapi bukan berarti Bad Guy itu jelek loh. Bagus kok. Kalau aku ngebandingin ma drama sebagus Sorry I Love You berarti drama itu bagus, hehe....

Nilai yang bisa diambil, jangan terlalu membenci pada seseorang atau sesuatu sampai akhirnya mendendam karena pada akhirnya kita sendiri yang akan menyesal. Dengan dendam tidak akan menyelesaikan masalah. Dengan dendam, masa lalu yang menyakitkan itu tidak akan bisa terhapus. Dengan dendam, rasa sakit hati yang dulu tidak akan sembuh begitu saja. Satu-satunya jalan adalah dengan ikhlas. Kalau ikhlas, kita tidak akan mudah sakit hati ketika orang menyakiti kita. Kalau ikhlas, semua masalah akan terasa ringan. Kalau ikhlas, tidak akan ada rasa benci di dalam diri kita. Betul ga???

Yang bikin aq suka sama drama korea Bad Guy ini karena ada oppa kim Nam Gil, tapi sayang oppaq sekarang harus menjalani wamil....

Sumber : Lovely Drama Korea

Drama Korea Runaway/Fugitive vs DaeMul vs Athena : The Goddess of War

Judul diatas mengacu kepada tiga series KDrama terbaru. Kenapa altins pake vs, karena ketiga drama ini dijadwalkan akan airing di saat yang hampir bersamaan. Runaway/Fugitive/Plan.B akan tayang episode perdana 29 September 2010 di stasiun TV KBS2, dan akan mengambil slot drama Rabu-Kamis, setiap pukul 21:55 ( waktu lokal ). DaeMul/Big Fish akan tayang episode perdana 6 Oktober 2010, dan mengambil slot drama Rabu-Kamis, juga setiap pukul 21:55 ( waktu lokal ) di SBS. Sepertinya dua drama inilah yang akan punya pertempuran panas untuk merebut rating.

Sedangkan Athena : Goddess of War juga akan tayang bulan perdana di stasiun tv SBS, namun akan mengambil slot drama Senin-Selasa, pukul 21:55 ( waktu lokal ). DaeMul akan menggantikan series My Girlfriend is a Gumiho, dan Athena : Goddess of War akan menggantikan serial drama I am Legend.

Walaupun tidak berada di hari dan jam tayang yang sama, namun akan cukup menarik bagaimana respon netizen setelah ketiga drama ini airing nantinya. Mudah-mudahan tidak seperti series KDrama sepanjang bulan Maret-Mei, dimana series-series yang keren ( disebutkan berdasarkan tingkat ke-keren-an KDrama versi altins ) seperti “Prosecutor Princess”, “Personal Taste” dan “Cinderella’s Sister” bersaing cukup ketat memperebutkan rating.

Okay, now start from Runaway/Fugitive:

========================================================

Runaway / Fugitive / Plan.B

Story Line

Runaway atau Fugitive atau Plan. B ( masih belum diputuskan judul English mana yang akan dipakai ) dibintangi oleh Rain ( Bi ), Lee Na Young sebagai Jin Yi, Daniel Henney sebagai Kai, Lee

Jung Jin sebagai Detektif Do Soo. Series ini mengambil Perang Korea sebagai latar belakang ceritanya. Dikabarkan, selama Perang Korea terjadi, dana uang yang sangat besar jumlahnya hilang tanpa jejak. Enam puluh tahun kemudian, dana uang tersebut diketahui rumor keberadaannya. Rumor tersebut menimbulkan pengejaran yang gila-gilaan antara pihak-pihak yang ingin menguasai uang tersebut.

Jin Yi sepertinya adalah seorang wanita polos yang mendekati Ji Woo, padahal sebenarnya ia memiliki motivasi tersembunyi. Rencana Jin Yi dipersulit dengan munculnya perasaan romantisme antara mereka berdua yang tidak diduga Jin Yi. Selain itu, Jin Yi dan Ji Woo juga harus menghindari pengejaran pihak lain yang terus-menerus menguntit mereka.

Keiko ( diperankan oleh Uehara Takako ) adalah seorang penyanyi terkenal dari Jepang yang juga terlibat dalam hubungan dengan Ji Woo. Satu hal yang tidak diketahui oleh Ji Woo dan Jin Yi, bahwa ayah Keiko, Hiroki, bukan hanya seorang pebisnis, tetapi juga seorang pimpinan geng Yakuza. Dalam hubungan cinta segitiga ini, siapakah yang berhasil mendapatkan hati Ji Woo?

Drama ini digolongkan sebagai spy-melodrama. Dan dapat dipastikan bahwa akan banyak adegan sinematografi yang bagus juga alur drama yang cepat, hal ini dikarenakan pasangan penulis naskah dan sutradara untuk series ini sama dengan penulis naskah dan sutradara untuk series Chuno dan Level 7 Civil Servant’s.

Drama ini adalah menandai kembalinya Lee Na Young dan Rain ke layar kaca. Serial drama terakhir Lee Na Young adalah Ireland (MBC, 2004), dan serial drama terakhir Rain adalah A Love to Kill (KBS2, 2005).

Karakter :

***** JI WOO ( Rain )

Ji Woo adalah seorang detektif, namun ia dituduh membunuh rekan kerjanya dan akhirnya ia ditahan. Setelah insiden tersebutlah, Ji Woo mengenal Jin Yi.

***** JIN YI ( Lee Na Young )

Jin Yi adalah seorang wanita misterius yang masuk ke dalam kehidupan Ji Woo. Senyumnya sangat menawan, tapi ia memiliki maksud tersembunyi dibaliknya. Jin Yi mendekati Ji Woo untuk alasan pribadi, tapi siapa sangka Jin Yi malah jatuh cinta pada Ji Woo.

***** Detective Do Soo ( Lee Jung Jin )

Do Soo adalah seorang detektif dan pimpinan International Investigation of Foreign Affairs. Ia mengejar Ji Woo dan Jin Yi.

***** Kai ( Daniel Henney )

Kai adalah pria impian bagi semua wanita. Ia pintar, tampan dan kaya. Kai mencintai Jin Yi, dan ia berusaha mendapatkan Jin Yi dengan modal kekayaan dan kekuasaannya.


DaeMul / Big Fish



Informasi

Kisah DaeMul diangkat dari manhwa Korea yang dibuat oleh Park In Kwon, dan judul asli komik ini memang DaeMul. Awalnya manhwa ini diterbitkan secara bersambung di sebuah koran olahraga. Altins masih blom dapet ada scanlationnya atau tidak. *Sigh*

Sebenarnya, drama DaeMul ini sudah direncanakan sejak lama. Namun, cukup banyak halangan dan hambatan sebelum proses produksinya dimulai. Bahkan Go Hyun Joong sudah sempat hengkang dari drama ini, karena penundaan produksi, dan status drama yang tidak jelas.


Story Line

Latar belakang cerita series ini adalah The Blue House ( Sebutan versi Korea bagi Istana Kepresidenan, sama seperti White House bagi USA ). Keunikan dan daya tarik utama dari drama series ini adalah kisahnya akan berfokus tentang seorang wanita yang berambisi menjadi Presiden pertama wanita di Korea. Cinta, benci, ambisi, dan intrik politik akan mengikat ketiga pemeran utama series ini.

Menurut JavaBeans, berikut ini adalah sinopsis dari manhwa aslinya.

Sebagai seorang pria muda, Ryu adalah seorang pembuat onar. Bakat dan ketertarikan Ryu hanyalah menggoda wanita sebagai g*g*lo tingkat atas. Ayah Ryu memiliki restauran kecil dimana ia pernah menjamu presiden. Kebetulan, masakan khas Ayah Ryu adalah masakan favorit presiden. Kemudian Ayah Ryu pun ditawari untuk menjadi koki resmi di Blue House, kediaman resmi sang presiden.

Suatu hari, saat sedang melayani sang presiden di sebuah pesta di Pulau Jeju, Ayah Ryu melihat hal yang seharusnya tidak ia lihat, dan penasihat kepresidenan menyarankan agar menyingkirkan Ayah Ryu dengan mengkamuflasekannya sebagai sebuah kecelakaan. Ternyata, Abang Ryu juga dulu terbunuh karena intrik politik di hadapan anaknya yang masih kecil.

Ryu pun ditinggalkan tanpa sesuatu apapun, dan pembunuh tersebut masih bebas berkeliaran. Akhirnya, Ryu memutuskan ia akan masuk ke kediaman presiden dan mencari tahu dari dalam. Rencananya terbagi dalam dua tahap, pertama ia harus menguasai resep rahasia ayahnya sesempurna mungkin, dan kedua ia harus bekerja dengan seorang kandidat presidensial, Seo Hye Rim. Ia harus memastikan bahwa Hye Rim terpilih sebagai presiden, dan kemudian Hye Rim akan membawanya masuk ke kediaman kepresidenan. Awalnya, Hye Rim merasa curiga, namun Ryu berhasil meyakinkannya. Saat mereka bekerja sama untuk tujuan mereka, Ryu menjadi tangan kanan sekaligus orang kepercayaan Hye Rim, dan hubungan mereka pun menjadi dekat.

Karakter :


*** Seo Hye Rim ( diperankan oleh Go Hyun Joong )

Seo Hye Rim adalah seorang jaksa penuntut umum, ia suka menolong orang yang tidak mampu dan membutuhkan pertolongan dalam hal keadilan dan hak asasi sebagai manusia. Kisah kehidupannya menjadi awal riak munculnya ambisi Hye Rim sebagai Presiden wanita pertama Korea.

*** Har Ryu ( diperankan oleh Kwon Sang Woo )

Har Ryu adalah seorang sosialita dalam wujud pria. Har Ryu “disewa” untuk menciptakan skandal yang akan menjatuhkan seorang wanita yang berambisi menjadi Presiden wanita pertama Korea. Siapa sangka, Har Ryu justru terseret kedalam intrik politik. Akibat ambisi dan keserakahannya, ia selalu berada dalams sebuah situasi yang tidak pernah ia duga.

Namun, dikabarkan akan ada perubahan karakter untuk Har Ryu. Ia bukanlah seorang sosialita pria, melainkan seorang jaksa yang bersemangat mengenai pekerjaannya, bernama Ha Do Ya.

*** Kang Hyun Suk ( diperankan oleh Cha In Pyo )

Hyun Suk adalah seorang politis dan pria yang karismatik. Hyun Suk adalah saingan Seo Hye Rim dalam memperebutkan kursi kepresidenan. Selain itu, Hyun Suk berasal dari keluarga chaebol, dengan latar belakang politik yang kuat. Hubungannya dengan Seo Hye Rim adalah hubungan kompleks yang dipersulit dengan rasa cinta dan konspirasi politik.

*** Ryu Se Jin ( diperankan oleh Lee Soo Kyung )

Ryu Se Jin adalah seorang wanita karir yang seksi. Ia adalah seorang wanita yang percaya diri dan ia juga seorang lulusan MBA dari luar negeri.


Sumber : http://koreanindo.wordpress.com/2010/09/09/runaway-fugitive-daemul-athena-goddess-of-war

Satu Kisah Daripada Buku Di Atas Sajadah Cinta Karangan Habiburrahman El-Shirazy "(Ketika Derita Mengabadikan Cinta)"


Satu Lagi Novel karangan kang abik " Diatas Sajadah Cinta "...
baru membaca judulnya saja, saya sudah terharu... apalagi kang abik dikenal mampu meramu cerita yang biasa menjadi luar biasa... Nach, selamat membaca.

Kini tibalah saatnya kita semua mendengar nasihat pernikahan untuk kedua mempelai yang akan disampaikan oleh yang terhormat prof.Dr.Mamduh Hassan Al Gonzouri. Beliau adalah ketua Ikatan Doktor Cairo dan direktor Rumah Sakit Qashrul Aini, seorang pakar saraf terkemuka di Timur Tengah, yang tidak lain adalah juga pensyarah bagi kedua mempelai. Kepada Professor Mamduh dipersilakan”.
Suara pengerusi majlis walimatul urs’ itu bergema di seluruh ruangan majlis pernikahan nan mewah di Hotel Hilton Ramses yang terletak di tepi Sungai Nil, Cairo.
Seluruh hadirin menanti dengan penuh penasaran, apa kiranya yang akan disampaikan pakar saraf kelulusan London itu. Hati mereka menanti-nanti, mungkin akan ada kejutan baru mengenai hubungan pernikahan dengan kesihatan saraf dari professor yang murah dengan senyuman dan sering muncul di televisyen itu.

Sejurus kemudian, seorang lelaki separuh baya berambut putih melangkah menuju pentas. Langkahnya tegap. Air muka di wajahnya memancarkan kewibawaan. Kepalanya yang sedikit botak meyakinkan bahawa ia memang ilmuwan berjaya. Sorot matanya tajam dan kuat, mengisyaratkan peribadi yang tegas. Sebaik sampai di pentas, kamera video dan lampu sorot terus menyunting ke arahnya. Sesaat sebelum berbicara, seperti biasa, ia sentuh bingkai kacamatanya,lalu…

Bismillah. Alhamdulillah. Wash shalatu was salamu’ala Rasulillah. Amma ba’du. Sebelumnya saya mohon maaf, saya tidak boleh memberikan nasihat lazimnya para ulama, para mubaligh, atau para ustadz. Namun pada kesempatan kali ini perkenankan saya bercerita.

Cerita yang hendak saya sampaikan kali ini bukan khayalan belaka dan bukan cerita biasa. Tetapi sebuah pengalaman hidup yang tidak ternilai harganya, yang telah saya kecap dengan segenap jasad dan jiwa saya. Harapan saya, mempelai berdua dan seluruh hadirin yang dimuliakan Allah boleh mengambil hikmah dan pelajaran yang dikandungnya. Ambillah mutiaranya dan buanglah lumpurnya. Saya berharap kisah nyata saya ini dapat melunakkan hati-hati yang keras, melukiskan nuansa-nuansa cinta dan kedamaian, serta menghadirkan kesetiaan pada segenap hati yang menangkapnya.
Hadirin yang terhormat,

Tiga puluh lima tahun yang lalu. Saya adalah seorang pemuda, hidup di tengah keluarga bangsawan menengah ke atas. Ayah saya seorang perwira berpangkat tinggi, keturunan “Pasha” yang sangat terhormat di negeri ini. Ibu saya tak kalah terhormatnya, seorang lady dari keluarga bangsawan terkemuka di Ma’adi, ia berpendidikan tinggi, pakar ekonomi lulusan Sorbonne yang memegang jawatan penting dan sangat dihormati kalangan elit politik negeri ini. Saya anak sulung, adik saya dua, lelaki dan perempuan. Kami hidup dalam suasana kebangsawanan dengan aturan hidup tersendiri. Perjalanan hidup sepenuhnya diatur dengan undang-undang dan norma kebangsawanan. Keluarga besar kami hanya mengenal pergaulan dengan kalangan bangsawan atau kalangan high class sepadan!

Entah mengapa, saya merasa tidak puas dengan cara hidup seperti ini. Saya merasa terkungkung dan terbelenggu oleh golongan sosial yang didewa-dewakan keluarga. Saya tidak merasakan hidup sebenar yang saya cari. Saya lebih merasa hidup justeru saat bergaul dengan teman-teman dan kalangan bawahan yang menghadapi kehidupan dengan penuh tentangan dan perjuangan. Hal ini ternyata membuat keluarga saya gusar, mereka menganggap saya ceroboh dan tidak boleh menjaga status sosial keluarga. Pergaulan saya dengan orang-orang yang selalu basah keringat dalam mencari pengalas perut dianggap memalukan keluarga. Namun saya tidak ambil peduli.

Kerana ayah memperoleh warisan yang sangat besar dari datuk, dan ibu mampu mengembangkannya berlipat kali ganda, maka kami hidup mewah dengan selera tinggi. Jika musim panas tiba, kami biasa bercuti ke luar negeri, ke Paris, Rom, Sydney atau kota besar dunia lainnya. Jika bercuti di dalam negeri, ke Alexandria misalnya, maka pilihan keluarga kami adalah hotel San Stefano atau hotel mewah di dalam Montaza yang berdekatan dengan istana Raja Faruq.

Sebaik masuk fakulti kedoktoran, saya dibelikan kereta mewah. Berkali-kali saya minta pada ayah untuk menggantikannya dengan kereta biasa sahaja, agar lebih senang bergaul dengan teman-teman dan para pensyarah. Tapi beliau menolak mentah-mentah.

“Justeru dengan kereta mewah itu kamu akan dihormati siapa sahaja”.Tegas ayah. Terpaksa saya pakai kereta itu meskipun dalam hati saya membantah pendapat materialistik ayah. Dan agar lebih selesa di hati, saya meletakkan kereta itu jauh dari tempat kuliah.

Di kuliah saya jatuh cinta pada teman sekuliah. Seorang gadis yang penuh pesona zahir batin. Saya tertarik dengan kesederhanaan, kesahajaan, dan kemuliaan akhlaknya. Dari keteduhan wajahnya saya menangkap dalam relung hatinya tersimpan kesetiaan dan kelembutan tiada tara. Kecantikan dan kecerdasannya sangat menakjubkan. Ia gadis yang beradab dan berprestasi, sama seperti saya.
Gayung pun bersambut. Dia ternyata juga mencintai saya. Saya merasa telah menemukan pasangan hidup yang tepat. Kami berjanji untuk menempatkan cinta ini dalam ikatan suci yang diridhai Allah, iaitu ikatan pernikahan. Akhirnya kami berdua lulus dengan nilai tertinggi di fakulti. Maka datanglah saatnya untuk mewujudkan impian kami berdua menjadi kenyataan. Kami ingin memadu cinta penuh bahagia di jalan yang lurus. Saya buka keinginan untuk melamar dan menikahi gadis pujaan hati pada keluarga. Saya ajak dia berkunjung ke rumah. Ayah, ibu dan saudara mara saya semuanya takjub dengan kecantikan, kelembutan, dan kecerdasannya. Ibu saya memuji cita rasanya dalam memilih warna pakaian serta tutur bahasanya yang halus.

Selepas kunjungan itu, ayah bertanya tentang pekerjaan ayahnya. Sebaik saja saya beritahu, serta merta meledaklah badai kemarahan ayah dan terus membanting gelas yang ada berdekatannya. Bahkan beliau mengancam:
“Pernikahan ini tidak boleh terjadi selamanya!” Beliau menegaskan bahawa selama beliau masih hidup rancangan pernikahan dengan gadis berakhlak mulia itu tidak boleh terjadi. Pembuluh otak saya nyaris pecah pada saat itu menahan remuk redam kepedihan batin yang tak terkira.

Hadirin semua, adakah Anda tahu apa sebabnya? Kenapa ayah saya berlaku sedemikian kejam? Sebabnya, kerana ayah calon isteri saya itu adalah tukang cukur…..tukang cukur, ya sekali lagi…tukang cukur! Saya katakan dengan bangga. Kerana meski hanya tukang cukur, dia seorang lelaki sejati. Seorang pekerja keras yang telah menunaikan kewajipannya pada keluarganya. Dia telah mengukir satu prestasi yang tak banyak dilakukan para bangsawan “Pasha”. Melalui tangannya ia lahirkan tiga orang doktor, seorang jurutera dan seorang leftenan, meskipun dia sama sekali tidak pernah mengecap bangku pendidikan.

Ibu, saudara dan seluruh keluarga berpihak pada ayah. Saya sendiri berdiri, tiada yang membela. Pada saat yang sama adik lelaki saya membawa pasangannya yang telah hamil dua bulan ke rumah. Minta direstui. Ayah, ibu terus merestui dan menyiapkan biaya majlis pernikahannya sebanyak lima ratus ribu pound. Saya protes kepada mereka, kenapa ada perlakuan tidak adil seperti ini? Kenapa saya yang ingin bercinta di jalan yang lurus tidak direstui sedangkan adik saya yang jelas-jelas telah berzina , bertukar ganti pasangan dan akhirnya menghamilkan pasangannya yang entah keberapa di luar aqad nikah, malah direstui dan diberi biaya maha besar? Dengan senang ayah menjawab: “Kerana kamu memilih pasangan hidup dari golongan yang salah dan akan menurunkan martabat keluarga, sedangkan teman wanita adik kamu yang hamil itu anak menteri, dia akan menaikkan martabat keluarga besar Al Gonzouri”.

Hadirin semua, semakin perit luka dalam hati saya. Kalau dia bukan ayah saya tentu sudah tentu saya maki habis-habisan. Mungkin itulah tanda kiamat mahu datang, yang ingin hidup bersih dengan menikah dihalangi, namun yang jelas berzina justeru terus dibiayai. Dan dengan menyebut asma Allah, saya putuskan untuk membela cinta dan hidup saya. Saya ingin buktikan pada siapa saja, bahawa cara dan pasangan bercinta pilihan saya adalah benar. Saya tidak ingin apa-apa selain menikah dan hidup baik-baik sesuai dengan tuntunan suci yang saya yakini kebenarannya. Itu saja. Saya bawa kaki ini melangkah ke rumah kasih dan saya temui ayahnya. Dengan penuh kejujuran saya jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, dengan harapan beliau berlaku bijak merestui rancangan saya. Namun la haula wala quwwata illa billah, saya dikejutkan oleh sikap beliau setelah mengetahui penolakan keluarga saya. Beliau pun menolak mentah-mentah untuk mengahwinkan puterinya dengan saya. Bahkan juga bersumpah tidak akan merestui hal itu selamanya, demi kehormatan keluarganya. Dia tidak rela keluarganya menjadi bahan ejekan dan hinaan kalangan “Pasha”. Namun puterinya berkeras ingin menikah dengan saya dan tidak akan menikah kecuali dengan saya. Ternyata beliau menjawabnya dengan reaksi lebih keras, beliau tidak menganggapnya sebagai anak jika tetap nekad bernikah dengan saya.

Kami berdua bingung, jiwa kami terseksa. Keluarga saya menolak pernikahan ini terjadi kerana alasan status sosial, sedangkan keluarga dia menolak kerana alasan membela kehormatan. Berhari-hari saya dan dia hidup berlinang air mata, beratap dan bertanya kenapa orang–orang itu tidak memiliki kesejukan cinta?

Setelah berfikir panjang, akhirnya saya putuskan untuk mengakhiri penderitaan ini. Suatu hari saya ajak gadis yang saya cintai itu ke pejabat ma’adzun syari (petugas pencatat nikah) disertai tiga orang sahabat karibku. Kami berikan identiti kami dan kami minta ma’adzun untuk melaksanakan akad nikah kami secara syar’i mengikut madzhab Imam Hanafi. Ketika ma’adzun menutun saya:

“Mamduh, ucapkanlah kalimat ini: Saya terima nikah kamu sesuai dengan sunnatullah wa rasulihi dan dengan mahar yang kita sepakati bersama serta dengan memakai madzhab Imam Abu Hanifah Radiyallahu ‘anhu”. Seketika itu bercucuranlah air mata saya, airmata dia dan airmata ketiga sahabat saya yang tahu secara detail perjalanan menuju aqad nikah itu. Kami keluar dari pejabat itu dengan rasmi sebagai suami-isteri yang sah di mata Allah Subhanahu wa Ta’ala dan manusia. Kami punya bukti sah sebagai suami isteri yang diakui negara dan diakui syariat. Kami telah bertekad siap mengahadapi kemungkinan hidup ini murni dengan kekuatan kami, tanpa sandaran dan dukungan siapa pun kecuali pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saya bisikkan dalam telinga isteri saya agar menyiapkan kesabaran lebih, sebab rasanya penderitaan ini belum berakhir.

Seperti yang saya duga, penderitaan itu belum berakhir, aqad nikah kami membuat murka keluarga. Prahara kehidupan menanti di depan mata. Sebaik saja mencium pernikahan kami, saya diusir oleh ayahku dari rumah. Kereta dan segala kemudahan yang ada disita. Saya pergi dari rumah tanpa membawa apa-apa. Kecuali beg lusuh berisi beberapa pasang pakaian dan duit sebanyak tujuh pound saja, hanya empat pound! Itulah sisa duit yang saya miliki selesai membayar duit aqad nikah di pejabat ma’adzun. Begitu pula dengan isteriku, ia turut diusir oleh keluarganya. Lebih tragis ia hanya membawa beg kecil berisi pakaian dan wang sebanyak dua pound, tidak lebih. Total, kami hanya pegang enam pound atau dua dolar. Ah, apa yang boleh kami lakukan dengan enam pound. Kami berdua bertemu di jalanan umpama gelandangan. Saat itu adalah bulan Februari, tepat pada puncak musim dingin. Kami menggigil. Rasa cemas, takut, sedih, dan sengsara bercampur aduk menjadi satu. Hanya saja saat mata kami yang berkaca-kaca bertatapan penuh cinta dan jiwa menyatu dalam dakapan kasih sayang, rasa berdaya dan hidup menjalari sukma kami.

“Habibi, maafkan Kanda yang membawamu ke jurang kesengsaraan seperti ini Maafkan kanda!.
“Tidak Kanda tidak salah, langkah yang Kanda tempuh benar. Kita telah berfikir benar dan bercinta dengan benar. Merekalah yang tidak boleh menghargai kebenaran. Mereka masih diselimuti cara berfikir anak kecil. Suatu ketika mereka akan tahu bahawa kita benar dan tindakan mereka salah. Saya tidak menyesal dengan langkah yang kita tempuh ini, percayalah, insya Allah, saya akan sentiasa mendampingi Kanda, selama Kanda setia membawa dinda di jalan yang lurus. Kita akan buktikan pada mereka bahawa kita boleh hidup dan berjaya dengan keyakinan cinta kita. Suatu ketika saat kita gapai kejayaan itu, kita hulurkan tangan kita dan kita berikan senyuman kita pada mereka dan mereka akan menangis haru. Airmata mereka akan mengalir deras seperti derasnya airmata derita kita saat ini.” Jawab isteri saya dengan terisak dalam pelukan. Kata-katanya memberikan pengaruh yang luar biasa dalam diri saya. Lahirlah rasa optimisme untuk hidup. Rasa takut dan cemas itu sirna seketika. Apalagi teringat bahawa satu bulan lagi kami akan dilantik menjadi doktor. Dan sebagai lulusan terbaik masing-masing dari kami akan menerima penghargaan dan wang sebanyak 40 pound.

Malam semakin larut dan hawa dingin semakin menggigit. Kami duduk di kaki lima kedai berdua sebagai orang melarat yang tidak punya apa-apa. Dalam kebekuan otak kami terus berputar mencari jalan keluar. Tidak mungkin kami tidur di kaki lima kedai itu. Jalan keluar itu pun datang jua. Dengan sisa wang pound itu kami boleh meminjam telefon di sebuah kedai dua puluh empat jam. Saya Berjaya menghubungi seorang teman yang boleh memberi pinjaman sebanyak 50 pound. Ia bahkan menghantarkan kami dengan keretanya mencarikan lokandat (rumah penginapan) ala kadarnya yang murah.

Saat kami berteduh dalam bilik sederhana, segeralah kami disedarkan kembali bahawa kami berada di lembah kehidupan yang susah, kami harus mengharunginya berdua dan tidak ada yang menolong kecuali cinta, kasih sayang dan perjuangan keras kami berdua serta rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kami hidup dalam lokandat itu beberapa hari, sampai teman kami berjaya menemukan rumah sewa sederhana di daerah kumuh Syubra Kaimah.

Bagi kaum bangsawan, rumah sewa kami mungkin dipandang sepantasnya adalah untuk kandang binatang kesayangan mereka. Bahkan rumah kesayangan mereka mungkin lebih bagus dari rumah sewa kami. Namun bagi kami, ini adalah hadiah dari langit. Apapun bentuk rumah itu,jika seorang gelandang tanpa rumah menemukan tempat berteduh, ia bagaikan mendapat hadiah agung dari langit. Kebetulan yang tuan punya rumah sedang memerlukan wang, sehingga dia menerima aqad sewa tanpa wang jaminan dan wang perkhidmatan lainnya. Jadi sewanya tak lebih dari 25 pound saja untuk tiga bulan. Betapa bahagianya kami saat itu, segera kami pindah ke sana. Lalu kami membeli perkakas rumah untuk pertama kalinya. Tidak lebih dari sebuah tilam kasar dari kapas, dua bantal, satu meja kayu kecil, dua kerusi dan satu dapur gas sederhana sekali, kipas, dan dua cangkir dari tanah, itu saja tak lebih.
Dalam hidup yang bersahaja dan belum boleh dikatakan layak itu, kami tetap merasa bahagia, kerana kami selalu bersama. Adakah di dunia ini kebahagiaan melebihi pertemuan dua orang yang diikat kuatnya cinta? Hidup bahagia adalah hidup dengan ghairah cinta. Dan kenapakah orang-orang di dunia merindukan syurga di akhirat. Kerana di syurga Allah menjanjikan cinta. Ah, saya jadi teringat perkataan Ibnul Qayyim, bahawa ni’matnya persetubuhan cinta yang dirasa sepasang suami isteri di dunia adalah untuk memberikan gambaran setitis rasa ni’mat yang disediakan Allah di syurga. Jika percintaan suami isteri itu ni’mat, maka syurga jauh lebih ni’mat dari itu semua. Ni’mat cinta di syurga tidak boleh dibayangkan. Yang paling ni’mat adalah cinta yang diberikan Allah kepada penghuni syurga, saat Allah memperlihatkan wajahNya. Dan tidak semua penghuni syurga berhak meni’mati indahnya wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Untuk mencapai ni’mat cinta itu, Allah menurunkan petunjuknya iaitu Al-Quran dan Sunnah. Yang konsisten mengikuti petunjuk Allahlah yang berhak memperoleh segala cinta di syurga.

Melalui penghayatan cinta ini, kami menemukan jalan-jalan lurus mendekatkan diri kepadaNya. Isteri saya jadi rajin membaca Al-Quran, lalu memakai tudung, dan tiada putus solat malam. Di awal malam ia menjelma menjadi puteri raja yang cantik mengghairahkan. Di akhir malam ia menjelma menjadi Rabiah Adawiyah yang larut dalam samudera munajat kepada Tuhan. Pada waktu siang dia adalah doktor yang penuh pengabdian dan belas kasihan. Ia memang wanita yang berkarakter dan berperibadian kuat, ia bertekad untuk menempuh hidup berdua tanpa bantuan siapa pun, kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia juga seorang wanita yang pandai mengurus wang . Wang sebanyak 55 pound yang tersisa setelah membayar rumah cukup untuk makan dan pengangkutan selama satu bulan. Tetangga-tetangga kami yang sederhana sangat mencintai kami, dan kami juga mencintai mereka. Mereka merasa kasihan melihat kemelaratan dan derita hidup kami, padahal kami berdua adalah doktor. Sampai-sampai ada yang kata tanpa disengaja: “Ah, kami ingat para doktor itu pasti semuanya kaya, ternyata ada juga ya yang melarat sengsara seperti Mamduh dan isterinya.”

Akrabnya persahabatan kami dengan para tetangga banyak mengurangi nestapa kami. Beberapa kali tetangga kami menawarkan bantuan-bantuan kecil layaknya seperti saudara sendiri. Ada yang menawari isteri agar menumpangkan saja cuciannya pada mesin cuci mereka. Kerana kami memang doktor yang sibuk.

Ada yang membelikan keperluan dapur. Ada yang membantu membersihkan rumah. Saya sangat terkesan dengan pertolongan-pertolongan itu. Kehangatan tetangga itu seolah pengganti kasarnya perlakuan yang kami terima dari keluarga kami sendiri. Keluarga kami bahkan tidak terpanggil sama sekali untuk mencari dan mengunjungi kami.

Yang lebih menyakitkan, mereka tidak membiarkan kami hidup tenang. Suatu malam ketika kami sedang tidur nyenyak,tiba-tiba rumah kami diketuk dengan kasar dan ditendang oleh empat penjahat kiriman ayah saya. Mereka merosakkan segala perkakas yang ada. Meja kayu satu-satunya mereka patah-patahkan, begitu juga kerusi. Katil tempat kami tidur satu-satunya mereka robek-robek. Mereka mengancam dan memaki dengan kata-kata kasar. Lalu mereka keluar dengan ancaman: “Kalian tidak akan hidup tenang, kerana berani menentang Tuan Pasha!” Yang mereka maksudkan dengan “tuan pasha” adalah ayah saya yang saat itu pangkatnya naik menjadi jeneral.

Keempat-empat banjingan itu pergi. Kami berdua berpelukan, menangis bersama-sama berbagi nestapa dan membangun kekuatan. Lalu kami atur kembali rumah yang hancur. Kami kumpulkan juga kapas-kapas yang berserakan, kami masukkan dalam tilam dan kami jahit tilam yang koyak-rabak tidak karuan itu. Kami susun semula buku-buku yang bersepah. Meja dan kerusi yang pecah itu berusaha kami perbaiki. Lalu kami tidur kepenatan dengan tangan erat bergenggaman, seolah-olah eratnya genggaman inilah sumber rasa aman dan kebahagiaan yang meringankan tekanan hidup ini. Benar, firasat saya mengatakan ayah tak akan membiarkan kami hidup tenang. Saya mendapat berita dari seorang teman bahawa ayah telah merancang scenario keji untuk memenjarakan isteri saya berdua dengan tuduhan wanita pelacur. Semua orang juga tahu kuatnya pegawai perisik ketenteraan di negeri ini. Mereka berhak melaksanakan apa saja dan undang-undang berada di bawah telapak kaki mereka. Saya hanya boleh pasrah segalanya kepada Allah mendengar hal itu.

Dan masya Allah! Ayah memang merancang rancangan itu dan tidak mengurangkan niat jahatnya itu kecuali setelah seoarang teman karibku berjaya memperdaya beliau dengan bersumpah akan berjaya memujuk saya agar menceraikan isteri saya. Dan meminta ayah untuk bersabar dan tidak menjalankan skenario itu, sebab kalau itu terjadi pasti pemberontakan saya akan menjadi lebih keras dan akan berbuat lebih nekad. Tugas temanku itu adalah mengunjungi ayahku setiap minggu sambil meminta beliau bersabar, sampai berjaya meyakinkan saya untuk menceraikan isteriku. Inilah rancangan temanku itu untuk terus menghulur waktu, sampai ayah turun marahnya dan melupakan rencana kejamnya. Sementara saya dapat mempersiapkan segala sesuatu lebih matang.

Beberapa bulan setelah itu datanglah saatnya masa wajib militer (tentera). Selama satu tahun penuh saya menjalani wajib militer. Inilah masa yang sangat saya takutkan, tidak ada kemasukan sama sekali yang saya terima kecuali 6 pound setiap bulan. Dan saya mesti berpisah dengan belahan jiwa yang sangat saya cintai. Nyaris selama satu tahun saya tidak dapat tidur kerana memikirkan keselamatan isteri tercinta. Tetapi Allah tidak melupakan kami, Dialah yang menjaga keselamatan hamba-hambaNya yang beriman. Isteri saya hidup selamat bahkan dia mendapat kesempatan bekerja sementara di sebuah klinik kesihatan dekat rumah kami. Jadi selama satu tahun ini, dia hidup berkecukupan dengan rahmat Allah.

Selesai wajib militer, saya terus menumpahkan segenap rasa rindu pada kekasih hati. Saat itu adalah musim bunga. Musim cinta dan keindahan. Malam itu saya tatap matanya yang indah, wajahnya yang putih bersih. Ia tersenyum manis. Saya reguk segala cintanya. Saya teringat puisi seorang penyair Palestin yang memimpikan hidup bahagia dengan pendamping setia dan lepas dari belenggu derita.

Sambil menatap ke kaki langit
Kukatakan padanya
Di sana, di atas lautan pasir kita akan berbaring
Dan tidur nyenyak sampai Subuh tiba
Bukan kerana ketiadaan kata-kata
Tetapi kerana kupu-kupa kelelahan
Akan tidur di atas bibir kita
Besok, oh cintaku, besok
Kita akan bangun pagi sekali
Dengan para pelaut dan perahu layar mereka
Dan kita akan terbang bersama angin
Seperti burung-burung

***

Yah, saya pun memimpikan yang demikian. Ingin rasanya istirehat dari nestapa dan derita. Namun dia ternyata punya pandangan lain. Dia malah berkeras untuk masuk program Magister bersama. Gila! Idea gila! Fikirku saat itu. Bagaimana tidak. Ini adalah saat yang paling tepat untuk pergi meninggalkan Mesir dan mencari pekerjaan sebagai doktor di Negara teluk, demi menjauhi permusuhan keluarga yang tak berperasaan. Tetapi isteri saya malah terfikir untuk meraih Magister. Saya pujuk dia untuk menghentikan niatnya. Tapi dia tetap berkeras untuk meraih Magister dan menjawab dengan logik yang tak kuasa saya tolak:

“Kita berdua paling berprestasi dalam angkatan dan mendapat tawaran dari fakulti sehingga akan memperolehi keringanan dalam pembiayaan, kita harus bersabar sebentar menahan derita untuk meraih keabadian cinta dalam kebahagiaan. Kita sudah kepalang basah menderita, kenapa tidak sekalian kita reguk sumsum penderitaan ini, kita sempurnakan prestasi akademik kita, dan kita wujudkan mimpi indah kita.”

Ia begitu tegas. Matanya yang indah tidak membiaskan keraguan atau ketakutan sama sekali. Berhadapan dengan tekad membaja isteriku,hatiku pun luruh. Kupenuhi ajakannya dengan perasaan takjub akan kesabaran dan kekuatan jiwanya. Jadilah kami berdua masuk program Magister. Dan mulailah kami memasuki hidup baru yang lebih menderita. Kemasukan hanya cukup-cukup untuk hidup, sementara keperluan kuliah luar biasa banyaknya, dana untuk praktikal, buku dan lain-lain. Nyaris kami hidup seperti kaum sufi. Makan hanya dengan roti isy dan air. Hari-hari yang kami lalui lebih berat dari hari-hari awal pernikahan kami. Malam-malam kami lalui bersama dengan perut lapar, teman setia kami adalah air paip. Ya, air paip. Masih terakam dalam memori saya, bagaimana kami belajar bersama pada suatu malam sampai didera rasa lapar tak terkira, kami ubati dengan air. Yang terjadi, kami malah muntah-muntah. Terpaksa wang untuk beli buku kami ambil untuk beli pengisi perut. Siang hari, jangan tanya, kami terpaksa puasa. Dari keterpaksaan itu terjelmalah kebiasaan dan keikhlasan.

Meski sedemikian melaratnya, kami merasa bahagia. Kami tidak pernah menyesal atau mengeluh sedikit pun. Tidak pernah saya melihat isteri saya mengeluh, menangis, sedih atau pun marah kerana suatu sebab. Kalaupun dia menangis itu bukan menyesali nasibnya, tetapi dia lebih merasa kasihan pada saya. Dia kasihan melihat keadaan saya yang asalnya terbiasa hidup mewah dengan selera high class,tiba-tiba harus hidup sengsara seperti pengemis. Dan sebaliknya saya juga merasa kasihan melihat keadaan dia, dia yang asalnya hidup selesa dan makmur dengan keluarganya harus hidup menderita di rumah sewa yang buruk dan makan ala kadarnya. Timbal balik perasaan ini ternyata menciptakan suasana mawaddah yang luar biasa kuatnya dalam diri kami. Saya tidak mampu lagi melukiskan rasa sayang, penghormatan dan cinta yang mendalam padanya.

Setiap kali saya mengangkat kepala dari buku, yang nampak di depan saya adalah wajah isteri yang lagi serius belajar. Kutatap wajahnya dalam-dalam. Saya kagum pada bidadari saya itu. Merasa diperhatikan, dia akan mengangkat pandangannya dari buku, dan menatap saya penuh cinta dan senyumannya yang khas. Jika sudah demikian, penderitaan ini terlupakan semua. Rasanya kamilah orang paling berbahagia di dunia. “Allah menyertai orang-orang yang sabar, Sayang!” bisiknya mesra sambil tersenyum. Lalu kami teruskan belajar dengan semangat membara.

Allah Maha Penyayang. Usaha kami tidak sia-sia. Kami berdua meraih gelaran Master dengan waktu tercepat di Mesir. Hanya dua tahun saja. Namun kami belum keluar dari derita. Setelah meraih Master pun kami masih mengecap hidup susah, tidur di atas tilam nipis dan tidak ada istilah makan enak dalam hidup kami. Sampai akhirnya, rahmat Allah datang jua. Setelah usaha keras, kami berjaya menandatangani kontrak kerja di sebuah rumah sakit di Kuwait. Dan untuk pertama kalinya setelah lima tahun berselimut derita dan duka, kami mengenal hidup layak dan tenang. Kami hidup di rumah yang mewah. Kami rasakan kembali tidur di atas tilam empuk. Kami kenal kembali makanan lazat setelah kami tinggal sekian tahun. Dua tahun setelah itu kami pun dapat membeli villa bertingkat dua di Heliopolis, Cairo. Sebenarnya saya rindu untuk kembali ke Mesir setelah memiliki rumah yang sesuai. Tetapi isteriku memang “gila”. Ia kembali mengeluarkan idea gila, iaitu idea untuk melanjutkan program doktor spesialis di London, juga dengan alasan logik yang susah saya tolak:

“Kita doktor yang berprestasi. Hari-hari penuh derita telah kita lalui dan kita kini memiliki wang yang cukup untuk mengambil doktor di London. Setelah bertahun-tahun kita hidup di lorong buruk dan kotor, tak ada salahnya kita raih sekalian tahap akademik tertinggi sambil merasakan hidup di negara maju. Apalagi pihak rumah sakit telah menyediakan dana tambahan.”

Ku cium kening isteriku, bismillah kita ke London. Singkatnya, dengan rahmat Allah, kami berdua berjaya meraih gelaran doktor dari London. Saya spesialis saraf dan isteri saya spesialis jantung. Setelah memperoleh gelaran doktor spesialis, kami menandatangani kontrak kerja baru di Kuwait dengan gaji luar biasa besarnya. Bahkan saya diangkat sebagai doktor ahli sekaligus direktor rumah sakitnya dan isteri saya sebagai wakilnya. Kami juga mengajar di Universiti. Kami pun dikurniai seorang puteri yang cantik dan cerdas. Saya namakan dia dengan nama isteri terkasih, belahan jiwa yang menemaniku dalam suka dan duka, yang tiada henti mengilhamkan kebajikan-kebajikan.

Lima tahun setelah itu kami kembali ke Cairo setelah sebelumnya menunaikan ibadah haji di Tanah Haram. Kami kembali laksana seorang raja dan permaisurinya yang pulang dari lawatan keliling dunia. Kini kami hidup bahagia, penuh cinta dan kedamaian setelah lebih dari sembilan tahun hidup menderita, melarat dan sengsara. Mengenang masa lalu, maka bertambahlah rasa syukur kami pada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertambahlah rasa cinta kami. Ini cerita nyata yang ingin saya sampaikan sebagai nasihat hidup.

Jika hadirin sekalian ingin tahu isteri solehah yang saya cintai dan mencurahkan cintanya dengan tulus tanpa pernah surut sejak pertemuan pertama sampai saat ini, di kala suka dan duka, maka lihatlah wanita berjilbab biru muda yang menunduk di barisan depan kaum ibu, tepat samping kiri artis berjilbab Huda Sulthan, dialah isteri saya tercinta yang mengajrkan bahawa penderitaan boleh mengekalkan cinta, dialah Prof. Shiddiqa binti Abdul Aziz!”

Tepuk tangan bergemuruh mengiri gegak kamera video menyuting sosok perempuan separuh baya yang nampak anggun dengan jilbab biru tuanya. Perempuan itu sedang mengusap cucuran airmatanya. Kamera itu juga merakam mata Huda Sulthan yang berkaca-kaca, lelehan air mata haru kedua mempelai dan segenap hadirin yang menghayati cerita itu dengan saksama.


*****
Ditulis dalam cinta
Y a Allah
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...